Sabtu, Januari 10, 2015

USAHA ITIK PETELUR

Pengantar Kata Assalamualaikum wr.wb Sebagai anak muda yang bergejolak dalam arus dinamika di Kehidupan dan Organisasi, Kami di ajarkan tentang Idealita dan Idealisme. Setiap kami berdebat tentang cita-cita Islam dan metodologi untuk mendaratkannya pada arus empiris, pada saat itu pula Idealita itu menabrak karang realitas. Cita-cita memang berdiam di wilayah in absracto, sementara kenyataan mewujud dalam ruang in concretto. Pada saat benturan itu terjadi, maka yang terlahir adalah protes dan kritik. Tentu tidak sekedar itu. Kami juga di ajarkan tentang jawaban alternatif tetapi terus terang, jawaban bagi kami belum menjadi hal yang utama, suatu waktu generasi saya akan melakukannya juga Sebuah tulisan dalam rangka mencari inspirasi untuk hidup lebih baik dan lebih indah ditengah himpitan, kesulitan, beban, dan persaingan hidup yang sangat ketat. Hidup ini tidak mulus, selalu saja ada halangan dan rintangan yang selalu menghampirinya, tetapi kita tidak bisa meminta kepada Allah untuk dihindarkan dari musibah. Disinilah keindahan Islam, yang harus kita minta adalah agar kita bisa melalui ujian yang diberikan Allah, supaya kita menjadi umat pilihan, umat yang membuktikan kadar keimanan kita kepada Allah.) Untuk inilah Buku ini ditulis sebagai cara kami belajar mengambil inspirasi dari Kehidupan agar kami bisa melewati ujian yang menimpa diri kami ini dengan baik. Sengaja ditulis agar bisa berbagi dengan pembaca lainnya dan mendapatkan manfaat yang sama bahkan bisa mengambil hikmah lebih dalam di banding kami sendiri. Buletin ini bukan maksud mengurui hanya Berusaha melakukan sebuah Ikhtiar sederhana. Semoga Allah Swt memberikan kekuatan kepada kami.Amien... (M. Edwan Ansari) USAHA ITIK PETELUR 80% PETERNAK ITIK PETELUR PEMULA GAGAL USAHA ini sengaja saya tulis dengan tujuan agar peternak itik petelur PEMULA berhati hati dalam ber-usaha, karena pelihara itik petelur itu secara teknis pemeliharaan sulit. Karena secara teknis pemeliharaan sulit maka para peternak pemula harus melakukan pemeliharaan teknis yang tepat bagi itik, peternak harus memahami kebutuhan teknis itik lebih dulu, setelah tahu kebutuhan teknis maka harus dilakukan dengan disiplin sungguh2 tanpa toleransi Jadi peternak pemula harus paham, memahami dan menyediakan dan melakukan tindakan teknis yang sesuai dengan kebutuhan itik petelur agar itik tersebut bisa berproduksi telur maksimal. (Selama ini kebanyakan peternak itik pemula keliru, kebalikan bahwa justru itik yang diminta memahami dan menerima keadaan seperti apapun yang dilakukan peternak, terutama keadaan SEADANYA yaitu pakan seadanya, kandang seadanya dll. Ini paradigma keliru). Beternak itik petelur itu sulit. Dan prediksi saya sebanyak 80% peternak itik petelur pemula gagal dan bangkrut serta berhenti. Pada artikel ini akan saya kupas apa penyebab kegagalan tersebut dan bagaimana solusi-nya agar peternak itik petelur pemula bisa berhasil : FAKTOR KEGAGALAN SOLUSI Pola pikir peternak SALAH : adalah sangat salah anggapan bhw itik itu unggas mudah krn bsa dipelihara scr tradisional, semua kebutuhan hidupx sederhana, seadanx, sambilan, tahan penyakit dll Beternak itik petelur harus sistem INTENSIP, semua kebutuhan teknis itik petelur harus sempurna, tepat, akurat, cermat. Kandang & pakan harus sempurna. Program vaksinasi & kesehatan. Tidak ada toleransi teknis harus pemeliharaan harus dilakukan Ternak itik petelur itu mudah STRESS: stress disebabkan perubahan perlaku-an teknis, perubahan cuaca, perubahan pakan, perubahan tenaga kerja, kandang yg tidak sempurna, gangguan suara, hujan, lantai becek dll. Kalau sudah stress produksi telur turun drastis dan kembalix lama bisa 2 bulan. Jangan lakukan perubahan apapun pada saat itik sudah memasuki masa produksi telur. Terutama jangan rubah2 komposisi pakan, jumlah pakan, hati2 terhadap musim hujan yg merupakan musuh itik Itik adalah unggas air tetapi musuhx adalah AIR. Musuh pertama itik adalah musim hujan. Secara alamiah itik akan bertahan hidup (tdk melakukan aktivitas produksi) bila musim hujan tiba. Secara alamiah itik tidak akan produksi baik kalau ketemu air. Kandang dibuat sedemikian rupa agar itik tidak bisa melihat langit (mendung), hujan, suara petir, kandang dibuat agak rendah, dan agak kedalam (atap jauh menonjol keluar). Tidak boleh ada kolam air di kandang cukup selokan kecil untuk minum dan sedikit bersihkan diri. Lantai kandang harus dijaga selalu kering Kandang itik seadanya Sebelum pelihara itik maka harus dibuatkan kandang sempurna. Sistem kering dan terkurung. Lantai harus dari tanah dan dijaga selalu kondisi kering. Tidak boleh ada setetes pun air hujan boleh masuk kandang, tidak boleh tampias hujan, sirkulasi air harus sempurna. Solusi : kandang harus sempurna. Kandang dibuat agar kondisi hangat / panas terus seperti musim kemarau sepanjang tahun. Beternaklah itu waktu masuk mulai produksi pada akhir musim hujan (pebruari) sehingga itik bisa produksi waktu lama sampai bulan oktober (10 bulan) Pakan seadanya, peternak tdk ngerti nutrisi tapi suka campur2, gizi kurang, jumlah kurang, pakai ampas2an, keong, sayur, dll adalah SALAH. Kalau bukan ahli nutrisi jangan mencampur sendiri nanti hasilnya hanya asal campur. Peternak bukan peneliti jadi tidak perlu coba ini itu, bisa rugi bangkrut Solusi : kebutuhan gizi itik petelur adalah protein 19% dgn energi 2.850 cal. Jumlah konsumsi adalah 140 gram / ekor / hari.Tanpa gizi ini itik tidak akan bertelur maksimal. Tidak usah mencampur pakan sendiri, cukup pakan pabrik dengan perbandingan : KONSENTRAT 144 (30%) : BEKATUL HALUS (70%). Kalau pakan gizi bagus maka akan produksi telur tinggi bisa 85~90% selama 2 bulan, dan masa produksi bisa panjang (10 bulan). Kalau gizi pakan bagus maka justru pakan akan lebih irit, cukup 130~140 gram / ekor / hari. Kalau pakan jelek kebutuhan bisa sampai 180 gram / ekor / hari Koloni dalam jumlah besar adalah SANGAT SALAH. Pemeliharan itik dengan jumlah banyak misal 100 ekor / petak adalah SANGAT SALAH. Itik adalah unggas yang sangat rakus dalam kebutuhan pakan, diberikan berapa-pun juga akan dihabiskan. Kalau dalam 1 (satu) petak berisi banyak bebek maka akan bersaing pakan, ada yang kenyang sekali, ada yang kenyang, ada yang tidak kebagian pakan. karena jatah pakan tidak merata