Jumat, Juli 08, 2022

Ada ulama mujarrobat yang mengatakan menulis wafak ini waktunya adalah saat khatib berkhotbah di atas mimbar pada jumat terakhir dibulan ramadhan,untuk mendapatkan keampuhan khasiat wafaknya.

Ada ulama mujarrobat yang mengatakan menulis wafak ini waktunya adalah saat khatib berkhotbah di atas mimbar pada jumat terakhir dibulan ramadhan,untuk mendapatkan keampuhan khasiat wafaknya.



Namun dalam i'anatut tholibin hal ini dimakruhkan

ﻭﻛﺮﻩ ﻛﺘﺐ ﺃﻭﺭاﻕ ﺣﺎﻟﺔ اﻟﺨﻄﺒﺔ، ﻭﺗﺴﻤﻰ اﻟﺤﻔﺎﺋﻆ.

ﻗﺎﻝ ﻓﻲ اﻟﺘﺤﻔﺔ: ﻛﺘﺎﺑﺔ اﻟﺤﻔﺎﺋﻆ ﺁﺧﺮ ﺟﻤﻌﺔ ﻣﻦ ﺭﻣﻀﺎﻥ ﺑﺪﻋﺔ ﻣﻨﻜﺮﺓ - ﻛﻤﺎ ﻗﺎﻟﻪ اﻟﻘﻤﻮﻟﻲ - ﻟﻤﺎ ﻓﻴﻬﺎ ﻣﻦ ﺗﻔﻮﻳﺖ ﺳﻤﺎﻉ اﻟﺨﻄﺒﺔ.

karena ini adalah termasuk perbuatan "LAGO" waman lago fala jum'ata lah" (maksudnya adalah pahala jumatan dikurangi dr semestinya,bkn tdk soh jumatannya)


Meskipun dimakruhkan,tetap ai jw ulun bawa pulpen dan kertas ganal untuk menulis wafak ini saat khatib berada diatas mimbar,duduk dipojokan masjid kena,untungnya jumat ni kdd kana jadwal jd khatib dimasjid manapun,

mun kawa dapat 5 buting tulisan wafak ini saat khatib diatas mimbar jumat ni,kawa 4 buting dijual lawan jama'ah pengajian,atau jama'ah fb yang hndk memaharinya,hehe....


Di unting2 ai supaya kita kd makruh dan kd lago dalam pelaksanaan jumatan,di waktu azan kedua saat khatib blm memulai khotbah,dan saat khatib bapandir mcm2 yg bkn rukun khotbah,kawa ja diambil kesempatan nulis wafak ini.

KH. MUKHTAR HS PENGASUH PONPES IBNUL AMIN PAMANGKIH, K Muchtar Hs Pengasuh Kedua Pondok Pesantren Ibnul Amin Pamangkih, Pengasuh Kedua Pondok Pesantren Ibnul Amin Pamangkih

KH Muchtar HS

Pengasuh Kedua Pondok Pesantren Ibnul Amin Pamangkih




KH. Muchtar HS dilahirkan pada tanggal 15 Ramadhan 1931 H. Bertepatan tanggal 25 September 1942 di Desa Mundar, Kecamatan Labuan Amas Utara, Kabupaten Hulu Sungai Tengah. Ayahnya bernama H. Salman dan ibunya Hj. Andaluh. KH. Muchtar HS merupakan generasi penerus Pondok Pesantren Ibnul Amin Pamangkih, karena sejak tahun 1958 ia sudah aktif mengelola dan membina pondok Salafiah tersebut bersama-sama KH Mahfudz Amin

Beliau Dilahirkan Di Desa Mundar Kecamatan Labuan Amas Selatan Kabupaten Hulu sungai Tengah 

Pendidikan dasar beliau mulai di Sekolah Rakyat ( SR ) didesa Mundar dan tamat pada tahun 1956 yang selanjutnya diteruskan ke Sekolah Menengah Islam Hidayatullah ( SMIH ) Martapura. Setelah itu beliau belajar di Sekolah Diniyyah Islamiyyah Barabai hingga tahun 1958. Sejak tahun 1958 itulah selanjutnya mengikuti pendidikan di Pondok Pesantren Ibnul Amin dibawah pengajaran dan pembinaan langsung oleh pendiri dan pengasuh Pondok Pesantren, KH. Mahfudz Amin. Beliau termasuk santri angkatan pertama dan tercatat sebagai pendaftar ke tiga dari sembilan santri pertama pesantren ini.

