Selasa, Maret 22, 2022

Pejuang Banjar Yang Jadi Korban "Becakut Pepadaa

Pejuang Banjar Yang Jadi Korban "Becakut Pepadaan"

.

Becakut pepadaan bisa diartikan sebagai berkelahi dengan sesama, baik itu sesama suku, agama, ras dan lain lain. Pada zaman penjajahan Belanda, Belanda sangat mengetahui kelemahan masyarakat Banjar, yaitu dengan ditawari Harta Benda dan kebebasan, dengan syarat mau "Becakut Pepadaan" dengan pejuang Banjar yang lain.

.

Berikut Pejuang pejuang yang gugur dalam Perang Banjar karena Becakut Pepadaan :

.

1. Penghulu Rasyid

Beliau adalah pejuang perang Banjar dari desa Banua Lawas (Tabalong). Beliau dikenal dengan Gerakan Dzikir Baratib Baamal yang luar biasa membuat Belanda kewalahan menghadapinya.

.

Karena berbahaya itulah, Belanda membuat sayembara siapa yang bisa menangkap Penghulu Rasyid, maka akan dihadiahi 1000 gulden Belanda. Hingga akhirnya teman seperjuangan sekaligus keluarga beliau sendiri, yang bernama Teja Kesuma tergiur dan rela membunuh Penghulu Rasyid pada tahun 1816.

.

2. Haji Buyasin

Beliau adalah pejuang perang Banjar dari daerah Subuhur (Tanah Laut) yang dikenal dengan julukan "Berandal Licin", karena kelihaian dan kelincahan beliau dalam menyerang dan membakar tangki minyak Belanda.

.

Sama seperti penghulu Rasyid, beliau dijadikan buronan dan siapa yang dapat menangkap dihadiahi 1000 gulden Belanda. Akhirnya beliau tewas di tangan Kepala kampung beliau yang memihak Belanda yang bernama Pembakal Bunang pada tahun 1866.

.

3. Demang Lehman

Beliau adalah pejuang perang Banjar dari daerah Barabai, Kalimantan Selatan. Beliau juga buronan dengan harga kepala sebesar 2000 Gulden Belanda.

.

Kronologi penangkapan beliau adalah ketika sedang menyusun strategi di gunung Pangkal, Tanah Bumbu. dengan modus memberi tempat menginap oleh seorang penduduk lokal yang bernama Pambrani. Ternyata itu hanyalah jebakan hingga akhirnya Demang Lehman di tangkap dan diadili Belanda dengan hukuman gantung di Martapura pada tahun 1864.

.

Sumber : Kiai Bondan, Amir Hasan (1953). Suluh Sedjaran Kalimantan. Bandjarmasin : Fadjar.

.

Sabtu, Maret 12, 2022

Logo Halal yang Antimainstream

 #Logo Halal yang Antimainstream 


Badan Penyelenggara Jaminan Produk Halal (BPJPH) Kementerian Agama (Kemenag) telah menetapkan label halal baru yang berlaku secara nasional. Uniknya, logo baru ini "tidak mengikuti" gaya logo halal di banyak negara, tetapi menampilkan gaya baru. Boleh dibilang ini antimainstream.


Logo halal di banyak negara menampilkan tulisan "halal" dengan jenis khat naskhi, seperti juga logo halal Indonesia sebelumnya. Jenis khat Naskhi ini paling familiar di kalangan muslim, karena umumnya digunakan untuk penulisan mushaf al-Quran, sehingga sudah dikenal dan mudah dibaca.


Menurut Kemenag, alasan perubahan desain logo ini adalah bagian dari perpindahan wewenang sertifikasi halal dari LPPOM MUI ke BPJPH Kemenag, otomatis logonya pun diubah.


Menariknya, logo baru ini berbentuk gunungan wayang yang tersusun dari tulisan halal dengan jenis khat Kufi. Jenis khat ini memang kurang familiar dikalangan muslim, hanya orang tertentu yang bisa membacanya.


Logo baru ini mencoba menampilkan semangat ke-Indonesiaan. Walau akhirnya ramai juga dibicarakan dijagat medsos, krn dianggap jawanisasi. Tiap orang boleh saja berpendapat menurut persfektifnya masing-masing. Namun menurut saya pendapat ini terlalu berlebihan juga.


Logo ini hanya perlu sosialisasi massif. Jika masyarakat sudah familiar dg logo ini, maka akan terbiasa utk mengidentifikasi suatu produk yang sudah bersertifikat halal.




 KENAPA PARA RELAWAN KHADIMUL UMMAT SUKA MENATA SANDAL, HABAIB, ULAMA DAN SAMPAI JAMAAHNYA BAHKAN



Ngambil berkah dengan menata sandal dll..


التبرُّكُ بالنَّعلين من الوليِّ أفضلُ منه بغيرهما لأنهما يَحمِلانِ الجُثَّةَ كلَّها . ( الفوائد المختارة : ٥٧٠ )


Mengambil berkah melalui sandal seorang Wali Allah lebih utama dari pada dengan selainnya. Karena sandal di gunakan untuk membawa jasad seutuhnya..


Satu hal unik yang sudah menjadi ciri khas Relawan Khadimul Ummat adalah mereka suka berebutan menata sandal Habaib Kiyainya bahkan para jamaah, Menata sandal Habaib dan Kiyai adalah bentuk kepatuhan yang tulus dan keta'zhiman kepada sosok guru atau Kiyai dan diyakini didalamnya ada keberkahan.. Kami menyebutnya sebagai upaya ngambil berkah...💞


Kegiatan menata sandal ini terlihat sepele, namun ternyata ada dasar kisah tersebut waktu mondok di pesantren cerita dari ustadz..


Di zaman Rasulullah Saw ada seorang bocah berumur belasan tahun bernama Salman.. Ia selalu datang lebih dulu ke Masjid sebelum Rasulullah SAW datang.. Setelah Rasulullah SAW masuk Masjid, Salman kemudian bergegas merapikan dan membalik posisi sandal Rasulullah saw.. Hal itu dilakukan setiap hari sehingga membuat Rasulullah SAW penasaran untuk mengetahui siapa yang melakukan itu..


Suatu kali saat masuk Masjid, Rasulullah SAW sengaja bersembunyi untuk melihat siapa orang yang merapikan dan mengubah letak sandalnya. Saat itulah dilihat beliau bahwa Salman yang melakukannya..


Lantas Rasulullah SAW kemudian mendo'akan Salman agar menjadi orang yang 'Alim dalam ilmu Fiqih..


Setelah dewasa dikalangan ulama Salman dikenal kemudian sebagai ahli Fiqh sesuai dengan yang di do'akan oleh Rasulullah SAW terhadapnya...🌹


lalu kenapa sendal jamaah juga di tata, karena jamaah itu orang-orang dengan niat ibadah, berkumpul di tempat yang baik, bersama orang-orang baik, disaat itulah ada jamaah yang merasa terbantu parkirnya, sendalnya dan keamanaan dan kenyamanan majelis karena ada relawan yang melayani, maka di antara mereka ada yang mendo'akan para relawan, sungguh do'a-do'a dari orang tidak kita kenal dan tersembunyi itulah kadang keberkhan menyertai para relawan yang berkhidmah


Kasarangan, 13 Maret 2022

Jumat, Maret 11, 2022

SEDIKIT MANAQIB KH.AHMAD RIDUAN

KH.AHMAD RIDUAN 

ULAMA AMUNTAI (GURU LOK BANGKAI)



📒Guru Lok Bangkai adalah gelar populer dari Tuan Guru H.Ahmad Riduan. Beliau lahir Lok Bangkai, Amuntai tanggal 14 Ramadhan 1365 H dari pasangan Tuan Guru H.Ahmad Dahlan bin As'ad dengan Hj. Muntiara binti H. As'ad. Beliau masih keturunan dari garis silsilah ibu beliau yakni Tuan Guru H. Ahmad Riduan binti Hj. Muntiara binti H. As'ad binti Zainab binti Tuan Guru H.Muhammad Tayyib (alias Datu Taniran) bin Mufti As'ad binti Syarifah binti Syekh Muhammad Arsyad Al-Banjari (yang terkenal sebagai Datu Kalampayan).

Al-Alimul Fadhil KH Ahmad Riduan (Abah Guru Lok Bangkai) dilahirkan di sebuah kampung bernama Lok Bangkai yang terletak di Kecamatan Banjang Kabupaten Hulu Sungai Utara Provinsi Kalimantan Selatan.