maka ada yang produksi dan ada yang tidak produksi telur. Sehingga PRODUKSI TELUR RENDAH / SEDIKIT Solusi :Buat kandang dengan petak koloni kecil, cukup : 25 ~ 30 ekor per petak. Per petak diperlukuan luasan : minimal 7,5 m2 atau setidakx ukuran : 3 m x 2,5 m. Dengan prinsip semakin luasan semakin bagus, tetapi isi tetap 25 ~ 30 ekor / petak. Beri pasang lampu penerangan dengan intensitas : 1 watt / 4~5 m2 agar proses hormonal (estrogen) bekerja maksimal membantu proses produksi telur. Pemakaian KEPALA UDANG adalah SALAH. Karena sering busuk dan berjamur. Kalau busuk SALMONELLA akan menjadi musuh itik, sangat mematikan. Pemakaian kepala udang akan merubah komposisi gizi jadi rendah / kurang maka itik tidak bisa produksi maksimal. Sebagai pemerah kuning telur cukup pakai obat XANTA RED, murah, aman, mudah, tahan lama. Pemakaian 70 gram / ton pakan maka kuning telur sudah ORANGE.Agar gizi pakan komplit dan lengkap bisa ditambahkan premix feed supplement dan sedikit mineral Anggapan bahwa itik itu kebal penyakit adalah SALAH. Tidak ada makhluk hidup di dunia ini yang kebal kecuali harus DIBERI KEKEBALAN. Pemberian kekebalan adalah sesuai dgn jenis penyakit virus dan bakteri. Solusi :Ikuti artikel PROGRAM VAKSINASI & PENGOBATAN yang sudah saya tulis lengkap di daftar artikel trus kategori itik / bebek. Ikuti sesuai jadwal dengan tepat waktu. Program jadwal vaksin HARUS TEPAT WAKTU, kalau pengobatan bisa maju mundur 1~2 hari. A. SEJARAH SINGKAT Itik dikenal juga dengan istilah Bebek (bhs.Jawa). Nenek moyangnya berasal dari Amerika Utara merupakan itik liar ( Anas moscha) atau Wild mallard. Terus menerus dijinakkan oleh manusia hingga jadilah itik yang diperlihara sekarang yang disebut Anas domesticus (ternak itik). Itik Alabio adalah itik Kalimantan yang berasal dari persilangan itik Kalimantan dengan Itik Peking (itik pedaging). Nama itik alabio ini berasal dari sebuah nama daerah di Kalimantan Selatan yaitu Alabio, tepatnya berada di Kabupaten Hulu Sungai Utara Kalimantan Selatan. Nama itik Alabio sendiri diberi nama oeleh seorang ilmuan yang bernama drh. Saleh Puspo. Ilmuan ini yang banyak melakukan penelitian tentang itik alabio ini. B. MANFAAT. 1. Untuk usaha ekonomi kerakyatan mandiri. 2. Untuk mendapatkan telur itik konsumsi, daging, dan juga pembibitan ternak itik. 3. Kotorannya bisa sebagai pupuk tanaman pangan/palawija. 4. Sebagai pengisi kegiatan dimasa pensiun5) Untuk mencerdaskana melalui penyediaan gizi masyarakat. C. PERSYARATAN LOKASI. Mengenai lokasi kandang yang perlu diperhatikan adalah: letak lokasi lokasi jauh dari keramaian/pemukiman penduduk, mempunyai letak transportasi yang mudah dijangkau dari lokasi pemasaran dan kondisi lingkungan kandang mempunyai iklim yang kondusif bagi produksi ataupun produktivitas ternak. Itik serta kondisi lokasi tidak rawan penggusuran dalam beberapa periode produksi. D. PEDOMAN TEKNIS BUDIDAYA. 1. Persiapan Sarana dan Peralatan. a. Pemilihan Lahan. Carilah lahan yang luas, jauh dari pemukiman, agar bau kotoran ternak tidak mengganggu lingkungan sekitar. b. Pembuatan Kandang. 1. Ukuran kandang 4M X 12M = 48 M2. 2. Kandang tersebut dapat menampung 400 ekor itik alabio petelur. 3. Sediakan tempat pakan pada kandang. 4. Pembuatan tempat bertelur. Tempat bertelut terbuat dari kayu yang berbentuk kotak dan diisi dengan ampas padi. Gbr. Tempat Bertelur Itik 5. Penyiapan Bibit. Bibit itik didapat/ dibeli dengan cara pemesanan langsung di tempat Peternakan Itik Alabio Kota Amuntai Kabupaten Hulu Sungai Utara. Perbandingan itik jantan dan betina adalah 1 itik jantan : 10 itik betina. Itik jantan tidak perlu banyak, karena telur yang dihasilkan hanya untuk dikonsumsi, bukan untuk diternak/ ditetaskan. 2. Pemeliharaan dan Pembesaran. • Pada masa pembesaran anakan itik hanya diberi makan pakan buatan/ voer sampai umur 6 bulan. Pemberian pakan pada umur dibawah 6 bulan tersebut pakan tidak boleh sampai kosong, pakan harus selalu ada dalam kandang. Setelah anakan berumur lebuh dari 6 bulan, ganti pakan dengan Dedak yang dicampur dengan sagu dengan perbandingan 1:1. • Pemberian Pakan dilakukan 4 Kali sehari, yaitu : 1. Pukul 07.00 WITA 2. Pukul 11.00 WITA 3. Pukul 14.00 WITA 4. Pukul 17.00 WITA Jumlah kebutuhan pakan ternak dalam sehari untuk 100 ekor itik adalah sebanyak 7 Kg Dedak dan 7 Kg Sagu. • Minimal 1 (satu) minggu sekali, itik alabio dilepaskan dari kandang, agar dapat memakan rerumputan yang dapat menambah daya tahan tubuh dari itik alabio sendiri. 3. Panen. Panen telur dilakukan setiap hari, setiap 100 itik rata-rata menghasilkan ±90 butir telur per harinya. 5. Masa Produktif Itik Alabio Usia produktif itik alabio sampai 3 tahun. Setelah berumur 6 bulan itik alabio mulai bertelur. Masa bertelur itik alabio terbagi manjadi 3 tahap, yaitu : 1. Masa bertelur Pertama tersebut selama 9 bulan, dilanjutkan dengan masa non produktif 3 bulan. 2. Masa bertelur Kedua tersebut selama 7 bulan, dilanjutkan dengan masa non produktif 3 bulan. 3. Masa bertelur Pertama tersebut selama 5 bulan, dimasa ini itik alabio tidak produktif lagi. Maka untuk mensiasati agar tetap dalam kondisi menguntungkan, itik alabio yang tidak produktif lagi tersebut diberimakan dengan intensitas yang tinggi sampai gemuk, setelah gemuk kemudian dijual, yang hasil dari penjualan tersebut digunakan untuk membeli bibit (anakan) itik alabio kembali. E. HAMA DAN PENYAKIT Secara garis besar penyakit itik dikelompokkan dalam dua hal yaitu: 1. Penyakit yang disebabkan oleh mikroorganisme seperti virus, bakteri dan protozoa 2. Penyakit yang disebabkan oleh defisiensi zat makanan dan tata laksana perkandangan yang kurang tepat Adapun jenis penyakit yang biasa terjangkit pada itik adalah: 1. Penyakit Duck Cholera Penyebab : bakteri Pasteurela avicida. Gejala: mencret, lumpuh, tinja kuning kehijauan. Pengendalian : sanitasi kandang,pengobatan dengan suntikan penisilin pada urat daging dada dengan dosis sesuai label obat. 2. Penyakit Salmonellosis Penyebab : bakteri typhimurium.Gejala: pernafasan sesak, mencret. Pengendalian : sanitasi yang baik, pengobatan dengan furazolidone melalui pakan dengan konsentrasi 0,04% atau dengan sulfadimidin yang dicampur air minum, dosis disesuaikan dengan label obat. Ada beberapa cara mengatasi atau mengobati penyakit pada bebek petelur / pedaging. Walaupun ternak bebek tahan terhadap berbagai penyakit tetapi pengetahuan dan keterampilan peternak dalam mendiagnosa atau menentukan jenis penyakit pada ternak bebek perlu dimiliki. Adapun kemampuan dan keterampilan yang harus dimiliki peternak antara lain seperti berikut : 1. Peternak dapat membedakan penampilan bebek yang sehat dan bebek yang sakit. 