Setelah belajar sekitar 9 bulan dipondok, beliau telah dipercaya untuk menjadi guru sekaligus orang kepercayaan al-Marhum KH. Mahfudz Amin. Beliau dididik secara khusus dan intensif sehingga kitab seyogyanya dipelajari selama 6 bulan dapat ditamatkan dalam masa 15 hari saja, disamping tetap mengikuti pelajaran bersama santri lainnya.

Sejak awal, Al-Marhum KH. Mahfudz Amin telah memberikan perhatian khusus kepada beliau sebagai kader penerus perjuangan pembangunan dan pengembangan Pondok Pesantren untuk menghadapi kemajuan agama dalam proses Taqarub Ilallah dengan jalan pengkajian ilmu-ilmu-Nya.

Tahun 1975 beliau berkesempatan menunaikan Rukun Islam kelima sekaligus menimba ilmu di tempat awal turunnya Syari'at Islam. Bersama dengan penuntut ilmu lainnya dari berbagai daerah di Halaqah Masjidil Haram Makkah Al- Mukarramah guna memperdalam ilmu Hadist serta mendatangi guru-guru secara khusus di rumah-rumah hingga memperoleh ijazah-ijazah kitab hingga tahun 1976. Satu dari sekian banyak guru beliau diantaranya adalah Syekh Ismail Zein Al-Yamani. Beliau kembali dapat berkunjung ketanah suci pada tahun 1982, 1985 dan tahun 2000. selama di Saudi Arabia, selain menuntut ilmu, beliau juga berupaya untuk menempatkan alumni santri pesantren Ibnul Amin agar bias diterima bersama para pelajar lainnya yang datang dari seluruh penjuru dunia.

Tahun 1968-1969 beliu diutus oleh Al-Marhum KH. Mahfudz Amin Pendiri Pondok untuk memperdalam ilmu Hadist dan tafsir di Martapura dengan seorang Ulama terkemuka KH. Anang Sya'rani. Dengan berbekal pengalaman itulah yang merupakan modal untuk dikembangkan kepada para santri yang tidak hanya berasal dari daerah sekitar tapi juga dari luar daerah bahkan dari negeri tetangga, Malaysia dengan latar belakang pendidikan yang berbeda pula, dari TK hingga Sarjana. Sejak tahun 1976 beliau dipercaya untuk memegang tanggung jawab di Pesantren Putra yang sepeninggal almarhum KH. Mahfudz Amin selanjutnya memegang penuh kendali kepemimpinan pesantren baik putra maupun putri.

Beberapa inisiasi yang sekarang sudah terealisir dalam rangka pengembangan Pondok Pesantren Ibnul Amin yang sesuai dengan perkembangan zaman adalah dengan menyempurnakan kalender pendidikan di pondok. Sebelumnya tradisi liburan pondok adalah sepekan sekali, kemudian dua pekan sekali, lalu sebulan sekali dan sekarang menjadi dua kali dalam setahun (Ramadhan dan Idul Adha). Hal ini dilakukan dalam rangka efisiensi waktu sehinga santri lebih berkonsentrasi dalam belajar disamping sebagai upaya minimalisasi dari aktifitas diluar pondok selama liburan 3 hari perbulan tersebut selain itu di kembangkan pula upaya peningkatan amaliyyah para santri dalam proses penempaan mental sipiritual termasuk mengkondisikan komplek pondok yang bebes rokok disamping pertimbangan kesehatan, moral dan ekonomis. Saat ini sedang dirancang pula kegiatan belajar asistensi dimana seorang santri senior menangani 13 orang santri dibawahnya untuk dibekali dengan 'rempah-rempah' yang kelak dapat dikonsumsi dengan nyaman apabila mereka telah terjun ketengah masyarakat. Jadi untuk menghafal do'a-doa pendek, tahsinut tilawah dan bekal-bekal ringan lainnya cukup ditangani oleh santri senior ini disamping progam pelajaran yang dipandu oleh guru. Hal ini juga mengandung nilai positif bagi santri senior tersebut sebagai sarana pelatihan awal dan praktek sederhana mengenai apa yang telah mereka peroleh selama ini. Saat ini telah dilaksanakan pula progam bahasa Arab dan bahasa Inggris (dimulai pada tanggal 17 Agustus 1999) sebagai perwujudan dari keinginan dan cita-cita almarhum KH.Mahfudz Amin pendiri pondok ini.

