Sebuah catatan kecil untuk sekedar dikenang dan orang tau bahwa aku pernah Hidup. Sebaik-baiknya manusia adalah yang paling bermanfaat bagi manusia!” semoga dengan catatan kecil ini dapat bermanfaat dan menebarkan kebaikan Apa yang dikatakan akan lenyap, apa yang ditulis akan abadi. Aku melintasi kehidupan Kuberanikan diri menulis catatan ini untuk mengabadikan momen hidup (Muhamad Edwan Ansari)
Selasa, Desember 31, 2013
Makalah Tentang Model Pembelajaran Kooperatif
Makalah Tentang Model Pembelajaran Kooperatif
Bab I
Pendahuluan
A. Latar Belakang
Mata pelajaran Matematika perlu diberikan kepada semua peserta didik mulai dari sekolah dasar untuk membekali mereka dengan kemampuan berpikir logis, analitis, sistematis, kritis dan kreatif serta kemampuan bekerja sama. Dalam membelajarkan matematika kepada siswa, apabila guru masih menggunakan paradigma pembelajaran lama dalam arti komunikasi dalam pembelajaran matematika cenderung berlangsung satu arah umumnya dari guru ke siswa, guru lebih mendominasi pembelajaran maka pembelajaran cenderung monoton sehingga mengakibatkan peserta didik (siswa) merasa jenuh dan tersiksa. Oleh karena itu dalam membelajarkan matematika kepada siswa, guru hendaknya lebih memilih berbagai variasi pendekatan, strategi, metode yang sesuai dengan situasi sehingga tujuan pembelajaran yang direncanakan akan tercapai. Perlu diketahui bahwa baik atau tidaknya suatu pemilihan model pembelajaran akan tergantung tujuan pembelajarannya, kesesuaian dengan materi pembelajaran, tingkat perkembangan peserta didik (siswa), kemampuan guru dalam mengelola pembelajaran serta mengoptimalkan sumber-sumber belajar yang ada.
B. Tujuan
Tulisan ini bertujuan untuk menambah wawasan para pembaca, khususnya para mahasiswa jurusan matematika, fakultas keguruan dan ilmu pendidikan Universitas Lampung agar nantinya dalam membuat rencana pelaksanaan pembelajaran dapat menerapkan model pembelajaran kooperatif yang sesuai
dengan tingkat perkembangan siswa dan materi pembelajaran.
Bab II
Model Pembelajaran Kooperatif
A. Pengertian Model Pembelajaran Kooperatif
Usaha-usaha guru dalam membelajarkan siswa merupakan bagian yang sangat
penting dalam mencapai keberhasilan tujuan pembelajaran yang sudah direncanakan. Oleh karena itu pemilihan berbagai metode, strategi, pendekatan serta teknik pembelajaran merupakan suatu hal yang utama. Menurut Eggen dan Kauchak dalam Wardhani(2005), model pembelajaran adalah pedoman berupa program atau petunjuk strategi mengajar yang dirancang untuk mencapai suatu pembelajaran. Pedoman itu memuat tanggung jawab guru dalam merencanakan, melaksanakan, dan mengevaluasi kegiatan pembelajaran. Salah satu model pembelajaran yang dapat diterapkan guru adalah model pembelajaran kooperatif.
Apakah model pembelajaran kooperatif itu? Model pembelajaran kooperatif
merupakan suatu model pembelajaran yang mengutamakan adanya kelompok-kelompok.Setiap siswa yang ada dalam kelompok mempunyai tingkat kemampuan yang berbeda-beda (tinggi, sedang dan rendah) dan jika memungkinkan anggota kelompok berasal dari ras, budaya, suku yang berbeda serta memperhatikan kesetaraan jender. Model pembelajaran kooperatif mengutamakan kerja sama dalam menyelesaikan permasalahan untuk menerapkan pengetahuan dan keterampilan dalam rangka mencapai tujuan pembelajaran. Menurut Nur (2000), semua model pembelajaran ditandai dengan adanya struktur tugas, struktur tujuan dan struktur penghargaan. Struktur tugas, struktur tujuan dan struktur penghargaan pada model pembelajaran kooperatif berbeda dengan struktur tugas, struktur tujuan serta struktur penghargaan model pembelajaran yang lain.
Tujuan model pembelajaran kooperatif adalah hasil belajar akademik siswa meningkat dan siswa dapat menerima berbagai keragaman dari temannya, serta pengembangan keterampilan sosial.
B. Prinsip Dasar Dan Ciri-Ciri Model Pembelajaran Kooperatif
Menurut Nur (2000), prinsip dasar dalam pembelajaran kooperatif sebagai berikut:
1.Setiap anggota kelompok (siswa) bertanggung jawab atas segala sesuatu yang dikerjakan dalam kelompoknya.
2.Setiap anggota kelompok (siswa) harus mengetahui bahwa semua anggota
3.kelompok mempunyai tujuan yang sama.
4.Setiap anggota kelompok (siswa) harus membagi tugas dan tanggung jawab yang sama diantara anggota kelompoknya.
5.Setiap anggota kelompok (siswa) akan dikenai evaluasi.
6.Setiap anggota kelompok (siswa) berbagi kepemimpinan dan membutuhkan keterampilan untuk belajar bersama selama proses belajarnya.
7.Setiap anggota kelompok (siswa) akan diminta mempertanggungjawabkan secara individual materi yang ditangani dalam kelompok kooperatif.
Sedangkan ciri-ciri model pembelajaran kooperatif adalah sebagai berikut :
1. Siswa dalam kelompok secara kooperatif menyelesaikan materi belajar sesuai kompetensi dasar yang akan dicapai.
2. Kelompok dibentuk dari siswa yang memiliki kemampuan yang berbeda-beda, baik tingkat kemampuan tinggi, sedang dan rendah. Jika mungkin anggota kelompok berasal dari ras, budaya, suku yang berbeda serta memperhatikan kesetaraan jender.
3. Penghargaan lebih menekankan pada kelompok dari pada masing-masing individu.
Dalam pembelajaran kooperatif dikembangkan diskusi dan komunikasi dengan tujuan agar siswa saling berbagi kemampuan, saling belajar berpikir kritis, saling menyampaikan pendapat, saling memberi kesempatan menyalurkan kemampuan, saling membantu belajar, saling menilai kemampuan dan peranan diri sendiri maupun teman lain.
C. Langkah-langkah Pembelajaran Kooperatif
Terdapat 6(enam) langkah dalam model pembelajaran kooperatif.
1. Menyampaikan tujuan dan memotivasi siswa.
Guru menyampaikan tujuan pembelajaran dan mengkomunikasikan kompetensi dasar yang akan dicapai serta memotivasi siswa.
2. Menyajikan informasi.
Guru menyajikan informasi kepada siswa.
3.Mengorganisasikan siswa ke dalam kelompok-kelompok belajar.
Guru menginformasikan pengelompokan siswa.
4.Membimbing kelompok belajar.
Guru memotivasi serta memfasilitasi kerja siswa dalam kelompok kelompok belajar.
5. Evaluasi.
Guru mengevaluasi hasil belajar tentang materi pembelajaran yang telah dilaksanakan.
6.Memberikan penghargaan.
Guru memberi penghargaan hasil belajar individual dan kelompok.
Bab III
Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD
A. Pengertian Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD
Pembelajaran kooperatif tipe Student Team Achievement Division (STAD) yang dikembangkan oleh Robert Slavin dan teman-temannya di Universitas John Hopkin (dalam Slavin, 1995) merupakan pembelajaran kooperatif yang paling sederhana, dan merupakan pembelajaran kooperatif yang cocok digunakan oleh guru yang baru mulai menggunakan pembelajaran kooperatif.
Student Team Achievement Divisions (STAD) adalah salah satu tipe pembelajaran kooperatif yang paling sederhana. Siswa ditempatkan dalam tim belajar beranggotakan empat orang yang merupakan campuran menurut tingkat kinerjanya, jenis kelamin dan suku. Guru menyajikan pelajaran kemudian siswa bekerja dalam tim untuk memastikan bahwa seluruh anggota tim telah menguasai pelajaran tersebut. Akhirnya seluruh siswa dikenai kuis tentang materi itu dengan catatan, saat kuis mereka tidak boleh saling membantu. Tipe pembelajaran inilah yang akan diterapkan dalam pembelajaran matematika.
Model Pembelajaran Koperatif tipe STAD merupakan pendekatan Cooperative Learning yang menekankan pada aktivitas dan interaksi diantara siswa untuk saling memotivasi dan saling membantu dalam menguasai materi pelajaran guna mencapai prestasi yang maksimal. Guru yang menggunakan STAD mengajukan informasi akademik baru kepada siswa setiap minggu mengunakan presentasi Verbal atau teks.
B. Tahap Pelaksanaan Pembelajaran Model STAD.
1.Persiapan materi dan penerapan siswa dalam kelompok
Sebelum menyajikan guru harus mempersiapkan lembar kegiatan dan lembar jawaban yang akan dipelajarai siswa dalam kelompok-kelomok kooperatif. Kemudian menetapkan siswa dalam kelompok heterogen dengan jumlah maksimal 4 - 6 orang, aturan heterogenitas dapat berdasarkan pada :
a).Kemampuan akademik (pandai, sedang dan rendah)
Yang didapat dari hasil akademik (skor awal) sebelumnya. Perlu diingat pembagian itu harus diseimbangkan sehingga setiap kelompok terdiri dari siswa dengan siswa dengan tingkat prestasi seimbang.
b). Jenis kelamin, latar belakang sosial, kesenangan bawaan/sifat (pendiam dan aktif), dll.
2. Penyajian Materi Pelajaran
a. Pendahuluan
Di sini perlu ditekankan apa yang akan dipelajari siswa dalam kelompok dan menginformasikan hal yang penting untuk memotivasi rasa ingin tahu siswa tentang konsep-konsep yang akan mereka pelajari. Materi pelajaran dipresentasikan oleh guru dengan menggunakan metode pembelajaran. Siswa mengikuti presentasi guru dengan seksama sebagai persiapan untuk mengikuti tes berikutnya
b. Pengembangan
Dilakukan pengembangan materi yang sesuai yang akan dipelajari siswa dalam kelompok. Di sini siswa belajar untuk memahami makna bukan hafalan. Pertanyaan-peranyaan diberikan penjelasan tentang benar atau salah. Jika siswa telah memahami konsep maka dapat beralih kekonsep lain.
c. Praktek terkendali
Praktek terkendali dilakukan dalam menyajikan materi dengan cara menyuruh siswa mengerjakan soal, memanggil siswa secara acak untuk menjawab atau menyelesaikan masalah agar siswa selalu siap dan dalam memberikan tugas jangan menyita waktu lama.
3.Kegiatan kelompok
Guru membagikan LKS kepada setiap kelompok sebagai bahan yang akan dipelajari siswa. Isi dari LKS selain materi pelajaran juga digunakan untuk melatih kooperatif. Guru memberi bantuan dengan memperjelas perintah, mengulang konsep dan menjawab pertanyaan. Dalam kegiatan kelompok ini, para siswa bersama-sama mendiskusikan masalah yang dihadapi, membandingkan jawaban, atau memperbaiki miskonsepsi. Kelompok diharapkan bekerja sama dengan sebaik-baiknya dan saling membantu dalam memahami materi pelajaran.
4.Evaluasi
Dilakukan selama 45 - 60 menit secara mandiri untuk menunjukkan apa yang telah siswa pelajari selama bekerja dalam kelompok. Setelah kegiatan presentasi guru dan kegiatan kelompok, siswa diberikan tes secara individual. Dalam menjawab tes, siswa tidak diperkenankan saling membantu. Hasil evaluasi digunakan sebagai nilai perkembangan individu dan disumbangkan sebagai nilai perkembangan kelompok.