2. Dapat mengenali bagian tubuh bebek yang mengalami kelainan. 3. Dapat menentukan langkah-langkah pertolongan pertama yang perlu segera dilakukan. 4. Dapat membedakan penampilan tinja (kotoran bebek) yang normal dan tinja bebek yang sakit. 5. Mengetahui tempat untuk berkonsultasi bila terjadi gangguan penyakit pada ternak peliharaannya. Mampu menyiapkan informasi sebagai bahan konsultasi sehingga memudahkan dan mengarahkan dugaan jenis penyakit sebelum dilakukan pemeriksaan lebih lanjut Itik pada umumnya itik dikenal sebagai unggas yang tahan terhadap penyakit daripada itik. Namun, peternak itik sebaiknya tetap mewaspadai berbagai penyakit dan penyebab-penyebabnya. 1. Faktor Penyebab Penyakit pada Itik Meskipun itik termasuk unggas yang tahan terhadap penyakit, kondisi kebersihan kandang juga sangat berpengaruh terhadap kesehatan dan produktivitas itik. Berikut beberapa faktor yang dapat menyebabkan penyakit pada itik. a. Kandang yang Kotor Kandang yang kotor disertai ventilasi yang tidak baik dan kurangnya cahaya matahari yang masuk ke kandang, dapat memudahkan bakteri dan kuman berkembang biak. Akibatnya, itik bisa mudah terserang penyakit yang disebabkan oleh bakteri dan kuman tersebut. b. Pemeliharaan yang Salah Pemeliharaan yang kurang tepat dapat menyebabkan itik stress sehingga mudah terserang penyakit. Beberapa pelaksanaan pemeliharaan itik yang salah atau kurang tepat, yaitu sebagai berikut: - lingkungan kandang yang selalu kotor; - tempat makan dan minum yang tidak bersih; - perputaran udara yang tidak lancar; - lantai basah dan berjamur; - kurangnya cahaya matahari yang masuk ke kandang; - pemberian vaksin yang tidak sesuai anjuran; - pemberian vitamin dan antibiotik yang tidak tepat; -kepadatan kandang yang berlebihan sehingga ada itik yang tidak kebagian makanan akibatnya ada yang mudah terserang penyakit. c. Pemberian Nutrisi yang Tidak Seimbang Jika kandungan nutrisi atau gizi dalam pakan tidak seimbang, daya tahan tubuh itik rendah. Rendahnya daya tahan tubuh itik mengakibatkan itik mudah terserang penyakit. 2. Beberapa Penyakit pada Itik dan Pengobatannya Beberapa penyakit yang sering menyerang ternak itik di antaranya sebagai berikut. . a. Pilek (Snot) Pada saat perubahan cuaca dari musim kemarau ke musim hujan atau sebaliknya, itik biasanya mudah terserang pilek. Penyakit ini bisa menular melalui kontak langsung antara itik yang sehat dan itik yang terserang pilek. Penyakit ini bisa disebabkan bakteri yang ada dalam udara sekitar kandang, debu, pakan air minum, dan perlengkapan kandang lainnya. Gejala itik yang terkena penyakit ini adalah sebagai berikut. - muka dan mata itik bengkak; - kadang-kadang mata menutup sebelah; - keluar lendir kental dari lubang hidung itik; - itik lebih kelihatan mengantuk; - nafsu makan berkurang dan produksi telur menurun. Pilek pada itik bisa dicegah melalui cara-cara sebagai berikut: - memberikan vitamin pada musim hujan; - merawat kebersihan kandang; - memperbanyak ventilasi agar peredaran udara dalam kandang berjalan baik; - menjaga tingkat kepadatan kandang; - mengarantina itik-itik yang sakit supaya tidak menular. b. Keracunan (Botulismus) Penyakit botulismus disebabkan oleh racun atau toxin yang dihasilkan oleh bakteri clostridum botulinum. Bakteri ini banyak terdapat pada bangkai, seperti bangkai itik atau tikus. Penularannya terjadi apabila itik memakan bangkai. Gejala penyakit ini di antaranya adalah: - tiba-tiba itik menjadi lesu dan lemah; - sayap dan kakinya terkulai lemas, termasuk lehernya; - bulunya mudah lepas, apalagi jika dicabut; - mencret dan kotorannya berwarna kehijau-hijauan. Pencegahannya adalah membuang semua bangkai yang berada di kandang atau di sekitar kandang dan tempat-tempat itik berkeliaran. c. Cacingan Cacingan pada itik biasanya disebabkan oleh cacing ascarida perscillum. Penularan penyakit ini biasanya melalui kotoran itik, tempat makan, dan tempat minum yang sudah tercemar oleh cacing ini. Gejalanya adalah sebagai berikut: - nafsu makan itik tidak ada sehingga berat badan berkurang; - bulunya menjadi kasar; dan - itik kelihatan pucat dan kerdil. Pencegahannya antara lain adalah: - membersihkan tempat makan dan minum sesering mungkin; - keadaan litter atau lantai harus tetap kering; - memberikan pakan yang bergizi seimbang. Selain itu, ada beberapa jenis penyakit lain yang biasanya menyerang itik, diantaranya adalah berak kapur, sesak napas kronis, mareks, kolera, dan flu burung. Semua penyakit tersebut bisa dicegah dengan kebersihan kandang yang terjaga, makanan yang bergizi seimbang, dan pemberian vaksin yang tepat. d. Mencegah Penyakit Tindakan pencegahan terjadinya penyakit pada itik dapat dilakukan melalui berbagai cara, yaitu sebagai berikut. 1) Memilih bibit yang berkualitas. 2) Kandang, peralatan makan, dan lingkungan sekitar kandang dibersihkan secara rutin. 3) Bentuk, arah, dan lokasi kandang harus sesuai aturan kesehatan, yaitu ventilasi harus baik, kandang cukup mendapat cahaya matahari, dan kandang terhindar dari curahan hujan. 4)Kualitas pakan harus diperhatikan. 5) Pemberian vaksin, vitamin, dan antibiotik secara tepat dan teratur. e. Pemberian Vaksin (Vaksinasi) Itik yang dipelihara secara tradisional atau digembala tidak memerlukan vaksinasi. Namun, itik yang dipelihara secara terkurung (intensif) memerlukan vaksinasi. Vaksinasi bisa dilakukan dengan berbagai cara, di antaranya adalah sebagai berikut. - Melalui mata (tetes mata). - Melalui hidung (tetes hidung). - Melalui mulut (oral). - Melalui suntikan. - Melalui air minum atau pakan. Ketika melakukan vaksinasi, ada beberapa faktor yang perlu diperhatikan, yaitu sebagai berikut: - kondisi itik yang akan divaksin harus sehat; - ketika vaksinasi, itik harus diperlakukan dengan baik agar tidak stress; - pemberian vaksin harus sesuai dengan aturan pakai; - dilakukan sebelum penyakit menyerang; - jenis dan dosis vaksin harus sesuai dengan umur itik; - vaksin tidak boleh terkena sinar matahari langsung; - botol atau peralatan lain bekas vaksin harus segera dimusnahkan. 