Beliau lahir pada hari Senin tanggal 12 Agustus 1946 M bertepatan dengan 14 Ramadhan 1365 H, dari pasangan suami isteri bernama KH Ahmad Dahlan bin H As'ad dan Hj Mutiara binti  H As'ad binti Zainab binti H Muhammad Thaib (Datu Taniran) bin H As'ad bin Syarifah bin Maulana Syekh Muhammad Arsyad Al-Banjari (Datu Kalampayan).

Sehabis Sekolah Rakyat (SR) beliau meneruskan pelajaran ke Pondok Pesantren Rasyidiah Khalidyah Rakha, Amuntai. Setelah dirasa cukup di sana, beliau melanjutkan pelajaran ke Pondok Pesantren Darussalam Martapura sampai selesai. Adapun di antara guru guru beliau di Martapura adalah Tuan Guru H. Anang Sya'rani Arif Kampung Melayu,

Tuan Guru H. Salim Ma'ruf, Tuan Guru H.Husien Qadri Kampung Tunggul Irang, Tuan Guru H.Abdul Qadir Hasan Kampung Pasayangan, Tuan Guru H.Seman Mulya, Kampung Kraton dan lain-lain.


Ada pun guru khusus beliau adalah Tuan

Guru H.Muhammad Zaini bin H.Abdul Ghani (alias Abah Guru Sekumpul) yang di samping mengajarkan ilmu dan mendidik beliau, tapi juga memberikan ijazah amalan-amalan dan Tarikat yang sanad sanadnya bersambung sampai kepada Baginda Rasulullah Salallahu 'Alaihi Wasallam. Terkait cerita pertemuan beliau dengan Abah Guru Sekumpul hingga  menyebabkan beliau berhubungan sangat rapat dan akrab dengan guru beliau ini adalah pada suatu waktu itu konon Abah Guru Sekumpul bermimpi seorang laki-laki yang menyerahkan anaknya dan minta kepada beliau untuk mendidiknya dengan baik. Diketahui kemudian hari bahwa bahwa orang yang berpesan dalam mimpi itu adalah Tuan Guru H. Ahmad Dahlan ayah dari Tuan Guru H. Riduan termasuk salah satu ulama besar juga di Amuntai. 


Diketahuinya mimpi kala itu persis saat beliau sudah bersekolah ke Darussalam dan beliau bertemu dengan Abah Guru Sekumpul, lalu  Abah Guru Sekumpul minta perlihatkan potret gambar ayah beliau untuk lebih meyakinkan mimpi itu. Ketika beliau memperlihatkan potret ayah beliau pada Abah Guru Sekumpul. Ujar beliau "Inggih guru ai ni gambar Abah Ulun, Ulun ambilkan di rumah samalam". Abah Guru Sekumpul lantas mengamati, kemudian Sidin  "Nah iya ai, ini urangnya nang meminta diaku dalam mimpi untuk mendidik anaknya", tegas Sidin. Sejak saat itu, beliau semakin sungguh-sungguh berguru pada Abah Guru Sekumpul dengan menyerap seluruh ilmu, amaliyah, ibadah dan budi pekerti Sidin.


Kemudian di antara sahabat dekat beliau salah satunya adalah Tuan Guru H.Syukri Unus, yang bersama-sama beliau ikut memperjuangkan pembangunan Asrama Ibnu Rasyid di

Martapura. Setelah sekitar waktu kurang lebih 12 tahun belajar ilmu dengan segala turunan dan seluk-beluknya, pernah dalam suatu kesempatan, Abah guru Sekumpul memanggil  untuk menghadap beliau, dan ternyata Sidin memberi izin kepada beliau untuk mulai membuka Majlis di Amuntai. Rupanya, sebelum mendapat izin Abah Guru Sekumpul tak mau beliau membuka Majlis, padahal saat itu ilmu beliau sudah sangat memadai. Selama beberapa waktu itu, ketika masih belum mengajar, beliau sibuk melakukan aktifitas sebagai seorang pedagang, sambil tetap menuntut dan menela'ah ilmu, karena belum

ada izin dari Abah Guru Sekumpul untuk mengajarkan ilmu, beliau ujar Urang Banjar "kada mau baungkai badahulu sabalum mandapat rastu dari paguruan". 


Selain itu diantara sebagian kemulian adab beliau terhadap Abah Guru Sekumpul sebagaimana pernah dikatakan oleh Mu'alim Daud Amuntai, sampai akhir hayat beliau senantiasa menjaga adab dengan baik, misal jika sedang berpergian ke Banjarmasin, beliau bisa dipastikan selalu singgah ke rumah Abah Guru Sekumpul di Martapura untuk silaturahmi dan minta didoakan oleh Sidin (wan paguruan). Pada sela-sela waktu pertemuan itulah akhirnya Abah Guru Sekumpul memerintahkan sekaligus memberi izin kepada beliau

untuk membuka Majlis Ta'lim dan Majlis Maulid Al Habsyi di Amuntai. Bisa dikatakan beliaulah yang pertama kali memperkenalkan Maulid Al Habsyi untuk wilayah Kota

Amuntai Kab.Hulu Sungai Utara  yang dimulai pada tahun 1986. Hari demi hari sampai seterusnya, Majlis ini semakin berkembang hingga di hadiri lebih dari ribuan orang dari berbagai pelosok Kota Amuntai dan sekitarnya bahkan sampai beliau wafat, dan hingga

sekarang masih berjalan, di teruskan

oleh putra beliau, Al Ustadz Guru H.Ahmad Junaidi (Guru Anum).


Tuan Guru H. Ahmad Riduan (Guru Lok Bangkai) ini, wafat pada Malam Selasa, 12 Sya'ban 1419.H Jam 01.30 WITA, di Rumah Sakit Sari Mulya Banjarmasin, dan Jenazah beliau disinggahkan ke Martapura untuk dimandikan dan di kafani serta dishalatkan, yang langsung dipimpin selaku Imam oleh Abah Guru Sekumpul. Setelah itu, jenazah beliau di berangkatkan menuju Kota Amuntai Kabapaten Hulu Sungai Utara, diiringi langit mendung menggantung dan tak lama kemudian turun  hujan, seakan-akan turut bersedih, ikut berduka atas kepergian beliau, seorang yang mulia, Tuan Guru H  Ahmad Riduan. Hal ini sesuai dengan apa yang disabdakan oleh Rasulullah SAW: IDZA MATA AL 'ALIM FABAKATIS SAMAWAT, artinya apabila meninggal dunia orang yang alim niscaya menangislah langit. Allah Yarham.

Wallahua'lam...

 Sumber dari buku Manakib beliau " 


Al faqir edwan ansari Ziarah ke maqam beliau


Foto tahun 96 .tuan guru Lok bangkai amt hsu, Tengah habib Muhsin baraqwan alhasani .habib Faisal bin Alwi baabud
Foto d majelis lokbangkai








Foto Langka Disaat Alm. Abah Guru Sekumpul Menjadi Imam Pada Sholat Fardhu Kifayah Alm. Abah Guru Lok Bangkai




Sedikit manaqiab ayah beliau

👳 KH. Ahmad Dahlan bin As’ad adalah orang tua dari KH. Ahmad Riduan Lok Bangkai. Aktivitas beliau adalah menjadi tenaga pengajar di Madrasatur Rasyidiyah (Arabisch School) yang didirikan oleh Syekh Abdurrasyid, dengan mengajarkan ilmu fiqih (hukum-hukum Islam).



Teman-teman beliau yang mengajar di cikal bakal perguruan Rakha tersebut diantaranya adalah  KH. Abdul wahab Sya’rani (Palimbangan), dua bersaudara KH. Juhri Sulaiman  dan KH. Asy’ari Sulaiman  (TanggaUlin), KH. Asnawi Hasan (Palampitan), dan lain-lain.

Beliau inilah yang hadir berkali-kali dalam mimpi KH. Zaini Abdul Ghani (Guru Sekumpul), yang meminta agar guru Sekumpul bersedia membimbing putra beliau yaitu Ahmad Riduan yang waktu itu menuntut ilmu di Darussalam Martapura.

Beliau berpulang ke rahmatullah pada bulan Juli 1978 M (Sya'ban 1398 H). Makam beliau berada di dalam satu kubah anak beliau sendiri KH. Ahmad Riduan.