5. Penghargaan kelompok
Setiap anggota kelompok diharapkan mencapai skor tes yang tinggi karena skor ini akan memberikan kontribusi terhadap peningkatan skor rata-rata kelompok. Dari hasil nilai perkembangan, maka penghargaan pada prestasi kelompok diberikan dalam tingkatan penghargaan seperti kelompok baik, hebat dan super.
6.Perhitungan ulang skor awal dan pengubahan kelompok
Satu periode penilaian (3 – 4 minggu) dilakukan perhitungan ulang skor evaluasi sebagai skor awal siswa yang baru. Kemudian dilakukan perubahan kelompok agar siswa dapat bekerja dengan teman yang lain.
C. Materi Matematika yang Relevan dengan STAD.
Materi-materi matematika yang relevan dengan pembelajaran kooperatif tipe Student Team Achievement Divisions (STAD) adalah materi-materi yang hanya untuk memahami fakta-fakta, konsep-konsep dasar dan tidak memerlukan penalaran yang tinggidan juga hapalan, misalnya bilangan bulat, himpunan-himpunan, bilangan jam, dll. Dengan penyajian materi yang tepat dan menarik bagi siswa, seperti halnya pembelajaran kooperatif tipe STAD dapat memaksimalkan proses pembelajaran sehingga dapat meningkatkan prestasi belajar siswa.
D. Keunggulan Model Pembelajaran Tipe STAD
Keunggulan dari metode pembelajaran kooperatif tipe STAD adalah adanya kerja sama dalam kelompok dan dalam menentukan keberhasilan kelompok ter tergantung keberhasilan individu, sehingga setiap anggota kelompok tidak bisa menggantungkan pada anggota yang lain. Pembelajaran kooperatif tipe STAD menekankan pada aktivitas dan interaksi diantara siswa untuk saling memotivasi saling membantu dalam menguasai materi pelajaran guna mencapai prestasi yang maksimal.
BAB IV
Simpulan dan Saran
A. Simpulan
1. Pembelajaran kooperatif adalah strategi belajar dimana siswa belajar dalam kelompok kecil yang memiliki tingkat kemampuan yang berbeda
2. Pembelajaran dengan pendekatan keterampilan proses dalam seting pembelajaran kooperatif tipe STAD dapat mengubah pembelajaran dari teacher center menjadi student centered.
3. Pada intinya konsep dari model pembelajaran tipe STAD adalah Guru menyajikan pelajaran kemudian siswa bekerja dalam tim untuk memastikan bahwa seluruh anggota tim telah menguasai pelajaran tersebut
Saran
1.Diharapkan guru mengenalkan dan melatihkan keterampilan proses dan keterampilam kooperatif sebelum atau selama pembelajaran agar siswa mampu menemukan dan mengembangkan sendiri fakta dan konsep serta dapat menumbuhkan dan mengembangkan sikap dan nilai yang dituntut.
2.Agar pembelajaran dengan pendekatan keterampilan proses berorientasi pembelajaran kooperatif tipe STAD dapat berjalan, sebaiknya guru membuat perencanaan mengajar materi pelajaran, dan menentukan semua konsep-konsep yang akan dikembangkan, dan untuk setiap konsep ditentukan metode atau pendekatan yang akan digunakan serta keterampilan proses yang akan dikembangkan.
DAFTAR PUSTAKA
Ismail. (2003). Media Pembelajaran (Model-model Pembelajaran). Jakarta: Proyek Peningkatan Mutu SLTP.
Sri Wardhani. (2006). Contoh Silabus dan RPP Matematika SMP. Yogyakarta: PPPG Matematika.
Tim PPPG Matematika. (2003). Beberapa Teknik, Model dan Strategi Dalam
Pembelajaran Matematika. Bahan Ajar Diklat di PPPG Matematika, Yogyakarta: PPPG Matematika.
Widowati, Budijastuti. 2001 Pembelajaran Kooperatif. Surabaya : Universitas Negeri Surabaya.
Makalah Tentang Model Pembelajaran Kooperatif
Bab I
Pendahuluan
A. Latar Belakang
Mata pelajaran Matematika perlu diberikan kepada semua peserta didik mulai dari sekolah dasar untuk membekali mereka dengan kemampuan berpikir logis, analitis, sistematis, kritis dan kreatif serta kemampuan bekerja sama. Dalam membelajarkan matematika kepada siswa, apabila guru masih menggunakan paradigma pembelajaran lama dalam arti komunikasi dalam pembelajaran matematika cenderung berlangsung satu arah umumnya dari guru ke siswa, guru lebih mendominasi pembelajaran maka pembelajaran cenderung monoton sehingga mengakibatkan peserta didik (siswa) merasa jenuh dan tersiksa. Oleh karena itu dalam membelajarkan matematika kepada siswa, guru hendaknya lebih memilih berbagai variasi pendekatan, strategi, metode yang sesuai dengan situasi sehingga tujuan pembelajaran yang direncanakan akan tercapai. Perlu diketahui bahwa baik atau tidaknya suatu pemilihan model pembelajaran akan tergantung tujuan pembelajarannya, kesesuaian dengan materi pembelajaran, tingkat perkembangan peserta didik (siswa), kemampuan guru dalam mengelola pembelajaran serta mengoptimalkan sumber-sumber belajar yang ada.
B. Tujuan
Tulisan ini bertujuan untuk menambah wawasan para pembaca, khususnya para mahasiswa jurusan matematika, fakultas keguruan dan ilmu pendidikan Universitas Lampung agar nantinya dalam membuat rencana pelaksanaan pembelajaran dapat menerapkan model pembelajaran kooperatif yang sesuai
dengan tingkat perkembangan siswa dan materi pembelajaran.
Bab II
Model Pembelajaran Kooperatif
A. Pengertian Model Pembelajaran Kooperatif
Usaha-usaha guru dalam membelajarkan siswa merupakan bagian yang sangat
penting dalam mencapai keberhasilan tujuan pembelajaran yang sudah direncanakan. Oleh karena itu pemilihan berbagai metode, strategi, pendekatan serta teknik pembelajaran merupakan suatu hal yang utama. Menurut Eggen dan Kauchak dalam Wardhani(2005), model pembelajaran adalah pedoman berupa program atau petunjuk strategi mengajar yang dirancang untuk mencapai suatu pembelajaran. Pedoman itu memuat tanggung jawab guru dalam merencanakan, melaksanakan, dan mengevaluasi kegiatan pembelajaran. Salah satu model pembelajaran yang dapat diterapkan guru adalah model pembelajaran kooperatif.
Apakah model pembelajaran kooperatif itu? Model pembelajaran kooperatif
merupakan suatu model pembelajaran yang mengutamakan adanya kelompok-kelompok.Setiap siswa yang ada dalam kelompok mempunyai tingkat kemampuan yang berbeda-beda (tinggi, sedang dan rendah) dan jika memungkinkan anggota kelompok berasal dari ras, budaya, suku yang berbeda serta memperhatikan kesetaraan jender. Model pembelajaran kooperatif mengutamakan kerja sama dalam menyelesaikan permasalahan untuk menerapkan pengetahuan dan keterampilan dalam rangka mencapai tujuan pembelajaran. Menurut Nur (2000), semua model pembelajaran ditandai dengan adanya struktur tugas, struktur tujuan dan struktur penghargaan. Struktur tugas, struktur tujuan dan struktur penghargaan pada model pembelajaran kooperatif berbeda dengan struktur tugas, struktur tujuan serta struktur penghargaan model pembelajaran yang lain.
Tujuan model pembelajaran kooperatif adalah hasil belajar akademik siswa meningkat dan siswa dapat menerima berbagai keragaman dari temannya, serta pengembangan keterampilan sosial.
B. Prinsip Dasar Dan Ciri-Ciri Model Pembelajaran Kooperatif
Menurut Nur (2000), prinsip dasar dalam pembelajaran kooperatif sebagai berikut:
1.Setiap anggota kelompok (siswa) bertanggung jawab atas segala sesuatu yang dikerjakan dalam kelompoknya.
2.Setiap anggota kelompok (siswa) harus mengetahui bahwa semua anggota
3.kelompok mempunyai tujuan yang sama.
4.Setiap anggota kelompok (siswa) harus membagi tugas dan tanggung jawab yang sama diantara anggota kelompoknya.
5.Setiap anggota kelompok (siswa) akan dikenai evaluasi.
6.Setiap anggota kelompok (siswa) berbagi kepemimpinan dan membutuhkan keterampilan untuk belajar bersama selama proses belajarnya.
7.Setiap anggota kelompok (siswa) akan diminta mempertanggungjawabkan secara individual materi yang ditangani dalam kelompok kooperatif.
Sedangkan ciri-ciri model pembelajaran kooperatif adalah sebagai berikut :
1. Siswa dalam kelompok secara kooperatif menyelesaikan materi belajar sesuai kompetensi dasar yang akan dicapai.
2. Kelompok dibentuk dari siswa yang memiliki kemampuan yang berbeda-beda, baik tingkat kemampuan tinggi, sedang dan rendah. Jika mungkin anggota kelompok berasal dari ras, budaya, suku yang berbeda serta memperhatikan kesetaraan jender.
3. Penghargaan lebih menekankan pada kelompok dari pada masing-masing individu.
Dalam pembelajaran kooperatif dikembangkan diskusi dan komunikasi dengan tujuan agar siswa saling berbagi kemampuan, saling belajar berpikir kritis, saling menyampaikan pendapat, saling memberi kesempatan menyalurkan kemampuan, saling membantu belajar, saling menilai kemampuan dan peranan diri sendiri maupun teman lain.
C. Langkah-langkah Pembelajaran Kooperatif
Terdapat 6(enam) langkah dalam model pembelajaran kooperatif.
1. Menyampaikan tujuan dan memotivasi siswa.
Guru menyampaikan tujuan pembelajaran dan mengkomunikasikan kompetensi dasar yang akan dicapai serta memotivasi siswa.
2. Menyajikan informasi.
Guru menyajikan informasi kepada siswa.
3.Mengorganisasikan siswa ke dalam kelompok-kelompok belajar.
Guru menginformasikan pengelompokan siswa.
4.Membimbing kelompok belajar.
Guru memotivasi serta memfasilitasi kerja siswa dalam kelompok kelompok belajar.
5. Evaluasi.
Guru mengevaluasi hasil belajar tentang materi pembelajaran yang telah dilaksanakan.
6.Memberikan penghargaan.
Guru memberi penghargaan hasil belajar individual dan kelompok.
Bab III
Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD
A. Pengertian Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD
Pembelajaran kooperatif tipe Student Team Achievement Division (STAD) yang dikembangkan oleh Robert Slavin dan teman-temannya di Universitas John Hopkin (dalam Slavin, 1995) merupakan pembelajaran kooperatif yang paling sederhana, dan merupakan pembelajaran kooperatif yang cocok digunakan oleh guru yang baru mulai menggunakan pembelajaran kooperatif.
Student Team Achievement Divisions (STAD) adalah salah satu tipe pembelajaran kooperatif yang paling sederhana. Siswa ditempatkan dalam tim belajar beranggotakan empat orang yang merupakan campuran menurut tingkat kinerjanya, jenis kelamin dan suku. Guru menyajikan pelajaran kemudian siswa bekerja dalam tim untuk memastikan bahwa seluruh anggota tim telah menguasai pelajaran tersebut. Akhirnya seluruh siswa dikenai kuis tentang materi itu dengan catatan, saat kuis mereka tidak boleh saling membantu. Tipe pembelajaran inilah yang akan diterapkan dalam pembelajaran matematika.