1. Beberapa Jenis Penyakit Pada Ternak Bebek Berikut Cara Mengatasinya Pada dasarnya penyakit yang menyerang ternak itik dapat dibagi dalam dua kelompok, yaitu : Penyakit tidak menular dan Penyakit menular. A. Penyakit Tidak menular Penyakit ini disebabkan oleh buruknya tata laksana pemeliharaan seperti keracunan, pemeliharaan kesehatan dan kebersihan yang buruk, kekurangan vitamin dan mineral dan lain-lain. 1. Stress (cekaman) Stress atau cekaman pada itik bisa disebabkan oleh berbagai faktor pengganggu yang secara langsung mempengaruhi fisiologi tubuh itik, misalya kebisingan, kurang kebebasan bermain dekat air, berpindah-pindah tempat, pertukaran pakan dan lain sebagainya. Obat untuk menanggulangi stress belum ada. Yang dapat dilakukan peternak adalah menghidari segala gangguan yang dapat menimbulkan stress yaitu dengan cara memelihara lingkungan dan menjaga kebersihan lingkungan peternakan. 2. Kekurangan Vitamin A Pakan yang tidak cukup mengandung vitamin A dapat menyebabkan kekurangan vitamin A pada ternak itik dan akhirnya mengganggu pertumbuhan. Tanda-tanda itik yang kekurangan vitamin A adalah : itik akan tampak selalu mengantuk, kondisi kaki lemah, mata tertimbun lendir warna putih dan mudah terkena infeksi. Pada itik umur sekitar 4 minggu itik yang kekurangan vitamin A terlihat selaput matanya menebal dan kering, air mata keluar berlebihan, bagian bawah mata tertimbun cairan lendir. Sedang pada itik dewasa, kekurangan vitamin A mengakibatkan penurunan produksi telur, tubuh mengurus dan lemah. Jagung kuning merupakan sumber vitamin A yang sangat diperlukan dalam komposisi pakan itik. Penyakit kekurangan (defisiensi) vitamin A umumnya terjadi karena peternak mengganti jagung kuning dengan jagung putih yang miskin vitamin A. 3. Brooder Pneumonia Penyakit brooder pneumonia umumnya menyerang anak itik yang masih memiliki bulu-bulu halus. Penyakit ini disebabkan oleh karena kotak atau pelingkar tripleks/seng terlalu padat, lampu pemanas untuk induk buatan kurang panas sehingga anak itik kedinginan dan merasa pengap. Tanda-tanda anak itik terserang penyakit ini adalah pembengkakan di kepala, pernapasan terlihat sulit dan mata selalu mengeluarkan air. Pencegahan terhadap penyakit ini dapat dilakukan dengan mengontrol kapasitas kotak atau pelingkar dan mengontrol panas induk buatan. Pengobatan dapat dilakukan dengan pemberian satu sendok teh baking soda dalam satu quart (1,136 liter) air minum selama 12 jam untuk mengurangi penyebaran penyakit. 4.Rickets Duck (kekurangan vitamin D) Kekurangan vitamin D yang disertai kekurangan Calsium dan Fosfor dapat menimbulkan penyakit tulang yang menyebabkan kelumpuhan pada itik. Penyakit ini biasanya dinamakan “Rickets duck”. Itik yang terserang penyakit ini akan mengalami penyimpangan dan kelainan pada persendian kakinya. Pencegahan dapat dilakukan dengan memberikan pakan yang cukup mengandung mineral calsium, fosfor da vitamin D. Ke dalam ransum itik harus ditambahkan 2% tepung tulang dan itik harus mendapat sinar matahari langsung. 5. Antibiotika Dermatitis Penyakit ini terjadi pada itik karena penggunaan obat-obatan yang mengandung antibiotika secara berlebihan.Akibatnya kulit itik menjadi kering , bulu rontok dan mudah patah, itik selalu gelisa karena gatal-gatal pada kulitnya. Pencegahan terhadap penyakit ini adalah dengan menggunakan antibiotika seperlunya. Penghentian pemberian antibiotika serta pemberian “laxative” (obat pencahar) ringan seperti “molasses” dapat memulihkan kondisi ternak itik yang menderita dalam 4 – 6 hari. 6. Mycosis Penyakit mycosis pada itik terjadi karena itik secara tidak sengaja mengkonsumsi pakan yang sudah basi atau jamur yang tumbuh di lantai (litter) kandang. Itik yang keracunan jamur terlihat lesu, nafsu makan berkurang dan dalam beberapa hari berat badan merosot tajam. Bila tidak diketahui, itik akan mati dalam waktu seminggu. Pencegahan dapat dilakukan dengan pemeliharaan kesehatan dan kebersihan kandang yang baik. Lantai kandang secara berkala dijemur dan diusahakan tidak lembab dan diberi kapur terutama pada musim hujan. Pengobatan penyakit mycosis karena jamur bisa dilakukan dengan memberi antibiotika yang dicampurkan ke dalam air minum atau pakan itik. 7. Botulism Penyakit botulism (limberneck) pada umumnya terjadi karena itik makan bangkai. Misalnya pemberian makanan daging bekicot yang sudah layu. Bangkai yang sudah berulat mengandung kuman yang berbahaya yaitu “clastrididium botulinium”. Kuman tersebut memproduksi racun. tanda-tanda itik yang terserang penyakit ini adalah leher itik seperti tidak bertulang, tidak tegap atau lunglai setelah itik memakan bangkai 1 – 3 hari. Beberapa jam kemudian setelah leher lunglai mengakibatkan kematian. Pencegahan dilakukan dengan memelihara kesehatan lingkungan yang baik dan tidak memberi pakan yang sudah basi (bangkai). Bila masih memungkinkan ternak itik yang sakit dapat diberikan obat-obatan pencahar agar itik mencret dan kuman beserta racunnya dapat ikut keluar dari saluran pencernaan. Pengobatan secara tradisional yang dapat membantu menyembuhkan yaitu dengan memberikan minyak kelapa satu sendok makan dan air minum yang bersih. Minyak kelapa akan membuat itik haus dan ingin minum sebanyak-banyaknya. Jika itik banyak minum, racun dalam darah itik akan encer dan daya kerjanya berkurang, dengan demikian angka kematian dapat dihindari. 8. Keracunan Garam Penyakit keracunan garam umumnya terjadi bila air itik atau kolam air mengandung kadar garam yang tinggi, juga bila bahan baku pakan tertentu mengandung kadar garam yang tinggi. Keracunan garam pada itik lebih sering terjadi di lokasi peternakan dekat pantai/tambak yang airnya tercemar garam. Ternak itik tidak tahan terhdap garam yang berlebihan, konsentrasi 2% saja dalam ransum atau 4.000 ppm dalam air minum dapat menimbulkan kematian terhadap ternak itik. B. Penyakit Menular Penyakit menular pada itik merupakan penyakit yang disebabkan oleh : virus, bakteri atau kuman yang dapat ditularkan melalui kontak langsung atau melalui udara. 