WALLAHUA'LAM..

Di Ambil dari berbagai sumber

Di post ulang/ditulis kembali oleh Muhammad Edwan Ansari


 ''bismillahirrahmanirrahim"


Kehalusan Budi Pekerti KH.M.Zaini Abd Ghani.(Abah Guru Sekumpul)


~ke Pondok Santri terutama ke "Pondokan Tunggal" Pondok pesantren Darusalam tidak seperti lazimnya pasantren2 lainnya yang manyediakan asrama sebagai tempat tinggal bagi para santri dan pengajarnya. Para santri yang berasal dari luar martapura biasanya menyewa (mondok) dirumah2 penduduk disekitarnya. Letak pondokan ini tersebar di Desa Antasan Senor Ilir,Pasayangan.Kampung Melayu, Murung Pakauman dan Kamopung Keraton.


~Diantara rumah2 pondokan itu ada yang dikenal dengan nama "Pondokan Tunggal" yaitu sebuah tempat bersejarah, kerana banyak cerita yang terjadi disana. Pondokan tunggal terletak dibagian belakang Pasantren Darussalam, dan mulanya ditempati Anang Antung dan Antung Suria saat mereka berdua sekolah disanasekitar tahun 1957. Menariknya, justru dipondokan inilah biasanya Tuan Guru Semman Mulya melaksanakan shalat Dzuhur dan menyelesaikan mambaca kitab yang beliau ajarkan dan belum ditamatkan di Darussalam.


~Kebiasaan Guru Zaini adalah bersilaturrahmi dengan teman2nya terutama dipondokan. Hal ini sudah sejak lama ia lakukan. Guru Zaini berusaha akrab dengan teman2nya, mengajak teman-temannya mengunjungi orang-orang sholeh untuk belajar kitab bersama. Sepertinya Guru Zaini mengerti keadaan penghuni pondokan yang kebanyakan tidak memiliki uang. Kerana itu jika berkunjung kepondokan biasanya Guru Zaini membawa sedikit kue buatan ibundanya untuk dimakan bersama. Kebiasaan ini terus dilakukan Guru Zaini sampai dimasa ia sendiri sudah menjadi pengajar di Darussalam.


~Sewaktu pondokan tunggal itu ditempati oleh Guru Ahmad Riduan Lok Bangkai, Guru Zaini juga sering berkunjung kepondokan ini. Untuk bersilaturrahmi dan melajari Guru Ahmad Riduan sebagaimana pesan di mimpi Guru Zaini yang bertemu dengan KH.Ahmad Dahlan ( Ayah Guru Riduan). Diantara penghuni pondokan tunggal selain Guru Ahmad Riduan adalah Guru Mahyuddin Muara Tapus, Guru H.M.Syukri unus Amuntai serta Guru Ibrahim B, Pangaron, dan kadang-kadang bisa datang Guru Abu Aiman Sampit.


~Pondokan ini menjadi tempat bertemunya sahabat yang saling memberikan nasehat, tempat belajar dan saling bersilaturrahmi, mengambil berkat dari sesama murid dan Guru,menjalani hari~hari dalam menuntut ilmu, mencapai titian ilahi.


Ditulis ulang difb oleh : Jali Boss Banjary

Sumber:Manaqib Al Mukarram K.H.Ahmad Riduan Bin Al Mukarram K.H.Ahmad Dahlan. Lok Bangkai.AMuntai.


@poto ilustrasi





KH. Dahlan bin Usman,

 👳 KH. Dahlan bin Usman, lahir di Desa Sungai Luang Kecamatan Babirik, Kabupaten Hulu Sungai Utara, pada tahun 1912. Beliau adalah pendidik pada pesantren Rasyidiyah Khalidiyah.



Pada masa remaja gemar mengaji ilmu dengan beberapa ulama sampai ke wilayah Nagara. Dari Babirik menuju Nagara, bersama dengan teman-teman menempuhnya dengan menggunakan sampan atau jukung. Guru-guru beliau di Nagara antara lain KH. Samad (Abdussamad) Jagau Nagara dan KH. Abdurrahman.


Adapun teman-teman beliau yang juga turut mengaji ke Nagara, diantaranya adalah Syekh KH. Kaderi (orang tua KH. Haderawi HK) Sungai Luang, Syekh Abdul Muthalib, Syekh Muhammad Rasyid, H. Amir Husin semuanya berasal dari Desa Sungai Luang. Juga KH. Ahmad Dahlan (orang tua KH. Ridwan) Lok Bangkai, KH. Ja’far dari Anjir dan KH. Ahmad Mughni bin Ismail dari Nagara (orang tua Guru Bakhit).


Setelah mengaji ilmu di Nagara, beliau mendalami lagi permasalahan agama di pusat perkembangan agama Islam, yaitu di Makkah al-Mukarramah dan Madinah al-Munawarrah selama kurang lebih 10 tahun. Disini beliau berguru langsung dengan salah seorang murid dari syekh Sayyid Muhammad bin Abdul Karim as-Saman al-Madani.


Setelah pulang dari Mekkah, beliau berkhidmat mengajar di Pondok Pesantren “Rasyidiyah Khalidiyah” Amuntai. Di Ponpes tersebut beliau didaulat sebagai pembina Ponpes Rakha Amuntai. Disamping aktif mengajar di pesantren, beliau juga aktif mengadakan pengajian di kampung-kampung, dan juga di Mesjid Raya Amuntai. Pengajian beliau juga dihadiri ulama-ulama besar lainnya, seperti KH. Ahmad Mansyur dan KH. Muhammad Imran (Bung Tomo).


Murid-murid beliau banyak yang juga menjadi ulama besar, diantaranya KH. Syafriansyah, BA,  DR. KH. Saberan Affandi, KH. Husin Naparin, KH. Muhammad Ilyas, KH. Abdul Hamid Palimbangan, KH. Abdul Wahab Kota Raden, KH. Abdul Wahab Sungai Turak, KH. Muhammad Yusuf (orang tua Muallim Humaidi Lc), KH. Khairan Usman Palampitan, dan lain-lain.


Tuan Guru yang mempunyai banyak karamah ini telah berpulang pada hari Selasa, 5 sya’ban 1398 H (bertepatan dengan 10 Juli 1978 M). Dimakamkan di Desa Murung Karangan, Amuntai Utara.

والله أعلمُ بالـصـواب


رَبِ فَانْفَعْنَــــــــا بِـبَرْكَتِهِـــــــمْ - وَاهْــــدِناَ الْحُسْنٰــى بِحُرْمَتِهِـــــــــمْ

وَاَمِـتْنَـــا فِي طَــــرِيْقَــــــــتِهِـــمْ - وَمُعَـــــــــــافَاةٍ مِـنَ الْـفِـــــــــــتَنِ


Semoga kita di kumpulkan dgn beliau-beliau Rodhiallahu Anhum Ajmain berkat kedudukan mereka yg ditulis di atas para penduduk surga di sisi ALLAH SWT.


اَللهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ ﷺ

     ~~~~~~~~~~~~••••~~~~~~~~~~~~

الفقير ستيادى نور حيات

Ampun maaf & ridhonya ulun atas segala kekurangan ataupun kesalahan al faqir dalam berkata/ berbuat. 🙏

Kamis, Maret 10, 2022

 Demi minyak goreng sampai ada yang rela menempuh jauhnya jarak perjalanan.


Demi minyak goreng ada yang rela terjepit, didorong, berdesak-desakan dan rebutan.


Demi minyak goreng ada yang rela menunggu di depan toko hingga berjam-jam lamanya.


Demi minyak goreng ada yang rela antri panjang dari pagi hingga siang,


Jika kenaikan harga dan kelangkaan minyak goreng saja sudah cukup membuat banyak orang panik dan khawatir, lalu bagaimana jika kelak terjadi kelangkaan pangan selama tiga tahun sebelum dajjal keluar ?