Model Pembelajaran Koperatif tipe STAD merupakan pendekatan Cooperative Learning yang menekankan pada aktivitas dan interaksi diantara siswa untuk saling memotivasi dan saling membantu dalam menguasai materi pelajaran guna mencapai prestasi yang maksimal. Guru yang menggunakan STAD mengajukan informasi akademik baru kepada siswa setiap minggu mengunakan presentasi Verbal atau teks.
B. Tahap Pelaksanaan Pembelajaran Model STAD.
1.Persiapan materi dan penerapan siswa dalam kelompok
Sebelum menyajikan guru harus mempersiapkan lembar kegiatan dan lembar jawaban yang akan dipelajarai siswa dalam kelompok-kelomok kooperatif. Kemudian menetapkan siswa dalam kelompok heterogen dengan jumlah maksimal 4 - 6 orang, aturan heterogenitas dapat berdasarkan pada :
a).Kemampuan akademik (pandai, sedang dan rendah)
Yang didapat dari hasil akademik (skor awal) sebelumnya. Perlu diingat pembagian itu harus diseimbangkan sehingga setiap kelompok terdiri dari siswa dengan siswa dengan tingkat prestasi seimbang.
b). Jenis kelamin, latar belakang sosial, kesenangan bawaan/sifat (pendiam dan aktif), dll.
2. Penyajian Materi Pelajaran
a. Pendahuluan
Di sini perlu ditekankan apa yang akan dipelajari siswa dalam kelompok dan menginformasikan hal yang penting untuk memotivasi rasa ingin tahu siswa tentang konsep-konsep yang akan mereka pelajari. Materi pelajaran dipresentasikan oleh guru dengan menggunakan metode pembelajaran. Siswa mengikuti presentasi guru dengan seksama sebagai persiapan untuk mengikuti tes berikutnya
b. Pengembangan
Dilakukan pengembangan materi yang sesuai yang akan dipelajari siswa dalam kelompok. Di sini siswa belajar untuk memahami makna bukan hafalan. Pertanyaan-peranyaan diberikan penjelasan tentang benar atau salah. Jika siswa telah memahami konsep maka dapat beralih kekonsep lain.
c. Praktek terkendali
Praktek terkendali dilakukan dalam menyajikan materi dengan cara menyuruh siswa mengerjakan soal, memanggil siswa secara acak untuk menjawab atau menyelesaikan masalah agar siswa selalu siap dan dalam memberikan tugas jangan menyita waktu lama.
3.Kegiatan kelompok
Guru membagikan LKS kepada setiap kelompok sebagai bahan yang akan dipelajari siswa. Isi dari LKS selain materi pelajaran juga digunakan untuk melatih kooperatif. Guru memberi bantuan dengan memperjelas perintah, mengulang konsep dan menjawab pertanyaan. Dalam kegiatan kelompok ini, para siswa bersama-sama mendiskusikan masalah yang dihadapi, membandingkan jawaban, atau memperbaiki miskonsepsi. Kelompok diharapkan bekerja sama dengan sebaik-baiknya dan saling membantu dalam memahami materi pelajaran.
4.Evaluasi
Dilakukan selama 45 - 60 menit secara mandiri untuk menunjukkan apa yang telah siswa pelajari selama bekerja dalam kelompok. Setelah kegiatan presentasi guru dan kegiatan kelompok, siswa diberikan tes secara individual. Dalam menjawab tes, siswa tidak diperkenankan saling membantu. Hasil evaluasi digunakan sebagai nilai perkembangan individu dan disumbangkan sebagai nilai perkembangan kelompok.
5. Penghargaan kelompok
Setiap anggota kelompok diharapkan mencapai skor tes yang tinggi karena skor ini akan memberikan kontribusi terhadap peningkatan skor rata-rata kelompok. Dari hasil nilai perkembangan, maka penghargaan pada prestasi kelompok diberikan dalam tingkatan penghargaan seperti kelompok baik, hebat dan super.
6.Perhitungan ulang skor awal dan pengubahan kelompok
Satu periode penilaian (3 – 4 minggu) dilakukan perhitungan ulang skor evaluasi sebagai skor awal siswa yang baru. Kemudian dilakukan perubahan kelompok agar siswa dapat bekerja dengan teman yang lain.
C. Materi Matematika yang Relevan dengan STAD.
Materi-materi matematika yang relevan dengan pembelajaran kooperatif tipe Student Team Achievement Divisions (STAD) adalah materi-materi yang hanya untuk memahami fakta-fakta, konsep-konsep dasar dan tidak memerlukan penalaran yang tinggidan juga hapalan, misalnya bilangan bulat, himpunan-himpunan, bilangan jam, dll. Dengan penyajian materi yang tepat dan menarik bagi siswa, seperti halnya pembelajaran kooperatif tipe STAD dapat memaksimalkan proses pembelajaran sehingga dapat meningkatkan prestasi belajar siswa.
D. Keunggulan Model Pembelajaran Tipe STAD
Keunggulan dari metode pembelajaran kooperatif tipe STAD adalah adanya kerja sama dalam kelompok dan dalam menentukan keberhasilan kelompok ter tergantung keberhasilan individu, sehingga setiap anggota kelompok tidak bisa menggantungkan pada anggota yang lain. Pembelajaran kooperatif tipe STAD menekankan pada aktivitas dan interaksi diantara siswa untuk saling memotivasi saling membantu dalam menguasai materi pelajaran guna mencapai prestasi yang maksimal.
BAB IV
Simpulan dan Saran
A. Simpulan
1. Pembelajaran kooperatif adalah strategi belajar dimana siswa belajar dalam kelompok kecil yang memiliki tingkat kemampuan yang berbeda
2. Pembelajaran dengan pendekatan keterampilan proses dalam seting pembelajaran kooperatif tipe STAD dapat mengubah pembelajaran dari teacher center menjadi student centered.
3. Pada intinya konsep dari model pembelajaran tipe STAD adalah Guru menyajikan pelajaran kemudian siswa bekerja dalam tim untuk memastikan bahwa seluruh anggota tim telah menguasai pelajaran tersebut
Saran
1.Diharapkan guru mengenalkan dan melatihkan keterampilan proses dan keterampilam kooperatif sebelum atau selama pembelajaran agar siswa mampu menemukan dan mengembangkan sendiri fakta dan konsep serta dapat menumbuhkan dan mengembangkan sikap dan nilai yang dituntut.
2.Agar pembelajaran dengan pendekatan keterampilan proses berorientasi pembelajaran kooperatif tipe STAD dapat berjalan, sebaiknya guru membuat perencanaan mengajar materi pelajaran, dan menentukan semua konsep-konsep yang akan dikembangkan, dan untuk setiap konsep ditentukan metode atau pendekatan yang akan digunakan serta keterampilan proses yang akan dikembangkan.
DAFTAR PUSTAKA
Ismail. (2003). Media Pembelajaran (Model-model Pembelajaran). Jakarta: Proyek Peningkatan Mutu SLTP.
Sri Wardhani. (2006). Contoh Silabus dan RPP Matematika SMP. Yogyakarta: PPPG Matematika.
Tim PPPG Matematika. (2003). Beberapa Teknik, Model dan Strategi Dalam
Pembelajaran Matematika. Bahan Ajar Diklat di PPPG Matematika, Yogyakarta: PPPG Matematika.
Widowati, Budijastuti. 2001 Pembelajaran Kooperatif. Surabaya : Universitas Negeri Surabaya.
Haramnya Seorang Isteri Mengerjakan Puasa Sunnah Di Waktu Suaminya Ada Di Rumah, Melainkan Dengan Izin Suaminya Itu
Haramnya Seorang Isteri Mengerjakan Puasa Sunnah Di Waktu Suaminya Ada Di Rumah, Melainkan Dengan Izin Suaminya Itu
1747. Dari Abu Hurairah r.a. bahawsanya Rasulullah s.a.w. bersabda: "Tidak halallah bagi seseorang isteri kalau ia berpuasa, sedangkan suaminya menyaksikan - yakni ada di rumah - melainkan dengan izin suaminya tersebut. Juga tidaklah dianggap sudah mendapat izin kalau ia dalam rumah suaminya itu, kecuali izin suaminya sendiri." (Muttafaq 'alaih)
Haramnya Seorang Isteri Mengerjakan Puasa Sunnah Di Waktu Suaminya Ada Di Rumah, Melainkan Dengan Izin Suaminya Itu
1747. Dari Abu Hurairah r.a. bahawsanya Rasulullah s.a.w. bersabda: "Tidak halallah bagi seseorang isteri kalau ia berpuasa, sedangkan suaminya menyaksikan - yakni ada di rumah - melainkan dengan izin suaminya tersebut. Juga tidaklah dianggap sudah mendapat izin kalau ia dalam rumah suaminya itu, kecuali izin suaminya sendiri." (Muttafaq 'alaih)
Haramnya Seorang Isteri Mengerjakan Puasa Sunnah Di Waktu Suaminya Ada Di Rumah, Melainkan Dengan Izin Suaminya Itu
1747. Dari Abu Hurairah r.a. bahawsanya Rasulullah s.a.w. bersabda: "Tidak halallah bagi seseorang isteri kalau ia berpuasa, sedangkan suaminya menyaksikan - yakni ada di rumah - melainkan dengan izin suaminya tersebut. Juga tidaklah dianggap sudah mendapat izin kalau ia dalam rumah suaminya itu, kecuali izin suaminya sendiri." (Muttafaq 'alaih)
kesabaran
5abar
قال الله تعالى : } ((آل عمران : 200) وقال تعالى {ولنبلونكم بشيء من الخوف والجوع ونقص من الأموال والأنفس والثمرات وبشر الصابرين} (( البقرة : 155)) وقال تعالى : {إنما يوفى الصابرون أجرهم بغير حساب} ((الزمر: 10)) وقال تعالى: {ولمن صبر وغفر إن ذلك لمن عزم الأمور} ((الشورى : 43)) وقال تعالى: {استعينوا بالصبر والصلاة إن الله مع الصابرين} ((محمد : 31)) والآيات في الأمر بالصبر وبيان فضله كثيرة معروفة.
Allah Ta'ala berfirman:
"Hai sekalian orang yang beriman, bersabarlah dan cukupkanlah kesabaran itu." (ali-lmran: 200)
Allah Ta'ala berfirman pula:
"Nescayalah Kami akan memberikan cubaan sedikit kepadamu semua seperti ketakutan, ketaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan, kemudian sampaikaniah berita gembira kepada orang-orang yang sabar." (al-Baqarah: 155)
Lagi Allah Ta'ala berfirman:
"Sesungguhnya orang-orang yang bersabar itu akan dipenuhi pahala mereka dengan tiada hitungannya - kerana amat banyaknya." (az-Zumar: 10)
Juga Allah Ta'ala berfirman:
"Orang yang bersabar dan suka memaafkan, sesungguhnya hal yang demikian itu nescayalah termasuk pekerjaan yang dilakukan dengan hati yang teguh." (as-Syura: 43)
Allah Ta'ala berfirman pula:
"Mintalah pertolongan dengan sabar dan mengerjakan shalat sesungguhnya Allah bersama orang-orang yang sabar." (al-Baqarah: 153)
Lagi Allah Ta'ala berfirman:
"Dan sesungguhnya Kami hendak menguji kepadamu semua, sehingga Kami dapat mengetahui siapa di antara engkau semua itu yang benar-benar berjihad dan siapa pula orang-orang yang bersabar." (Muhammad: 31)
Ayat-ayat yang mengandungi perintah untuk bersabar dan yang menerangkan keutamaan sabar itu amat banyak sekali dan dapat dimaklumi.
