Rabu, Agustus 29, 2018

Jika kepedulian kita terus diawasi dan dicurigai, mungkin pensiun dari dunia kepedulian serta menyibukan diri dalam keseharian sebagai petani dan pengajar Al Qur’an hingga akhir hayat merupakan pilihan bijak. Terlebih kondisi ekonomi akhir-akhir ini menghimpit ditambah kondisi sosial yang memanas akibat hilangnya keadilan. Sebaik baik manusia adalah yg paling bermanfaat bagi orang lain (H.R Ahmad) Akhir-akhir ini realistis yang seharusnya rasional kadang tidak adil penempatannya, kita berteriak lantang soal toleransi, kemanusiaan dll, tapi diam saat tetangga kita Kesusahan, Uyah Balarang, Listrik Manaik dan Gatah Bamurah atau zenith marajalila. Dan aku pun, seperti biasa yang hanya bisa berpikir, mahayatau dan berbagi binggung dengan ketidak pedulian kita selama ini. Ini bukan hanya sebatas ketidak mampuan, tapi soal idealis.

Penulis & Editor : Muhammad Edwan Ansari

COPYRIGHT © Sahabat Edwan Ansari, Barabai,  Kalimantan Selatan

Kenapa harus memilih

Memang Siapapun presidennya tdk akan merubah posisi kita saat ini,yg kuli ya tetap jadi kuli,kalau nggk kerja ya nggk makan. Tapi satu hal yg harus kau ingat,presiden bisa: 1.mengangkat mentri tenaga kerja yg akan mempengaruhi hak2 mu sbgai karyawan. 2.Dia yg akan mengangkat mentri agama yg hasil kebijakannya akan sangat berpengaruh pd kelangsungan hubunganmu dgn umat beraagama lainnya. 3.Dia yg akan mengangkat mentri pendidikan,yg kebijakannya akan sangat berpengaruh pd anak2 mu. Yang lain kau pikir lah sendiri. #Jgn meremehkan pergantian kepala negara,apalagi tdk berbuat apa2 dgn alasan TAQDIR.

Editor : Muhammad Edwan Ansari

COPYRIGHT © Sahabat Edwan Ansari, Barabai,  Kalimantan Selatan

Sarjana kok jualan

Gengsi karena sudah sarjana, masak harus jualan atau dagang? Ingat, tidak ada peraturan yang mengharuskan sarjana kerja di kantoran saja. Malu di bicarakan tetangga ijazahnya tidak berguna. Tetangga itu mah apa aja juga ya jadi omongan jadi buat apa dipikirkan? Malu diledek teman karena pekerjaannya jualan. Nih camkan ya.. teman yang baik itu mendukung apa yang kita lakukan, jadi jika teman menjatuhkan mungkin mereka bukan benar benar teman kita. Masih gengsi? Malu dan gengsi itu jika masih utang sana sini, banyak cicilan yang ga bisa dibayar. Udah tua masih menyusahkan orang tua. Atau kaya oknum pejabat yg jilat sana jilat sini...hanya buat cari pangkat.... Tempatkanlah malu dan gengsi pada tempatnya.... Rejeki tak kan pernah tertukar... Usaha boleh sama Pesaing bisa di mana-mana Mungkin mereka banting-banting harga Mungkin ada yang pakai cara kotor dalam usaha... Tapi ingat... Rejeki takkan pernah tertukar Dan berkah itu yang harus dikejar Mungkin sedikit.... Tapi seringkali Yang sedikit itu yang berkah Hingga di dunia sampai di akhirat... Abah memang bukan pejabat yg bisa mambawa Pian kukujuk sana sini, selfie d tempat wisata pakai duit rakyat atau sekedar hasil lebih uang SPPD, Abah bukan pengusaha yg bisa membeli Avanza, Toyota ataupun furtuner kaya si bapa pengusaha kaya Beli Supra saja udah untung tidak nyicil kredit Nak! Abah bukan keturunan ningrat, pejabat apalagi konglomerat Yg bisa menikmati hutan buatan... Semoga saja mereka bukan yg suka merusak hutan alami Kalimantan

Peduli politik

Salah satu penyair Jerman mengatakan bahwa "Buta yang terburuk adalah buta politik, dia tidak mendengar, tidak berbicara dan tidak berpartisipasi dalam kegiatan politik. Dia tidak tahu bahwa biaya hidup, harga kacang, harga ikan, harga tepung, biaya sewa, harga sepatu dan obat semua tergantung pada keputusan politik. Orang yang buta politik begitu bodoh sehingga ia bangga dan membusungkan dadanya mengatakan bahwa ia membenci politik. Si dungu dungu tidak tahu bahwa, dari kebodohan politiknya lahir pelacur, anak terlantar, dan pencuri terburuk dari semua pencuri, politisi buruk, rusaknya perusahaan nasional dan multiasional" "Bertolt Brech" Nah, apakah kamu mau menjadi orang bodoh di negaramu sendiri? Think again. Jadi sangat penting ya untuk mengetahui bagaimana kondisi pemerintahan dan politik negara, apalagi saat ini Indonesia sedang mengalami krisis kepercayaan. Anak muda lebih percaya terhadap isu hoax, para ibu lebih percaya gosip artis dan sinetron, dan para ayah lebih tertarik terhadap berita piala dunia maupun olahraga lainnya. Sudah saatnya kita juga peduli terhadap bagaimana kinerja pemerintahan Indonesia dan isu terkait politik di negara kita. Tanpa digiring oleh masyarakat, tikus berdasi akan semakin mudah membentuk koloni dalam gedung instansi,. "Jembatan kasarangan, 30 Agustus 2018