Selasa, Januari 21, 2020

Muhammad Rafli Ansari bin Muhammad Edwan Ansari

Muhammad Rafli Ansari bin Muhammad Edwan Ansari








Editor : Muhammad Edwan Ansari

COPYRIGHT ©2020, Sahabat Edwan Ansari, Barabai,  Kalimantan Selatan
Sedikit Gambaran Tentang Meratus.

Meratus merupakan kawasan pegunungan yang berada di tenggara Pulau Kalimantan serta membelah Provinsi Kalimantan Selatan menjadi dua. Pegunungan ini membentang sepanjang ± 600 km² dari arah baratdaya-timulaut dan membelok ke arah utara hingga perbatasan provinsi Kalimantan Tengah dan Kalimantan Timur. Titik tertinggi di rangkaian Pegunungan Meratus adalah Gunung Halau-halau yang memiliki ketinggian 1.901 Mdpl.

Secara geografis kawasan Pegunungan Meratus terletak di antara 115°38’00" hingga 115°52’00" Bujur Timur dan 2°28’00" hingga 20°54’00" Lintang Selatan. Pegunungan ini menjadi bagian dari 8 kabupaten di Provinsi Kalimantan Selatan yaitu Kabupaten Hulu Sungai Tengah (HST), Kabupaten Balangan, Kabupaten Hulu Sungai Selatan (HSS), Kabupaten Tabalong, Kabupaten Kotabaru, Kabupaten Tanah Laut, Kabupaten Banjar dan Kabupaten Tapin. Sedangkan di Provinsi Kalimantan Timur mencangkup Kabupaten Paser, Kabupaten Penajam Paser Utara dan Kabupaten Kutai Barat bagian selatan. Sementara di Provinsi Kalimantan Tengah meliputi sebagian kecil Kabupaten Barito Utara dan Kabupaten Barito Timur.

Titik tertinggi di rangkaian Pegunungan Meratus adalah Gunung Halau-halau atau Gunung Besar yang memiliki ketinggian 1.901 Mdpl di perbatasan tiga kabupaten, yaitu Kabupaten Hulu Sungai Tengah, Kabupaten Hulu Sungai Selatan dan Kabupaten Tanah Bumbu di Provinsi Kalimantan Selatan.

Adapun gunung ataupun bukit lain yang menyebar dalam wilayah Meratus adalah:
Kahung Pelaihari, Tanah Laut
Hantanung, Kab. Balangan
Batu Sumsum , Kab. Balangan
Belawan , Kab. Balangan
Hauk,  Tebing Tinggi, Balangan
Batas, Kab. Banjar
Tiwingan, Riam Kanan, Banjar
Bukit Batu , Riam Kanan, Banjar
Tengger, Kab. Banjar
Tirau Hujan, Kab. Banjar
Matang Kaladan, Riam Kanan, Banjar
Tabuan, Riam Kanan, Banjar
Kupang, Kab. Banjar
Langara, Loksado, HSS
Panginangan Ratu, HSS
Priuk, HST - HSS
Sarai, Hulu Sungai Selatan
Tatapan, Hulu Sungai Selatan
Batu Baduduk,  Hulu Sungai Selatan
Kentawan, Hulu Sungai Selatan
Batu Laki, Hulu Sungai Selatan
Batu Bini, Hulu Sungai Selatan
Jambangan, Kab. Kotabaru
Batu Buli, Kab. Tabalong
Priyangan, Pelaihari, Tanah Laut
RimpI, Pelaihari, Tanah Laut
Lintang, Pelaihari, Tanah Laut
Biluan, Binuang, Tapin
Mandiangin, Banjar
Priyangan, Pelaihari, Tanah Laut
Dll

Adapun sungai sungai yang berasal dari pegunungan ini diantaranya adalah Sungai Riam Kanan (Sungai Martapura), Sungai Riam Kiri, Sungai Negara, Sungai Asamasam, Sungai Kintap, Sungai Satui, Sungai Sebanban, Sungai Kukusan, Sungai Batulicin, Sungai Cantung, Sungai Sampanahan, Sungai Durian, Sungai Cengal, Sungai Pasir, Sungai Long Kali, Sungai Riko, Sungai Tapin dan Sungai Sepaku, Sungai Amandit, Sungai Haruyan, Sungai Barabai (Labuan Amas), Sungai Alai, Sungai Pitap, Sungai Halung, dlll













Bersambung...