25- وعن أبي مالك الحارث بن عاصم الأشعري رضي الله عنه قال: قال رسول الله صلى الله عليه وسلم : "الطهور شطر الإيمان، والحمد لله تملأ الميزان، وسبحان الله والحمد لله تملآن -أو تملأ- ما بين السماوات والأرض، والصلاة نور، والصدقة برهان، والصبر ضياء، والقرآن حجة لك أو عليك. كل الناس يغدو، فبائع نفسه فمعتقها، أو موبقها" ((رواه مسلم)).
25. Dari Abu Malik al-Harits bin Ashim al-Asy'ari r.a. berkata: Rasulullah s.a.w. bersabda:
"Bersuci adalah separuh keimanan dan Alhamdulillah itu memenuhi imbangan, Subhanallah dan Alhamdulillah itu dapat memenuhi atau mengisi penuh apa-apa yang ada di antara langit-langit dan bumi. Shalat adalah pahala, sedekah adalah sebagai tanda - keimanan bagi yang memberikannya - sabar adalah merupakan cahaya pula, al-Quran adalah merupakan hujjah untuk kebahagiaanmu - jikalau mengikuti perintah-perintahnya dan menjauhi larangan-larangannya - dan dapat pula sebagai hujjah atas kemalanganmu - jikalau tidak mengikuti perintah-perintahnya dan suka melanggar larangan-larangannya. Setiap orang itu berpagi-pagi, maka ada yang menjual dirinya - kepada Allah - bererti ia memerdekakan dirinya sendiri - dari siksa Allah Ta'ala itu - dan ada yang merosakkan dirinya sendiri pula - kerana tidak menginginkan keredhaan Allah Ta'ala." (Riwayat Muslim)
Keterangan:
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam Hadis ini ialah:
(a) Bersuci yakni menyucikan diri dari hadas dan kotoran.
(b) Memenuhi neraca kerana sangat besar pahalanya, hingga neraca akhirat penuh dengan ucapan itu saja.
(c) Ertinya andaikata pahalanya itu dibentuk menjadi jisim yang nampak, pasti dapat memenuhi langit dan bumi.
(d) Shalat adalah cahaya yakni cahaya yang menerangi kita ke jalan yang diredhai Allah. Sebab orang yang tidak suka bersembahyang pasti hati nuraninya tertutup daripada kebenaran yang sesungguh-sungguhnya.
(e) Sedekah yang sunnah atau wajib (zakat) itu merupakan kenyataan yang menunjukkan bahawa orang itu benar-benar telah melakukan perintah Allah.
(f) Al-Quran itu hujjah (keterangan) bagimu yakni membela dirimu kalau engkau suka melakukan isinya. Atau juga keterangan atasmu yakni mencelakakan dirimu iaitu kalau engkau menyalahi apa-apa yang menjadi perintah Allah.
(g) Kita di dunia ini ibarat orang yang sedang dalam berpergian ke lain tempat yang hanya terbatas sekali waktunya. Di tempat itu kita menjual diri yakni memperjuangkan nasib untuk hari depan seterusnya yang kekal iaitu di akhirat. Tetapi di dalam memperjuangkan itu, ada di antara kita yang memerdekakan diri sendiri yakni melakukan semua amat baik dan perintah-perintah Allah, sehingga diri kita merdeka nanti di syurga. Tetapi ada pula yang merosak dirinya sendiri kerana melakukan larangan-larangan Allah hingga rosaklah akhirnya nanti di dalam neraka, amat pedih seksa yang ditemuinya.
26- وعن أبي سعيد سعد بن مالك بن سنان الخدري رضي الله عنهما: "أن ناساً من الأنصار سألوا رسول الله صلى الله عليه وسلم فأعطاهم، ثم سألوه فأعطاهم ، حتى نفد ما عنده، فقال لهم حين أنفق كل شيء بيده : "ما يكن عندي من خير فلن أدخره عنكم ، ومن يستعفف يعفه الله، ومن يستغن يغنه الله، ومن يتصبر يصبره الله. وما أعطي أحد عطاءً خيراً وأوسع من الصبر" ((متفق عليه)) .
26. Dari Abu Said iaitu Sa'ad bin Malik bin Sinan al-Khudri radhiallahu 'anhuma bahawasanya ada beberapa orang dari kaum Anshar meminta - sedekah - kepada Rasulullah s.a.w., lalu beliau memberikan sesuatu pada mereka itu, kemudian mereka meminta lagi dan beliau pun memberinya pula sehingga habislah harta yang ada di sisinya, kemudian setelah habis membelanjakan segala sesuatu dengan tangannya itu beliau bersabda:
"Apa saja kebaikan - yakni harta - yang ada di sisiku, maka tidak sekali-kali akan ku simpan sehingga tidak ku berikan padamu semua, tetapi oleh sebab sudah habis, maka tidak ada yang dapat diberikan. Barangsiapa yang menjaga diri - dari meminta-minta pada orang lain, maka akan diberi rezeki kepuasan oleh Allah dan barangsiapa yang merasa dirinya cukup maka akan diberi kekayaan oleh Allah - kaya hati dan jiwa - dan barangsiapa yang berlaku sabar maka akan dikurnia kesabaran oleh Allah. Tiada seorangpun yang dikurniai suatu pemberian yang lebih baik serta lebih luas – kegunaannya - daripada kurnia kesabaran itu." (Muttafaq 'alaih)
27- وعن أبي يحيى صهيب بن سنان رضي الله عنه قال: قال رسول الله صلى الله عليه وسلم "عجبا لأمر المؤمن إن أمره كله له خير، وليس ذلك لأحد إلا للمؤمن : إن أصابته سراء شكر فكان خيراً له، وإن أصابته ضراء صبر فكان خيراً له" ((رواه مسلم)).
27. Dari Abu Yahya, iaitu Shuhaib bin Sinan r.a., katanya: Rasulullah s.a.w. bersabda:
"Amat menghairankan sekali keadaan orang mu'min itu, sesungguhnya semua keadaannya itu adalah merupakan kebaikan baginya dan kebaikan yang sedemikian itu tidak akan ada lagi seseorang pun melainkan hanya untuk orang mu'min itu belaka, iaitu apabila ia mendapatkan kelapangan hidup, ia pun bersyukur-lah, maka hal itu adalah kebaikan baginya, sedang apabila ia ditimpa oleh kesukaran - yakni yang merupakan bencana - ia pun bersabar dan hal ini pun adalah merupakan kebaikan baginya." (Riwayat Muslim)
28- وعن أنس رضي الله عنه قال: لما ثقل النبي صلى الله عليه وسلم جعل يتغشاه الكرب فقالت فاطمة رضي الله عنها: واكرب أبتاه. فقال : "ليس على أبيك كرب بعد اليوم" فلما مات قالت : يا أبتاه أجاب رباً دعاه، يا أبتاه جنة الفردوس مأواه، يا أبتاه إلى جبريل ننعاه، فلما دفن قالت : فاطمة رضي الله عنها: أطابت أنفسكم أن تحثوا على رسول الله صلى الله عليه وسلم التراب؟ ((رواه البخاري)).
28. Dari Anas r.a. katanya: "Ketika Nabi s.a.w. sudah berat sakitnya, maka beliau pun diliputi oleh kedukaan - kerana menghadapi sakaratulmaut, kemudian Fathimah radhiallahu 'anha berkata: ''Aduhai kesukaran yang dihadapi ayahanda." Beliau s.a.w. lalu bersabda: "Ayahmu tidak akan memperolehi kesukaran lagi sesudah hari ini."
Selanjutnya setelah beliau s.a.w. wafat, Fathimah berkata: "Aduhai ayahanda, beliau telah memenuhi panggilan Tuhannya. Aduhai ayahanda, syurga Firdaus adalah tempat kediamannya. Aduhai ayahanda, kepada Jibril kita sampaikan berita wafatnya."
Kemudian setelah beliau dikebumikan, Fathimah radhiallahuanha berkata pula: "Hai Anas, mengapa hatimu semua merasa tenang dengan menyebarkan tanah di atas makam Rasulullah s.a.w itu?"
Maksudnya: Melihat betapa besar kecintaan para sahabat kepada beliau s.a.w. itu tentunya akan merasa tidak sampai hati mereka untuk menutupi makam Rasulullah s.a.w. dengan tanah. Mendengar ucapan Fathimah radhiallahu 'anha ini, Anas r.a. diam belaka dan tentunya dalam hati ia berkata: "Hati memang tidak sampai berbuat demikian, tetapi sudah demikian itulah yang diperintahkan oleh beliau s.a.w. sendiri." (Riwayat Bukhari)
29- وعن أبي زيد أسامة بن زيد بن حارثة مولى رسول الله صلى الله عليه وسلم وحبه وابن حبه، رضي الله عنهما، قال: أرسلت بنت النبي صلى الله عليه وسلم : إن ابني قد احتضر فاشهدنا، فأرسل يقرئ السلام ويقول: "إن لله ما أخذ، وله ما أعطى، وكل شيء عنده بأجل مسمى، فلتصبر ولتحتسب" فأرسلت إليه تقسم عليه ليأتينها. فقام ومعه سعد بن عبادة، ومعاذ بن جبل، وأبي بن كعب، وزيد بن ثابت، ورجال رضي الله عنهم، فرفع إلى رسول الله صلى الله عليه وسلم الصبي فأقعده في حجره ونفسه تقعقع، ففاضت عيناه، فقال سعد: يا رسول الله ماهذا؟ فقال: "هذه رحمة جعلها الله تعالى في قلوب عباده" وفى رواية : "في قلوب من شاء من عباده وإنما يرحم الله من عباده الرحماء" ((متفق عليه)) . ومعنى تقعقع : تتحرك وتضطرب.
29. Dari Abu Zaid, iaitu Usamah bin Zaid bin Haritsah, sahaya Rasulullah s.a.w. serta kekasihnya serta putera kekasihnya pula radhiallahu 'anhuma, katanya: "Puteri Nabi s.a.w. mengirimkan berita kepada Nabi s.a.w. -bahawa anakku sudah hampir meninggal dunia, maka dari itu diminta supaya menyaksikan keadaan kita." Kita: yakni yang akan meninggal serta yang sedang menungguinya. Beliau lalu mengirimkan khabar sambil menyampaikan salam, katanya: "Sesungguhnya bagi Allah adalah apa yang Dia ambil dan bagiNya pula apa yang Dia berikan dan segala sesuatu di sampingnya itu adalah dengan ajal yang telah ditentukan, maka hendaklah bersabar dan berniat mencari keredhaan Allah."
Puteri Nabi s.a.w. mengirimkan berita lagi serta bersumpah nadanya supaya beliau suka mendatanginya dengan sungguh-sungguh. Beliau s.a.w. lalu berdiri dan disertai oleh Sa'ad bin Ubadah, Mu'az bin Jabal, Ubai bin Ka'ab dan Zaid bin Tsabit dan beberapa orang lelaki lain radhiallahu 'anhum.
Anak kecil itu lalu disampaikan kepada Rasulullah s.a.w., kemudian diletakkannya di atas pangkuannya sedang nafas anak itu termengah-mengah. Kemudian melelehlah airmata dari kedua mata beliau s.a.w. itu. Sa'ad berkata: "Hai Rasulullah, apakah itu?" Beliau s.a.w. menjawab: "Airmata ini adalah sebagai kesan dari kerahmatan Allah Ta'ala dalam hati para hambaNya."
