Rabu, April 26, 2023

Makam Tuan Guru Ahmad Zuhdiannor (Abah Guru Zuhdi).

Makam Tuan Guru Ahmad Zuhdiannor (Abah Guru Zuhdi).


Lokasi: Jalan Belakang Masjid Jami', Kelurahan Antasan Kecil Timur, Kecamatan Banjarmasin Utara, Kota Banjarmasin, Provinsi Kalimantan Selatan.


Tuan Guru Ahmad Zuhdiannor atau Abah Guru Zuhdi adalah pemuka agama sekaligus tokoh masyarakat yang dikenal sebagai ulama besar berpengaruh dan kharismatik di Kalimantan Selatan.


Abah Guru Zuhdi dilahirkan di Alabio pada hari Kamis tanggal 10 Februari 1972 M atau 24 Dzulhijjah 1391 H dari pasangan Tuan Guru Muhammad bin H. Jafri dan Hj. Zahidah binti Tuan Guru Asli. Ayah beliau adalah Pimpinan Pondok Pesantren Al Falah Banjarbaru periode ke-2 dan dikenal sebagai ulama yang cukup berpengaruh di Banjarmasin, sedangkan kakek beliau dari pihak ibu yaitu Tuan Guru Asli adalah tokoh ulama asal Alabio, Hulu Sungai Utara.


Pendidikan formal yang dijalani Abah Guru Zuhdi hanya sampai tingkat Sekolah Dasar. Pada awalnya beliau berguru kepada ayahnya yaitu Tuan Guru Muhammad bin H. Jafri yang merupakan Pimpinan Pondok Pesantren Al Falah Banjarbaru tahun 1986-1993 M. Selain berguru pada sang ayah, beliau juga sempat menimba ilmu sebentar di Pondok Pesantren Al Falah Banjarbaru. Namun karena sering sakit-sakitan, beliau akhirnya berhenti dan melanjutkan pelajarannya di kampung Alabio, Hulu Sungai Utara pada sang kakek yaitu Tuan Guru Haji Asli. Selama belajar dengan kakeknya, beliau mempelajari ilmu Tajwid, Fikih, Tashrif, Tauhid, dan Tasawwuf. Setelah kakeknya wafat, beliau melanjutkan belajar kepada Mu'allim Syukur, seorang ulama di Teluk Tiram, Banjarmasin. Selama di sana, beliau belajar Tasawwuf, Fikih, Ushul Fikih, dan Arudh. Setelah Mu'allim Syukur wafat, Abah Guru Zuhdi meneruskan belajarnya kepada Syaikh Muhammad Zaini bin Abdul Ghani Al Banjari (Abah Guru Sekumpul).


Abah Guru Zuhdi pernah mengajar di Pondok Pesantren Al Falah selama sekitar 2 tahun, beliau juga banyak mengisi majelis taklim dan membuka pengajian di Masjid Jami' Banjarmasin, pengajian di rumahnya, pengajian di Langgar Darul Iman Teluk Dalam, pengajian di Sungai Andai, pengajian di Kota Citra Graha KM. 18, dan pengajian di Masjid Raya Sabilal Muhtadin. Abah Guru Zuhdi sering mengajarkan Tauhid dan Tasawwuf serta menekankan betapa pentingnya membersihkan hati, beliau juga konsisten di jalur dakwah serta tidak ikut dalam dunia politik misalnya mendukung politisi tertentu dalam pemilihan umum.


Selain sebagai ulama, Abah Guru Zuhdi juga menjabat sebagai Ketua Dewan Penasihat tim sepak bola Barito Putera. Dalam kegiatan yang diselenggarakan Barito Putera, Abah Guru Zuhdi sering kali memimpin agenda yang digelar. Beliau juga merupakan Mustasyar Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Provinsi Kalimantan Selatan periode tahun 2018-2023 M. Abah Guru Zuhdi juga aktif menjadi anggota pemadam kebakaran sekaligus mengetuai sebuah organisasi Barisan Pemadam Kebakaran di Banjarmasin dan turun langsung ke lokasi kebakaran untuk memadamkan api.


