Minggu, April 16, 2023

RILA MATI BABANTAL TUMBAK DARI PADA HIDUP DIPERBUDAK

 Sebagai anak muda yg lahir di Alai, ganal di Alai, Tumatan Dangu lahir, sudah sewajarnya ulun bangga jadi urang Alai, balalah ka Birayang tatamu tugu munomen perjuangan urang Alai Pangkalan ini terletak tidak jauh dari Pasar Birayang, hanya beberapa puluh meter saja, sebegitu menyeberang jembatan birayang, melewati Monumen Gerilya ALRI, ambil jalan sebelah kiri, tampaklah sudah pangkalan itu. RILA MATI BABANTAL TUMBAK DARI PADA HIDUP DIPERBUDAK, semboyan ini nampak tertulis bertatah dengan hurup besar didinding Beton bercat biru laut sebelah kanan,nampak sangat kontras dengan sinar matahari pagi yang baru bersinar kala itu, ada kesan keberanian, keikhlasan, ketulusan tanpa pamrih dan kekuatan semangat berjiwa rela berkorban maha besar yang kurasakan , kalaupun terasa angkuh…..biarlah, sepantasnya semua ini ada dan diucapkan oleh mereka, ulun ucapkan kata-kata itu berulang, ulun tertunduk begitu kuat rasanya tulisan ini, ulun merasa malu dan merasa tidak pantas berada di tempat itu.bagian tengah dari tempat ulun berdiri nampak logo keemasan berlambang sauh, padi dan kapas dan 5 bamboo runcing.dan pada bagian dinding beton sebelah kiri bertatah tulisan Tentara ALRI Divisi IV Pertahanan Kalimantan Birayang…ulun uambil secarik kertas dari dalam ransel dan ulun tuliskan disana ‘Terimakasih pahlawan’ . Hari itu, ditempat itu, ulun melihat semboyan bukan hanya ada diucapan, ulun menjadi saksi perkataan Teman sehati_teman sejati di praktekkan dalam arti yang sebenarnya,berbagi peluh, darah dan kesetiaan, ulum merasa malu karenanya….. pertemanan sejati_sehati yang ulun alami hanyalah sampai kepada berbagi rokok,berbagi nasi kotak sisa seminar, kagiatan organisasi lagin kuliah, atawa hasil babagi contekan ujian kala kuliah, berbagi tilam sebagai tempat merebahkan badan pada saat harus keluar dari kost karena sudah tak mampu bayar atau di kala kecil dahulu berbagi nangka, jeruk, pisang tetangga yang kami curi dari kebunnya, ulun usap mata yang sedikit berawan, tidak ada camar terbang, tidak ada angin laut, tidak ada laut biru, tidak ada pula pasir pantai, …….ulun memang bukanlah berada di pangkalan Angkatan Laut dalam arti sebenarnya tapi aku berada di Makam Pahlawan Tentara Angkatan Laut Republik Indonesia Divisi IV pertahanan Kalimantan birayang, hanya ada 26 nisan berbaris 2, terpampang nama di batu nisan itu mulai dari kiri kekanan pada bagian depan Baseri, Amat Anul, H. Damanhuri, H. Saruji , H. Rusli P, H. Ahmad bin Yahya, Anang Acil, A Tuul, Sahran, halid dan Made Gawis, dan Pada Baris ke dua tertulis nama Semarang, Marjuni, Amberi, Caba, Tiung, Baslin, Tukacil, Mayor, Gurdan, Yurkani, Parmali, Mukeri, Masdar, Hamzah dan Aini. Di Monumen Gerilya ALRI yang tidak seberapa jauh dari Makam Pahlawan ini ada tatahan tulisan B.P.R.I.K (Barisan Pemberontak Republik Indonesia), GERPINDOM (Gerakan Pemuda Indonesia Merdeka), GERIMRI (Gerakan Rakyat Mempertahankan Republik Indonesia), MTKI (Mandau Telabang Kalimantan Indonesia), Ps Sabilillah (Pasukan Sabilillah) dan B.B (Banteng Borneo),dalam buku Proklamasi Kesetian Kepada Republik,karangan Wajidi dikatakan bahwa perjuangan revolusi kemerdekaan Indonesia di Kalimantan Selatan dimulai sejak Perang Dunia II berakhir, dan Pengiriman Tentara Republik ke Kalimantan baik secara berkelompok atau sendiri-sendiri lebih memungkinkan melewati laut, tanggal 4 April 1946 dibentuk ALRI Divisi IV Pertahanan Kalimantan dengan Panglima Letkol. Zakaria Madun dan Kepala Staf May. Firmansyah, 6 bulan kemudian yaitu tanggal 10 Oktober 1946 dikirimlah ekspedisi penghubung yang di pimpin oleh Letnan II Asli Zuhri dan wakilnya Letnan Muda Mursyid Seman ke Kalimantan dengan tugas pokok membentuk organisasi ALRI Divisi IV di Kalimantan Selatan dan menyatukan organisasi-organisasi perjuangan yang ada ke dalam ALRI Divisi IV, untuk melakukan tugasnya mereka berusaha menemui Hasan Basry di pedalaman Kalimantan Selatan. Setelah melalui serangkaian pertemuan dan Pembicaraan dengan Hasan Basry, maka pada tanggal 18 Nopember 1946 di Desa Tabat Haruyan didirikanlah satu Batalyon dengan nama Batalyon Rahasia ALRI Divisi IV”A” Pertahanan Kalimantan, Hasan Basri diangkat menjadi Komandannya dengan kesediaan menyatukan Laskar-laskar perjuangan di kalimanta Selatan, nah nama-nama badan kelaskaran di Monumen Gerilya ALRI diatas merupakan sebagian dari sekian banyak Badan Kelaskaran yang menggabungkan diri dengan ALRI Divisi IV. Selamat HUT Proklamasi Gebernur Tentara ALRI Divisi pertahanan kalimantan, 17 mei 1949