1. Fowl Cholera (kolera itik) Penyakit ini disebabkan oleh bakteri “Pasteurella Avicia”. Kandang yang basah serta lembab dapat mempercepat penularan. Penyakit yang menyerang anak itik umur 4 minggu dapat menimbulkan kematian hingga 50%, sedangkan pada itik dewasa dapat menimbulkan kematian kurang dari 50%. Gejala penyakit ini adalah : sesak nafas, pial bengkak dan panas, jalan sempoyongan. Itik yang terserang penyakit kolera yang akut akan meratap dan mengeluarkan suara yang nyaring dan keluar dari kelompoknya. Keganasan penyakit ini dapat menyebabkan infeksi darah dan itik akan mengalami kematian secara mendadak. Pencegahan dapat dilakukan dengan vaksinasi Fowl Cholera. Pengobatan bagi itik yang terserang pada tingkat awal dapat digunakan obat Choramphenicol, Tetracycline atau Preparat-preparat Sulfat. 2.Fowl Pox (Cacar) Penyakit cacar ini menyerang itik pada segala umur dan penyebabnya adalah virus. Tanda-tanda penyakit ini adalah dengan munculnya benjolan-benjolan pada bagian badan itik yang tidak tertutupp bulu seperti kaki dan kepala. Penyakit cacar basah menyerang rongga mulut dan bentuk “diptherie” dan kematian terjadi karena itik kesulitan makan dan minum. Pencegahan dapat dilakukan dengan cara vaksinasi yang disuntikan dibalik sayap itik. Pengobatan cacar kering berupa benjolan-benjolan dapat dilakukan dengan jalan mengelupasi benjolan-benjolan sampai berdarah kemudian diolesi dengan yodium tingture (6-10%). 3. White Eye (Mata Memutih) Penyakit yang diduga disebabkan oleh virus ini menyerang itik pada segala umur dan yang paling peka adalah itik umur kurang dari 2 bulan. Biasanya itik yang kurang vitamin A mudah terserang penyakit ini. Kandang yang lembab dan lantai (litter) yang basah juga memudahkan itik terserang penyakit ini. Tanda-tanda anak itik yang terserang penyakit ini adalah : cairan putih bening keluar dari mata dan paruh, kotoran yang bening dalam beberapa jam berubah menjadi kekuning-kuningan, itik sulit bernafas, lemah dan akhirnya lumpuh. Bila sampai kejang-kejang, kematian tak bisa dihindari. Pencegahan dan pengobatan bisa dilakukan daengan antibiotika yang dicampur air minum atau pakan. Antibiotika yang sering digunakan adalah Oxytetracycline (terramycin) atau Chlortetracycline (aureomycins) dengan dosis 10 gram per 100 kg pakan atau 10 gram dalam 40 gallon air minum akan membantu mengontrol penyakit white Eye. 4. Coccidiosis Coccidiosis adalah penyakit berak darah yang juga menyerang itik, gejala itik yang terserang penyakit ini adalah kurang nafsu makan, berat badan menurun drastis dan akhirnya lumpuh. Penularan melalui kotoran itik yang membawa coccida dan terjadi relatif cepat pada itik segala umur, tetapi yang banyak terserang adalah anak itik. 5. Coryza Penyakit coryza disebut juga penyakit pilek menular. Penyebabnya adalah semacam mircro organisme. Penyakit ini biasanya terjadi pada awal pergantian musim. Penularannya sangat cepat yaitu melalui kontak langsung antara itik yang sakit dan itik yang sehat. Tanda-tanda itik yang terserang penyakit pilek menular adalah keluarnya kotoran cair kental dari mata. Jadi penyakit ini mirip dengan penyakit White Eye. Anak itik umur 1 minggu sampai umur 2 bulan, merupakan itik yang sering terserang penyakit ini. Akan tetapi itik dewasa pun dapat pula terserang wabah penyakit coryza ini. Pengobatan yang paling efesien adalah dengan menyuntikan “Streptomycin Sulphat” secara individual dengan dosis 0,4 gram rendah dengan patokan berat badannya. Penyuntikan dapat dilakukan sekali dalam sehari selama beberapa hari dengan dosis streptomycin setengah dari dosis di atas. 6. Salmonellosis Penyakit salmonellosis menyerang itik pada segala umur dan dapat menyebabkan angka kematian hingga 50%. Penyebabnya adalah kuman “Salmonella Anatis”, melalui perantaraan lalat atau makanan atau minuman yang tercemar kuman tersebut. Pencegahan, dapat dilakukan dengan menjaga kesehatan dan kebersihan kandang dan secara berkala dilakukan pembersihan kandang agar kandang terbebas dari kuman salmonella. Pengobatan dapat dilakukan dengan memberikan “Furazolidone”. 7. Sinusitis Penyakit sinusitis dapat menyerang itik dewasa sehingga dapat menyebabkan kerugian yang tidak sedikit. Penyakit ini dikarenakan tata laksana pemeliharaan yang buruk, kekurangan mineral dalam pakan dan tidak tersedianya kolam untuk bermain. Akibatnya itik menjadi renta mendapat infeksi sekunder. Tanda-tanda itik yang terserang penyakit ini adalah : terjadi pembengkakan sinus, dari lubang hidung keluar cairan jernih, sekresi mata menjadi berbuih, sinus yang membengkak menimbulkan benjolan di bawah dan didepan mata. Pencegahan dapat dilakukan dengan tata laksana pemeliharaan yang baik. Pengobatan bagi iti yang sakit, adalah dengan menyuntikan antibiotika (streptomycin) ke dalam sinus yang sakit. Dosis pada itik dewasa adalah sebanyak 0,5 gram streptomycin yang dilarutkan ke dalam 20 cc aquadest. Larutan ini disuntikan ke dalam sinus. Untuk pengobatan yang lebih mudah, dosisnya dikurangi. Pengobatan seperti ini dilakukan sekali dalam 48 jam. 8.Aflatoksikosis Aflatoksikosis yang menyerang itik pada umumnya disebabkan oleh “Aflatoksin” yang dihasilkan oleh “Asperqillus Flavus”. Aflatoksin menyerang hati, sehingga itik yang terserang penyakit ini hatinya membersar. Tanda-tanda itik yang terserang penyakit ini adalah : kondisi sangat lemah, terjadi pendarahan di bawah kulit dan jari, terhuyun-huyun, akhirnya mati dalam posisi terlentang. Anak itik lebih muda terserang penyakit ini dibanding dengan itik dewasa. Pencegahan bisa dilakukan dengan pemeliharaan kebersihan lingkungan kandang, penaburan kapur di lantai kandang, pembersihan kandang agar terbebas dari serangga. Pengobatan hanya dapat diusahakan dengan memberikan antibiotika yang dicampurkan dalam air minum atau pakan. Demikianlah beberapa jenis penyakit yang dapat menyerang ternak itik serta cara pencegahan dan cara mengobati, semoga artikel ini dapat memberikan manfaat bagi para peternak, sekian dan terima kasih. F. ANALISIS EKONOMI BUDIDAYA PEMBESARAN 1. Biaya Persiapan Fasilitas. Pembuatan Kandang = Rp. 3.000.000,- 2. Biaya Bibit/ Anakan. Anakan Itik Alabio Petelur @ Rp. 9.000,- x 400 ekor = Rp. 3.600.000,- 3. Biaya Pembesaran dan Pakan Anakan. Pakan Bama Untuk Anakan @ Rp. 8.000,-/kg Rp. 8.000,- x 5 kg x 30 hr x 6 bln = Rp. 7.200.000,- + Jumlah Pengeluaran = Rp.13.800.000,- 4. Biaya Pakan Itik Dewasa dan Hasil Tahap I (9 bulan) a. Pakan Dedak @ Rp.2.500,-/kg x 28kg x 30hr x 9bln = Rp. 18.900.000,- b. Pakan