Sumber : By Incus srilah Fatih salma
Editor : Muhammad Edwan Ansari

COPYRIGHT © Sahabat Edwan Ansari, Barabai,  Kalimantan Selatan

Meratus Tanah Syurga Yang Malang.

Meratus Tanah Syurga Yang Malang.

Hutan Kalimantan yang mana termasuk di dalamnya hutan di pegunungan Meratus dikenal oleh dunia sebagai Lungs of The World (paru-paru dunia).
Dan sebutan itu tidak berlebihan mengingat Hutan di Pegunungan Meratus termasuk hutan hujan tropis yang merupakan penyuplai oksigen terbesar di bumi kita ini. Karena hampir 80% suplai oksigen di seluruh dunia berasal dari kawasan hutan hujan tropis. Hal ini disebabkan karena hutan hujan tropis memiliki banyak sekali pohon-pohon yang melakukan proses fotosintesis, sehingga mereka melepaskan oksigen ke udara dalam jumlah yang sangat banyak.

Tapi selain merupakan paru paru dunia, hutan hujan tropis banyak memberi mamfaat bagi manusia dan binatang,  di antara nya ialah.

1. Sebagai penyeimbang ekosistem dunia.
2. Penyuplai oksigen.
3. Sebagai daerah resapan air dan menjaga siklus air.
4. Mencegah banjir dan tanah longsor.
5. Tempat tinggal suku suku pedalaman.
6. Tempat mencari penghasilan masyarakat.
7. Sebagai tempat penelitian.
8. Tempat Wisata.

Akan tetapi selain memiliki banyak mamfaat dan keindahan alam serta keasrian hutannya, pegunungan Meratus juga kawasan yang dikenal memiki cadangan bahan tambang melimpah khususnya batu bara yang menggairahkan berbagai kalangan mengeksploitasinya.

Dan dari delapan Kabupaten di Kalsel yang masuk wilayah Meratus, cuma Kabupaten HST yang belum digarap pertambangan batu baranya, sehingga menjadi incaran para Perusahaan besar dan kecil untuk mendapatkan izin untuk melakukan penambangan di daerah ini.

Pusat Sumberdaya Geologi Departemen Pertambangan dan Energi juga pernah melalukan penelitian dan menyelidiki potensi tambang di HST dengan mendeteksi cadangan batu bara di dua Kecamatan Batang Alai Timur terdapat 15 juta ton dengan nilai panas 5.000-6.000 kcal per kilogram sedangkan di Kecamatan Haruyan terdeteksi sekitar 300 ribu ton,dengan nilai kalori 6.000-7.000 kcal per kilogram.

Ada dua perusahaan besar yang mengantongi izin dari Pemerintah pusat yang merupakan pemegang Perjanjian Karya Pengusahaan Pertambangan Batubara (PKP2B) yaitu PT Antang Gunung Meratus (AGM) dengan luas arealnya di HST 3.242 hektare Sedangkan PT Mantimin Coal Mining (MCM) yang juga memgantongi ijin dengan bahan galian seluas 1.964 hektare.
Dan pada awal tahun 2018 ini masyarakat HST terkejut dan heboh mendengar bahwa Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral yang menerbitkan keputusan dengan Nomor 441.K/30/DJB/2017 tentang Penyesuaian Tahap Kegiatan PKP2B kepada PT MCM menjadi tahap kegiatan operasi produksi.

Surat Keputusan tersebut dikeluarkan untuk penambangan di wilayah Kabupaten HST yang meliputi Kecamatan Batang Alai Timur yang ditandatangani atas nama Menteri ESDM yaitu Dirjen mineral dan Batu bara Bambang Gatot Ariyono tertanggal 4 Desember 2017 lalu yang ditembuskan kepada Bupati HST, Bupati Tabalong dan Bupati Balangan serta Direksi PT MCM.