Abah Guru Zuhdi meninggal dunia pada hari Sabtu tanggal 2 Mei 2020 M atau 9 Ramadhan 1441 H dalam usia 48 tahun setelah dirawat di Rumah Sakit Medistra Jakarta.


Jenazah almarhum diterbangkan dari Jakarta menuju Banjarmasin, anggota keluarga memutuskan almarhum dimakamkan di samping kediamannya di belakang Masjid Jami' Banjarmasin. Pada malam harinya, almarhum dikebumikan dan diantar oleh ribuan warga dan jamaah pengajian sambil melafalkan dzikir dan shalawat.


Al Fatihah...


Rabu, 27 April 2023

RAFLI DAN HASAN

manaqib Habib Basirih atau Habib Hamid bin Abbas bin Abdullah bin Husein bin Awad bin Umar bin Ahmad bin Syaikh bin Ahmad bin Abdullah bin Aqil bin Alwi bin Muhammad bin Hasyim bin Abdullah bin Ahmad bin Alwi bin Ahmad Al-Faqih bin Abdur Rahman bin Alwi Ummul Faqih bin Muhammad Shahib Mirbath

 Oleh Masyarakat Banjar, Kalimantan Selatan, Habib Hamid bin Abbas Bahasyim dikenal dengan sebutan Habib Basirih. Beliau merupakan salah satu zuriat dari Rasulullah SAW dan seorang waliyullah yang majdzub hingga masyhur. Sang habib ini hidup di era kolonial Belanda dan berlanjut pada masa pendudukan Jepang di Banjarmasin.



dikutip dari manaqib Habib Basirih yang dikenal dengan seorang majzdub, yakni diangkat Allah SWT akal akal basyariyyah (akal kemanusiaan) diganti dengan akal rubbaniyyah (ketuhanan). Bahasa yang beliau ucapkan di luar akal orang awam. Bahkan, semasa hidupnya, Habib Basirih sering mengucapkan bahasa isyarat yang sebagian kalangan yang paham dengan bahasanya.


Nah, dari nasab atau silsilah Habib Basirih, secara lengkapnya adalah Habib Hamid bin Abbas bin Abdullah bin Husein bin Awad bin Umar bin Ahmad bin Syaikh bin Ahmad bin Abdullah bin Aqil bin Alwi bin Muhammad bin Hasyim bin Abdullah bin Ahmad bin Alwi bin Ahmad Al-Faqih bin Abdur Rahman bin Alwi Ummul Faqih bin Muhammad Shahib Mirbath.


Sebelum mencapai Kubbah Habib Basirih, beberapa ratus meter sebelumnya terdapat pula makam ibunda Habib Basirih yakni yakni Syarifah Sya’anah istri Habib Abbas bin Abdullah Bahasyim


makam habaib di Basirih, seberang sungai di dekat Masjid Jami Darut Taqwa, Kelurahan Basirih, Kecamatan Banjar Selatan. Masjid ini menurut keterangan didirikan pada 1822 oleh  H Mayasin. Pada tahun 1848, keluarga Habib Basirih pernah merehab masjid ini.Versi lain menyebutkan Habib Abbas bermakam di wilayah Sungai Baru.


Habib Abbas ayah dari habib Hamid dikenal sebagai saudagar kaya raya dan mempunyai kapal dagang. Beliau juga disebut-sebut mempunyai tanah yang cukup luas di wilayah Basirih di samping di Sungai Baru. Habib Basirih pernah berkhalwat beberapa tahun di dalam sebuah rumah (gubuk) kecil tak jauh dari makamnya sekarang.



Kesimpulannya adalah bahwa Habib Basirih ini adalah seorang walinya Allah yang beliau madzjub. Berdasarakan apa yang Al Fakir ingat Almarhmum KH Ahmad Zuhdiannor yang akrab disapa Guru Zuhdi pernah berkata bahwa orang Banjar, sebelum ziarah keluar daerah, maka ziarahi dulu Habib Basirih, karena beliau adalah salah satu kuncinya Banjar. “Ya, seperti sebelum kita ziarah ke makamm Rasulullah di Madinah, ziarahi dulu kubur Syaikh Semman, dan seperti kita ziarah ke Pulau Jawa, ziarahi dulu Sunan Bonang di Tuban, Jawa Timur,” al fakir kitup dari salah satu ceramah beliau


