Jumat, Februari 04, 2022

Ketika kita sibuk mencari perbedaan, saling kotak dan mengkotak kotakan diri, maka sesungguhnya kita adalah bagian dari yg sangat rugi, karena diluar sana masih banyak hal yg jauh lebih besar dari tugas kita sebenarnya Kepada ummat, kepada agama ini

 Jumat, 27 Desember 2019

Janganlah sibuk dengan perbedaan

Alhamdulillah

Tadi malam bertemu dgn sahabat yg kebetulan kami berada di kapal yg berbeda


Layar, kapal dan nahkoda yg berbeda

Tetapi pada hakikatnya dermaga tujuan kita sama yaitu " Mengharapkan Ridho dari Allah SWT dengan Ikhtiar kita yg mungkin sangat kecil untuk Ummat dan Agama ini, namun semoga Ikhtiar kecil kita ini bermanfaat banyak


ada sebuah catatan kecil dari pertemuan dan diskusi kecil kami tadi malam

Sebagaimana Alfaqhir selalu berusaha belajar dari orang-orang yg Alfaqhir temui

Dgn berusaha membawa botol yg selalu kosong

karena Alfaqhir sangat menyadari kefakiran Ilmu dan luasnya ilmu Allah di Alam ini


Kami memulai diskusi dengan menilai sudut pandang dimana Perbedaan sudut pandang adalah rahmat supaya kita lebih terbuka dan dewasa dan ternyata kami sepaham dgn hal itu, namun bagi sebagian orang yang 'tidak siap' dengan perbedaan tersebut justru malah menjadikannya sebagai jurang pemisah yang pada akhirnya jadi permusuhan dan saling menjauhi, ujungnya memutuskan silaturahim. Tentu jadi tidak elok bukan?


Seharusnya semakin dewasa seseorang secara mental, perdebatan sebagai buah dari perbedaan seharusnya memperkaya khasanah keilmuan sehingga membuka cakrawala berpikir dan kecerdasan diri, bahwa masing" orang memiliki cara pandang yang berbeda tentang sesuatu sehingga diri memiliki gairah untuk menghargai dan menghormati setiap perbedaan tersebut.


Tak bisa dipungkiri dalam kehidupan sosial kita akan dapati begitu banyaknya perbedaan yang ada.


Namun meski begitu jangan jadikan perbedaan sebagai alasan perpecahan.


Bagian luar memang boleh berbeda, namun bagian dalam setiap manusia pastilah sama. Bukankah darah kita sama? Bukankah tulang kita sama? Bukankah hati kita sama? Dan yg lebih penting, bukankah kita ini sama-sama manusia dan merupakan ciptaan Allah?


Wahai saudaraku, tetap kedepankan persatuan meski ada perbedaaan. "Persatuan adalah Rahmat, sedangkan perpecahan adalah adzab." Kiranya begitu yg saya ingat ketika dulu kita di ajarkan


Perbedaan yang ada harus menjadi kekuatan, karena dengan perbedaan bisa saling mengisi dan melengkapi. Oleh sebab itulah, para pendiri bangsa Indonesia telah menetapkan Bhinneka Tunggal Ika sebagai semboyan, walaupun berbeda-beda tetapi tetap satu.


Ada satu lagi yg Alfaqhir ingat sahabat itu bercerita bahwa beliau saat ini sedang fokus dakwah dan melakukan pembinaan di salah satu wilayah

(dalam hati Alfaqhir hanya bisa berkata sungguh enggkau beruntung sahabat ladang amal itu sangat luas)

dan dia menggambarkan bagaimana keadaan ummat saat ini, organisasi saat ini yg Alfaqhir pun hanya bisa mengatakan

"Ketika kita sibuk mencari perbedaan, saling kotak dan mengkotak kotakan diri, maka sesungguhnya kita adalah bagian dari yg sangat rugi, karena diluar sana masih banyak hal yg jauh lebih besar dari tugas kita sebenarnya Kepada ummat, kepada agama ini

Apalagi dengan musuh dari luar yg sebenarnya jauh lebih besar dan sangat berbahaya


mereka yang mengeluhkan perbedaan dan tidak menyukainya adalah mereka yang hanya ikut-ikutan tanpa ilmu yang mendasarinya. Kiranya itu simpulan tadi malam


Sebagaimana Jalaludin Rahmat katakan

Rekayasa sosial kita lakukan karena munculnya problem2 sosial. Problem sosial adalah (adanya) perbedaan antara das sollen (yang seharusnya) dan das sein (yang nyata).


Terus berusahalah bergandengan tangan, semoga  Rahmat dan kasih sayang Allah ada dan semua Ikhtiar kita diridhoi Allah SWT


Kasarangan, 28 Desember 2019

(Muhammad Edwan Ansari)


***