Untuk mengusir kejenuhan dan kepenatan otak maka saat ini diadakan pula kegiatan olah raga seprti bola voli, tennis meja dan selanjutnya akan dikembangkan olah raga sepak bola dan bola basket. Dalam rangka mengembangkan pola kemitraan dan keterbukaan maka pihak pengasuh pun siap menerima berbagai usulan positif dari santri sepanjang itu dilakukan untuk kemajuan pondok. Hal itu dapat dilihat dengan adanya latihan pidato, Koran dinding, karnaval tahunan (menyambut uthlah sanawiyah), pembacaan maulid al Habsyi, Jum'at bersih, pelatihan pelaksanaan fardhu khifayah, pelatihan manajemen organisasi dan sebagainya.

Disamping menjalankan tugas pokok memimpin pesantren beliau juga aktif mengikuti kegiatan-kegiatan kemasyarakatan dan da' wah melalui majelis ta' lim, memberikan advis yang berhubungan dngan berbagai masalah yang berkembang ditengah-tengah masyarakat selain tetap membina dan mengembangkan hubungan baik dengan semua pihak baik lembaga swasta maupun pemerintah dengan tetap memegang prinsip independensi. Secara moral mendukung berbagai aktifitas organisasi keagamaan dan kemasyarakatan namun secara kelembagaan tetap dalam posisi yang netral.

Dikalangan santrinya beliau dikenal aspiratif dan sosok pemimpin yang cerdas serta sabar. Sulit mencari kata-kata beliau yang membuat orang lain tersinggung. Beliau tetap konsekwen dengn ide-idenya dengan tetap mendengar pendapat orang lain, dinamis dan mampu menyesuaikan diri dengan setiap level pergaulan disamping tidak ingin membebani orang lain.

Satu dari sekian ide monumental beliau yang kini sedang direalisasikan adalah pengembangan agrobisnis sebagai kontributor yang signifikan bagi pendanaan operasional pesantren.

Banyak sudah yang beliau lakukan, tapi masih banyak lagi yang ingin beliau kerjakan dalam hal memajukan Islam melalui Pondok yang beliau Pimpin. Semoga Allah panjangkan umur beliau dan tetap tegar dalam menghadapi berbagai tantangan zaman.

Dalam biografi singkat KH. Mahfuz Amin dan Sejarah Pondok Pesantren Ibnul Amin Pamangkih pada halaman 115 dikutip sebagian pidato Abah Pengasuh dalam rangka perpisahan beliau dengan para Alumni di Mekkah Al Mukarramah pada tanggal 4 Muharram 1403 H, yaitu pada saat kepulangan beliau ke Tanah Air setelah menunaikan ibadah haji pada tahun 1982. Dalam pidato itu antara lain disebutkan peran H. Muchtar HS. Sebagai berikut :


Wasiat dari dua guru ayahda khabarkan kepada beberapa murid ayahda yang berada di waktu itu ialah sekitar lima belas atau tujuh belas dan ayahda musyawarahkan dengan beliau-beliau supaya pesantren dapat dibangun.


Alhamdulillah dengan sebab membangun pesantren ini bertujuan hanya Lii’la Kalimatillah dengan modal murid lima belas orang atau tujuh belas tadi terbangunlah Pondok Pesantren kita Ibnul Amin, yang mula-mula membantu dalam pelaksanaan ayahda ini dan benar-benar mengikuti sepak terjang ayahda ialah saudara H. Zuhdi, kemudian sesudah pesantren ini mulai berjalan tidak beberapa lama anakda H. Muchtar trut masuk Pesantren dan juga turut mengikuti ayahda dalam mengusahakan majunya pondok, berhubung H. Muchtar ini tidak mempunyai anak, dan H. Zuhdi sudah punya anak, jadi ayahda ke hulu hilir dalam mengusahakan kemajuan pondok banyak dengan H. Muchtar dengan cara apa juapun.

Tokoh ini berwasiat ‘siapa banyak berjuang dan ikhlas untuk kepentingan agama, maka banyak pula ganjaran Allah kepadanya kelak’, sampai hari ini masih menangani berbagai tugas dalam rangka mengemban amanah yang diberikan kepadanya yaitu melanjutkan kelangsungan Pondok Pesantren Ibnul Amin Pamangkih.


Semua tugas dan pengabdianya pada Pesantren Ibnul Amin dapat terlaksana berkat dukungan isterinya Hj. Hikmah yang selalu setia dan ikhlas mendampinginya.







