Tuan Guru H. Ismail bin H. Ramli.
Maqam beliau terletak di. Desa Mandingin, Kecamatan Barabai, Kabupaten Hulu Sungai Tengah, Provinsi Kalimantan Selatan (Belakang Langgar Al Mukhlishin).
Maqam beliau terletak di. Desa Mandingin, Kecamatan Barabai, Kabupaten Hulu Sungai Tengah, Provinsi Kalimantan Selatan (Belakang Langgar Al Mukhlishin).
Tuan Guru H. Ismail bin H. Ramli atau Tuan Guru H. Ismail Ramli adalah qari terbaik di Hulu Sungai Tengah bahkan di Kalimantan Selatan pada tahun 1970 an, beliau lahir di Desa Aluan sekitar tahun 1942 M yakni pada masa penjajahan Jepang.
Beliau pernah mengecap pendidikan di Sekolah Rakyat di daerah Aluan selama tiga tahun (kelas 1-3), lalu melanjutkannya pada kelas 4-6 di daerah Pagat yang guru-gurunya lulusan dari SG (Sekolah Guru). Pada masa itu, SG adalah pendidikan yang paling tinggi untuk orang Indonesia, karena yang menguasai pendidikan tersebut adalah orang Belanda. Orang Indonesia tidak boleh pintar dari orang Belanda, semua orang Indonesia dikekang untuk berpendidikan yang lebih tinggi dari SG. Selama Sekolah Rakyat, beliau berjalan kaki untuk menuntut ilmu sejauh 3 kilometer. Untuk saat itu, alat transportasi belum ada seperti sepeda ataupun motor.
Setelah mendapatkan ijazah Sekolah Rakyat, beliau melanjutkan pendidikan ke Pondok Pesantren Darussalam di Martapura dengan kehendak sendiri yang didukung oleh orangtua beliau. Di sana beliau menuntut ilmu selama 6 tahun dan di sanalah bakat beliau mulai keluar dan dilatih, sehingga bisa membuat beliau berprestasi di bidang bacaan Al Qur'an. Di Pondok Pesantren Darussalam beliau juga tekun mempelajari ilmu agama bersama teman beliau yaitu Tuan Guru H. Muhammad Zaini bin Abdul Ghani Al Banjari atau Abah Guru Sekumpul, sehingga beliau juga bisa berdakwah di lingkungan tempat tinggalnya.
Pada tahun 1969 M, beliau dipanggil ke Banjarmasin untuk mengikuti lomba Musabaqah Tilawatil Qur'an (MTQ) tingkat Provinsi Kalimantan Selatan, dan di sana beliau mulai berkompetisi. Di sanalah awal beliau mendapatkan pengalaman pertama dalam lomba Musabaqah Tilawatil Qur'an (MTQ). Pada tahun 1970 M, beliau kembali mengikuti MTQ tingkat Kabupaten Hulu Sungai Tengah dan berhasil menjadi juara 1 sehingga beliau terpilih untuk mewakili Kabupaten Hulu Sungai Tengah dalam MTQ tingkat Provinsi Kalimantan Selatan yang dilaksanakan di Amuntai, secara mengejutkan beliau berhasil dinobatkan sebagai qari terbaik pada MTQ tersebut dan nama beliau kembali terpilih untuk melanjutkan kompetisi MTQ tingkat Nasional. Semua warga Hulu Sungai Tengah sangat gembira dan berbangga hati. Waktu pulang ke kampung halaman, beliau mendapat apresiasi yang sangat baik, beliau disambut oleh warga dan diarak keliling kota, itulah salah satu kesan yang membanggakan dan paling diingat hingga sekarang. Ketika itu, Kalimantan Selatan kebetulan menjadi tuan rumah MTQ Nasional yang bertempat di Banjarmasin. Pada waktu pengumuman kejuaraan, secara mengejutkan Tuan Guru H. Ismail Ramli kembali disebut namanya sebagai juara harapan 1.
Setelah mendapat berbagai prestasi dan pengalaman, beliau mulai bersungguh-sungguh untuk mendalami seni membaca Al Qur'an, di antara guru beliau adalah Tuan Guru H. Tarmidzi Abbas dan Tuan Guru H. Mughni Marwan. Setelah mendapat ijazah di Pondok Pesantren Darussalam, beliau kemudian mengajar ilmu agama di Sekolah Diniyah di daerah Tangkarau yang sekarang disebut Madrasah Tsanawiyah Diniyah (MTs Diniyah) Tangkarau selama 4 tahun. Setelah diadakan ujian pengangkatan pegawai oleh Depag Hulu Sungai Tengah, beliau akhirnya diangkat menjadi pegawai negeri. Lalu beliau melanjutkan pekerjaan sebagai guru ilmu agama di PGA sampai PGA berubah menjadi Madrasah Aliyah Negeri 2 Barabai (MAN 2 Barabai). Pada saat itu, beliau bukan hanya sebagai guru, tetapi juga sebagai pedagang untuk mendapatkan penghasilan tambahan yaitu dengan menjual minyak tanah.
Beberapa lama menjadi guru dan pedagang, beliau kemudian berpikir dan memutuskan untuk berhenti berdagang karena banyak mudharat daripada manfaat. Salah satunya adalah ketika sedang beribadah, ada saatnya pembeli datang sementara beliau sedang shalat, itulah yang membuat beliau ingin berhenti berdagang. Selain itu, Abah Guru Sekumpul juga menginginkan beliau hadir ke Langgar Ar Raudhah Sekumpul untuk mempelajari ilmu Tasawwuf. Mulai saat itulah beliau tekun dalam mempelajari ilmu Tasawwuf, seminggu sekali beliau pergi dari Barabai ke Martapura untuk menuntut ilmu.
Selain itu, sebagai orang yang berlatarbelakang pendidikan pesantren, beliau juga menjadi pendakwah khususnya di lingkungan tempat tinggalnya. Pengalaman dakwah yang sangat berkesan dan selalu diingat yaitu ketika berdakwah di masjid di daerah Kayu Bawang, karena semua warga di sana sangat patuh dan taat dengan apa yang beliau sampaikan berdasarkan kitab yang diajarkan yang bersumber dari Al Qur'an dan Hadits.
Waktu berjalan lama, setelah satu tahun menjadi pegawai di MAN 2 Barabai, beliau memutuskan untuk memundurkan diri secara hormat menjadi guru di sana. Beliau ingin lebih fokus untuk berdakwah, karena orangtua beliau sudah meninggal jadi beliau memutuskan untuk mewakafkan rumah serta tanah orangtuanya demi mendirikan majelis taklim di samping rumah beliau yang dibantu oleh warga di sana. Di majelis taklim inilah, beliau melanjutkan perjalanan hidup untuk berdakwah dan melepas pekerjaan yang lain.
Tuan Guru H. Ismail Ramli berpulang ke rahmatullah pada hari Rabu tanggal 24 Januari 2024 M atau bertepatan dengan 13 Rajab 1445 H dalam usia kurang lebih 82 tahun. Beliau berpesan kepada generasi muda sekarang agar semua apa yang dilakukan harus bermanfaat dan mengikuti perkembangan zaman, jangan sampai tertinggal informasi khususnya di bidang teknologi, dan yang paling penting adalah jangan sampai melalaikan serta meninggalkan kewajiban agama yang telah diperintahkan oleh Tuhan Yang Maha Esa.
Al Fatihah...
رب فانفعنا ببركتهم واهدنا الحسنى بحرمتهم وأمتنا في طريقتهم ومعافاة من الفتن.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Admin;
Copyright @Catatan Edwan Ansari