Dalam riwayat lain disebutkan: "Dalam hati siapa saja yang disukai olehNya daripada hambaNya. Hanya saja Allah itu merahmati dari golongan hamba-hambaNya yakni orang-orang yang menaruh belas kasihan - pada sesamanya." (Muttafaq 'alaih)
Makna Taqa'qa'u ialah bergerak dan bergoncang keras (berdebar-debar).
30- وعن صهيب رضي الله عنه أن رسول الله صلى الله عليه وسلم قال: " كان ملك فيمن كان قبلكم، وكان له ساحرٌ، فلما كبر قال للملك : إني قد كبرت فابعث إلى غلاماً أعلمه السحر؛ فبعث إليه غلاماً يعلمه، وكان في طريقه إذا سلك راهبٌ، فقعد إليه وسمع كلامه فأعجبه، وكان إذا أتى الساحر مر بالراهب وقعد إليه، فإذا أتى الساحر ضربه، فشكا ذلك إلى الراهب فقال: إذا خشيت الساحر فقال: حبسني أهلي، وإذا خشيت أهلك فقل: حبسني الساحر.
فبينما هو على ذلك إذ أتى على دابةٍ عظيمةٍ قد حبست الناس فقال: اليوم أعلم آلساحر أفضل أم الراهب أفضل؟ فآخذ حجراً فقال: اللهم إن كان أمر الراهب أحب إليك من أمر الساحر فاقتل هذه الدابة حتى يمضي الناس، فرماها فقتلها ومضى الناس، فأتى الراهب فأخبره. فقال له الراهب: أي بني أنت اليوم أفضل مني، قد بلغ أمرك ما أرى، وإنك ستبتلى، فإن ابتليت فلا تدل علي؛ وكان الغلام يبرئ الأكمه والأبرص، ويداوي الناس من سائر الأدواء. فسمع جليس للملك كان قد عمي، فأتاه بهدايا كثيرةٍ فقال: ما هاهُنا لك أجمع إن أنت شفيتنى، فقال: إني لا أشفي أحداً إنما يشفى الله تعالى، فإن آمنت بالله دعوت الله فشفاك، فآمن بالله تعالى فشفاه الله تعالى، فأتى الملك فجلس إليه كما كان يجلس فقال له الملك: من ردّ عليك بصرك؟ فقال: ربي قال: ولك رب غيري ؟( قال: ربي وربك الله، فأخذه فلم يزل يعذبه حتى دل على الغلام، فجئ بالغلام فقال له الملك: أى بني قد بلغ من سحرك ما تبرئ الأكمه والأبرص وتفعل وتفعل فقال: إني لا أشفي أحداً، إنما يشفي الله تعالى، فأخذه فلم يزل يعذبه حتى دل على الراهب؛ فجيء بالراهب فقيل له: ارجع عن دينك، فأبى ، فدعا بالمنشار فوضع المنشار في مفرق رأسه، فشقه حتى وقع شقاه، ثم جيء بجليس الملك فقيل له: ارجع عن دينك فأبى، فوضع المنشار في مفرق رأسه، فشقه به حتى وقع شقاه، ثم جيء بالغلام فقيل له ارجع عن دينك فأبى، فدفعه إلى نفر من أصحابه فقال: اذهبوا به إلى جبل كذا وكذا فاصعدوا به الجبل فقال: اللهم اكفنيهم بما شئت، فرجف بهم الجبل فسقطوا، وجاء يمشي إلى الملك، فقال له الملك: ما فعل أصحابك؟ فقال: كفانيهم الله تعالى، فدفعه إلى نفر من أصحابه فقال : اذهبوا به فاحملوه في قرقور وتوسطوا به البحر، فإن رجع عن دينه وإلا فاقذفوه، فذهبوا به فقال: اللهم اكفنيهم بما شئت، فانكفأت بهم السفينة فغرقوا، وجاء يمشي إلى الملك. فقال له الملك : ما فعل أصحابك؟ فقال: كفانيهم الله تعالى. فقال الملك إنك لست بقاتلي حتى تفعل ما آمرك به. قال : ما هو؟ قال : تجمع الناس في صعيد واحد، وتصلبني على جذع ، ثم خذ سهماً من كنانتي، ثم ضع السهم في كبد القوس ثم قل: بسم الله رب الغلام ثم ارمني، فإنك إن فعلت ذلك قتلتني . فجمع الناس في صعيد واحد، وصلبه على جذع، ثم أخذ سهما من كنانته، ثم وضع السهم في كبد القوس، ثم قال: بسم الله رب الغلام، ثم رماه فوقع السهم في صدغه، فوضع يده في صدغه فمات. فقال الناس آمنا برب الغلام، فأتى الملك فقيل له: أرأيت ما كنت تحذر قد والله نزل بك حذرك. قد آمن الناس. فأمر بالأخدود بأفواه السكك فخدت وأضرم فيها النيران وقال: من لم يرجع عن دينه فأقحموه فيها أو قيل له : اقتحم ، ففعلوا حتى جاءت امرأة ومعها صبى لها، فتقاعست ان تقع فيها، فقال لها الغلام: يا أماه اصبري فإنك على الحق" ((رواه مسلم)).
ذروة الجبل : أعلاه، وهى بكسر الذال المعجمة وضمها و القرقور بضم القافين : نوع من السفن و الصعيد هنا : الأرض البارزة و الأخدود : الشقوق في الأرض كالنهر الصغير و أضرم أوقد وانكفأت أي : انقلبت، وتقاعست : توقفت وجبنت
30. Dari Shuhaib r.a. bahawasanya Rasulullah s.a.w. bersabda: "Dahulu ada seorang raja dari golongan ummat yang sebelum engkau semua, ia mempunyai seorang ahli sihir. Setelah penyihir itu tua, ia berkata kepada raja: "Sesungguhnya saya ini telah tua, maka itu kirimkanlah padaku seorang anak yang akan saya beri pelajaran ilmu sihir."
Kemudian raja itu mengirimkan padanya seorang anak untuk diajarinya. Anak ini di tengah perjalanannya apabila seseorang rahib -pendeta Nasrani - berjalan di situ, ia pun duduklah padanya dan mendengarkan ucapan-ucapannya. Apabila ia telah datang di tempat penyihir - yakni dari pelajarannya, ia pun melalui tempat rahib tadi dan terus duduk di situ - untuk mendengarkan ajaran-ajaran Tuhan yang disampaikan olehnya. Selanjutnya apabila datang di tempat penyihir, ia pun dipukul olehnya - kerana kelambatan datangnya. Hal yang sedemikian itu diadukan oleh anak itu kepada rahib, lalu rahib berkata: "Jikalau engkau takut pada penyihir itu, katakanlah bahawa engkau ditahan oleh keluargamu dan jikalau engkau takut pada keluargamu, maka katakanlah bahawa engkau ditahan oleh penyihir."
Pada suatu ketika di waktu ia dalam keadaan yang sedemikian itu, lalu tibalah ia di suatu tempat dan di situ ada seekor binatang yang besar dan menghalang-halangi orang banyak - untuk berlalu di jalanan itu. Anak itu lalu berkata: "Pada hari ini saya akan mengetahui, apakah penyihir itu yang lebih baik ataukah pendeta itu yang lebih baik?" Iapun lalu mengambil sebuah batu kemudian berkata: "Ya Allah, apabila perkara pendeta itu lebih dicintai di sisiMu daripada perkara penyihir, maka bunuhlah binatang ini sehingga orang-orang banyak dapat berlalu." Selanjutnya binatang itu dilemparnya dengan batu tadi, kemudian dibunuhnya dan orang-orang pun berlalulah. Ia lalu mendatangi rahib dan memberitahukan hal tersebut. Rahib itu pun berkata: "Hai anakku, engkau sekarang adalah lebih mulia daripadaku sendiri. Keadaanmu sudah sampai di suatu tingkat yang saya sendiri dapat memakluminya.Sesungguhnya engkau akan terkena cubaan, maka jikalau engkau terkena cubaan itu, janganlah menunjuk kepadaku."
Anak itu lalu dapat menyembuhkan orang buta dan berpenyakit lepra serta dapat mengubati orang banyak dari segala macam penyakit. Hal itu didengar oleh kawan seduduk - yakni sahabat karib - raja yang telah menjadi buta. Ia datang pada anak itu dengan membawa beberapa hadiah yang banyak jumlahnya, kemudian berkata: "Apa saja yang ada di sisimu ini adalah menjadi milikmu, apabila engkau dapat menyembuhkan aku." Anak itu berkata: "Sesungguhnya saya tidak dapat menyembuhkan siapapun, hanyasanya Allah Ta'ala yang dapat menyembuhkannya. Maka jikalau tuan suka beriman kepada Allah Ta'ala, saya akan berdoa kepada Allah, semoga Dia suka menyembuhkan tuan. Kawan raja itu lalu beriman kepada Allah Ta'ala, kemudian Allah menyembuhkannya. Ia lalu mendatangi raja terus duduk di dekatnya sebagaimana duduknya yang sudah-sudah. Raja kemudian bertanya: "Siapakah yang mengembalikan penglihatanmu itu?" Maksudnya: Siapakah yang menyembuhkan butamu itu? Kawannya itu menjawab: "Tuhanku." Raja bertanya: "Adakah engkau mempunyai Tuhan lain lagi selain dari diriku?" Ia menjawab: "Tuhanku dan Tuhanmu adalah Allah." Kawannya itu lalu ditindak oleh raja tadi dan terus-menerus diberikan seksaan padanya, sehingga kawannya itu menunjuk kepada anak yang menyebabkan kesembuhannya. Anak itu pun didatangkan. Raja berkata padanya: "Hai anakku, kiranya sihirmu sudah sampai ke tingkat dapat menyembuhkan orang buta dan yang berpenyakit lepra dan engkau dapat melakukan ini dan dapat pula melakukan itu." Anak itu berkata: "Sesungguhnya saya tidak dapat menyembuhkan seseorang pun, hanyasanya Allah Ta'ala jualah yang menyembuhkannya." Anak itu pun ditindaknya, dan terus-menerus diberikan seksaan padanya, sehingga ia menunjuk kepada pendeta. Pendeta pun didatangkan, kemudian kepadanya dikatakan: "Kembalilah dari agamamu!" Maksudnya supaya meninggalkan agama Nasrani dan beralih menyembah raja dan patung-patung. Pendeta itu enggan mengikuti perintahnya. Raja meminta supaya diberi gergaji, kemudian diletakkanlah gergaji itu di tengah kepalanya. Kepala itu dibelahnya sehingga jatuhlah kedua belahan kepala tersebut. Selanjutnya didatangkan pula kawan seduduk raja dahulu itu, lalu kepadanya dikatakan: "Kembalilah dari agamamu itu!" Ia pun enggan menuruti perintahnya. Kemudian diletakkan pula lah gergaji itu di tengah kepalanya lalu dibelahnya, sehingga jatuhlah kedua belahannya itu. Seterusnya didatangkan pulalah anak itu. Kepadanya dikatakan: "Kembalilah dari agamamu." la pun menolak ajakannya. Kemudian anak itu diberikan kepada sekeIompok sahabatnya lalu berkata: "Pergilah membawa anak ini ke gunung ini atau itu, naiklah dengannya ke gunung itu. Jikalau engkau semua telah sampai di puncaknya, maka apabila anak ini kembali dari agamanya, bolehlah engkau lepaskan, tetapi jika tidak, maka lemparkanlah ia dari atas gunung itu." Sahabat-sahabatnya itu pergi membawanya, kemudian menaiki gunung, lalu anak itu berkata: "Ya Allah, lepaskanlah hamba dari orang-orang ini dengan kehendakMu." Kemudian gunung itu pun bergerak keras dan orang-orang itu jatuhlah semuanya. Anak itu lalu berjalan menuju ke tempat raja. Raja berkata: "Apa yang dilakukan oleh kawan-kawanmu?" Ia menjawab: "Allah Ta'ala telah melepaskan aku dari tindakan mereka. Anak tersebut terus diberikan kepada sekelompok sahabat-sahabatnya yang lain lagi dan berkata: "Pergilah dengan membawa anak ini dalam sebuah tongkang dan belayarlah sampai di tengah lautan. Jikalau ia kembali dari agamanya - maka lepaskanlah ia, tetapi jika tidak, maka lemparkanlah ke lautan itu." Orang-orang bersama-sama pergi membawanya, lalu anak itu berkata: "Ya Allah, lepaskanlah hamba dari orang-orang ini dengan kehendakMu." Tiba-tiba tongkang itu terbalik, maka tenggelamlah semuanya. Anak itu sekali lagi berjalan ke tempat raja. Rajapun berkatalah: "Apakah yang dikerjakan oleh kawan-kawanmu?" Ia menjawab: "Allah Ta'ala telah melepaskan aku dari tindakan mereka." Selanjutnya ia berkata pula pada raja: "Tuan tidak dapat membunuh saya, sehingga Tuan suka melakukan apa yang ku perintahkan." Raja bertanya: "Apakah itu?" Ia menjawab: "Tuan kumpulkan semua orang di lapangan menjadi satu dan Tuan salibkan saya di batang pohon, kemudian ambillah sebatang anak panah dari tempat panahku ini, lalu letakkanlah anak panah itu pada busurnya, lalu ucapkanlah: "Dengan nama Allah, Tuhan anak ini," terus lemparkanlah anak panah itu. Sesungguhnya apabila Tuan mengerjakan semua itu, tentu Tuan dapat membunuhku."