Penulis:  Muhammad Edwan Ansari,S.Pd.I

COPYRIGHT © Catatan Edwan Ansari, Barabai,  Kalimantan Selatan



Daftar Pustaka

1. Naskah Tim Penulis LP2M UIN Antasari Banjarmasin dan MUI Provinsi Kalimantan Selatan.

2. Sejarah Pondok Pesantren Ibnul Amin Pamangkih

3. Sang Kader Aspiratif Dan Sosok Pemimpin Yang Cerdas oleh : Abu Najla A.Muslim Safwan ( Alumni Ponpes Ibnul Amin )


Editor : Muhammad Edwan Ansari,S.Pd.I

COPYRIGHT © Catatan Edwan Ansari, Barabai,  Kalimantan Selatan

Baca juga Manaqih Muassis Pondok Pesantren Ibnul Amin Pamangkih KH Mahfudz Amin





KH. MUKHTAR HS PENGASUH PONPES IBNUL AMIN PAMANGKIH, K Muchtar Hs Pengasuh Kedua Pondok Pesantren Ibnul Amin Pamangkih

 KH Muchtar HS

Pengasuh Kedua Pondok Pesantren Ibnul Amin Pamangkih




KH. Muchtar HS dilahirkan pada tanggal 15 Ramadhan 1931 H. Bertepatan tanggal 25 September 1942 di Desa Mundar, Kecamatan Labuan Amas Utara, Kabupaten Hulu Sungai Tengah. Ayahnya bernama H. Salman dan ibunya Hj. Andaluh. KH. Muchtar HS merupakan generasi penerus Pondok Pesantren Ibnul Amin Pamangkih, karena sejak tahun 1958 ia sudah aktif mengelola dan membina pondok Salafiah tersebut bersama-sama KH Mahfudz Amin

Beliau Dilahirkan Di Desa Mundar Kecamatan Labuan Amas Selatan Kabupaten Hulu sungai Tengah 

Pendidikan dasar beliau mulai di Sekolah Rakyat ( SR ) didesa Mundar dan tamat pada tahun 1956 yang selanjutnya diteruskan ke Sekolah Menengah Islam Hidayatullah ( SMIH ) Martapura. Setelah itu beliau belajar di Sekolah Diniyyah Islamiyyah Barabai hingga tahun 1958. Sejak tahun 1958 itulah selanjutnya mengikuti pendidikan di Pondok Pesantren Ibnul Amin dibawah pengajaran dan pembinaan langsung oleh pendiri dan pengasuh Pondok Pesantren, KH. Mahfudz Amin. Beliau termasuk santri angkatan pertama dan tercatat sebagai pendaftar ke tiga dari sembilan santri pertama pesantren ini.

Setelah belajar sekitar 9 bulan dipondok, beliau telah dipercaya untuk menjadi guru sekaligus orang kepercayaan al-Marhum KH. Mahfudz Amin. Beliau dididik secara khusus dan intensif sehingga kitab seyogyanya dipelajari selama 6 bulan dapat ditamatkan dalam masa 15 hari saja, disamping tetap mengikuti pelajaran bersama santri lainnya.

Sejak awal, Al-Marhum KH. Mahfudz Amin telah memberikan perhatian khusus kepada beliau sebagai kader penerus perjuangan pembangunan dan pengembangan Pondok Pesantren untuk menghadapi kemajuan agama dalam proses Taqarub Ilallah dengan jalan pengkajian ilmu-ilmu-Nya.

Tahun 1975 beliau berkesempatan menunaikan Rukun Islam kelima sekaligus menimba ilmu di tempat awal turunnya Syari'at Islam. Bersama dengan penuntut ilmu lainnya dari berbagai daerah di Halaqah Masjidil Haram Makkah Al- Mukarramah guna memperdalam ilmu Hadist serta mendatangi guru-guru secara khusus di rumah-rumah hingga memperoleh ijazah-ijazah kitab hingga tahun 1976. Satu dari sekian banyak guru beliau diantaranya adalah Syekh Ismail Zein Al-Yamani. Beliau kembali dapat berkunjung ketanah suci pada tahun 1982, 1985 dan tahun 2000. selama di Saudi Arabia, selain menuntut ilmu, beliau juga berupaya untuk menempatkan alumni santri pesantren Ibnul Amin agar bias diterima bersama para pelajar lainnya yang datang dari seluruh penjuru dunia.