Ketika Dajjal menjelang muncul, kaum muslimin ditimpa bala’ yang amat berat. Bumi kering karena hujan tidak kunjung turun. Tanaman banyak tidak tumbuh, hewan-hewan ternak banyak yang mati, Hal ini sebagaimana disebutkan dalam hadits,


وَإِنَّ قَبْلَ خُرُوجِ الدَّجَّالِ ثَلاَثَ سَنَوَاتٍ شِدَادٍ يُصِيبُ النَّاسَ فِيهَا جُوعٌ شَدِيدٌ يَأْمُرُ اللَّهُ السَّمَاءَ فِى السَّنَةِ الأُولَى أَنْ تَحْبِسَ ثُلُثَ مَطَرِهَا وَيَأْمُرُ الأَرْضَ فَتَحْبِسُ ثُلُثَ نَبَاتِهَا ثُمَّ يَأْمُرُ السَّمَاءَ فِى السَّنَةِ الثَّانِيَةِ فَتَحْبِسُ ثُلُثَىْ مَطَرِهَا وَيَأْمُرُ الأَرْضَ فَتَحْبِسُ ثُلُثَىْ نَبَاتِهَا ثُمَّ يَأْمُرُ اللَّهُ السَّمَاءَ فِى السَّنَةِ الثَّالِثَةِ فَتَحْبِسُ مَطَرَهَا كُلَّهُ فَلاَ تَقْطُرُ قَطْرَةٌ وَيَأْمُرُ الأَرْضَ فَتَحْبِسُ نَبَاتَهَا كُلَّهُ فَلاَ تُنْبِتُ خَضْرَاءَ فَلاَ تَبْقَى ذَاتُ ظِلْفٍ إِلاَّ هَلَكَتْ إِلاَّ مَا شَاءَ اللَّهُ ». قِيلَ فَمَا يُعِيشُ النَّاسَ فِى ذَلِكَ الزَّمَانِ قَالَ « التَّهْلِيلُ وَالتَّكْبِيرُ وَالتَّسْبِيحُ وَالتَّحْمِيدُ وَيُجْرَى ذَلِكَ عَلَيْهِمْ مَجْرَى الطَّعَامِ


“Sesungguhnya tiga tahun sebelum munculnya Dajjal, adalah waktu yang sangat sulit, di mana manusia akan ditimpa oleh kelaparan yang sangat, Allah akan memerintahkan kepada langit pada tahun pertama untuk menahan sepertiga dari hujannya, dan memerintahkan kepada bumi untuk menahan sepertiga dari tanaman-tanamannya. Dan pada tahun kedua Allah akan memerintahkan kepada langit untuk menahan dua pertiga dari hujannya dan memerintahkan kepada bumi untuk menahan duapertiga dari tumbuh-tumbuhannya. Kemudian di tahun yang ketiga, Allah memerintahkan kepada langit untuk menahan semua air hujannya, maka ia tidak meneteskan setetes air pun dan Allah memerintahkan kepada bumi untuk menahan semua tanaman-tanamannya, maka setelah itu tidak dijumpai satu tanaman hijau yang tumbuh dan semua binatang yang berkuku akan mati, kecuali yang tidak dikehendaki oleh Allah.” Kemudian para sahabat bertanya, “Dengan apakah manusia akan hidup pada saat itu?” Beliau menjawab, “Tahlil, takbir dan tahmid akan sama artinya bagi mereka dengan makanan.”[Shohihul Jaami’, 7875]


Karena itu mulai dari sekarang belajar untuk makan seadaanya, latih perut untuk menahan lapar dan perbanyak puasa, sebab akan datang satu zaman dimana tidak akan ada lagi bekal makanan dan yang tinggal waktu itu hanya dzikir saja yang dapat mengenyangkan perut.


 والله أعلمُ ﺑﺎ ﻟﺼﻮﺍﺏ


✍ Habibie Quotes, 09/03/2022

Ig - www.instagram.com/habibiequotes_

Tg - https://t.me/habibiequotes

PRASANGKA

 PRASANGKA


Katanya sakit,tapi kok keluyuran

~ mungkin dia terpaksa keluar rumah karena anaknya butuh makan dan tidak ada yang bisa diminta bantuan.


Katanya sibuk tapi koq ONLINE

- mungkin dia sedang membalas chat yg penting dari anaknya,  orgtuanya atau saudaranya. Atau rekan bisnisnya. 


Katanya gak punya uang, tapi kok bisa liburan, makan di restoran, pakai baju mahal 

~ mungkin ada yang membiayai perjalanannya, mentraktir makan dan menghadiahinya pakaian mahal


Ibadah kok pamer!

~ eh tahu nggak, ada banyak sahabat mayanya terinspirasi untuk melakukan  hal yang sama setelah membaca kisahnya


Sediakan ruang yang luas dalam hatimu untuk berprasangka baik..

Siapkan berjuta alasan untuk  berprasangka baik pada sesama.

Habib Abu Bakar Assegaf Gresik, biasa disapa sapa Habib Bakar. Beliau adalah cucu Wali Qutub Habib Abu Bakar bin Muhammad Assegaf Gresik. Habib Bakar ini dikenal wali jadzab.

 Repost


Amplop Sang Wali


Namanya Habib Abu Bakar Assegaf Gresik, biasa disapa sapa Habib Bakar. Beliau adalah cucu Wali Qutub Habib Abu Bakar bin Muhammad Assegaf Gresik. Habib Bakar ini dikenal wali jadzab. 



Dalam kesehariannya, Habib Bakar tidak sebagaimana seorang ulama’, bahkan tidak sedikit yang melihatnya orang biasa-biasa saja. Karena tak ada pakaian kebesaran yang melekat, sehingga mengenalinya memang tidak mudah.


Pda suatu hari, ada seorang tukang becak sedang bersedih karena menanggung beban hidup yang makin sulit. Sebut saja namanya Pak Imam. Selesai habis Subuh, Pak Imam langsung mangkal di tempat perjuangannya mengayuh becak, berharap segera ada penumpang datang. Pak Imam terus terngiang pesan istrinya, bahwa hari ini jatuh tempo bayar hutangnya dan bayar sekolah anaknya.


Tiba-tiba, datanglah Habib Bakar dari arah depannya dan langsung naik di atas becak Pak Imam. Tanpa sepatah katapun, Habib Bakar sambil menunjuk arah dengan jemarinya yang menandakan bahwa beliau minta diantar di arah tersebut.


Pak Imam termasuk sosok tukang becak yang sangat cinta para habaib. Dengan sangat bahagia, Pak Imam segera mengayuh becaknya sesuai petunjuk Habib Bakar. Di tengah mengayuh becaknya, Pak Imam ingat kebiasaan Habib Bakar dalam merokok. 


Uang seadanya di sakunya dibelikan rokok untuk Habib Bakar, wujud penghormataan Pak Imam kepada cucu Rasulullah. Padahal, itulah uang terakhir di sakunya yang mau digunakan untuk sarapan. Tapi kecintaannya kepada cucu Rasulullah tak bisa dibendung.


Perjalanan becak kembali dilanjutkan. Tiba-tiba, ada mobil yang menyalib dan memberhentikan becak Pak Imam. Kaget dan sangat khawatir, karena Pak Imam baru membawa Habi Bakar.


Lima orang bersorban dan bergamis turun dari mobil. Mereka mengucapkan salam dan mencium tangan Habib Bakar. Salah satu dari rombongan itu mengeluarkan amplop tebal dan memberikannya kepada Pak Imam. Ragu dan kaget, Pak Imam merasa bingung seolah sedang di alam mimpi.


“Pak, terimalah amplop ini. Jangan ragu, ini rizki bapak. Bapak sangat membutuhkannya,” tegasnya.


Habi Bakar seketika turun dari becak itu dan memberikan isyarat kepada Pak Imam agar menerima amplop itu. Habib Bakar lalu ngeloyor pergi dengan jalan kaki tanpa sepatah katapun.

Tuan Guru Muaz Hamid Pesayangan

TAWADHU

__________

Tuan Guru Muaz Hamid Pesayangan Martapura(83 tahun).



Guru Muaz adalah salah satu ulama sepuh di kota Martapura. Beliau masih aktif mengisi pengajian di rumah pada Rabu Malam dan Jumat pagi untuk jamaah laki-laki serta Selasa pagi untuk jamaah perumpuan.


Sebelumnya, Guru Muaz tercatat sebagai pengajar di Pondok Pesantren Darussalam. Namun karena usia dan alasan kesehatan, beliau kemudian memutuskan untuk istirahat mengajar di Pondok Pesantren tertua di Kalimantan Selatan tersebut.


Selain aktif mengisi pengajian di rumah, Guru Muaz juga menjadi pengajar bagi kedua putra Syekh Muhammad Zaini bin Abdul Ghani (Abah Guru Sekumpul). H. Muhammad Amin Badali dan H. Ahmad Hafi Badali.