Raja mengumpulkan semua orang di suatu padang luas. Anak itu disalibkan pada sebatang pohon, kemudian mengambil sebuah anak panah dari tempat panahnya, lalu meletakkan anak panah di busur, terus mengucapkan: "Dengan nama Allah, Tuhan anak ini." Anak panah dilemparkan dan jatuhlah anak panah itu pada pelipis anak tersebut. Anak itu meletakkan tangannya di pelipisnya, kemudian meninggal dunia.
Orang-orang yang berkumpul itu sama berkata: "Kita semua beriman kepada Tuhannya anak ini." Raja didatangi dan kepadanya dikatakan: "Adakah Tuan mengetahui apa yang selama ini Tuan takutkan? Benar-benar, demi Allah, apa yang Tuan takutkan itu telah tiba - yakni tentang keimanan seluruh rakyatnya. Orang-orang semuanya telah beriman."
Raja memerintahkan supaya orang-orang itu digiring di celah-celah bumi - yang bertebing dua kanan-kiri - iaitu di pintu lorong jalan. Celah-celah itu dibelahkan dan dinyalakan api di situ, Ia berkata: "Barangsiapa yang tidak kembali dari agamanya, maka lemparkanlah ke dalam celah-celah itu," atau dikatakan: "Supaya melemparkan dirinya sendiri ke dalamnya." Orang banyak melakukan yang sedemikian itu - sebab tidak ingin kembali menjadi kafir dan musyrik lagi, sehingga ada seorang wanita yang datang dengan membawa bayinya. Wanita ini agaknya ketakutan hendak menceburkan diri ke dalamnya. Bayinya itu lalu berkata: "Hai ibunda, bersabarlah, kerana sesungguhnya ibu adalah menetapi atas kebenaran." (Riwayat Muslim)
Dzirwatul jabal ertinya puncaknya gunung. Ini boleh dibaca dengan kasrahnya dzal mu'jamah atau dhammahnya. Alqurquur dengan didhammahkannya kedua qafnya, adalah suatu macam dari golongan perahu. Ashsha'id di sini ertinya bumi yang menonjol (bukit). Al-ukhduud ialah beberapa belahan di bumi seperti sungai kecil. Adhrama ertinya menyalakan. Inkafa-at ertinya berubah. Taqaa-'asat, ertinya terhenti atau tidak berani maju dan pula merasa ketakutan.
31- وعن أنس رضي الله عنه قال: مر النبي صلى الله عليه وسلم بامرأة تبكي عند قبر فقال : "اتقي الله واصبري" فقالت : إليك عني ، فإنك لم تصب بمصيبتي ( ولم تعرفه، فقيل لها : إنه النبي صلى الله عليه وسلم ، فأتت باب النبي صلى الله عليه وسلم، فلم تجد عنده بوابين، فقالت: لم أعرفك، فقال: "إنما الصبر عند الصدمة الأولى" ((متفق عليه)) . ((وفى رواية لمسلم)): تبكي على صبي لها .
31. Dari Anas r.a., katanya: "Nabi s.a.w. berjalan melalui seorang wanita yang sedang menangis di atas sebuah kubur. Beliau bersabda: "Bertaqwalah kepada Allah dan bersabarlah!" Wanita itu berkata: "Ah, menjauhlah daripadaku, kerana Tuan tidak terkena mushibah sebagaimana yang mengenai diriku dan Tuan tidak mengetahui mushibah apa itu." Wanita tersebut diberitahu – oleh sahabat beliau s.a.w. - bahawa yang diajak bicara tadi adalah Nabi s.a.w. Ia lalu mendatangi pintu rumah Nabi s.a.w. tetapi di mukanya itu tidak didapatinya penjaga-penjaga pintu. Wanita itu lalu berkata: "Saya memang tidak mengenai Tuan - maka itu maafkan pembicaraanku tadi." Kemudian beliau s.a.w. bersabda: "Hanyasanya bersabar - yang sangat terpuji - itu ialah di kala mendadaknya kedatangan mushibah yang pertama." (Muttafaq 'alaih)
Dalam riwayat Muslim disebutkan: "Wanita itu menangisi anak kecilnya - yang mati."
Keterangan:
Maksud "Mendadaknya kedatangan mushibah yang pertama," bukan bererti ketika mendapatkan mushibah yang pertama kali dialami sejak hidupnya, tetapi di saat baru terkena mushibah itu ia bersabar, baik mushibah itu yang pertama kalinya atau keduanya, ketiganya dan selanjutnya.
Jadi kalau sesudah sehari atau dua hari baru ia mengatakan: "Aku sekarang sudah berhati sabar tertimpa mushibah yang kelmarin itu," maka ini bukannya sabar pada pertama kali, sebab sudah terlambat.
32- وعن أبي هريرة رضي الله عنه أن رسول الله صلى الله عليه وسلم قال : " يقول الله تعالى : ما لعبدي المؤمن عندي جزاء إذا قبضت صفيه من أهل الدنيا ثم احتسبه إلا الجنة" ((رواه البخاري)).
32. Dari Abu Hurairah r.a. bahawasanya Rasulullah s.a.w. bersabda: "Allah Ta'ala berfirman:
"Tidak ada balasan bagi seseorang hambaKu yang mu'min di sisiKu, di waktu Aku mengambil - mematikan - kekasihnya dari ahli dunia, kemudian ia mengharapkan keredhaan Allah, melainkan orang itu akan mendapatkan syurga." (Riwayat Bukhari)
33- وعن عائشة رضي الله عنها أنها سألت رسول الله صلى الله عليه وسلم عن الطاعون، فأخبرها أنه كان عذاباً يبعثه الله تعالى على من يشاء، فجعله الله تعالى رحمة للمؤمنين، فليس من عبد يقع في الطاعون فيمكث في بلده صابراً محتسباً يعلم أنه لا يصيبه إلا ما كتب الله له إلا كان له مثل أجر الشهيد" ((رواه البخاري)).
33. Dari Aisyah radhiallahu 'anha, bahawasanya ia bertanya kepada Rasulullah s.a.w. perihal penyakit taun, lalu beliau memberi-tahukannya bahawa sesungguhnya taun itu adalah sebagai siksaan yang dikirimkan oleh Allah Ta'ala kepada siapa saja yang dikehendaki olehNya, tetapi juga sebagai kerahmatan yang dijadikan oleh Allah Ta'ala kepada kaum mu'minin. Maka tidak seorang hamba pun yang tertimpa oleh taun, kemudian menetap di negerinya sambil bersabar dan mengharapkan keredhaan Allah serta mengetahui pula bahawa taun itu tidak akan mengenainya kecuali kerana telah ditetapkan oleh Allah untuknya, kecuali ia akan memperolehi seperti pahala orang yang mati syahid." (Riwayat Bukhari)
34- وعن أنس رضي الله عنه قال: سمعت رسول الله صلى الله عليه وسلم يقول : "إن لله عزوجل قال: إذا ابتليت عبدي بحبيبتيه فصبر عوضته منهما الجنة" يريد عينيه ، ((رواه البخاري)).
34. Dari Anas r.a., katanya: "Saya mendengar Rasulullah s.a.w. bersabda: "Sesungguhnya Allah 'Azza wa jalla berfirman:
"Jikalau Aku memberi cubaan kepada hambaKu dengan melenyapkan kedua matanya - yakni menjadi buta, kemudian ia bersabar, maka untuknya akan Kuberi ganti syurga kerana kehilangan keduanya yakni kedua matanya itu." (Riwayat Bukhari)
35- وعن عطاء بن أبي رباح قال: قال لي ابن عباس رضي الله عنهما: ألا أريك امرأة من أهل الجنة " فقلت: بلى، قال: هذه المرأة السوداء أتتت النبي صلى الله عليه وسلم فقالت : إني أصرع، و إني أتكشف، فادع الله تعالى لي قال: "إن شئت صبرت ولك الجنة، وإن شئت دعوت الله تعالى أن يعافيك" فقالت: أصبر، فقالت: إني أتكشف ، فاد الله أن لا أتشكف ، فدمعا لها. ((متفق عليه)) .
35. Dari 'Atha' bin Abu Rabah, katanya: "Ibnu Abbas radhiallahu 'anhuma mengatakan padaku: "Apakah engkau suka saya tunjukkan seorang wanita yang tergolong ahli syurga?" Saya berkata: "Baiklah." Ia berkata lagi: "Wanita hitam itu pernah datang kepada Nabi s.a.w. lalu berkata: "Sesungguhnya saya ini terserang oleh penyakit ayan dan oleh sebab itu lalu saya membuka aurat tubuhku. Oleh kerananya haraplah Tuan mendoakan untuk saya kepada Allah - agar saya sembuh." Beliau s.a.w. bersabda: "Jikalau engkau suka hendaklah bersabar saja dan untukmu adalah syurga, tetapi jikalau engkau suka maka saya akan mendoakan untukmu kepada Allah Ta'ala agar penyakitmu itu disembuhkan olehNya." Wanita itu lalu berkata: "Saya bersabar," lalu katanya pula: "Sesungguhnya kerana penyakit itu, saya membuka aurat tubuh saya. Kalau begitu sudilah Tuan mendoakan saja untuk saya kepada Allah agar saya tidak sampai membuka aurat tubuh itu." Nabi s.a.w. lalu mendoakan untuknya - sebagaimana yang dikehendakinya itu." (Muttafaq 'alaih)
36- وعن أبي عبد الرحمن عبد الله بن مسعود رضي الله عنه قال: كأني انظر إلى رسول الله صلى الله عليه وسلم يحكي نبياً من الأنبياء، صلوات الله وسلامه عليهم، ضربه قومه فأدموه وهو يمسح الدم عن وجهه، يقول : "اللهم اغفر لقومى فإنهم لا يعلمون" ((متفق عليه)) .