Tahun 1968-1969 beliu diutus oleh Al-Marhum KH. Mahfudz Amin Pendiri Pondok untuk memperdalam ilmu Hadist dan tafsir di Martapura dengan seorang Ulama terkemuka KH. Anang Sya'rani. Dengan berbekal pengalaman itulah yang merupakan modal untuk dikembangkan kepada para santri yang tidak hanya berasal dari daerah sekitar tapi juga dari luar daerah bahkan dari negeri tetangga, Malaysia dengan latar belakang pendidikan yang berbeda pula, dari TK hingga Sarjana. Sejak tahun 1976 beliau dipercaya untuk memegang tanggung jawab di Pesantren Putra yang sepeninggal almarhum KH. Mahfudz Amin selanjutnya memegang penuh kendali kepemimpinan pesantren baik putra maupun putri.

Beberapa inisiasi yang sekarang sudah terealisir dalam rangka pengembangan Pondok Pesantren Ibnul Amin yang sesuai dengan perkembangan zaman adalah dengan menyempurnakan kalender pendidikan di pondok. Sebelumnya tradisi liburan pondok adalah sepekan sekali, kemudian dua pekan sekali, lalu sebulan sekali dan sekarang menjadi dua kali dalam setahun (Ramadhan dan Idul Adha). Hal ini dilakukan dalam rangka efisiensi waktu sehinga santri lebih berkonsentrasi dalam belajar disamping sebagai upaya minimalisasi dari aktifitas diluar pondok selama liburan 3 hari perbulan tersebut selain itu di kembangkan pula upaya peningkatan amaliyyah para santri dalam proses penempaan mental sipiritual termasuk mengkondisikan komplek pondok yang bebes rokok disamping pertimbangan kesehatan, moral dan ekonomis. Saat ini sedang dirancang pula kegiatan belajar asistensi dimana seorang santri senior menangani 13 orang santri dibawahnya untuk dibekali dengan 'rempah-rempah' yang kelak dapat dikonsumsi dengan nyaman apabila mereka telah terjun ketengah masyarakat. Jadi untuk menghafal do'a-doa pendek, tahsinut tilawah dan bekal-bekal ringan lainnya cukup ditangani oleh santri senior ini disamping progam pelajaran yang dipandu oleh guru. Hal ini juga mengandung nilai positif bagi santri senior tersebut sebagai sarana pelatihan awal dan praktek sederhana mengenai apa yang telah mereka peroleh selama ini. Saat ini telah dilaksanakan pula progam bahasa Arab dan bahasa Inggris (dimulai pada tanggal 17 Agustus 1999) sebagai perwujudan dari keinginan dan cita-cita almarhum KH.Mahfudz Amin pendiri pondok ini.

Untuk mengusir kejenuhan dan kepenatan otak maka saat ini diadakan pula kegiatan olah raga seprti bola voli, tennis meja dan selanjutnya akan dikembangkan olah raga sepak bola dan bola basket. Dalam rangka mengembangkan pola kemitraan dan keterbukaan maka pihak pengasuh pun siap menerima berbagai usulan positif dari santri sepanjang itu dilakukan untuk kemajuan pondok. Hal itu dapat dilihat dengan adanya latihan pidato, Koran dinding, karnaval tahunan (menyambut uthlah sanawiyah), pembacaan maulid al Habsyi, Jum'at bersih, pelatihan pelaksanaan fardhu khifayah, pelatihan manajemen organisasi dan sebagainya.

Disamping menjalankan tugas pokok memimpin pesantren beliau juga aktif mengikuti kegiatan-kegiatan kemasyarakatan dan da' wah melalui majelis ta' lim, memberikan advis yang berhubungan dngan berbagai masalah yang berkembang ditengah-tengah masyarakat selain tetap membina dan mengembangkan hubungan baik dengan semua pihak baik lembaga swasta maupun pemerintah dengan tetap memegang prinsip independensi. Secara moral mendukung berbagai aktifitas organisasi keagamaan dan kemasyarakatan namun secara kelembagaan tetap dalam posisi yang netral.

Dikalangan santrinya beliau dikenal aspiratif dan sosok pemimpin yang cerdas serta sabar. Sulit mencari kata-kata beliau yang membuat orang lain tersinggung. Beliau tetap konsekwen dengn ide-idenya dengan tetap mendengar pendapat orang lain, dinamis dan mampu menyesuaikan diri dengan setiap level pergaulan disamping tidak ingin membebani orang lain.