Beliau juga rutin hadir di majelis maulid di mushalla Ar Raudhah Sekumpul.


Diceritakan oleh Guru Muaz (Martapura), Suatu hari, Abah Guru Sekumpul dalam perjalanan menuju Musholla ar Raudhah untuk mengisi pengajian rutinan beliau setiap hari minggu. Majelis ini dihadiri oleh puluhan ribu jamaah yang berasal dari luar daerah.


Ditengah perjalanan itulah, Abah Guru Sekumpul berdo'a, mengangkat tangan berdo'a kepada Allah dengan do'a : "Ya Allah, dengan berkat jamaah yang banyak ini, ampuni dosa ulun, keluarga ulun, anak angkat ulun, tetangga ulun, ampuni dosa seluruh ummat islam dan selamatkanlah kami dunia akhirat".


Abah Guru Sekumpul menganggap, semua jamaah yang hadir itu orang yang baik, karena yang datang ini semuanya ikhlas, tidak diundang dan tidak dibiayai. Mereka datang masing-masing dengan biaya sendiri. Dengan berkat jamaah banyak yang ikhlas hadir itu lah Abah Guru Sekumpul bertawassul dan mengharap berkat.


Padahal yang hadir ini ingin belajar kepada Abah Guru Sekumpul. Tapi betapa rendah hati nya Abah Guru Sekumpul, hingga beliau mengganggap jamaah yang hadir itu lebih baik dari pada diri beliau sendiri, hingga Abah Guru Sekumpul minta berkat kepada jamaah yang ikhlas tadi agar diampuni dosa.


Hakikat dari sikap tawadhu adalah berusaha memandang orang lain selalu lebih baik dari kita, karena inilah lawan dari rasa sombong yaitu merendahkan manusia.


Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,:


لاَ يَدْخُلُ الْجَنَّةَ مَنْ كَانَ فِيْ قَلْبِهِ مِثْقَالُ ذَرَّةٍ مِنْ كِبْرٍ قَالَ رَجُلٌ: إِنَّ الرَّجُلَ يُحِبُّ أَنْ يَكُوْنَ ثَوْبُهُ حَسَناً وَنَعْلُهُ حَسَنَةً. قاَلَ: إِنَّ اللهَ جَمِيْلٌ يُحِبُّ الْجَمَالَ، الْكِبْرُ بَطَرُ الْحَقِّ وَغَمْطُ النَّاسِ


“Tidak akan masuk surga orang yang di dalam hatinya terdapat kesombongan seberat debu. Ada seorang yang bertanya, ‘Sesungguhnya setiap orang suka (memakai) baju yang indah, dan alas kaki yang bagus (apakah ini termasuk sombong?)’.


Rasulullah bersabda: ‘Sesungguhnya Allah Maha Indah dan mencintai keindahan, kesombongan itu adalah menolak kebenaran dan merendahkan orang lain’.” (HR. Muslim no. 91).


Mudah-mudahan kita dapat mencotoh sikap dan perbuatan guru-guru kita wabil khusus kepada Abah Guru Sekumpul. 

Mudahan dosa kesalahan kita dzohir batin diampuni Allah SWT. Selamat dunia akhirat Masu surga bighoiri hisab. 

Minta ampun minta rela minta ridho dunia akhirat. 

آمِّيْنَ آمِّيْنَ آمِّيْنَ يَا رَبَّ الْعَالَمِيْن 

ﺍَﻟﻠﻬُﻢَّ ﺻَﻞِّ ﻋَﻠَﻰ ﺳَﻴِّﺪِﻧَﺎ ﻣُﺤَﻤَّﺪٍ ﻭَﻋَﻠَﻰ ﺁﻝِ ﺳَﻴِّﺪِﻧَﺎ ﻣُﺤَﻤَّﺪٍ ﷺ

8 ( Delapan ) Keluarga Besar di Barabai ( Alai) Kalimantan Selatan

 Bismillahirahmanirahim.


Andin Alfigenk Ansyarullah Naim

biasa saja.


8 ( Delapan ) Keluarga Besar di Barabai ( Alai) Kalimantan Selatan

  

Delapan Keluarga Besar di Barabai (Alai) Kalimantan Selatan*

Bismillahirahmanirahim.


Jika anda orang Barabai atau keturunan Barabai mudah-mudahan hal ini akan mempererat silaturahmi, berikut adalah penjelasannya:


1. Keluarga Besar Mesjid Keramat Desa Palajau di Pandawan


Menurut buku sejarah mesjid ini yang ditulis berdasarkan tutur temurun adalah didirikan utusan dari kerajaan Demak diawal pengislaman kerajaan banjar, salah seorang utusan itu yang namanya bernuansa arab bermukim dan mendirikan Mesjid Keramat Palajau, sewaktu mesjid dipugar ditemukan sebuah silsilah yang ditulis dengan bahasa arab yang menyatakan pendiri mesjid (biasa disebut Datu Palajau) adalah seorang keturunan Demak, (kemungkinan seorang yang berkerabat dengan para Wali Songo jika dilihat dari nama yang berbahasa Arab), ada sebuah tombak yang sewaktu pemugaran dijual untuk biaya pemugaran, dan ada juga pedang bertuliskan arab dan tanggal tahun pembuatannya dipercaya dari demak yang disimpan oleh salah satu keturunan Palajau. Beberapa keluarga masih menyimpan beberapa benda antik peninggalan keluarga yang sebagian berkerabat jauh dengan keluarga kerajaan Banjar.


Sebagian orang mengatakan Palajau adalah kampung asal dari Barabai, kenyataan yang benar adalah bahwa daerah Barabai yang dulu bernama berdasarkan nama Sungai Labuan Amas dan Batang Alai memang pernah dipimpin oleh beberapa keturunan Palajau, kota Barabai sendiri dibangun oleh Belanda. sebut saja Kiai Martapati puncuk pimpinan wilayah labuan amas di masa kerajaan banjar, salah satu petinggi dalam kerajaan banjar, dan cucunya ki demang Yudha Negara ditahun 1800 adalah pemimpin labuan amas semasa hindia belanda, kemudian diteruskan anaknya Kiai Ahmad Dahlan diawal abad 20 yang pemimpin daerah Batang Alai, kemudaian salah satunya anaknya Kiai Syarkawi menjadi gubernur Kalimantan selatan ditahun lima puluhan. saya juga pernah melihat silsilah yang namanya Tumenggung kertanegara, kemungkinan ayah atau kakek dari kia martapati yang menjadi salah seorang mantra sikap kerajaan banjar.


Kiai Martapati diyakini bermukim di palajau, dan keturunannya banyak di Palajau, Mahang dan Pandawan, sebagian keluarga beliau ada di Banua Kupang seperti yang menjadi pambakal (kepala desa) yang bergelar ki Ngabi Kerta Negara dan ada juga yang di Amuntai ki Ngabi Wira Kerta Negera. Salah seorang perempuan keturunan dari kiai Martapati menikah di amuntai yang salah satu keturunannya yang terkenal sebagai pemimpin amuntai waktu itu Tumenggung Yuda Negara, sebagian keturuan mereka menempati posisi penting dikalimantan selatan.


Jaringan keluarga ini tersebar di barnyak baik dari laki-laki maupun perempuan, seperti Birayang, Rangas, Wawai, dan Lok Besar, juga ada di Pantai Hambawang. Keluarga ini dahulu sangat banyak menurunkan ulama, sampai sekarang saya masih mengenal beberapa ulama keturunan mereka. Beberapa sangat terkenal dimasanya, bahkan ada yang menjadi Qadi di Martapura (Martapura merupakan ibukota Kerajaan Banjar dan sekarang menjadi Pusat santri di Kalimantan)


Keluarga ini juga mempunyai kekerabatan dengan keluarga kerajaan Banjar, ini terlihat dari nama-nama mereka yang mempunyai gelar Andin, (jika istrinya dari keturunan bangsawan banjar yang bergelar Gusti atau Antung, dan suaminya orang biasa, makanya anaknya dapat di beri gelar Andin, atau Nanang atau Anang untuk laki-laki dan Galuh untuk perempuan, gelar ini selanjutnya tidak dapat diturunkan lagi)


Dijaman perang Banjar, Pangeran Hidayatullah pernah bermukim di Palajau, dan ketika pasukan Belanda mendekat atau lewat Mesjid di Desa Palajau ini maka mereka menjadi muntah darah, hal ini lah yang membuat mesjid itu kemudian diberi nama Mesjid Keramat.


