Kamis, Maret 10, 2022

Tuan Guru Muaz Hamid Pesayangan

TAWADHU

__________

Tuan Guru Muaz Hamid Pesayangan Martapura(83 tahun).



Guru Muaz adalah salah satu ulama sepuh di kota Martapura. Beliau masih aktif mengisi pengajian di rumah pada Rabu Malam dan Jumat pagi untuk jamaah laki-laki serta Selasa pagi untuk jamaah perumpuan.


Sebelumnya, Guru Muaz tercatat sebagai pengajar di Pondok Pesantren Darussalam. Namun karena usia dan alasan kesehatan, beliau kemudian memutuskan untuk istirahat mengajar di Pondok Pesantren tertua di Kalimantan Selatan tersebut.


Selain aktif mengisi pengajian di rumah, Guru Muaz juga menjadi pengajar bagi kedua putra Syekh Muhammad Zaini bin Abdul Ghani (Abah Guru Sekumpul). H. Muhammad Amin Badali dan H. Ahmad Hafi Badali.


Beliau juga rutin hadir di majelis maulid di mushalla Ar Raudhah Sekumpul.


Diceritakan oleh Guru Muaz (Martapura), Suatu hari, Abah Guru Sekumpul dalam perjalanan menuju Musholla ar Raudhah untuk mengisi pengajian rutinan beliau setiap hari minggu. Majelis ini dihadiri oleh puluhan ribu jamaah yang berasal dari luar daerah.


Ditengah perjalanan itulah, Abah Guru Sekumpul berdo'a, mengangkat tangan berdo'a kepada Allah dengan do'a : "Ya Allah, dengan berkat jamaah yang banyak ini, ampuni dosa ulun, keluarga ulun, anak angkat ulun, tetangga ulun, ampuni dosa seluruh ummat islam dan selamatkanlah kami dunia akhirat".


Abah Guru Sekumpul menganggap, semua jamaah yang hadir itu orang yang baik, karena yang datang ini semuanya ikhlas, tidak diundang dan tidak dibiayai. Mereka datang masing-masing dengan biaya sendiri. Dengan berkat jamaah banyak yang ikhlas hadir itu lah Abah Guru Sekumpul bertawassul dan mengharap berkat.


Padahal yang hadir ini ingin belajar kepada Abah Guru Sekumpul. Tapi betapa rendah hati nya Abah Guru Sekumpul, hingga beliau mengganggap jamaah yang hadir itu lebih baik dari pada diri beliau sendiri, hingga Abah Guru Sekumpul minta berkat kepada jamaah yang ikhlas tadi agar diampuni dosa.


Hakikat dari sikap tawadhu adalah berusaha memandang orang lain selalu lebih baik dari kita, karena inilah lawan dari rasa sombong yaitu merendahkan manusia.


Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,:


لاَ يَدْخُلُ الْجَنَّةَ مَنْ كَانَ فِيْ قَلْبِهِ مِثْقَالُ ذَرَّةٍ مِنْ كِبْرٍ قَالَ رَجُلٌ: إِنَّ الرَّجُلَ يُحِبُّ أَنْ يَكُوْنَ ثَوْبُهُ حَسَناً وَنَعْلُهُ حَسَنَةً. قاَلَ: إِنَّ اللهَ جَمِيْلٌ يُحِبُّ الْجَمَالَ، الْكِبْرُ بَطَرُ الْحَقِّ وَغَمْطُ النَّاسِ


“Tidak akan masuk surga orang yang di dalam hatinya terdapat kesombongan seberat debu. Ada seorang yang bertanya, ‘Sesungguhnya setiap orang suka (memakai) baju yang indah, dan alas kaki yang bagus (apakah ini termasuk sombong?)’.


Rasulullah bersabda: ‘Sesungguhnya Allah Maha Indah dan mencintai keindahan, kesombongan itu adalah menolak kebenaran dan merendahkan orang lain’.” (HR. Muslim no. 91).


Mudah-mudahan kita dapat mencotoh sikap dan perbuatan guru-guru kita wabil khusus kepada Abah Guru Sekumpul. 

Mudahan dosa kesalahan kita dzohir batin diampuni Allah SWT. Selamat dunia akhirat Masu surga bighoiri hisab. 

Minta ampun minta rela minta ridho dunia akhirat. 

آمِّيْنَ آمِّيْنَ آمِّيْنَ يَا رَبَّ الْعَالَمِيْن 

ﺍَﻟﻠﻬُﻢَّ ﺻَﻞِّ ﻋَﻠَﻰ ﺳَﻴِّﺪِﻧَﺎ ﻣُﺤَﻤَّﺪٍ ﻭَﻋَﻠَﻰ ﺁﻝِ ﺳَﻴِّﺪِﻧَﺎ ﻣُﺤَﻤَّﺪٍ ﷺ

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Admin;
Copyright @Catatan Edwan Ansari