Kamis , 27April 2023

ABAH RAFLI DAN HASAN

Photo Hasan di Kubah Basirih


Minggu, April 16, 2023

RILA MATI BABANTAL TUMBAK DARI PADA HIDUP DIPERBUDAK

 Sebagai anak muda yg lahir di Alai, ganal di Alai, Tumatan Dangu lahir, sudah sewajarnya ulun bangga jadi urang Alai, balalah ka Birayang tatamu tugu munomen perjuangan urang Alai Pangkalan ini terletak tidak jauh dari Pasar Birayang, hanya beberapa puluh meter saja, sebegitu menyeberang jembatan birayang, melewati Monumen Gerilya ALRI, ambil jalan sebelah kiri, tampaklah sudah pangkalan itu. RILA MATI BABANTAL TUMBAK DARI PADA HIDUP DIPERBUDAK, semboyan ini nampak tertulis bertatah dengan hurup besar didinding Beton bercat biru laut sebelah kanan,nampak sangat kontras dengan sinar matahari pagi yang baru bersinar kala itu, ada kesan keberanian, keikhlasan, ketulusan tanpa pamrih dan kekuatan semangat berjiwa rela berkorban maha besar yang kurasakan , kalaupun terasa angkuh…..biarlah, sepantasnya semua ini ada dan diucapkan oleh mereka, ulun ucapkan kata-kata itu berulang, ulun tertunduk begitu kuat rasanya tulisan ini, ulun merasa malu dan merasa tidak pantas berada di tempat itu.bagian tengah dari tempat ulun berdiri nampak logo keemasan berlambang sauh, padi dan kapas dan 5 bamboo runcing.dan pada bagian dinding beton sebelah kiri bertatah tulisan Tentara ALRI Divisi IV Pertahanan Kalimantan Birayang…ulun uambil secarik kertas dari dalam ransel dan ulun tuliskan disana ‘Terimakasih pahlawan’ . Hari itu, ditempat itu, ulun melihat semboyan bukan hanya ada diucapan, ulun menjadi saksi perkataan Teman sehati_teman sejati di praktekkan dalam arti yang sebenarnya,berbagi peluh, darah dan kesetiaan, ulum merasa malu karenanya….. pertemanan sejati_sehati yang ulun alami hanyalah sampai kepada berbagi rokok,berbagi nasi kotak sisa seminar, kagiatan organisasi lagin kuliah, atawa hasil babagi contekan ujian kala kuliah, berbagi tilam sebagai tempat merebahkan badan pada saat harus keluar dari kost karena sudah tak mampu bayar atau di kala kecil dahulu berbagi nangka, jeruk, pisang tetangga yang kami curi dari kebunnya, ulun usap mata yang sedikit berawan, tidak ada camar terbang, tidak ada angin laut, tidak ada laut biru, tidak ada pula pasir pantai, …….ulun memang bukanlah berada di pangkalan Angkatan Laut dalam arti sebenarnya tapi aku berada di Makam Pahlawan Tentara Angkatan Laut Republik Indonesia Divisi IV pertahanan Kalimantan birayang, hanya ada 26 nisan berbaris 2, terpampang nama di batu nisan itu mulai dari kiri kekanan pada bagian depan Baseri, Amat Anul, H. Damanhuri, H. Saruji , H. Rusli P, H. Ahmad bin Yahya, Anang Acil, A Tuul, Sahran, halid dan Made Gawis, dan Pada Baris ke dua tertulis nama Semarang, Marjuni, Amberi, Caba, Tiung, Baslin, Tukacil, Mayor, Gurdan, Yurkani, Parmali, Mukeri, Masdar, Hamzah dan Aini. Di Monumen Gerilya ALRI yang tidak seberapa jauh dari Makam Pahlawan ini ada tatahan tulisan B.P.R.I.K (Barisan Pemberontak Republik Indonesia), GERPINDOM (Gerakan Pemuda Indonesia Merdeka), GERIMRI (Gerakan Rakyat Mempertahankan Republik Indonesia), MTKI (Mandau Telabang Kalimantan Indonesia), Ps Sabilillah (Pasukan Sabilillah) dan B.B (Banteng Borneo),dalam buku Proklamasi Kesetian Kepada Republik,karangan Wajidi dikatakan bahwa perjuangan revolusi kemerdekaan Indonesia di Kalimantan Selatan dimulai sejak Perang Dunia II berakhir, dan Pengiriman Tentara Republik ke Kalimantan baik secara berkelompok atau sendiri-sendiri lebih memungkinkan melewati laut, tanggal 4 April 1946 dibentuk ALRI Divisi IV Pertahanan Kalimantan dengan Panglima Letkol. Zakaria Madun dan Kepala Staf May. Firmansyah, 6 bulan kemudian yaitu tanggal 10 Oktober 1946 dikirimlah ekspedisi penghubung yang di pimpin oleh Letnan II Asli Zuhri dan wakilnya Letnan Muda Mursyid Seman ke Kalimantan dengan tugas pokok membentuk organisasi ALRI Divisi IV di Kalimantan Selatan dan menyatukan organisasi-organisasi perjuangan yang ada ke dalam ALRI Divisi IV, untuk melakukan tugasnya mereka berusaha menemui Hasan Basry di pedalaman Kalimantan Selatan. Setelah melalui serangkaian pertemuan dan Pembicaraan dengan Hasan Basry, maka pada tanggal 18 Nopember 1946 di Desa Tabat Haruyan didirikanlah satu Batalyon dengan nama Batalyon Rahasia ALRI Divisi IV”A” Pertahanan Kalimantan, Hasan Basri diangkat menjadi Komandannya dengan kesediaan menyatukan Laskar-laskar perjuangan di kalimanta Selatan, nah nama-nama badan kelaskaran di Monumen Gerilya ALRI diatas merupakan sebagian dari sekian banyak Badan Kelaskaran yang menggabungkan diri dengan ALRI Divisi IV. Selamat HUT Proklamasi Gebernur Tentara ALRI Divisi pertahanan kalimantan, 17 mei 1949