Sagu @ Rp.3.500,-/kg x 28kg x 30hr x 9bln = Rp. 26.460.000,- + Jumlah = Rp.45.360.000,- c. Harga Telur @ Rp. 1.800,- x 90 butir x 30hr x 9bln = Rp. 174.960.000,- Rp. 45.360.000, = Rp.129.600.000, 5. Biaya Pakan Itik Dewasa dan Hasil Tahap II (7 bulan) a. Pakan Dedak @ Rp.2.500,-/kg x 28kg x 30hr x 7bln = Rp. 14.700.000,- b. Pakan Sagu @ Rp.3.500,-/kg x 28kg x 30hr x 7bln = Rp. 20.580.000,- + = Rp. 35.280.000,- c. Harga Telur @ Rp. 1.800,- x 90 butir x 30 hr x 7 bln = Rp. 136.080.000,- = Rp. 35.280.000,- + = Rp. 100.800.000,- 6. Biaya Pakan Itik Dewasa dan Hasil Tahap II a. Pakan Dedak @ Rp.2.500,-/kg x 28kg x 30hr x 5bln = Rp. 10.500.000,- b. Pakan Sagu @ Rp.3.500,-/kg x 28kg x 30hr x 5bln = Rp. 14.700.000,- + = Rp. 25.200.000,- c. Harga Telur Rp. 1.800,- x 90 butir x 30 hr x 5 bln = Rp. 97.200.000,- = Rp. 45.360.000,- + = Rp. 72.200.000,- 7. Keuntungan Hasil. Keuntungan = Hasil Tahap I + Hasil Tahap II + Hasil Tahap III - Jumlah Pengeluaran I = Rp. 129.600.000,- + Rp. 100.800.000,- + Rp. 72.200.000, - Rp. 13.800.000,- = Rp. 288.000.000,- Di sebuah peternakan, seperti telah menjadi sebuah tradisi, suatu saat bahkan setiap saat dapat ditemukan sekawanan lalat, terlebih lagi saat musim penghujan. Kadang kala keberadaan lalat diabaikan oleh peternak, namun suatu saat adanya lalat ini membuat peternak pusing dan kebingungan mengusir maupun mengatasinya. Bahkan belakangan ini, keberadaan lalat telah berhasil memberikan “kesan dan pesan” tersendiri. Lalat sejenis serangga yang selalu dan sering kali kita temukan berterbangan di dalam kandang. Kita telah tahu bahwa lalat bukan penyebab penyakit pada itik karena tidak ada “penyakit lalat” (seperti penyakit Gumboro yang disebabkan oleh virus Gumboro). Oleh karenanya kita sering mengabaikan keberadaan lalat ini. Tapi, benarkan lalat tidak perlu memperoleh “hati’ kita (peternak, red.)? Sudah benarkah kita mengabaikannya? Mengenal Lalat Lalat termasuk dalam kelompok serangga yang berasal dari subordo Cyclorrapha dan ordo Diptera. Secara morfologi, lalat mempunyai struktur tubuh berbulu, mempunyai antena yang berukuran pendek dan mempunyai sepasang sayap asli serta sepasang sayap kecil (berfungsi menjaga kestabilan saat terbang). Lalat mampu terbang sejauh 32 km dari tempat perkembangbiakannya. Meskipun demikian, biasanya lalat hanya terbang 1,6-3,2 km dari tempat tumbuh dan berkembangnya lalat. Lalat juga dilengkapi dengan sistem penglihatan yang sangat canggih, yaitu adanya mata majemuk. Sistem penglihatan lalat ini terdiri dari ribuan lensa dan sangat peka terhadap gerakan. Bahkan ada beberapa jenis lalat yang memiliki penglihatan tiga dimensi yang akurat. Model penglihatan lalat ini juga menjadi “ilham” bagi ilmuwan kedokteran untuk menciptakan sebuah alat pencitraan (scan) baru. Mata lalat dapat mengindra getaran cahaya 330 kali per detik. Ditinjau dari sisi ini, mata lalat enam kali lebih peka daripada mata manusia. Pada saat yang sama, mata lalat juga dapat mengindra frekuensi-frekuensi ultraviolet pada spektrum cahaya yang tidak terlihat oleh kita. Perangkat ini memudahkan lalat untuk menghindar dari musuhnya, terutama di lingkungan gelap. Visualisasi seekor lalat Beberapa jenis lalat dapat menyerang suatu peternakan. Namun 95% jenis lalat yang sering ditemukan dipeternakan ialah lalat rumah (Musca domestica) dan little house fly (Fanny canicularis). Jenis lalat lainnya seperti lalat buah (Lucilia sp.), lalat sampah berwana hitam (Ophyra aenescens) maupun lalat pejuang (soldier flies) juga sering mengganggu lingkungan peternakan. Siklus Hidup Lalat Siklus hidup semua lalat terdiri dari 4 tahapan, yaitu telur, larva, pupa dan lalat dewasa. Lalat dewasa akan menghasilkan telur berwarna putih dan berbentuk oval. Telur ini lalu berkembang menjadi larva (berwarna coklat keputihan) di feses yang lembab (basah). Setelah larva menjadi dewasa, larva ini keluar dari feses atau lokasi yang lembab menuju daerah yang relatif kering untuk berkembang menjadi pupa. Dan akhirnya, pupa yang berwarna coklat ini berubah menjadi seekor lalat dewasa. Pada kondisi yang optimal (cocok untuk perkembangbiakan lalat), 1 siklus hidup lalat tersebut (telur menjadi lalat dewasa) hanya memerlukan waktu sekitar 7-10 hari dan biasanya lalat dewasa memiliki usia hidup selama 15-25 hari. Siklus hidup lalat Dalam waktu 3-4 hari, seekor lalat betina mampu menghasilkan telur sebanyak 500 butir. Dengan kemampuan bertelur ini, maka dapat diprediksikan dalam waktu 3-4 bulan, sepasang lalat dapat beranak-pinak menjadi 191,01 x 1018 ekor (dengan asumsi semua lalat hidup). Bisa kita bayangkan, dengan kemampuan berkembang biak lalat tersebut dapat memberikan ancaman tersendiri. Keberadaan Lalat, Berbahaya? Pernahkah kita mendengar ada penyakit lalat, seperti halnya penyakit Newcastle disease (ND) yang menyerang itik? Tentu belum pernah. Lalat sebenarnya bukan suatu agen infeksi melainkan peranannya lebih cenderung sebagai vektor atau agen pembawa atau penular penyakit. Peranan lalat menularkan penyakit ini didukung dari bentuk anatomi tubuhnya yang banyak terdapat bulu sehingga bibit penyakit (virus, bakteri, protozoa) melekat dan tersebar ke ternak/hewan lain. Selain itu, lalat juga mempunyai cara makan yang unik, yaitu lalat meludahi makanannya terlebih dahulu sampai makanan tersebut cair baru disedot ke dalam perutnya. Cara makan inilah yang ikut disinyalir sebagai cara bibit penyakit masuk ke dalam tubuh lalat kemudian menulari/menginfeksi itik. Terlebih lagi kita tahu dan tak jarang menemukan lalat sedang hinggap di ransum itik. Dari beberapa literatur juga disebutkan setiap kali lalat hinggap disuatu tempat, maka + 125.000 bibit penyakit dijatuhkan pada lokasi tersebut (wikimedia, 2007). Sungguh mengerikan! Prof. Drh. Hastari Wuryastuty, M.Sc, PhD (2005) peneliti di fakultas Kedokteran Hewan Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta menyatakan jika seekor lalat yang memiliki berat 20 mg mampu membawa bibit penyakit (virus) sebanyak 10% dari berat badannya, yaitu 2 mg maka lalat tersebut dapat menulari 2.000 ekor itik. Hal ini disebabkan setiap 1 gram virus dapat menginfeksi satu juta ekor itik. Prof. Drh. Hastari Wuryastuty, M.Sc, PhD bersama dengan suaminya, yaitu Prof. Drh. R Wasito, M.Sc, PhD seorang ahli penyakit hewan di fakultas yang sama telah