Minggu, Juni 04, 2017

HUT Divisi ALRI Kaliman

RILA MATI BABANTAL TUMBAK DARI PADA HIDUP DIPERBUDAK, semboyan ini nampak tertulis bertatah dengan hurup besar didinding Beton bercat biru laut sebelah kanan,nampak sangat kontras dengan sinar matahari pagi yang baru bersinar kala itu, ada kesan keberanian, keikhlasan, ketulusan tanpa pamrih dan kekuatan semangat berjiwa rela berkorban maha besar yang kurasakan , kalaupun terasa angkuh…..biarlah, sepantasnya semua ini ada dan diucapkan oleh mereka, kuucapkan kata-kata ini berulang-ulang namun aku juga tidak berani berlama-lama memandangi terlalu lama tulisan ini, aku tertunduk begitu kuat rasanya tulisan ini, aku merasa malu dan merasa tidak pantas berada di tempat itu.bagian tengah dari tempat aku berdiri nampak logo keemasan berlambang sauh, padi dan kapas dan 5 bamboo runcing.dan pada bagian dinding beton sebelah kiri bertatah tulisan Tentara ALRI Divisi IV Pertahanan Kalimantan Birayang…… memang bukanlah berada di pangkalan Angkatan Laut dalam arti sebenarnya tapi aku berada di Makam Pahlawan Tentara Angkatan Laut Republik Indonesia Divisi IV pertahanan Kalimantan birayang, hanya ada 26 nisan berbaris 2, terpampang nama di batu nisan itu mulai dari kiri kekanan pada bagian depan Baseri, Amat Anul, H. Damanhuri, H. Saruji , H. Rusli P, H. Ahmad bin Yahya, Anang Acil, A Tuul, Sahran, halid dan Made Gawis, dan Pada Baris ke dua tertulis nama Semarang, Marjuni, Amberi, Caba, Tiung, Baslin, Tukacil, Mayor, Gurdan, Yurkani, Parmali, Mukeri, Masdar, Hamzah dan Aini Di Monumen Gerilya ALRI yang tidak seberapa jauh dari Makam Pahlawan ini ada tatahan tulisan B.P.R.I.K (Barisan Pemberontak Republik Indonesia), GERPINDOM (Gerakan Pemuda Indonesia Merdeka), GERIMRI (Gerakan Rakyat Mempertahankan Republik Indonesia), MTKI (Mandau Telabang Kalimantan Indonesia), Ps Sabilillah (Pasukan Sabilillah) dan B.B (Banteng Borneo),dalam buku Proklamasi Kesetian Kepada Republik,karangan Wajidi dikatakan bahwa perjuangan revolusi kemerdekaan Indonesia di Kalimantan Selatan dimulai sejak Perang Dunia II berakhir, dan Pengiriman Tentara Republik ke Kalimantan baik secara berkelompok atau sendiri-sendiri lebih memungkinkan melewati laut, tanggal 4 April 1946 dibentuk ALRI Divisi IV Pertahanan Kalimantan dengan Panglima Letkol. Zakaria Madun dan Kepala Staf May. Firmansyah, 6 bulan kemudian yaitu tanggal 10 Oktober 1946 dikirimlah ekspedisi penghubung yang di pimpin oleh Letnan II Asli Zuhri dan wakilnya Letnan Muda Mursyid Seman ke Kalimantan dengan tugas pokok membentuk organisasi ALRI Divisi IV di Kalimantan Selatan dan menyatukan organisasi-organisasi perjuangan yang ada ke dalam ALRI Divisi IV, untuk melakukan tugasnya mereka berusaha menemui Hasan Basry di pedalaman Kalimantan Selatan. Setelah melalui serangkaian pertemuan dan Pembicaraan dengan Hasan Basry, maka pada tanggal 18 Nopember 1946 di Desa Tabat Haruyan didirikanlah satu Batalyon dengan nama Batalyon Rahasia ALRI Divisi IV”A” Pertahanan Kalimantan, Hasan Basri diangkat menjadi Komandannya dengan kesediaan menyatukan Laskar-laskar perjuangan di kalimanta Selatan, nah nama-nama badan kelaskaran di Monumen Gerilya ALRI diatas merupakan sebagian dari sekian banyak Badan Kelaskaran yang menggabungkan diri dengan ALRI Divisi IV. Dan dihari ini 17 Mei 2017 , setangkup do’a dan ucapan terimakasih kuucapkan, “terimakasih pahlawan, terimakasih untuk semua, terimakasih. Al Fatihah...untuk para pendahulu yg telah berjuang untuk Bumi Alai, Bumi Indonesia Pesan almarhum datu di dangu dulu bila ulun umpat apel ...tetap Ulun simpan dan ingat sebagai buyut sidin, Sampai Andika Tuha cu lah...ingatakan perjuangan datu Nini mu urang Batang Alai yg rela mati untuk Bangsa dan Negaranya Hari ini hari Hari Ulang Tahun Proklamasi Gubernur Tentara ALRI Divisi IV Pertahanan Kalimantan ... PROKLAMASI Merdeka ! Dengan ini kami rakyat Indonesia di Kalimantan Selatan, mempermaklumkan berdirinya Pemerintah Gubernur Tentara dari ALRI melingkupi seluruh daerah Kalimantan Selatan menjadi bagian dari Republik Indonesia untuk memenuhi Proklamasi 17 Agustus 1945, yang ditandatangani oleh Presiden Soekarno dan Wakil Presiden Moh. Hatta. Hal-hal yang bersangkutan dengan pemindahan kekuasaan akan dipertahankan dan kalau perlu diperjuangkan sampai tetesan darah yang penghabisan. Tetap Merdeka! Kandangan, 17 MEI IV REP Atas nama rakyat Indonesia di Kalimantan Selatan Gubernur Tentara, ttd Hasan Basry.