https://edwanansari.blogspot.com/2018/05/divisi-alri-birayang.html


Muhammad Edwan Ansari

Kami adalah investasi besar negeri ini, kami melawan untuk tunduk, kepada siapapun selain kepada kebenaran dan keadilan. Makarmu akan kami telanjangi, jubah mewahmu tidak lebih hanya debu angkara kekuasaanmu.

 Teriakan kami boleh saja kau tak dengar, tapi semangat kami akan tetap mengalir deras dalam darah generasi pelanjut. Boleh jadi kau musuhi kami, kelak akan kau sadari bahwa apa yang kami suarakan adalah nyanyian Cinta Untuk Negeri.


Kami adalah investasi besar negeri ini, kami melawan untuk tunduk, kepada siapapun selain kepada kebenaran dan keadilan. Makarmu akan kami telanjangi, jubah mewahmu tidak lebih hanya debu angkara kekuasaanmu.


31 Agustus 2022, catatan Diskusi Dealiktika


Catatan materi 13 tahun yang lalu ringkasan materi dari Seorang Aktivis yg hingga akhir hayatnya selalu menjdi sosok pengkader adik-adiknya


di sore yg sendu Sambil memandang Baliho Para Pejabat yg kokoh berdiri di Area Pasar Walangku, aku berpikir apa yg sedang mereka lakukan mewakili Rakyat ini....


(Muhammad Edwan Ansari)

Hidup Itu Perjalanan . Hidup diibaratkan sebuah perjalanan.. Kemanapun enggau berlibur, Semewah apapun hotel tempat engkau menginap, sebahagia apapun perjalananmu, Tetap engkau akan kembali ke rumahmu Begitulah kehidupan kita didunia, Semua kita akan kembali ke akhirat, Apa yang kita nikmati didunia, Semua akan kembali ke akhirat.

 Hidup Itu Perjalanan 

.

Hidup diibaratkan sebuah perjalanan..

Kemanapun enggau berlibur, 

Semewah apapun hotel tempat engkau menginap,

sebahagia apapun perjalananmu, 

Tetap engkau akan kembali ke rumahmu


Begitulah kehidupan kita didunia,

Semua kita akan kembali ke akhirat, 

Apa yang kita nikmati didunia, 

Semua akan kembali ke akhirat.


