Selasa, Desember 31, 2019

SELAMAT MILAD KE 19 PONDOK PESANTREN NURUL MUHIBBIN ILUNG

SELAMAT MILAD KE 19 PONDOK PESANTREN NURUL MUHIBBIN ILUNG





Pertempuran Hambawang Pulasan

Pertempuran Hambawang Pulasan

Hambawang Pulasan terletak di Kampung Telang Kecamatan Batang Alai Utara, HST. Hambawang Pulasan merupakan jalur transportasi padat dari Barabai ke Batu Mandi - Paringin, sehingga kawasan ini sering dijadikan daerah penghalang patroli Belanda. Kawasan ini masih termasuk hutan pohon karet, selain itu jalannya berliku dan menanjak karena termasuk daerah perbudakan. Posisi wilayah ini sangat strategis sebagai tempat penyanggulan / pencegatan oleh para pejuang terhadap Militer Belanda yang menggunakan jalan ini baik untuk mengangkut bahan makanan maupun mensuplai pasukan dan persenjataan.
Rencana penyanggulan / pencegatan terhadap Militer Belanda dirumuskan di rumah Utuh Engkong di Kampung Rawasan Birayang. Rapat langsung dipimpin oleh Abdurraman Karim (AR.HAKA) yang merupakan Komando Umum GERPINDOM / TRI PS MN 1001. Rapat juga dihadiri oleh H. Aberani Sulaiman Wakil II Komandan Komando Umum dan beberapa pejuang lainnya seperti H. Damanhuri, Made Kawis, Jamhar, Hamdi Idar, Tuhani (Utuh Dungkuk), Jahri, Karim, Sapar / Ancau (Daeng Ladjida), Bunjamin, Taberi, Buseri, Rusli Panangah, Japeri dan beberapa anggota GERPINDOM lainnya. Dalam rapat tersebut disetujui untuk melakukan penyanggulan / pencegatan terhadap Militer Belanda di Hambawang Pulasan. Selain itu disetujui juga bahwa hanya 12 orang yang ikut dalam penyanggulan / pencegatan Militer Belanda tersebut. Kedua belas pejuang ini adalah H.
Hari Kamis pagi, sekitar pukul 07.00 Wita pada pertengahan Mei 1947 atau tanggal 18 Ramadhan. Setelah melalui perjalanan panjang, para pejuang yang dipimpin H. Aberani Sulaiman tiba di Hambawang Pulasan. Sambil menerima H. ​​Aberani Sulaiman memberikan penjelasan kepada pasukannya dan membagikan misi menjadi dua bagian. Satu bagian berada pada posisi di atas gunung yang dipimpin langsung oleh H. Aberani Sulaiman dengan anggota terdiri dari Jamhar, Sapar / Ancau (Daeng Ladjida), Hamdi Idar dan Utuh Kandangan. Sementara kelompok kedua terletak pada bagian kiri dan kanan jalan yang ditanjak dipimpin oleh H. Damanhuri yang beranggotakan 6 orang, yaitu Made Kawis, M. Suni, Ibur, Karim dan Jahri serta Tuhani (Utuh Dungkuk).
Setelah berjam-jam, menunggu pukul 10.00 Wita terdengar dari kejauhan suara mobil truk. H. Aberani Sulaiman memberi aba-aba agar para pejuang bersiap. Dan ternyata benar dari kejauhan tampak sebuah truk Militer Belanda yang berisi penuh dengan Militer Belanda lengkap dengan persenjataan modern datang dari Batu Batu arah menuju Barabai. Dua orang duduk di depan adalah sopir dan pimpinan pasukan. Para pejuang sudah mulai bersiap-siap dan menunggu aba-aba dan meminta tembak dari H. Aberani Sulaiman, sementara mobil truk mulai menaiki tanjakan berjalan dengan cepat. Pada saat mobil truk sudah hampir sampai di puncak tanjakan, seketika H. Aberani Sulaiman memberikan aba-aba penyerangan.
