Minggu, Juni 14, 2020

KISAH SEORANG WANITA TUA DAN SEKARUNG BERAS

kisah suatu ketika MOBIL pengangkut BERAS tiba di sebuah toko beras. Orang2 datang  berebut untuk membelinya.

Terjadilah antrian panjang di toko pedagang BERAS.

Tibalah giliran seorang WANITA TUA miskin, dengan tangan gemetar ia menyodorkan gelas yang dibawanya kepada si PENJUAL BERAS.

WANITA TUA berkata: "Aku tidak mampu membeli BERAS mu, sudikah engkau bersedekah untukku dengan segelas BERAS saja?"

PENJUAL BERAS: "Tidak, aku tidak bisa memberimu segelas BERAS"

Tetapi kemudian PENJUAL BERAS itu menyuruh rekannya untuk membawa sekarung BERAS dan mengantarkannya ke rumah WANITA TUA itu.

WANITA TUA tersebut menerimanya dengan mata berkaca-kaca karena tidak percaya apa yang telah terjadi.

Air mata bahagia mengalir deras di pipi keriputnya.

Seorang LAKI LAKI pembeli yang tadinya antri di belakang WANITA TUA bertanya pada si PENJUAL BERAS: "Pak ... bukankah yang diminta wanita tua itu hanya segelas BERAS, mengapa bapak memberinya sekarung BERAS ...?"

PENJUAL BERAS: "Itu karena dia meminta sesuai dengan KEBUTUHANNYA, sedangkan aku memberi sesuai KEMAMPUANKU"

"Aku melakukan itu karena begitu pula lah yang ALLAH lakukan kepadaku selama ini"

"Setiap kali aku MEMINTA kepadaNYA apa yang kuinginkan, Ia selalu MEMBERIKU berdasarkan KEINGINANNYA"

"Dan pemberianNYA bukan hanya sekedar cukup, melainkan SELALU LEBIH dari cukup"

"ALLAH memberi apa yang aku BUTUHKAN, LEBIH dari sekedar apa yang aku INGINKAN"

"Sebagai bentuk rasa syukur pada Allah, aku bersedekah beras daganganku untuk mereka yang lapar dan sangat membutuhkan".

Semoga Allah jadikan kita orang yang mulia dan gemar bersedekah....


 dari ceramahnya
(Alhabib Quraisy Baharun)

Lebih baik di asingkan daripada hidup di tengah-tengah kemunafikan



 
Jika kepedulian kita terus diawasi dan dicurigai, mungkin pensiun dari dunia kepedulian serta menyibukan diri dalam keseharian sebagai petani dan pengajar Al Qur’an atau menyibukkan diri dengan keluarga kecilku hingga akhir hayat merupakan pilihan bijak. Terlebih kondisi ekonomi akhir-akhir ini menghimpit ditambah kondisi sosial yang memanas akibat hilangnya keadilan. Akhir-akhir ini realistis yang seharusnya rasional kadang tidak adil penempatannya, kita berteriak lantang soal toleransi, kemanusiaan dll, tapi diam saat tetangga kita Kesusahan, maupun kadang  tercederainya akal sehat dan kemanusiaan dan aku pun, seperti biasa yang hanya bisa berpikir, mahayatau dan berbagi binggung dengan ketidak pedulian kita selama ini. Ini bukan hanya sebatas ketidak mampuan, tapi soal idealis.

laksanakan khidmah rutin di Majelis Raudhatul Ulum Mubarak Pimpinan KH Ahmad Junaidi pengasuh pondok pesantren Dhiyaul Amin

Nabi ﷺ bersabda, "Jadilah engkau orang berilmu, atau orang yang menuntut ilmu, atau orang yang mau mendengarkan ilmu, atau orang yang menyukai ilmu. Dan janganlah engkau menjadi orang yang kelima maka kamu akan celaka." (HR. Baihaqi).