https://edwanansari.blogspot.com/2018/05/divisi-alri-birayang.html


Muhammad Edwan Ansari

Kami adalah investasi besar negeri ini, kami melawan untuk tunduk, kepada siapapun selain kepada kebenaran dan keadilan. Makarmu akan kami telanjangi, jubah mewahmu tidak lebih hanya debu angkara kekuasaanmu.

 Teriakan kami boleh saja kau tak dengar, tapi semangat kami akan tetap mengalir deras dalam darah generasi pelanjut. Boleh jadi kau musuhi kami, kelak akan kau sadari bahwa apa yang kami suarakan adalah nyanyian Cinta Untuk Negeri.


Kami adalah investasi besar negeri ini, kami melawan untuk tunduk, kepada siapapun selain kepada kebenaran dan keadilan. Makarmu akan kami telanjangi, jubah mewahmu tidak lebih hanya debu angkara kekuasaanmu.


31 Agustus 2022, catatan Diskusi Dealiktika


Catatan materi 13 tahun yang lalu ringkasan materi dari Seorang Aktivis yg hingga akhir hayatnya selalu menjdi sosok pengkader adik-adiknya


di sore yg sendu Sambil memandang Baliho Para Pejabat yg kokoh berdiri di Area Pasar Walangku, aku berpikir apa yg sedang mereka lakukan mewakili Rakyat ini....


(Muhammad Edwan Ansari)

Hidup Itu Perjalanan . Hidup diibaratkan sebuah perjalanan.. Kemanapun enggau berlibur, Semewah apapun hotel tempat engkau menginap, sebahagia apapun perjalananmu, Tetap engkau akan kembali ke rumahmu Begitulah kehidupan kita didunia, Semua kita akan kembali ke akhirat, Apa yang kita nikmati didunia, Semua akan kembali ke akhirat.

 Hidup Itu Perjalanan 

.

Hidup diibaratkan sebuah perjalanan..

Kemanapun enggau berlibur, 

Semewah apapun hotel tempat engkau menginap,

sebahagia apapun perjalananmu, 

Tetap engkau akan kembali ke rumahmu


Begitulah kehidupan kita didunia,

Semua kita akan kembali ke akhirat, 

Apa yang kita nikmati didunia, 

Semua akan kembali ke akhirat.


