Senin, April 14, 2014

Muhammad Edwan Ansari



 Anda dikenal muda, bersih, berintegritas, kenapa mau ikut proses politik ini? Mari kita renungkan pertanyaan itu. Apakah memang proses politik itu hanya untuk diikuti oleh mereka yang tidak bersih, yang tidak berintegritas? Menurut saya, justru harus lebih banyak orang bersih, beintegritas, kompeten yang berada di pemerintahan dan politik. Karena di sana keputusan yang menyangkut publik dibuat. Bagi saya pribadi, jika hanya memikirkan soal kenyamanan, maka saya pilih jalani saja yang sekarang ada di bidang pendidikan. Jalan yang nyaman, damai, penuh tepuk tangan. Tapi, saya pilih proses politik ini yang artinya saya harus berhadapan dengan tantangan, dengan status-quo. Tapi saya pilih untuk berjuang dan saya yakin Anda pun ingin memastikan bahwa Republik ini, bangsa ini, dan APBN hasil iuran pajak kita semua dikelola oleh orang bersih, berintegritas, kompeten dan berpihak pada kepentingan publik. Saya tak menawarkan apa-apa. Saya hanya menawarkan tenaga baru, nurani baru, cara berpikir yang baru kepada masyarakat yang ujungnya bagaimana saya bisa bekerja pada yang diinginkan masyarakat, ”Muhammad Edwan Ansari, S.Pd.I Pengalaman Organisasi : * BKPRMI HST & KBU Kec B.A.U dari tahun 2005, * Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Cabang Barabai Sebagai Ketua Kabid Pembinaan Anggota tahun 2009-2010, * Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) STAI Al-Washliyah Sebagai Ketua Umum 2010-2011, * Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Cabang Barabai Sebagai Sekretaris Badan Penglola latihan tahun 2011-2012, * Dewan Pimpinan Daerah Komite Nasional Pemuda Indonesia Hulu Sungai Tengah Sebagai Wakil Sekretaris 2012-2015, Motto“ Bermanfaat Bagi Orang Lain, Yakin Usaha Sampai ” a. Firman Allah ta’ala: ”Dan janganlah sebahagian kamu memakan harta sebahagian yang lain di antara kamu dengan jalan yang batil” (QS Al Baqarah 188) b. Dari Abdullah bin Amru, Rasulullah SAW bersabda: “Rasulullah melaknat penyuap dan yang menerima suap” (HR Khamsah kecuali an-Nasa’i dan dishahihkan oleh at-Tirmidzi). Selain itu ada banyak sekali dalil dari al-Sunnah yang mengharamkan suap-menyuap dengan ungkapan yang sharîh. Buka juga (HR Ahmad, Abu Dawud dan al-Tirmidzi) c. Firman Allah ta’ala: “ dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan takwa, dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran. dan bertaqwalah kamu kepada Allah, Sesungguhnya Allah amat berat siksa-Nya.” (QS. Al-Maidah: 2) maka marilah kita jauhi praktek money politics walaupun kita dalam keadaan terpaksa,. Wallahu a’lam bi Al-Shawab