Dengan serentak para pejuang keluar dari persembunyiannya dan langsung mencegat mobil truk Militer Belanda sambil menembakkan senjata. Pasukan Militer Belanda terkejut dan tidak berhasil, mendapat serangan mendadak dan gempuran senjata Owen Gun, Tompsom Gun, Karabyn US / LE dan pistol dari para pejuang. Serangan mendadak tersebut membuat Militer Belanda kelabakan dan tak berkutik. Kepanikan Militer Belanda semakin meningkatkan kompilasi mobil truk yang mereka tumpangi mulai goyang, sebab sopirnya memiliki tujuan peluru yang dibidikkan H. Aberani Sulaiman, sehingga membuat mobil tersebut tak terkendali lagi dan diaktifkan kembali. Sementara para pejuang terus menembaki Militer Belanda yang dalam kesulitan terus berusaha, namun tak berhasil.
Melihat pasukan Militer Belanda yang menolak, Made Kawis langsung turun dari gunung dan naik kembali mobil truk yang dibalikkan untuk mengambil senjata Bren Gun milik Belanda. Namun begitu Membuat Kawis di atas truk dan belum mengambil senjata ini, tiba-tiba terdengar bunyi tembakan yang dibuat untuk Made Kawis yang membuat ia tersungkur berlumur darah. Sebuah mobil truk yang berisi tentara KNIL Belanda yang datang kemudian langsung menghujani tembakan dan tepat mengenai tubuh Made Kawis sehingga ia luka tembak yang sangat parah.
Melihat Made Kawis tersungkur berlumur darah. Aberani Sulaiman dan para pejuang lainnya langsung membawa dan menyelamatkan Made Kawis sambil terus menyerang Militer Belanda. Maka terjadilah pertempuran jarak dekat antara Militer Belanda dengan para pejuang. Sementara dari arah bawah sambil mengeluarkan deru mobil tambahan untuk pasukan militer Belanda yang langsung menyerang para pejuang dari semua arah. Kontak senjata yang tidak seimbangpun terjadi. Para pejuang sudah mulai terdesak dan agak kalah. Melihat kondisi perjuangan yang tidak seimbang, H. Aberani Sulaiman mengirimkan kepada pasukannya untuk mundur berpencar sambil menyelamatkan Made Kawis.
Mundurnya pasukan para pejuang yang dipimpin H. Aberani Sulaiman membuat Militer Belanda kesulitan untuk mencapai dan akhirnya kembali untuk menangani teman-teman mereka yang membantah. Dari pertempuran tersebut, dirilis 48 orang Militer Belanda yang meninggal. Sementara para pejuang setelah mundur dengan berpencar yaitu H. Damanhuri dan kawan-kawan menuju Birayang dan malamnya langsung menuju Goa Kudahaya yang saat itu sudah ditunggu Abdurahman Karim (ARHAKA) dan Japeri. Sementara H. Aberani Sulaiman dan Tuhani (Utuh Dungkuk) setelah bersembunyi di Tapuk Birayang, siangnya sekitar pukul 10.00 Wit baru datang ke Goa Kudahaya.
Sementara Made Kawis dan Utuh Kandangan dalam persembuyiannya dikepung oleh Belanda. Dalam keaadaan terjepit, Utuh Kandangan berhasil meloloskan diri sedangkan Kawis tertembak sehingga menjadi pahlawan. Persembuyian Utuh Kandangan dan Made Kawis berasal dari mata-mata Belanda yang bernama H. ​​Halabi. H. Abdurrahman Karim (ARHAKA) menerima kabar bahwa Made Kawis gugur di pelarian akibat diterjunkannya Militer Belanda, diantarkan ke Birayang dan dikelola dengan H. Halabi dan membunuhnya di Kampung Ipil Djati Simpang Tiga Birayang.
Kematian Made Kawis ternyata menyurutkan semangat para pejuang untuk berjuang memperbaiki tanah udara, malah semakin menggelorakan semangat juang untuk merebut kemerdekaan dari para penjajah. Apalagi dengan penyanggulan / pencegatan di Hambawang Pulasan tersebut, berakibat terbebasnya 48 orang Militer Belanda semakin memacu semangat perjuangan rakyat Hulu Sungai Tengah untuk terus berjuang. Made Kawis dimakamkan di Taman Makam Pahlawan ALRI Divisi IV (A) Pertahanan Kalimantan Birayang.