Adapun titik koordinatnya untuk tahap kegiatan produksi meliputi tiga lokasi yaitu di Kabupaten HST, Balangan dan Tabalong dengan total luas 5.908 hektare dan kegiatan operasi produksi berlaku sampai 2034 mendatang.

Izin pertambangan batubara tentunya sangat menyakiti hati rakyat HST, karena mayoritas penduduknya adalah petani dan dampak ini akan langsung dirasakan oleh mereka karena area konsesi pertambangan batubara semuanya bermuara ke Sungai Batang Alai yang merupakan sungai utama sebagai sumber irigasi petani, apalagi setelah rampungnya bendungan Sungai Batang Alai ini akan mampu mengairi 6.223 Ha sawah dari ribuan petani.

Semoga pemerintah sebagai penentu kebijakan bisa lebih bijak menyikapi masalah ini. Dan semoga Allah selalu memberi perlindungan dari berbagai macam bala bencana untuk BANGSA  dan NEGARA  kita.  Khususnya buat banua kita KALIMANTAN SELATAN.
Amin Allahumma Amin.












#savemeratus

Sumber : copy by Facebook Incus srilah Fatih salma

Editor : Muhammad Edwan Ansari

COPYRIGHT © Sahabat Edwan Ansari, Barabai,  Kalimantan Selatan

Meratus adalah tandon air Kalimantan Selatan.

Meratus adalah tandun air Kalimantan Selatan.

Kawasan hutan Meratus merupakan salah satu daerah lembab dan basah di Pulau Kalimantan. Struktur tajuk vegetasi yang rapat dan berlapis meningkatkan kelembaban lingkungan sekitarnya. Kelembaban ini dicirikan dengan banyaknya tumbuhan anggrek dan lumut yang menempel di batang pohon. Besarnya pasokan air yang diserap oleh lantai hutan hujan trofis di pegunungan Meratus, jauh lebih besar dari curah hujan yang diterima dari wilayah tersebut, bahkan bisa lebih tinggi 20 % pada musim hujan dan bisa mencapai 100% pada musim kemarau. Karena itu, hutan Meratus dapat dikatakan sebagai tandun air  atau menara air  yang sanggup mensuplai air di wilayah Kalimantan Selatan disaat musim kemarau.

Pergerakan awan yang melintas dan berada di atas hutan Meratus kelihatan seolah awan itu tertahan dan sebagian lagi tersedot ke bawah sehingga sebagian kawasan tersebut menjadi tertutup awan. Kondisi demikian mengakibatkan sebagian awan yang mengandung air tertahan dan terkumpul. Awan tersebut mengalami kondensasi dan setelah beberapa saat kemudian biasanya diikuti dengan turunnya hujan dengan kuntinuitas tertentu secara terus menerus. Kondisi tersebut menunjukan bahwa kawasan hutan Meratus berfungsi sebagai penangkap awan yang bergerak melintas di atasnya. Kejadian ini, berlangsung terus-menerus dan menyebabkan kawasan hutan Meratus menjadi lembab dan basah atau disebut dengan hutan awan (cloud forest) atau hutan lumut (mossy forest). Kondisi tersebut menjadikan kawasan hutan Meratus berfungsi sebagai tandon air yang mensuplai air bersih bagi masyarakat dan irigasi persawahan di wilayah sekitar hutan Meratus.

Semoga hutan Meratus yang merupakan tandun air atau menara air yang sudah  banyak sekali memberi manfaat untuk kehidupan manusia, khususnya yang tinggal di KALIMANTAN SELATAN ini tidak lagi dihancur ataupun dirusak lagi. Sehingga anak cucu kita nanti bisa hidup aman dan nyaman. 

Amin ya rabbal'alamin.








Menyelematkan Hutan Meratus Menyelamatkan Kehidupan.
#savemeratus
Sumber : copy by bang Incus Srilah Fatih
Editor : Muhammad Edwan Ansari

COPYRIGHT © Sahabat Edwan Ansari, Barabai,  Kalimantan Selatan