(Muhammad Edwan Ansari)

Orang alim (berilmu) pasti bahagia. Kalau tidak bahagia artinya belum alim"

 "Orang alim (berilmu) pasti bahagia. Kalau tidak bahagia artinya belum alim"


Itu perkataan guru saya yang cukup berkesan di hati sejak pertama saya mendengarnya. Ya, ilmu akan membuat pemiliknya mudah mendapatkan kebahagiaan di semua kondisi. Tatkala berkecukupan dia bahagia, tatkala kekurangan pun senyumnya tetap merona. Tatkala sehat dia senang, tatkala sakit dia tetap tahu caranya riang.

Teruslah Bermain Nak,,,, Selagi Masa Mu Belum Datang Teruslah bermain nak,, bawalah mobil-mobilan mu ke tanah... Mainlah disana, siapa tahu masa akan datang tanah banua kita ini sudah tiada lagi. Ingat Nak.!!! mungkin saja wilayah kabupaten kita jadi tambang dan Meratus hancur Terus lahhh Bermain Nak,, untuk bermain dan bergembira !!!! Karena akan tiba masa mu dimana debat tak begitu penting jika dibanding bilangan nominal rupiah, dimana akademisi terus membeo pada kekuasaan, dimana pahlawan tidak lagi meraih kebesaran atas namanya sendiri, dan dikenang sepanjang masa karena tulisan-tulisannya, gaya orasinya, strategi perangnya, hingga keputusan-keputusan bijaknya saat memimpin. Teruslah Nak bermain dan bergembira, karena akan tiba masa mu dimana dulu pemuda 1928 bekumpul untuk menentang kekuasaan yg semakin konservatif, kini pemuda bekumpul dengan kekuasaan untuk merayakan konservatisme Teruslah Nak untuk bermain, karena akan tiba masa dimana orang-orang rela melacurkan diri untuk kekuasaan, menjual harga diri untuk Materi dimana gaya dunia lebih penting dari akhirat yg kekal kan tiba dimana berpikir keras hanya dilakukan untuk sebuah caption di Instagram atau status di facebook, mengejar followers dan subscribers walau dengan tindakan dan sikap yg sama sekali tidak mendidik, bukan untuk sesuatu lebih dari itu. Hati-hati Nak,, dimasa itu popularitas, elektabil, akseptabilitas dan eksistensi diatas segala tanpa terkecuali.

 Teruslah Bermain Nak,,,, Selagi Masa Mu Belum Datang Teruslah bermain nak,, bawalah mobil-mobilan mu ke tanah... Mainlah disana, siapa tahu masa akan datang tanah banua kita ini sudah tiada lagi. Ingat Nak.!!! mungkin saja wilayah kabupaten kita jadi tambang dan Meratus hancur 

Terus lahhh Bermain Nak,, untuk bermain dan bergembira !!!! Karena akan tiba masa mu dimana debat tak begitu penting jika dibanding bilangan nominal rupiah, dimana akademisi terus membeo pada kekuasaan, dimana pahlawan tidak lagi meraih kebesaran atas namanya sendiri, dan dikenang sepanjang masa karena tulisan-tulisannya, gaya orasinya, strategi perangnya, hingga keputusan-keputusan bijaknya saat memimpin. Teruslah Nak bermain dan bergembira, karena akan tiba masa mu dimana dulu pemuda 1928 bekumpul untuk menentang kekuasaan yg semakin konservatif, kini pemuda bekumpul dengan kekuasaan untuk merayakan konservatisme 


Teruslah Nak untuk bermain, karena akan tiba masa dimana orang-orang rela melacurkan diri untuk kekuasaan, menjual harga diri untuk Materi dimana gaya dunia lebih penting dari akhirat yg kekal

kan tiba dimana berpikir keras hanya dilakukan untuk sebuah caption di Instagram atau status di facebook, mengejar followers dan subscribers walau dengan tindakan dan sikap yg sama sekali tidak mendidik, bukan untuk sesuatu lebih dari itu. Hati-hati Nak,, dimasa itu popularitas, elektabil, akseptabilitas dan eksistensi diatas segala tanpa terkecuali.


Muhammad Edwan Ansari