Sabtu, Maret 12, 2022

Logo Halal yang Antimainstream

 #Logo Halal yang Antimainstream 


Badan Penyelenggara Jaminan Produk Halal (BPJPH) Kementerian Agama (Kemenag) telah menetapkan label halal baru yang berlaku secara nasional. Uniknya, logo baru ini "tidak mengikuti" gaya logo halal di banyak negara, tetapi menampilkan gaya baru. Boleh dibilang ini antimainstream.


Logo halal di banyak negara menampilkan tulisan "halal" dengan jenis khat naskhi, seperti juga logo halal Indonesia sebelumnya. Jenis khat Naskhi ini paling familiar di kalangan muslim, karena umumnya digunakan untuk penulisan mushaf al-Quran, sehingga sudah dikenal dan mudah dibaca.


Menurut Kemenag, alasan perubahan desain logo ini adalah bagian dari perpindahan wewenang sertifikasi halal dari LPPOM MUI ke BPJPH Kemenag, otomatis logonya pun diubah.


Menariknya, logo baru ini berbentuk gunungan wayang yang tersusun dari tulisan halal dengan jenis khat Kufi. Jenis khat ini memang kurang familiar dikalangan muslim, hanya orang tertentu yang bisa membacanya.


Logo baru ini mencoba menampilkan semangat ke-Indonesiaan. Walau akhirnya ramai juga dibicarakan dijagat medsos, krn dianggap jawanisasi. Tiap orang boleh saja berpendapat menurut persfektifnya masing-masing. Namun menurut saya pendapat ini terlalu berlebihan juga.


Logo ini hanya perlu sosialisasi massif. Jika masyarakat sudah familiar dg logo ini, maka akan terbiasa utk mengidentifikasi suatu produk yang sudah bersertifikat halal.




 KENAPA PARA RELAWAN KHADIMUL UMMAT SUKA MENATA SANDAL, HABAIB, ULAMA DAN SAMPAI JAMAAHNYA BAHKAN



Ngambil berkah dengan menata sandal dll..


التبرُّكُ بالنَّعلين من الوليِّ أفضلُ منه بغيرهما لأنهما يَحمِلانِ الجُثَّةَ كلَّها . ( الفوائد المختارة : ٥٧٠ )


Mengambil berkah melalui sandal seorang Wali Allah lebih utama dari pada dengan selainnya. Karena sandal di gunakan untuk membawa jasad seutuhnya..


Satu hal unik yang sudah menjadi ciri khas Relawan Khadimul Ummat adalah mereka suka berebutan menata sandal Habaib Kiyainya bahkan para jamaah, Menata sandal Habaib dan Kiyai adalah bentuk kepatuhan yang tulus dan keta'zhiman kepada sosok guru atau Kiyai dan diyakini didalamnya ada keberkahan.. Kami menyebutnya sebagai upaya ngambil berkah...💞


Kegiatan menata sandal ini terlihat sepele, namun ternyata ada dasar kisah tersebut waktu mondok di pesantren cerita dari ustadz..


Di zaman Rasulullah Saw ada seorang bocah berumur belasan tahun bernama Salman.. Ia selalu datang lebih dulu ke Masjid sebelum Rasulullah SAW datang.. Setelah Rasulullah SAW masuk Masjid, Salman kemudian bergegas merapikan dan membalik posisi sandal Rasulullah saw.. Hal itu dilakukan setiap hari sehingga membuat Rasulullah SAW penasaran untuk mengetahui siapa yang melakukan itu..


Suatu kali saat masuk Masjid, Rasulullah SAW sengaja bersembunyi untuk melihat siapa orang yang merapikan dan mengubah letak sandalnya. Saat itulah dilihat beliau bahwa Salman yang melakukannya..


Lantas Rasulullah SAW kemudian mendo'akan Salman agar menjadi orang yang 'Alim dalam ilmu Fiqih..


Setelah dewasa dikalangan ulama Salman dikenal kemudian sebagai ahli Fiqh sesuai dengan yang di do'akan oleh Rasulullah SAW terhadapnya...🌹


lalu kenapa sendal jamaah juga di tata, karena jamaah itu orang-orang dengan niat ibadah, berkumpul di tempat yang baik, bersama orang-orang baik, disaat itulah ada jamaah yang merasa terbantu parkirnya, sendalnya dan keamanaan dan kenyamanan majelis karena ada relawan yang melayani, maka di antara mereka ada yang mendo'akan para relawan, sungguh do'a-do'a dari orang tidak kita kenal dan tersembunyi itulah kadang keberkhan menyertai para relawan yang berkhidmah


Kasarangan, 13 Maret 2022