36. Dari Abu Abdur Rahman, iaitu Abdullah bin Mas'ud r.a. katanya: "Seakan-akan saya melihat kepada Rasulullah s.a.w. sedang menceriterakan tentang seorang Nabi dari sekian banyak Nabi-nabi shalawatuliah wa salamuhu 'alaihim. Beliau dipukuli oleh kaumnya, sehingga menyebabkan keluar darahnya dan Nabi tersebut mengusap darah dari wajahnya sambil mengucapkan: "Ya Allah ampunilah kaum hamba itu, sebab mereka itu memang tidak mengerti." (Muttafaq 'alaih)
37- وعن أبي سعيد وأبي هريرة رضي الله عنهما عن النبي صلى الله عليه وسلم قال: "ما يصيب المسلم من نصب ولا وصب ولا هم ولا حزن ولا أذى ولا غم، حتى الشوكة يشاكها إلا كفر الله بها من خطاياه" ((متفق عليه)) . و الوصب : المرض
37. Dari Abu Said dan Abu Hurairah radhiallahu 'anhuma dari Nabi s.a.w., sabdanya:
"Tidak suatu pun yang mengenai seseorang muslim - sebagai mushibah - baik dari kelelahan, tidak pula sesuatu yang mengenainya yang berupa kesakitan, juga kesedihan yang akan datang atau pun yang lampau, tidak pula yang berupa hal yang menyakiti - yakni sesuatu yang tidak menepatii kehendak hatinya, ataupun kesedihan - segala macam dan segala waktunya, sampai pun sebuah duri yang masuk dalam anggota tubuhnya, melainkan Allah menutupi kesalahan-kesalahannya dengan sebab apa-apa yang mengenainya-yakni sesuai dengan mushibah yang diperolehinya- itu." (Muttafaq 'alaih)
Keterangan:
Kesakitan apapun yang diderita oleh seseorang mu'min, ataupun bencana dalam bentuk bagaimana yang ditemui olehnya itu dapat membersihkan dosa-dosanya dan berpahalalah ia dalam keadaan seperti itu, tetap bersabar dan tabah. Sebaliknya jikalau tidak sabar dan uring-uringan serta mengeluarkan kata-kata yang tidak sopan, maka bukan pahala yang didapatkan, tetapi makin menambah besarnya dosa. Oleh sebab itu jikalau kita tertimpa oleh kesakitan atau malapetaka, jangan sampai malahan melenyapkan pahala yang semestinya kita peroleh.
38- وعن ابن مسعود رضي الله عنه قال: دخلت على النبي صلى الله عليه وسلم وهو يوعك فقلت: يارسول الله إنك توعك وعكاً شديداً قال: "أجل إني أوعك كما يوعك رجلان منكم" قلت: ذلك أن لك أجرين ؟ قال: "أجل ذلك كذلك ما من مسلم يصيبه أذى؛ شوكة فما فوقها إلا كفر الله بها سيئاته ، وحطت عنه ذنوبه كما تحط الشجرة ورقها" ((متفق عليه)) .والوعك : مغث الحمى، وقيل: الحمى
38. Dari Ibnu Mas'ud r.a., katanya: Saya memasuki tempat Nabi s.a.w. dan beliau sedang dihinggapi penyakit panas. Saya lalu berkata: "Ya Rasulullah, sesungguhnya Tuan dihinggapi penyakit panas yang amat sangat." Beliau kemudian bersabda: "Benar, sesungguhnya saya terkena panas sebagaimana panas dua orang dari engkau semua yang menjadi satu." Saya berkata lagi: "Kalau demikian Tuan tentulah mendapatkan dua kali pahala." Beliau bersabda: "Benar, demikianlah memang keadaannya, tiada seorang Muslim pun yang terkena oleh sesuatu kesakitan, baik itu berupa duri ataupun sesuatu yang lebih dari itu, melainkan Allah pasti menutupi kesalahan-kesalahannya dengan sebab mushibah yang mengenainya tadi dan diturunkanlah dosa-dosanya sebagaimana sebuah pohon menurunkan daunnya - dan ini jikalau disertai kesabaran."
Alwa'ku iaitu sangatnya panas (dalam tubuh sebab sakit), tetapi ada yang mengatakan panas (biasa).
39- وعن أبي هريرة رضي الله عنه قال: قال رسول الله صلى الله عليه وسلم " من يرد الله به خيراً يصب منه" : ((رواه البخاري)). وضبطوا يصب :بفتح الصاد وكسرها
39. Dari Abu Hurairah r.a., katanya: "Rasulullah s.a.w. bersabda:
"Barangsiapa oleh Allah dikehendaki akan memperolehi kebaikan, maka Allah akan memberikan mushibah padanya-baik yang mengenai tubuhnya, hartanya ataupun apa-apa yang menjadi kekasihnya." (Riwayat Bukhari)
Para ulama mencatat: Yushab, boleh dibaca fathah shadnya dan boleh pula dikasrahkan, (lalu dibaca yushib).
40- وعن أنس رضي الله عنه قال: قال رسول الله صلى الله عليه وسلم : " لا يتمنين أحدكم الموت لضر أصابه، فإن كان لابد فاعلاً فليقل: اللهم أحيني ما كانت الحياة خيراً لي وتوفني إذا كانت الوفاة خيراً لي" ((متفق عليه)) .
40. Dari Anas r.a., katanya: "Rasulullah s.a.w. bersabda:
"Janganlah seseorang dari engkau semua itu mengharap-harapkan tibanya kematian dengan sebab adanya sesuatu bahaya yang mengenainya. Tetapi jikalau ia terpaksa harus berbuat demikian maka hendaklah mengatakan: "Ya Allah, tetapkanlah aku hidup selama kehidupanku itu masih merupakan kebaikan untukku dan matikanlah aku apabila kematian itu merupakan kebaikan untukku." (Muttafaq 'alaih)
41- وعن أبي عبد الله خباب بن الأرت رضي الله عنه قال: شكونا إلى رسول الله صلى الله عليه وسلم وهو متوسد بردة له في ظل الكعبة، فقلنا : ألا تستنصر لنا ألا تدعو لنا؟ فقال: قد كان من قبلكم يؤخذ الرجل فيحفر له في الأرض فيجعل فيها ثم يؤتى بالمنشار فيوضع على رأسه فيجعل نصفين، ويمشط بأمشاط من الحديد ما دون لحمه وعظمه، ما يصده ذلك عن دينه، والله ليتمن الله هذا الأمر حتى يسير الراكب من صنعاء إلى حضرموت لا يخاف إلا الله والذئب على غنمه، ولكنكم تستعجلون" ((رواه البخاري)). وفي رواية: وهو متوسد بردة وقد لقينا من المشركين شدة
41. Dari Abu Abdullah, iaitu Khabbab bin Aratti r.a., katanya: "Kita mengadu kepada Rasulullah s.a.w. dan beliau ketika itu meletakkan pakaian burdahnya di bawah kepalanya sebagai bantal dan berada di naungan Ka'bah, kita berkata: Mengapa Tuan tidak memohonkan pertolongan - kepada Allah - untuk kita, sehingga kita menang? Mengapa Tuan tidak berdoa sedemikian itu untuk kita?" Beliau lalu bersabda:
"Pernah terjadi terhadap orang-orang sebelum mu - yakni zaman Nabi-nabi yang lalu, iaitu ada seorang yang diambil - oleh musuhnya, kerana ia beriman, kemudian digalikanlah tanah untuknya dan ia diletakkan di dalam tanah tadi, selanjutnya didatangkanlah sebuah gergaji dan ini diletakkan di atas kepalanya, seterusnya kepalanya itu dibelah menjadi dua. Selain itu ia pun disisir dengan sisir yang terbuat dari besi yang dikenakan di bawah daging dan tulangnya, semua siksaan itu tidak memalingkan ia dari agamanya -yakni ia tetap beriman kepada Allah. Demi Allah nescayalah Allah sungguh akan menyempurnakan perkara ini - yakni Agama Islam, sehingga seseorang yang berkendaraan yang berjalan dari Shan'a ke Hadhramaut tidak ada yang ditakuti melainkan Allah atau kerana takut pada serigala atas kambingnya - sebab takut sedemikian ini lumrah saja. Tetapi engkau semua itu hendak bercepat-cepat saja." (Riwayat Bukhari)
Dalam riwayat lain diterangkan: "Beliau saat itu sedang berbantal burdahnya, padahal kita telah memperolehi kesukaran yang amat sangat dari kaum musyrikin."
42- وعن ابن مسعود رضي الله عنه قال : لما كان يوم حنين آثر رسول الله صلى الله عليه وسلم ناساً في القسمة، فأعطى الأقرع بن حابس مائة من الإبل، وأعطى عيينة بن حصن مثل ذلك، وأعطى ناساً من أشراف العرب وآثرهم يومئذ في القسمة. فقال رجل: والله إن هذه قسمة ما عدل فيها، وما أريد فيها وجه الله، فقلت : والله لأخبرن رسول الله صلى الله عليه وسلم ، فأتيته فأخبرته بما قال: فتغير وجههه حتى كان كالصرف . ثم قال " فمن يعدل إذا لم يعدل الله ورسوله؟ ثم قال: يرحم الله موسى قد أوذي بأكثر من هذا فصبر". فقلت: لا جرم لا أرفع إليه بعدها حديثاً. ((متفق عليه)) وقوله كالصرف هو بكسر الصاد المهملة : وهو صبغ أحمر .
42. Dari Ibnu Mas'ud r.a., katanya: "Ketika hari peperangan Hunain, Rasulullah s.a.w. melebihkan - mengutamakan - beberapa orang dalam pemberian pembahagian - harta rampasan, lalu memberikan kepada al-Aqra' bin Habis seratus ekor unta dan memberikan kepada 'Uyainah bin Hishn seperti itu pula - seratus ekor unta, juga memberikan kepada orang-orang yang termasuk bangsawan Arab dan mengutamakan dalam cara pembahagian kepada mereka tadi. Kemudian ada seorang lelaki berkata: "Demi Allah, pembahagian secara ini, sama sekali tidak ada keadilannya dan agaknya tidak dikehendaki untuk mencari keredhaan Allah." Saya lalu berkata: "Demi Allah, hal ini akan saya beritahukan kepada Rasulullah s.a.w." Saya pun mendatanginya terus memberitahukan kepadanya tentang apa-apa yang dikatakan oleh orang itu. Maka berubahlah warna wajah beliau sehingga menjadi semacam sumba merah - merah padam kerana marah - lalu bersabda:
"Siapakah yang dapat dinamakan adil, jikalau Allah dan RasulNya dianggap tidak adil juga." Selanjutnya beliau bersabda: "Allah merahmati Nabi Musa. Ia telah disakiti dengan cara yang lebih sangat dari ini, tetapi ia tetap sabar." Saya sendiri berkata: "Ah, semestinya saya tidak memberitahukan dan saya tidak akan mengadukan lagi sesuatu pembicaraanpun setelah peristiwa itu kepada beliau lagi." (Muttafaq 'alaih)
Sabda Nabi s.a.w. Kashshirfi dengan kasrahnya shad muhmalah, ertinya sumba merah.
43- وعن أنس رضي الله عنه قال: قال رسول الله صلى الله عليه وسلم :"إذا أراد الله بعبده خيراً عجل له العقوبة في الدنيا، وإذا أراد الله بعبده الشر أمسك عنه بذنبه حتى يوافي به يوم القيامة".