2. Keluarga besar Mesjid Al-A’la di desa Jatuh di Pandawan


Desa jatuh sangat berdekatan dengan palajau, tapi berbeda sungai, kampung selalu saja berada di dekat dan pinggiran sungai, ini adalah ciri khas pemukiman Banjar dan Dayak.


Dalam buku sejarah, seorang pahlawan perang banjar yang terkenal Penghulu Muda Yuda Lelana, berhasil beberapa kali mematahkan dan bahkan membunuh perwira pasukan belanda ketika menyerang Desa jatuh. Cucu bunyut dari Penghulu Muda Yuda Lelana mengakui bahwa mereka keturunan dari pengIslam pertama dari Demak diwilayah kerajaan banjar, kemungkinan memang satu rombongan dengan datu palajau. Ada sebuah panji-panji yang kirim oleh syarif mekkah melalui perantara seorang sayyid untuk diberikan untuk mesjid al-A’la, menurut seorang arkeolog asing yang datang bersama dengan DR. Alfani Daud memperkirakan bahwa panji-panji itu berumur 300 ratus tahun, dan mesjid sudah berdiri disana jauh sebelum panji-panji itu ada. Sebuah Al-Quran tulisan tangan masih disimpan oleh sebuah keluarga di desa Kambat.


Keluarga Jatuh ini banyak menurunkan Ulama di Barabai hingga saat ini,  sebuah makam berkubah didepan mesjid Agung Barabai dijalan Antasari adalah keturunan jatuh juga. keluarga ini tersebar di Jatuh, pematang, batu Mandi, . Dan beberapa daerah lain.


3. Keluarga kampung Kadi Kampung kadi yang terletak dikota barabai, di sisi sungai barabai, sebuah kampung kecil yang sangat terkenal, kampung ini disebut dengan kampung kadi karena dahulu menjadi tempat pemukiman para Qadi. banyak ulama dan tokoh yang berasal dari kampung ini, mesjid Shulaha salah satu mesjid tua dan terbesar di barabai dan juga menjadi ikon kota barabai terletak dikampung ini, mesjid ini menurut catatan yang diketahui dibangun pada tahun 1820-1860, mesjid juga sudah berpindah tempat lebih kurang empat kali disekitar lokasi saat ini. tokoh kampung Kadi adalah Kiai Dipansanta, salah satu cucunya dari garis laki-laki yang terkenal Datu landak yang menjadi salah seorang pendiri mesjid Al-Karamah Martapura dan anak beliau Tuan guru Abdurahman Siddik yang terkenal juga dengan nama Datu Sapat di sumatera tepatnya di Indragiri hilir atau Tambalihan, riau, diberitakan bahwa datu sapat pernah datang ke kampung kadi ketika beliau mencatat silsilah untuk mengarang kitan Sajaratul Arsyadiyah. siapa sebenarnya Kiai Dipasanta masih menjadi misteri, ada yang mengatakan beliau merupakan seorang pangeran yang berasal dari  Sumedang jawa, ada juga yang menduga beliau salah satu keluarga dari Palajau, karena gelar Kiai dan kekuasaan biasanya dipegang keluarga palajau pada saat itu, pendapat kedua sepertinya lebih mendekati. Dikampung kadi juga terdapat beberapa keturunan syekh Arsyad al-banjari yang dahulu bertugas sebagai Qadi, dikampung kadi banyak terjadi kawin percampuran antara keluarga-keluarga besar barabai.


4. kemudian keluarga desa Mandingin


Kemudian keluarga desa Mandingin, saya tidak dapat melacak garis silsilahnya, saya menduga ada kaitan dengan keluarga Jatuh, tapi ada salah satu turunan yang mengatakan bahwa ada kaitan dengan keturunan dari Amuntai ( Kabupaten Hulu sungai Utara) dan Pendiri mesjid Pusaka Banua Lawas , Kalua , Tanjung kabupaten Tabalong, namun ada juga sebuah keluarga yang berpendapat ada kaitan dengan perantau Arab dari manrga tertentu dari silsilah keluarga mereka, tidak ada yang pasti memang namun itu bukan masalah penting dalam hal ini. tidak ada catatan silsilah yang tersisa, hal ini dikarenakan keturunan di Mandingin saat ini kebanyakan adalah perempuan, sedangkan laki-lakinya hampir semuanya merantau.


mesjid yang ada di Mandingin diperkirakan berumur seratus tahun lebih dan salah satu yang terbesar dijamannya dan juga salah satu yang paling tua di Barabai. Sebelum Mesjid ini dibangun sudah ada mesjid yang dibangun disebelah hulu desa yang berada dipinggir sungai, namun mesjid dirobohkan, baru kemudian warga membangun lagi mesjid baru ditempat sekarang.


Menurut cerita orang tua, ketika shalat jumat, disepanjang shaf depan hanya di isi oleh para Tuan Guru, puluhan orang jumlahnya, dikampung mandingin juga banyak ditemukan makam yang berkubah.


keturunan Mandingin ada beberapa yang menyebar ke desa lain, seperti kampung Sasak Barabai, Pajukungan ( pendiri mesjid Pajukungan), Kubur Jawa, sumanggi Ilung, Muara rintis Ilung, bahkan Lampihong di Kabupaten Balangan, salah satu pendiri IAIN Antasari KH.Abdurahhman Ismail MA adalah asli Mandingin, salah satu orang Banjar pertama Yang meraih gelar S2 Master of art dari Universitas Al-azhar Mesir pada jaman kolonial Belanda. Beberapa ulama juga mengambil istri orang Mandingin, salah satu keturunannya yang juga terkenal adalah Nasrullah Jamaluddin.Lc imam mesjid istiqlal Jakarta, ibunya orang mandingin, ayahnya Jamaludin adalah keturunan syech Arsyad dari Negara daha.


Dimandingin dapat di temui banyak makam Ulama yang Berkubah dan berbalambika (balambika adalah tumpukan tanah yang meninggi, suatu ciri Khas dari daerah daerah Banjar adalah adalah Makam yang ditumbuhi tanah seperti sarang anai-anai atau rayap yang semakin hari semakin besar, bahkan ada yang sampai dua meter tingginya, makam ditumbuhi balambika hampir selalu adalah makam Ulama atau orang-orang baik dan alim semasa hidupnya, dan tidak ada makam seorang yang buruk perilaku semasa hidupnya mempunyai makam yang ditumbuhi balambika, saya akan mengulas hal ini dilain kesempatan) . 


Cirri-ciri fisik dari keturunan mandingin yang tersisa di Mandingin saat ini laki-lakinya kebanyakan bertubuh besar, tinggi dan kekar. Dan perempuannya berparas cantik. Sangat disayangkan Tidak ada catatan tentang sejarah mandingin. 


5. Keturunan syekh Arsyad al-Banjari di Desa Kahakan, Kalibaru, dan Aluan di kecamatan Batu Benawa Pagat


Seorang Tuan Guru tua terkenal dan dihormati di Barabai mengakui bahwa beliau adalah keturunan ke 7 atau 8 dari syeck Arsyad, tetapi nasabnya tidak tercatat. Jika selama ini orang-orang hanya mengenal kampung kadi sebagai basis keturunan dari syekh Arsyad di Barabai, maka pasti akan sedikit terkejut mendengar hal ini. (keturunan Syekh Arsyad menyebar keseluruh Indonesia dan Asia Tenggara)


Jika kita ingin memasuki daerah Aluan, dari arah Barabai menuju tempat wisata Pagat Batu Benawa , ketika melewati jembatan, maka belok kiri langsung, anda sudah memasuki daerah Aluan, jika anda terus saja menuju utara, maka anda akan menemui desa Kahakan, Bandang, Kalibaru dan terus ke desa Tanah Habang dan jika terus maka akan menembus Birayang di kecamatan Batang Alai selatan, apabila menyeberang padang sawah dari Desa Bandang maka akan tembus ke desa Paya atau Simpang Mahar, dibelakang Aluan adalah bukit-bukit dari pegunungan meratus.


