Jumat, Mei 29, 2020

Potret pejuang kemerdekaan banua kita di masa silam Saat meninjau Pasukan di Desa Ambutun Kec. Telaga Langsat Kab. HSS , Ibnu Hajar (Baju Jas Putih), H. Djumberi, Dardiansyahku, Samidri Dumam, Letnan Hasan, Sani (Lim sing tei) Sumber Foto : FB Pak Makmur Colorize By :,Taufikur Rahman Kandangan Jangan Lupakan Sejarah
Kebakaran Pasar Barabai tahun 1929
Dalam catatan sejarah kota Barabai, sudah beberapa kali kebakaran besar melanda pasar Barabai, terakhir terjadi pada bulan April 1998 yang menghanguskan hampir seluruh pertokoan dan lapak kaki lima. Sebelumnya juga pernah terjadi kebakaran besar pada tahun 1983 yang membakar lebih dari separoh pertokoan yang ada. Namun banyak di antara kita yang tidak tahu kalau kebakaran cukup besar juga pernah terjadi pada masa pemerintahan kolonial Belanda, tepatnya pada bulan Februari 1929. Kebakaran di kala itu terjadi pada malam hari, beruntung pada waktu itu Barabai sudah memiliki unit pemadam kebakaran sehingga api dapat diminimalkan dan tidak menjalar ke tempat lainnya. Walaupun demikian, kebakaran kali ini mengakibatkan kerugian materi yang tidak sedikit. Sebuah koran berbahasa Belanda yang terbit pada hari Kamis tanggal 7 Februari 1929, menulis : "Een brand heeft hedennacht een groot deel verwoest aan de landzijde van pasar Barabai. De totale schade bedraagt f 225.000, nl. f 150.000 voor roerend en f 75.000 voor onroerend goed. slechts een derde wos verzekerd". Artinya kurang lebih demikian : "Sebuah kebakaran terjadi malam tadi di pasar Barabai. Kebakaran menghanguskan sebagian besar toko yang berada di sisi darat pasar tersebut. Total kerugian ditaksir mencapai 225.000 Gulden. Dengan rincian, 150.000 Gulden untuk aset yang bergerak dan 75.000 Gulden untuk aset yang tidak bergerak (properti). Dari sekian banyak korban hanya tiga yang memiliki polish asuransi". Sekarang timbul pertanyaan, seberapa besar uang 225.000 Gulden di kala itu? Ulun mencoba membandingkannya dengan harga emas. Menurut sebuah situs, pada tahun 1929 emas dijual dikisaran 20.63 US Dollars per troy ounces (31.1034768 gram) , namun ulun kesulitan mendapatkan nilai konversi Gulden terhadap Dollar Amerika yang berlaku pada masa itu. Ulun coba mengkonversikan ke dalam bentuk lain, namun tetap tidak menemukan data yang akurat, sehingga akhirnya ulun menemukan sebuah buku berjudul "Dari buku ke buku, sambung menyambung menjadi satu" yang dikarang oleh P. Swantoro, pada halaman 32 menyebutkan bahwa harga gula berkualitas super pada tahun 1929, dijual pada kisaran 13,09 Gulden per 100 kilogram. Berarti dengan uang 225.000 Gulden pada tahun 1929, kita dapat membeli gula sebanyak 1.718.869 kilogram atau 1.718 ton. Atau lebih sederhananya, 1 Gulden di masa itu bisa membeli gula sebanyak 7,6 kg. Nah... kalau harga gula sekarang Rp 17,500/kg, maka hitung-hitungannya adalah : 17,500 X 7,6 X 225,000 = ...... (kada muat kalkulator). #efek_gula_larang #SaveMeratus Keterangan foto : Sisa-sisa bangunan yang terbakar. Lokasi kebakaran ini berada di sisi timur jalan Karel van der Hijden, tepatnya di dermaga sungai kota Barabai. Setahun kemudian, pada tahun 1930 di lokasi ini dibangun kembali pertokoan dengan nama "TOKO TOEDJOEH". Sumber foto : Universiteit Leiden

Perjalanan ke Cukan Lipai Rafli Ansari