Satu dari sekian ide monumental beliau yang kini sedang direalisasikan adalah pengembangan agrobisnis sebagai kontributor yang signifikan bagi pendanaan operasional pesantren.

Banyak sudah yang beliau lakukan, tapi masih banyak lagi yang ingin beliau kerjakan dalam hal memajukan Islam melalui Pondok yang beliau Pimpin. Semoga Allah panjangkan umur beliau dan tetap tegar dalam menghadapi berbagai tantangan zaman.

Dalam biografi singkat KH. Mahfuz Amin dan Sejarah Pondok Pesantren Ibnul Amin Pamangkih pada halaman 115 dikutip sebagian pidato Abah Pengasuh dalam rangka perpisahan beliau dengan para Alumni di Mekkah Al Mukarramah pada tanggal 4 Muharram 1403 H, yaitu pada saat kepulangan beliau ke Tanah Air setelah menunaikan ibadah haji pada tahun 1982. Dalam pidato itu antara lain disebutkan peran H. Muchtar HS. Sebagai berikut :


Wasiat dari dua guru ayahda khabarkan kepada beberapa murid ayahda yang berada di waktu itu ialah sekitar lima belas atau tujuh belas dan ayahda musyawarahkan dengan beliau-beliau supaya pesantren dapat dibangun.


Alhamdulillah dengan sebab membangun pesantren ini bertujuan hanya Lii’la Kalimatillah dengan modal murid lima belas orang atau tujuh belas tadi terbangunlah Pondok Pesantren kita Ibnul Amin, yang mula-mula membantu dalam pelaksanaan ayahda ini dan benar-benar mengikuti sepak terjang ayahda ialah saudara H. Zuhdi, kemudian sesudah pesantren ini mulai berjalan tidak beberapa lama anakda H. Muchtar trut masuk Pesantren dan juga turut mengikuti ayahda dalam mengusahakan majunya pondok, berhubung H. Muchtar ini tidak mempunyai anak, dan H. Zuhdi sudah punya anak, jadi ayahda ke hulu hilir dalam mengusahakan kemajuan pondok banyak dengan H. Muchtar dengan cara apa juapun.

Tokoh ini berwasiat ‘siapa banyak berjuang dan ikhlas untuk kepentingan agama, maka banyak pula ganjaran Allah kepadanya kelak’, sampai hari ini masih menangani berbagai tugas dalam rangka mengemban amanah yang diberikan kepadanya yaitu melanjutkan kelangsungan Pondok Pesantren Ibnul Amin Pamangkih.


Semua tugas dan pengabdianya pada Pesantren Ibnul Amin dapat terlaksana berkat dukungan isterinya Hj. Hikmah yang selalu setia dan ikhlas mendampinginya.







Penulis:  Muhammad Edwan Ansari,S.Pd.I

COPYRIGHT © Catatan Edwan Ansari, Barabai,  Kalimantan Selatan



Daftar Pustaka

1. Naskah Tim Penulis LP2M UIN Antasari Banjarmasin dan MUI Provinsi Kalimantan Selatan.

2. Sejarah Pondok Pesantren Ibnul Amin Pamangkih

3. Sang Kader Aspiratif Dan Sosok Pemimpin Yang Cerdas oleh : Abu Najla A.Muslim Safwan ( Alumni Ponpes Ibnul Amin )




Makam ummina Hj.Fathimah binti H.Ahmad(Istri terakhir dari Muassis Ponpes Ibnul Amin pemangkih,K.H.Mahfudz Amin),didesa Timan Hulu ,Murung B.

 Makam ummina Hj.Fathimah binti H.Ahmad(Istri terakhir dari Muassis Ponpes Ibnul Amin pemangkih,K.H.Mahfudz Amin),didesa Timan Hulu ,Murung B.



Meskipun beliau tidak mempunyai keturunan tapi anak didik beliau tidak sedikit bahkan sekarang ada yg telah menjadi ustadzah mengajarkan ilmu2 yg didapat dari beliau.Amal kebajikan beliau karena mengajar para santriah diponpes ibnul amin putri akan terus mengalir..

Dan Insya Allah itu telah beliau rasakan saat ini dalam alam kubur.

Semoga Rahmat Allah selalu tercurahkan dalam kubur beliau.Aamiin..


Berbahagialah wahai masyarakat Timan karena dikampung kita ini tertanam jasad istri seorang wali Allah.Semoga kampung kita berkah jua berkah dari Almarhum Tuan Guru H.Mahfudz Amin melalui istri beliau Hj.Fathimah.