Sepanjang jalan anda akan menemui beberapa makam yang berkubah, ada beberapa beberapa makam yang dipugar sangat bagus. Daerah Aluan dan Kalibaru merupakan daerah terkenal karena ulama-ulamanya diwaktu dulu, daerah ini memang dekat dengan anak sungai Barabai dan sungai Barabai sendiri, di desa Kahakan ada sebuah langgar keramat yang sering diziarahi dan makam yang di pugar oleh penyadang dana dari Martapura.


Seorang teman mengatakan bahwa salah satu cucu dari syekh arsyad diutus kedaerah ini untuk berdakwah, maka keturunanya lah yang banyak menjadi ulama, bahkan sampai sekarang, ini salah satu keluarga berpengaruh, meski kenyataannya hanya sedikit yang tahu asal usul keturunan mereka.


Ada cerita menarik, salah satu keturunan desa kahakan menjadi tentara dimasa-masa awal kemerdekaan, dan ditugaskan di kota Pangkalanbun, disana beliau menikahi seorang Putri raja Kotawaringin, dan mempunyai dua orang putri.


Tokoh yang mungkin terkenal dari keturunan keluarga ini saat ini adalah Ketua KPU Prof. Hafiz Ansyari.


Sebenarnya ada keluarga lain lagi, seperti keluarga kampung kadi dan kampung kopi yang merupakan keturunan syekh arsyad, tapi keluarga ini datang kemudian dan terpisah dari keluarga aluan. saat ini, keluarga ini sangat terkenal dibarabai, dengan para Qadi jaman dulu yang bermukim disana, dan komplek pesantren kitun disebelahnya, tempat pengajian paling ramai diBarabai.


6. Keturunan keluarga besar Desa Pamangkih Kecamatan Kasarangan


Pesantren Ibnul Amin Pamangkih sangatlah terkenal dan mempunyai alumni yang tersebar diseluruh Indonesia, pesantren terbesar di Barabai dan terbesar kedua di Kalimantan selatan.


Menurut teman saya orang Amuntai keturunan pamangkih mengatakan bahwa dia adalah keturunan ketujuh dari seorang ulama Jawa yang datang berdakwah dan menetap dipamangkih setelah belajar di Mekkah. Diperkirakan ulama tersebut sejaman dengan syekh Arsyad Al-Banjari.


Keluarga ini sangat berpengaruh saat ini, menurunkan banyak ulama disepanjang daerah Pantai Hambangan dan Kasarangan sampai Sungai Buluh dan bahkan ke Amuntai.


Pesantren Ibnul amin adalah manisfentasi dari jaringan keturunan ulama Pamangkih ini.


7. Keluarga pagustian


Desa Binjai Pirua di kecamtan Kasarangan yang bersebelahan dengan Desa Pamangkih merupakaan Pusat keluarga pagustian Dibarabai, disana masih banyak ditemui orang bergelar kebangsawanan seprti Gusti, Antung, nanang dan Galuh, mereka adalah keturunan keluarga bangsawan dari kerajaan Banjar, meskipun pengaruh mereka kurang terlihat di Barabai saat ini, dimasa lalu keluarga ini adalah keluarga berpengaruh diseluruh wilayah kerajaaan, setelah perang Banjar jatah pengaruh mereka merosot. dahulu mereka menyenangi melakukan perkawinan dengan keluarga palajau yang mereka anggap sebagai keluarga keturunan Andin yang juga berdarah Bangsawan.


saya mendengar beberapa keluarga pagustian ada di desa Pagat dan desa Aluan Batu Benawa.


Komplek Maqam Khusus Pegustian ada di desa binjai pirua, ada juga keturunan Pagustian Binjai Pirua ini yang berkubur di bukat seberat dekat perbatasan dengan kampung kadi, ada juga sebuah kubur seperti diperbatasan antara desa Tanah Habang dan Kalibaru, dipinggir jalan di yang sepanjang jalannya adala kebun karet, ada sebuah makam berkubah sangat bagus. Juga ada makam Syech mubarak di desa mahang sungai hanyar, syech Mubarak atau Pangeran Kacil merupakan anggota keluarga Pagustian, keturuannya ada di Binjai piura di kecamatan kasarangan, dan juga sebagian ada di Bukat seberang ( lurus dari Kampung Kadi).


8. Keluarga Habaib atau alawiyin


Keluarga ini diperkirakan datang ke barabai pada akhir tahun 1800, seorang yang sangat terkenal dari keluarga ini adalah Habin Alwi al-Habsy, seorang mantan kapten Arab di Banjarmasin, dan kemudian bermukim di Barabai, beliau lah yang membangun pasar Batu di Barabai, beliau juga sempat memimpin Barabai dimasa transisi kemerdekaan, beliau juga yang menyambut Soekarno ketika berkunjung ke Barabai. Keluarga Habaib kebanyakan bermukim di Kota Barabai, khususnya di Kampung Arab.


Habaib Alwi Al-Habsy menikahi seorang perempuan dari keturunan Banua Kupang.


Keturunan keluarga ini juga kembali merantau ke daerah lain, seorang tokoh terkenal saat ini dimartapura adalah HabibAli Al-Habsy, beliau keturunan habaib Barabai, beliau tokoh keuangan mikro syariah.


------------------------------------------------


tujuh keluarga pertama adalah adalah keluarga asal yang sangat berpengaruh di Barabai pada jamannya, mereka saling melakukan silaturahmi dengan perkawinan antar anak cucu mereka. Dikayini 70 persen penduduk barabai saat ini mempunyai jaring kekerabatan baik dari laki-laki dan perempuan dari keluarga ini. Sebagian mengetahui dan sebagian lagi tidak mengetahui . Sayangnya hampir diseluruh keluarga ini tidak tidak terdapat catatan silsilah yang baik. Bisa jadi ini dikarenakan bahwa penulisan silsilah dijaman dulu tidak begitu diperhatikan dan tidak dianggap hal penting, seiring jaman tali silaturahmi semakin pudar, meski sebagian keluarga saat ini mulai kembali mencatat silsilahnya dan membentuk organisasi silaturahmi keluarganya.


Yang menjadi perhatian adalah jaring ulama yang sangat bagus, jalur pendidikan yang kebanyakan di tempuh secara turun temurun di kota Mekkah menjadikan Barabai merupakan salah satu gudang intelektual Ulama dari dahulu sampai sekarang, menyaingi martapura dan amuntai, sebagian terdapat jariangan keilmuan juga, dan tentunya ada pola berpikir yang sedikit berbeda dengan daerah martapura.


Selain itu, hal ini juga memperanguhi orang Barabai pada umumnya, orang Barabai terkenal dengan etos belajar yang tinggi dan baik, hal ini dibuktikan banyaknya orang Barabai yang menduduki posisi strategis di pemerintahan dan juga guru-guru diseluruh Kalimantan Selatan, kalimantan Tengah dan kalimantan Timur, sebagian malah berhasil menjadi menteri di awal kemerdekaan, orde lama dan orde baru, dan orde reformasi. Saya melihat etos belajar yang baik yang menjadi kunci semua itu.


Keturunan barabai banyak merantau diseluruh Kalimantan tentunya, sebagian lagi disumatera dan Malaysia, sebagian ada di singapura, belanda, Australia, ada juga di Amerika.


Mudahan tulisan panjang ini bisa memberi sedikit pencerahan.

Abdul hamid bin h.jamal beliau lebih dikenal ajis jabis,maqam beliau di desa bararawa kecamatan danau panggang kab hsu.beliau seorang pendiri pondok pesantren darutayebah yang menjadi pondok pesantren dakwah islamiah ppdi tamban pal 15,5 barito kuala beliau lulusan dari ponorogo satu angkatan dengan mantan gubernur aceh....semoga kita slalu mengenang beliau dalam syiar agama islam.

 Abdul hamid bin h.jamal beliau lebih dikenal ajis jabis,maqam beliau di desa bararawa kecamatan danau panggang kab hsu.beliau seorang pendiri pondok pesantren darutayebah yang menjadi pondok pesantren dakwah islamiah ppdi tamban pal 15,5 barito kuala beliau lulusan dari ponorogo satu angkatan dengan mantan gubernur aceh....semoga kita slalu mengenang beliau dalam syiar agama islam.