Sumber:

- www.tuanhellowen.blogspot.com

http://bumibanjar.blogspot.com/2010/05/pertempuran-hambawang-pulasan-2.html?m=0


Editor : Muhammad Edwan Ansari

COPYRIGHT © Sahabat Edwan Ansari, Barabai,  Kalimantan Selatan

Monomen Hambawang pulasan
Cerita Dibangunnya Monumen Pertempuran Hambawang Pulasan , Haur Gading Batang Alai Utara HST Barabai memang merupakan salah satu kabupaten yang memiliki banyak sekali sejarah perjuangan dalam rangka perang kemerdekaan menghadapi para penjajah. Setidaknya hal ini ditandai dengan adanya sejumlah monumen yang dibangun untuk memperingati kisah heroik para pahlawan Banua dalam merebut kembali kemerdekaan Republik Indonesia dari tangan para penjajah. Sebut saja diantaranya adalah monumen Keris yang hingga kini masih berdiri kokoh di tengah kota Barabai. Namun demikian, ada beberapa monumen yang bahkan pemuda sekitar saja mungkin tidak tahu kenapa ada monumen tersebut. Salah satu monumen yang dimaksud adalah Monumen atau Tugu pertempuran Hambawang Pulasan. Lokasi monumen ini sendiri berada tepat di desa Hambawang Pulasan, kecamatan Batang Alai Utara Kabupaten Hulu Sungai Tengah. Dimana alasan dibangunya monumen tersebut tak lain adalah untuk mengenang pertempuran pahlawan Bangsa yang berasal dari Banua dalam menghadapi para penjajah. Disebutkan dalam sejarah dan sejumlah sumber bahwa di lokasi dibangunnya monumen atau Tugu tersebut setidaknya terjadi dua kali pertempuran sengit antara para pejuang Banua dengan pihak Belanda. Adapun dua pertempuran hebat tersebut antara lain adalah : Kamis, Mei 1947 Pertempuran yang terjadi pertama kali di Hambawang Pulasan terjadi di hari Kamis Pagi, pada setidaknya pertengahan Mei 1947. Para pejuang Banua sendiri pada saat itu tengah menjalankan ibadah puasa Ramadhan karena bertepatan pada tanggal 18 Ramadhan. Di tempat tersebut, terjadi perlawanan hebat dari 12 orang tentara GERPINDOM (Gerakan Rakyat Pengejar/Pembela Indonesia Merdeka) yang berani dan rela bertempur mati-matian guna menghadapi sepasukan tentara Belanda yang bersenjatakan modern dan lengkap. Dan kedua belas tentara GERINPOM tersebut yaitu : H. Aberani Sulaiman (Pemimpin Pasukan),Made Kawis,H. Damanhuri,Jamhar,Sapar/Ancau (Daeng Ladjida),Hamdi Idar,M. Suni,Ibur,Tuhani (Utuh Dungkuk),Karim,Jahri, danUtuh Kandangan. Dalam pertempuaran pertama tersebut Made Kawis yang merupakan tentara Banua meninggal sebagai syuhada dan untuk mengenang jasa beliau, salah satu ruas jalan di Desa Limpasu diberi nama Jl. Made Kawis. Kemudian dari pihak Belanda sendiri tewas 48 tentara terbaik mereka dalam pertempuran tersebut Agustus 1948 Tidak diketahui dengan pasti kapan tanggalnya, namun dipastikan pertempuran kedua di lokasi ini terjadi pada minggu pertama bulan Agustus tahun 1948. Pertempuran dalam mempertahankan kemerdekaan Indonesia ini terjadi antara 13 pejuang Banua yang dipimpin oleh Aliansyah. Dalam pertempuran menghadapi sepasukan tentara Belanda yang kedua kalinya ini, pasukan yang dipimpin Aliansyah berhasil dipukul mundur meski memang tidak ada yang meninggal dunia. Sementara di pihak Belanda, meski memang berhasil memukul mundur pasukan Indonesia, sejumlah tentaranya terluka parah oleh tembakan para pasukan Indonesia. Semoga Kita Tak pernah lupa akan sejarah satu Nini kita di Bumi Alai ini Tags:Monumen Hambawang Pulasan Pertempuran Hambawang Pulasan di kesempatan berikutnya kami akan coba ulas tentang tugu Gawang d limpasu Editor : M.Edwan Ansari, Ilung pasar Lama





Editor : Muhammad Edwan Ansari

COPYRIGHT © Sahabat Edwan Ansari Kalimantan Selatan