melakukan penelitian peranan lalat terhadap penularan penyakit avian influenza (AI). Dari sampel lalat beku yang telah dikumpulkannya, diperoleh data bahwa lalat yang berasal dari Makasar dan Karanganyar telah dinyatakan positif mengandung virus AI. Penelitian tersebut saat ini masih berlanjut, untuk mengetahui secara pasti pada posisi manakah peranan lalat tersebut dalam penularan AI. Apakah lalat berperan sebagai vektor mekanik atau vektor biologik? Kita tunggu hasil penelitian berikutnya. Larva dan lalat dewasa juga menjadi hospes intermediet atau inang perantara bagi infeksi cacing pita (Raillietina tetragona dan R. cesticillus) pada itik. Larva dan lalat dewasa sering kali termakan oleh itik sehingga itik dapat terserang cacing pita tersebut. Selain itu, lalat juga berperan sebagai vektor mekanik bagi cacing gilik (Ascaridia galli) maupun bakteri. Lalat yang hinggap di feses atau litter yang telah tercemar bakteri kolera maka lalat tersebut sudah berpotensi menyebarkan kolera pada itik lainnya. Larva lalat yang berkembang pada feses yang lembab berpotensi menularkan beberapa bibit penyakit Selain penyakit, keberadaan lalat juga menjadi penyebab keretakan keharmonisan hubungan sosial antara peternak dengan warga di sekitar lokasi peternakan. Bukan suatu keniscayaan, keberadaan lalat ini menjadi penyebab ditutupnya suatu peternakan. Lalat yang berkembang di peternakan dapat bermigrasi ke arah perkampungan warga dan warga atau masyarakat langsung melayangkan tuduhan bahwa peternakan itik lah yang menjadi sumber munculnya lalat tersebut. Bagaimana Pengendalian Lalat ? Setelah mengetahui akibat berkembangnya lalat di peternakan kita, sudah merupakan suatu kebutuhan bahwa kita harus bisa mengendalikan lalat tersebut. Sudah barang tentu, pengendalian lalat ini membutuhkan teknik yang tepat. Jika tidak, bukan tidak mungkin gara-gara lalat ini kita akan mengalami kerugian yang besar bahkan ditutupnya usaha kita. Lalat tergolong salah satu insect atau serangga yang “bandel”. Keberadaannya di kandang sangat mudah ditemui, terlebih lagi saat musim penghujan. Beberapa hal yang menjadikan lalat bandel, ialah : • Mobilitas lalat sangat tinggi karena dilengkapi dengan sepasang sayap sejati (asli) dan sepasang sayap kecil (yang menstabilkan terbang lalat) • Lalat mempunyai sistem penglihatan yang sangat baik, yaitu mata majemuk yang tersusun atas lensa optik yang sangat banyak sehingga lalat mempunyai sudut pandang yang lebar. Kepekaan penglihatan lalat ini 6 x lebih besar dibandingkan manusia. Selain itu, lalat juga dapat mengindra frekuensi-frekuensi ultraviolet pada spetrum cahaya yang tak terlihat oleh manusia. Dengan dua kemampuan ini (mobilitas dan penglihatan), lalat dapat dengan mudah mengubah arah geraknya seketika saat ada bahaya yang mengancam dirinya. • Lalat mempunyai kemampuan berkembang biak yang cepat dan dalam jumlah yang banyak. Terlebih lagi jika kondisi lingkungan cocok bagi perkembangbiakan lalat. Melihat ketiga kemampuan lalat tersebut, maka diperlukan teknik khusus untuk mengatasi atau membasmi lalat. Langkah pengendalian lalat pun harus dilakukan secara komprehensif (menyeluruh) dan terintegrasi. Langkah pengendalian lalat secara garis besar ialah kontrol manajemen, biologi, mekanik dan kimia. • Kontrol manajemen Penanganan feses dengan baik sehingga feses tetap kering merupakan teknik pengendalian lalat yang paling efektif. Kita tahu, feses yang lembab menjadi tempat perkembangbiakan lalat yang sangat baik (termasuk tempat perkembangbiakan bibit penyakit). Dalam 0,45 kg feses yang lembab dapat dijadikan tempat berkembang biak (melangsungkan siklus hidup) 1.000 ekor lalat. Feses yang baru dikeluarkan oleh itik yang memiliki kadar air sebesar 75-80% merupakan kondisi ideal bagi perkembangbiakan lalat. Feses ini harus segera diturunkan kadar airnya menjadi 30% atau kurang untuk mencegah perkembangbiakan lalat. Lakukan pembersihan feses minimal 1 x seminggu sehingga dapat memutus siklus perkembangbiakan lalat. Hal ini berdasarkan periode waktu lalat bertelur, yaitu setiap minggu (4-7 hari) Beberapa hal yang dapat dilakukan untuk menghambat perkembangbiakan lalat ialah : 1. Membersihkan feses minimal setiap minggu sekali. Hal ini berdasarkan lama siklus hidup lalat, dimana lalat bertelur setiap seminggu sekali 2. Berikan ransum dengan kandungan zat nutrisi yang sesuai, terutama kandungan protein kasar dan garam. Ransum dengan kandungan protein kasar dan garam yang tinggi dapat memicu itik minum banyak sehingga feses menjadi encer (basah) 3. Jika perlu tambahkan batu kapur maupun abu pada litter sehingga dapat membantu mengembalikan kemampuan tanah menyerap air 4. Hati-hati saat penggantian atau pengisian tempat minum. Jangan sampai air minum tumpah. Selain itu perhatikan kondisi tempat minum atau paralon dan segera perbaiki kondisi genting yang bocor 5. Jika feses akan disimpan, keringkan feses terlebih dahulu (kadar air < 30%) dengan cara dijemur diterik matahari (jika memungkinkan). Feses yang disimpan dalam kondisi lembab bisa mempercepat perkembangbiakan larva lalat 6. Perhatikan sistem sirkulasi udara (ventilasi). Kondisi ventilasi kandang yang baik dapat mempercepat proses pengeringan feses 7. Lakukan perbaikan pada atap yang bocor 8. Pastikan intalasi saluran pembuangan air berfungsi baik, jangan biarkan air mengendap Selain menjaga feses tetap kering, melakukan sanitasi kandang dengan baik juga menjadi langkah tepat untuk mengendalikan perkembangbiakan lalat. Langkah sanitasi yang dapat dilakukan yaitu : • Segera buang atau singkirkan bangkai itik mati maupun telur yang pecah Segera singkirkan atau jauhkan bangkai (itik mati) dari kandang • Bersihkan ransum dan feses yang tumpah segera, terlebih lagi jika kondisinya basah • Bersihkan kandang dan peralatan kandang secara rutin kemudian semprot dengan desinfektan seperti Antisep, Neo Antisep atau Medisep • Kontrol biologi Terdengar asing ditelinga kita dengan istilah ini. Memang, karena teknik ini relatif jarang diaplikasikan peternak. Meskipun demikian, teknik ini terbukti ampuh dalam mengendalikan populasi lalat. Terbukti, dari sepasang lalat dalam waktu 3-4 hari tidak bisa menghasilkan lalat sebanyak 191,01 x 1018 ekor karena secara alami larva lalat telah dibasmi oleh “lawan” lalat. Selain itu, penggunaan teknik ini