(Muhammad Edwan Ansari)

Orang alim (berilmu) pasti bahagia. Kalau tidak bahagia artinya belum alim"

 "Orang alim (berilmu) pasti bahagia. Kalau tidak bahagia artinya belum alim"


Itu perkataan guru saya yang cukup berkesan di hati sejak pertama saya mendengarnya. Ya, ilmu akan membuat pemiliknya mudah mendapatkan kebahagiaan di semua kondisi. Tatkala berkecukupan dia bahagia, tatkala kekurangan pun senyumnya tetap merona. Tatkala sehat dia senang, tatkala sakit dia tetap tahu caranya riang.

Teruslah Bermain Nak,,,, Selagi Masa Mu Belum Datang Teruslah bermain nak,, bawalah mobil-mobilan mu ke tanah... Mainlah disana, siapa tahu masa akan datang tanah banua kita ini sudah tiada lagi. Ingat Nak.!!! mungkin saja wilayah kabupaten kita jadi tambang dan Meratus hancur Terus lahhh Bermain Nak,, untuk bermain dan bergembira !!!! Karena akan tiba masa mu dimana debat tak begitu penting jika dibanding bilangan nominal rupiah, dimana akademisi terus membeo pada kekuasaan, dimana pahlawan tidak lagi meraih kebesaran atas namanya sendiri, dan dikenang sepanjang masa karena tulisan-tulisannya, gaya orasinya, strategi perangnya, hingga keputusan-keputusan bijaknya saat memimpin. Teruslah Nak bermain dan bergembira, karena akan tiba masa mu dimana dulu pemuda 1928 bekumpul untuk menentang kekuasaan yg semakin konservatif, kini pemuda bekumpul dengan kekuasaan untuk merayakan konservatisme Teruslah Nak untuk bermain, karena akan tiba masa dimana orang-orang rela melacurkan diri untuk kekuasaan, menjual harga diri untuk Materi dimana gaya dunia lebih penting dari akhirat yg kekal kan tiba dimana berpikir keras hanya dilakukan untuk sebuah caption di Instagram atau status di facebook, mengejar followers dan subscribers walau dengan tindakan dan sikap yg sama sekali tidak mendidik, bukan untuk sesuatu lebih dari itu. Hati-hati Nak,, dimasa itu popularitas, elektabil, akseptabilitas dan eksistensi diatas segala tanpa terkecuali.

 Teruslah Bermain Nak,,,, Selagi Masa Mu Belum Datang Teruslah bermain nak,, bawalah mobil-mobilan mu ke tanah... Mainlah disana, siapa tahu masa akan datang tanah banua kita ini sudah tiada lagi. Ingat Nak.!!! mungkin saja wilayah kabupaten kita jadi tambang dan Meratus hancur 

Terus lahhh Bermain Nak,, untuk bermain dan bergembira !!!! Karena akan tiba masa mu dimana debat tak begitu penting jika dibanding bilangan nominal rupiah, dimana akademisi terus membeo pada kekuasaan, dimana pahlawan tidak lagi meraih kebesaran atas namanya sendiri, dan dikenang sepanjang masa karena tulisan-tulisannya, gaya orasinya, strategi perangnya, hingga keputusan-keputusan bijaknya saat memimpin. Teruslah Nak bermain dan bergembira, karena akan tiba masa mu dimana dulu pemuda 1928 bekumpul untuk menentang kekuasaan yg semakin konservatif, kini pemuda bekumpul dengan kekuasaan untuk merayakan konservatisme 


Teruslah Nak untuk bermain, karena akan tiba masa dimana orang-orang rela melacurkan diri untuk kekuasaan, menjual harga diri untuk Materi dimana gaya dunia lebih penting dari akhirat yg kekal

kan tiba dimana berpikir keras hanya dilakukan untuk sebuah caption di Instagram atau status di facebook, mengejar followers dan subscribers walau dengan tindakan dan sikap yg sama sekali tidak mendidik, bukan untuk sesuatu lebih dari itu. Hati-hati Nak,, dimasa itu popularitas, elektabil, akseptabilitas dan eksistensi diatas segala tanpa terkecuali.


Muhammad Edwan Ansari