Maqam syekh h.muhammad thahir bin syekh h.syihabuddin bin syekh h.muhammad arsyad albanjari(datu kalampayan)

 Maqam syekh h.muhammad thahir bin syekh h.syihabuddin bin syekh h.muhammad arsyad albanjari(datu kalampayan)



CUCU DATU LANDAK (PENDIRI MASJID AL KAROMAH MARTAPURA)

 CUCU DATU LANDAK (PENDIRI MASJID AL KAROMAH MARTAPURA) 

Selasa, Maret 08, 2022

Habib Muhammad Kalua

salah satu mutiara habaib Kalimantan yang membuat bangga kakek moyangnya

Habib Muhammad bin Abu Bakar bin Zein bin Alwi bin Ismail bin Ahmad bin Ismail bin Hamid bin Idrus Al-Aydarus Sultan Kubu

Beliau salah satu mutiara habaib asli Kelahiran Kalimantan yang membuat bangga kakek moyangnya


Dan beliau berdakwah terjun ke lapangan dan mengajar ilmu agama di masyarakat dan menggiring umat kepada kebaikan-kebaikan 

Jamaah Majelis Beliua di hadiri Ribuan Jamaah utamanya Majelis Nurunnubuwah Kalua, Tabalong Kalimantan Selatan


sepak terjang dakwah & mengajar beliau sangat berpengaruh untuk kebaikan umat Islam di wilayah selatan Kabupaten Tabalong pada khususnya dan Kal-sel pada umumnya

Mudah-mudahan beliau dijaga oleh Allah S.W.T dari hal-hal yang tidak diinginkan dan dipermudah segala urusan beliau


‎‎‎‎‎‎‎‎Renungan Fajar

 ‎‎‎‎‎‎‎‎Renungan Fajar : Rabu, 6 Sya'ban 1443 H / 9 Maret 2022 M


السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ


‎اَلْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِيْ أَحْيَانَا بَعْدَ مَا أَمَاتَنَا وَإِلَيْهِ النُّشُوْرِ


           أَعُوْذُ بِاللهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيْمِ


بسْـــــــــــــــــــــمِ اللّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْم

                      

وَكُلُّ  شَيْءٍ  فَعَلُوْهُ  فِى  الزُّبُرِ

وَ  كُلُّ  صَغِيْرٍ  وَّكَبِيْرٍ  مُّسْتَطَرٌ


          "Dan segala sesuatu yang 

       telah mereka perbuat tercatat 

          dalam buku-buku catatan. 

          Dan segala (sesuatu) yang 

            kecil maupun yang besar 

                (semuanya) tertulis."

      (QS. Al-Qamar 54: Ayat 52-53)

              

                     Sahabat2 : RF


       Allah Ta’ala telah menugaskan 

           para Malaikat yang mulia 

              untuk mengawasi dan 

           mencatat perbuatan dan 

                   ucapan manusia. 

         Mereka mencatatnya dalam 

             lembaran catatan amal 

             yang akan dibaca oleh 

                    manusia pada 

                  hari Kiamat kelak. 

        Para Malaikat yang mulia ini 

       benar-benar sangat amanah 

          dan teliti dalam mencatat. 

          Mereka mencatat semua 

            ucapan dan perbuatan 

         manusia, secara detail dan 

         terperinci, baik yang zhohir 

                     maupun batin.


            Pada saat itulah semua 

         manusia akan teringat apa 

          yang dulu telah ia lakukan. 

                 Semua telah tercatat 

           dengan lengkap dan tiada

               kekeliruan sedikit pun.


          Diriwayatkan dari ‘Abdullah 

            Ibnu ‘Abbas radhiyallahu 

      ‘anhuma, Rasulullah shallallahu

          ‘alaihi wa sallam bersabda:

             "Kita adalah umat yang 

                   terakhir (di dunia), 

           tapi yang pertama dihisab 

                        (di akhirat).

           Seorang sahabat bertanya,    

             "Dimanakah umat-umat 

               yang lainnya dan Nabi 

            mereka?” Nabi shallallahu 

            ‘alaihi wa sallam bersabda: 

            “Kita adalah yang terakhir 

                 dan yang pertama.”    

                   (HR. Ibnu Majah).

Senin, Maret 07, 2022

Rumbia

"R U M B I A"



Rumbia atau Sagu adalah salah satu jenis palma dari keragaman  palma nusantara yg umumnya tumbuh pada lahan basah pasang surut non intrusi dan rawa pelembahan.  


Kelimpahan palma Rumbia membentuk kultur Budaya Sagu di bumi nusantara.  Sebagian penduduk di nusantara, memanfaatkan sagu dari pati pohon rumbia ini sebagai makanan pokok mereka.






Pati sagu yg terkandung dalam empulur batang Rumbia termanfaatkan sebagai bahan kuliner dan pakan ternak unggas.  Daun rumbia dibuat menjadi Atap Daun Rumbia yg umum digunakan untuk atap pondok sawah atau ladang. 


SEKIAN


Apakah khadimul ummat itu

 Dengan adanya mungkin saja pertanyaan beberapa orang, sering melihat di majelis-majelis ta'lim para  anggotanya Khidmah beritanya di media sosial  atau weblog dan mungkin akan muncul pertanyaan apa itu Khadimul Ummat

Maka akan kami berikan sedikit gambaran singkat tentangnya: Khadimul Ummat adalah organisasi kerelawanan yang menisbatkan diri untuk melayani ummat dalam dibidang Dakwah, Sosial, kemanusiaan bserta Pendidikan bukan partai politik atau underbow partai politik manapun, Ia bersifat independen

VISI Khadimul Ummat adalah terwujudnya kehidupan Islam yang Rahmatan Lil’Alamin serta penuh rasa persaudaraan, kepedulian sosial dalam kehidupan berbangsa dan bernegara di NKRI

MISI Khadimul Ummat adalah menisbatkan diri untuk melayani ummat dalam dibidang Dakwah, Sosial Kemanusiaan serta Pendidikan

Organisasi Khadimul Ummat Memiliki 5 (Lima) Paradigma Juang yaitu:

1. Pendidikan Agama
2. Da’wah
3. Melayani Ummat
4. Kemanusiaan dan Siaga Bencana
5.Pengembangan Media yang Jujur dan Amanah

Selengkapnya silahkan buka link dibawah ini

https://khadimulummat.blogspot.com

https://khadimulummat.blogspot.com/2021/12/khadimul-ummat_22.html


Minggu, Maret 06, 2022

Edwan Ansari Pimpin Relawan Khadimul Ummat di Majelis Rhaudhatul Ulum Mubarak pimpinan KH Ahmad Junaidi, Pengasuh Pondok Pesantren Dhiyaul Amin Pamangkih

Majelis Rhaudhatul Ulum Mubarak pimpinan KH Ahmad Junaidi, Pengasuh Pondok Pesantren Dhiyaul Amin Pamangkih,

Tamu mulia Al Habib Malik bin Yahya Assegaf dari  Hadromaut Yaman, Relawan Khadimul Ummat Berkhidmah di Majelis Rhaudhatul Ulum Mubarak

Minggu, 06 Maret 2022

Edwan Ansari Pimpin Khidmah Relawan Khadimul Ummat di Majelis Rhaudhatul Ulum Mubarak pimpinan KH Ahmad Junaidi, Pengasuh Pondok Pesantren Dhiyaul Amin Pamangkih 








































































































































COPYRIGHT © Media Khadimul Ummat  Hulu Sungai Tengah 2022

________________________________________________________

Tentang Khadimul Ummat

wwww. khadimulummat.com

Alamat Markaz Khadimul Ummat

JlnAbdul Muis Ridhani, Sungai Tabuk Barabai Kecamatan Barabai (Seberang Kantor dinas pemuda dan olahraga) dekat Kantor PLN

Bagi yg berminat untuk bergabung bersama kami baik laki-laki maupun perempuan silakan untuk mampir di Markaz  Khadimul Ummat atau menghubungi anggota kami ..


Dengan Persyaratan : Klik disini








































Mau tau organisasi sosial kemanusiaan lainnya

ada Relawan Pemburu Berkah silakan klik

www.semut pemburu berkah.com

dan mau tau info lewat Akun YouTube Channel klik saja disini Relawan Khadimul Ummat YouTube Channel

Terus Update Informasi kegiatan-kegiatan Relawan Khadimul Ummat Hulu Sungai Tengah share terus informasinya

dukung terus syiar dan Khidmah kami untuk ummat

___

Just Iklan

Blog Channel klik sebuah Ikhtiar Sederhana Anak Desa dan klik YouTube Channel Sang Leader