akan menjaga keseimbangan ekosistem kandang. Parasit lalat biasanya membunuh lalat pada saat fase larva dan pupa. Spalangia nigroaenea merupakan sejenis tawon (lebah penyengat) yang menjadi parasit bagi pupa lalat. Mekanismenya ialah tawon dewasa bertelur pada pupa lalat, yaitu dibagian puparium (selubung pupa) dan perkembangan dari telur tawon memangsa pupa lalat (pupa lalat mati). Selain tawon, tungau (Macrochelis muscaedomesticae dan Fuscuropoda vegetans) dan kumbang (Carnicops pumilio, Gnathoncus nanus) juga merupakan “lawan” lalat. Aplikasi dari teknik pengendalian lalat ini memerlukan suatu menajemen yang relatif sulit. Siklus hidup hewan pemangsa lalat tersebut juga relatif lebih lama. Selain itu, hewan pemangsa lalat ini dapat juga menjadi agen penularan penyakit. Meskipun demikian, keseimbangan ekosistem akan tetap terjaga, terlebih lagi keberadaan lalat di kandang juga membantu dalam proses dekomposisi (penguraian) feses atau sampah organik lainnya sehingga baik jika digunakan sebagai pupuk kompos. • Kontrol mekanik Teknik pengendalian lalat ini relatif banyak diaplikasikan oleh masyarakat pada umumnya. Di pasaran, juga telah banyak dijual perangkat alat untuk membasmi lalat, biasanya disebut sebagai perangkap lalat. Perangkap tersebut bekerja secara elektrikal (aliran arus listrik) dan dilengkapi dengan bahan yang dapat menarik perhatian lalat untuk mendekat. Perangkap lalat seringkali diletakkan di tengah kandang. Di tempat penyimpanan telur sebaiknya juga diletakkan perangkap lalat ini. Lalat tidak akan bergerak atau terbang melawan arus atau arah angin. Oleh karenanya tempatkan fan atau kipas angin dengan arah aliran angin keluar kandang atau ke arah pintu kandang. Penggunaan plastik yang berisi air (biasanya di warung makan) juga bisa digunakan untuk mengusir lalat meskipun mekanisme kerjanya belum diketahui. Teknik pengendalian lalat ini (kontrol mekanik) relatif kurang efektif untuk diaplikasikan ji-ka populasi lalat banyak. • Kontrol kimiawi Teknik pengendalian lalat ini, seringkali menjadi andalan bagi peternak. Sedikit terlihat adanya peningkatan populasi lalat, peternak segera memberikan obat lalat. Namun, saat populasi lalat tidak menurun meski telah diberikan obat lalat, maka peternak akan langsung memberikan klaim maupun komplain ke produsen obat lalat tersebut. Kasus ini relatif sering terjadi. Lalu bagian manakah yang kurang tepat? Point dasar yang perlu kita pahami bersama, bahwa pemberian obat lalat (kontrol kimiawi) bukan merupakan inti dari teknik pengendalian lalat, melainkan menjadi penyempurna dari teknik pengendalian lalat melalui teknik sanitasi dan desinfeksi kandang (teknik manajemen). Oleh karenanya, kita tidak bisa menggantungkan pembasmian lalat hanya dari pemberian obat lalat dan teknik pemberian obat lalat juga harus dilakukan dengan tepat. Dari data yang kami peroleh, obat pembasmi lalat yang beredar di lapangan (Indonesia) dapat diklasifikasikan (berdasarkan kerja obat lalat pada tahapan siklus hidup lalat) menjadi 2 kelompok, yaitu obat lalat yang bekerja membunuh larva lalat dan membasmi lalat dewasa. Agar daya kerja obat lalat bisa optimal, maka pemilihan jenis obat harus disesuaikan dengan tahapan siklus hidup lalatnya. Jika tidak maka daya kerja obat tidak akan optimal. Cyromazine merupakan zat aktif yang digunakan untuk membunuh larva lalat sedangkan azamethipos dan cypermethrin merupakan zat aktif yang bekerja membunuh lalat dewasa. Penggunaan cyromazine untuk membasmi lalat dewasa tidak akan memberikan hasil yang optimal (lalat dewasa tidak bisa mati) dan begitu juga sebaliknya (pemberian cypermethrin tidak akan bisa membunuh larva lalat). Perlu kita sadari bersama, keberadaan lalat di dalam kandang seperti fenomena gunung es. Lalat yang berkeliaran dan berterbangan di dalam kandang hanya 20% sedangkan lalat yang “tersembunyi” (telur, larva dan pupa) sesungguhnya jauh lebih banyak, yaitu 80%. Selain itu, pembasmian lalat dewasa akan menjadi lebih sulit karena mobilitas lalat yang tinggi dan kemampuan lalat untuk menghindar (mata majemuk). Oleh karena itu, pengendalian lalat sejak dini, yaitu saat stadium larva menjadi sebuah langkah teknik aplikatif yang bagus dalam membasmi keberadaan lalat. Larvatox, mematikan lalat saat stadium larva sehingga pupa dan lalat tidak akan terbentuk Untuk mendukung hal itu, Medion telah me-launching sebuah produk dengan kandungan zat aktif (cyromazine) yang ampuh dan efektif untuk membunuh larva lalat, yaitu Larvatox. Aplikasi Larvatox juga mudah, yaitu dicampur dalam ransum. Percobaan potensi dan keamanan Larvatox telah dilakukan oleh intern Medion maupun bekerja sama dengan Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Gadjah Mada (UGM). Grafik 1-4 tersebut menunjukkan bahwa pemberian Larvatox ampuh membasmi larva lalat (sehingga lalat tidak dapat terbentuk) tanpa menyebabkan gangguan produksi (tidak menurunkan produksi telur). Selain itu, pemberian Larvatox juga dapat membuat feses lebih kering (bisa membentuk “gunung”). Campurkan 100 gram Larvatox dengan 5 kg ransum secara bertahap, kemudian campurkan dengan 1 ton ransum sampai homogen. Larvatox diberikan selama 4-6 minggu berturut-turut kemudian dihentikan selama 4-8 minggu dan gunakan kembali jika lalat terlihat mulai berkembang biak. Teknik pemberian Larvatox tersebut dimaksudkan untuk memutuskan siklus hidup lalat secara tuntas. Hal yang perlu diperhatikan ialah jangan menghentikan pemberian Larvatox sebelum 4-6 minggu meskipun populasi lalat telah berkurang karena kita tahu fenomena gunung es dari lalat (lalat yang nampak hanya 20% dari populasi lalat sesungguhnya). Selain itu, jangan mengurangi dosis Larvatox karena bisa mengakibatkan potensi obat tidak optimal dan dapat memicu resistensi obat. Pengendalian lalat telah menjadi suatu keharusan. Terlebih lagi jika kita sudah mengerti tentang akibat yang ditimbulkannya, termasuk kemungkinan penutupan usaha kita. Agar lalat bisa terbasmi dengan baik, maka teknik pengendaliannya harus dilakukan secara sinergis dan komprehensif, yaitu menerapkan manajemen dengan baik (terutama penanganan feses) sekaligus melaksanakan kontrol kimiawi (dan atau kontrol biologi dan mekanik) secara tepat. Akhirnya, lalat pun terbasmi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Muhammad Edwan Ansari