Minggu, Mei 17, 2020

Nama sidin Hj. Faridah, umur sidin sekitar 60 tahunan.
Rumah sidin disamping langgar/musholla di angking dekat polsek ilung.
Yg masih ragu, silakan check k kampung ulun di ilung.




Habib Bahar bin Ali bin Smith)

"Alhamdulillah segala puji dan syukur pada Allah yang memberikan rizeki pada saya tanpa harus mencari, puji dan syukur pada Allah yang di mana ini adalah penjara yang lebih besar,"

"Di luar lebih kecil karena di luar saya terbebani dengan urusan sedangkan di penjara ini saya tak terbebani dengan urusan apa pun sehingga saya memiliki waktu yang lebih luas bermesraan dengan pencipta saya."

"Emas tetaplah emas walaupun berada di dalam penjara, batu adalah batu walaupun berada di dalam istana,"

"Orang yang bebas tetaplah orang yang bebas walaupun berada di dalam penjara, saya ghafir-nya di penjara tapi hakikatnya bebas, sedangkan kacung tetaplah kacung walaupun berada di istana."

Jiwa kami adalah jiwa pejuang, di manapun kami diletakkan kami tidak peduli seberapa besar siksaan, ancaman dan hukuman tetap kami tidak akan pernah tunduk pada kezaliman, kemaksiatan dan kemungkaran."

"Penjara yang kalian anggap menakutkan bagi kami adalah permainan, penjara yang kalian anggap neraka bagi kami adalah surga. Bersama Allah, penjara adalah surga."
(Habib Bahar bin Ali bin Smith)

Khalifah Umar bin Khattab

Suatu malam Khalifah Umar bin Khattab sedang bekerja di ruangannya dengan menggunakan lampu teplok.

Tak berapa lama, seseorang mengetuk pintu. "Siapa diluar dan apa keperluannya?!" tanya Umar bin Khattab dari dalam ruangan.

"Saya putramu Abdullah, wahai Amirul Mukminin!" jawab putranya.

"Ya, silahkan masuk!" jawab Umar.

Ketika Abdullah putranya masuk ke ruangan ayahnya, Umar bertanya lagi, "Apakah kau ada keperluan denganku?"

"Ya wahai amirul mukminin!" jawab putranya.

"Terangkan padaku, apakah urusan keluarga atau kah urusan negara?!" tanya Umar lagi.

"Urusan keluarga, wahai Amirul Mukminin!"

"Tunggu!" kata Umar. Buru-buru Umar bin Khattab meniup lampu teplok di meja kerjanya, hingga ruangan gelap gulita.

"Kenapa Anda matikan lampu di ruangan ini, wahai Amirul Mukminin?!" tanya putranya keheranan.

"Wahai anakku, kau datang padaku untuk urusan keluarga, sedangkan lampu di ruangan ini berasal dari minyak yang diambil dari kas baitul maal, kas negara.

Aku khawatir jika urusan keluargaku tercampur dengan hak rakyatku, aku mengambil hak yang bukan menjadi hakku, akan tetapi hak umat Islam. Biarlah kita lanjutkan obrolan dalam gelap seperti ini saja!"

Inilah sosok teladan Khalifah Amirul Mukminin, Pemimpin Besar Orang Beriman; Al-Farouq Sayyina Umar Ibn Khattab radhiyallahu anhu.

Saking hebatnya pesona Umar bin Khattab, sampai seorang penipu rakyat pun ingin namanya disebut dan disandingkan seperti Umar Ibn Khattab, padahal terlalu mulia nama itu untuk disandangkan pada pemimpin paling adil pun jika pun hari ini masih ada.

*Ust. Miftah el-Banjary