وقال النبي صلى الله عليه وسلم : "إن عظم الجزاء مع عظم البلاء، وإن الله تعالى إذا أحب قوماً ابتلاهم، فمن رضي فله الرضى، ومن سخط فله السخط" ((رواه الترمذي وقال : حديث حسن)).
43. Dari Anas r.a., berkata: "Rasulullah s.a.w. bersabda: "Jikalau Allah menghendaki kebaikan pada seseorang hambaNya, maka ia mempercepatkan suatu siksaan - penderitaan - sewaktu dunia, tetapi jikalau Allah menghendaki keburukan pada seseorang hambaNya, maka orang itu dibiarkan sajalah dengan dosanya, sehingga nanti akan dipenuhkan balasan - siksaannya - hari kiamat."
Dan Nabi s.a.w. bersabda - juga riwayat Anas r.a.: "Sesungguhnya besarnya balasan - pahala - itu menilik besarnya bala' yang menimpa dan sesungguhnya Allah itu apabila mencintai sesuatu kaum, maka mereka itu diberi cubaan. Oleh sebab itu barangsiapa yang rela - menerima bala' tadi, ia akan memperolehi keredhaan dari Allah dan barangsiapa yang marah-marah maka ia memperolehi kemurkaan Allah pula."
Diriwayatkan oleh Imam Tirmidzi dan ia mengatakan bahawa ini Hadis hasan.
44- وعن أنس رضي الله عنه قال: كان ابن لأبي طلحة رضي الله عنه يشتكي، فخرج أبو طلحة، فقبض الصبي، فلما رجع أبو طلحة قال: ما فعل ابني؟ قالت أم سليم وهى أم الصبي : هو أسكن ما كان، فقربت إليه العشاء فتعشى، ثم أصاب منها، فلما فرغ قالت: واروا الصبي، فلما أصبح أبو طلحة أتى رسول الله صلى الله عليه وسلم فأخبره، فقال: "أعرستم الليلة ؟" قال: نعم ، قال: "اللهم بارك لهما، فولدت غلاماً، فقال لي أبو طلحة: احمله حتى تأتى به النبي صلى الله عليه وسلم، وبعث معه بتمرات، فقال: "أمعه شيء؟" قال: نعم، تمرات فأخذها النبي صلى الله عليه وسلم فمضغها ، ثم أخذها من فيه فجعلها في فيّ الصبي ، ثم حنكه وسماه عبد الله. ((متفق عليه)) . وفى رواية للبخاري: قال ابن عيينة : فقال رجل من الأنصار : فرأيت تسعة أولاد كلهم قد قرؤوا القرآن ، يعنى من أولا عبد الله المولود
وفى رواية لمسلم: مات ابن لأبي طلحة بن أم سليم ، فقالت لأهلها لا تحدثوا أبا طلحة بابنه حتى أكون أنا أحدثه، فجاء فقربت إليه عشاءً فأكل وشرب، ثم تصنعت له أحسن ما كانت تصنع قبل ذلك، فوقع بها، فلما أن رأت أنه قد شبع وأصاب منها قالت: يا أبا طلحة، أرأيت لو أن قوماً أعاروا عاريتهم أهل بيت فطلبوا عاريتهم، ألهم أن يمنعوهم؟ قال: لا، فقالت : فاحتسب ابنك. قال: فغضب، ثم قال: تركتني حتى إذا تلطخت أخبرتني بابني؟! فانطلق حتى أتى رسول الله صلى الله عليه وسلم فأخبره بما كان ، فقال رسول الله صلى الله عليه وسلم. "بارك الله في ليلتكما" قال: فحملت، قال وكان رسول الله صلى الله عليه وسلم في سفر وهي معه، وكان رسول الله صلى الله عليه وسلم إذا أتى المدينة من سفر لا يطرقها طروقاً فدنوا من المدينة، فضربها المخاض، فاحتبس عليها أبو طلحة، وانطلق رسول الله صلى الله عليه وسلم قال: يقول أبو طلحة: إنك لتعلم يارب أنه يعجبني أن أخرج مع رسول الله صلى الله عليه وسلم إذا خرج، وأدخل معه إذا دخل، وقد احتبست بما ترى، تقول أم سليم: يا أبا طلحة ما أجد الذى كنت أجد، انطلق، فانطلقنا، وضربها المخاض حين قدما فولدت غلاماً. فقالت لي أمي : يا أنس لا يرضعه أحد حتى تغدو به على رسول الله صلى الله عليه وسلم، فلما أصبح احتملته فانطلقت به إلى رسول الله صلى الله عليه وسلم. وذكر تمام الحديث.
44. Dari Anas r.a., katanya: "Abu Thalhah itu mempunyai seorang putera yang sedang menderita sakit. Abu Thalhah keluar pergi - menghadap Nabi s.a.w., kemudian anaknya itu dicabutlah rohnya - yakni meninggal dunia. Ketika Abu Thalhah kembali -waktu itu ia sedang berpuasa, ia berkata: "Bagaimanakah keadaan anakku?" Ummu Sulaim, iaitu ibu anak tersebut - jadi isterinya Abu Thalhah - menjawab: "Ia dalam keadaan yang setenang-tenangnya." Isterinya itu lalu menyiapkan makanan malam untuknya kemudian Abu Thalhah pun makan malamlah, selanjutnya ia menyetubuhi isterinya itu. Setelah selesai, Ummu Sulaim berkata: "Makamkanlah anak itu." Setelah menjelang pagi harinya Abu Thalhah mendatangi Rasulullah s.a.w., lalu memberitahukan hal tersebut - kematiannya anaknya yang ia baru mengerti setelah selesai tidur bersama isterinya. Kemudian Nabi bersabda: "Adakah engkau berdua bersetubuh tadi malam?" Abu Thalhah menjawab: "Ya." Beliau lalu bersabda pula: "Ya Allah, berikanlah keberkahan pada kedua orang ini -yakni Abu Thalhah dan isterinya. Selanjutnya Ummu Sulaim itu melahirkan seorang anak lelaki lagi. Abu Thalhah lalu berkata padaku - aku di sini ialah Anas r.a. yang meriwayatkan Hadis ini: "Bawalah ia sehingga engkau datang di tempat Nabi s.a.w. dan besertanya kirimkanlah beberapa biji buah kurma. Nabi s.a.w. bersabda: "Adakah besertanya sesuatu benda?" Ia -Anas- menjawab: "Ya. ada beberapa biji buah kurma." Buah kurma itu diambil oleh Nabi s.a.w. lalu dikunyahnya kemudian diambillah dari mulutnya, selanjutnya dimasukkanlah dalam mulut anak tersebut. Setelah itu digosokkan di langit-langit mulutnya dan memberinya nama Abdullah." (Muttafaq 'alaih)
Dalam riwayat Bukhari disebutkan demikian:
Ibnu 'Uyainah berkata: "Kemudian ada seorang dari golongan sahabat Anshar berkata: "Lalu saya melihat sembilan orang anak lelaki yang semuanya dapat membaca dengan baik dan hafal akan al-Quran, iaitu semuanya dari anak-anak Abdullah yang dilahirkan hasil peristiwa malam dahulu itu. Dalam riwayat Muslim disebutkan: "Anak Abu Thalhah dari Ummu Sulaim meninggal dunia, lalu isterinya itu berkata kepada seluruh keluarganya: "Janganlah engkau semua memberitahukan hal kematian anak itu kepada Abu Thalhah, sehingga aku sendirilah yang hendak memberitahukannya nanti." Abu Thalhah - yang saat itu berpergian - lalu datanglah, kemudian isterinya menyiapkan makan malam untuknya dan ia pun makan dan minumlah. Selanjutnya isterinya itu memperhias diri dengan sebaik-baik hiasan yang ada padanya dan bahkan belum pernah berhias semacam itu sebelum peristiwa tersebut. Seterusnya Abu Thalhah menyetubuhi isterinya. Sewaktu isterinya telah mengetahui bahawa suaminya telah kenyang dan selesai menyetubuhinya, ia pun berkatalah pada Abu Thalhah: "Bagaimanakah pendapat kanda, jikalau sesuatu kaum meminjamkan sesuatu yang dipinjamkannya kepada salah satu keluarga, kemudian mereka meminta kembalinya apa yang dipinjamkannya. Patutkah keluarga yang meminjamnya itu menolak untuk mengembalikannya benda tersebut kepada yang meminjaminya?" Abu Thalhah menjawab: "Tidak boleh menolaknya - yakni harus menyerahkannya." Kemudian berkata pula isterinya: "Nah, perhitungkanlah bagaimana pinjaman itu jikalau berupa anakmu sendiri?" Abu Thalhah lalu marah-marah kemudian berkata: "Engkau biarkan aku tidak mengetahui - kematian anakku itu, sehingga setelah aku terkena kotoran - maksudnya kotoran bekas bersetubuh, lalu engkau beritahukan hal anakku itu padaku."
Iapun lalu berangkat sehingga datang di tempat Rasulullah s.a.w. lalu memberitahukan segala sesuatu yang telah terjadi, kemudian Rasulullah s.a.w. bersabda: "Semoga Allah memberikan keberkahan kepadamu berdua dalam malam mu itu."
Anas r.a. berkata: "Kemudian isterinya hamil." Anas r.a. melanjutkan katanya: "Rasulullah s.a.w. sedang dalam berpergian dan Ummu Sulaim itu menyertainya pula - bersama suaminya juga. Rasulullah s.a.w. apabila datang di Madinah di waktu malam dari berpergian, tidak pernah mendatangi rumah keluarganya malam-malam. Ummu Sulaim tiba-tiba merasa sakit kerana hendak melahirkan, maka oleh kerana Abu Thalhah tertahan - yakni tidak dapat terus mengikuti Nabi s.a.w. Rasulullah s.a.w. terus berangkat."
Anas berkata: "Setelah itu Abu Thalhah berkata: "Sesungguhnya Engkau tentulah Maha Mengetahui, ya Tuhanku, bahawa saya ini amat tertarik sekali untuk keluar berpergian bersama-sama Rasulullah s.a.w. di waktu beliau keluar berpergian dan untuk masuk -tetap di negerinya - bersama-sama dengan beliau di waktu beliau masuk. Sesungguhnya saya telah tertahan pada saat ini dengan sebab sebagaimana yang Engkau ketahui."
Ummu Sulaim lalu berkata: "Hai Abu Thalhah, saya tidak menemukan sakitnya hendak melahirkan sebagaimana yang biasanya saya dapatkan - jikalau hendak melahirkan anak. Maka itu berangkatlah. Kita pun - maksudnya Rasulullah s.a.w., Abu Thalhah dan isterinya - berangkatlah, Ummu Sulaim sebenarnya memang merasakan sakit hendak melahirkan, ketika keduanya itu datang, lalu melahirkan seorang anak lelaki. Ibuku - yakni ibu Anas r.a. - berkata padaku - pada Anas r.a.: "Hai Anas, janganlah anak itu disusui oleh siapapun sehingga engkau pergi pagi-pagi besok dengan membawa anak itu kepada Rasulullah s.a.w."
Ketika waktu pagi menjelma, saya - Anas r.a. - membawa anak tadi kemudian pergi dengannya kepada Rasulullah s.a.w. Ia lalu meneruskan ceritera Hadis ini sampai selesainya.
Keterangan:
Hadis di atas itu memberikan kesimpulan tentang sunnahnya melipur orang yang sedang dalam kedukaan agar berkurang kesedihan hatinya, juga bolehnya memalingkan sesuatu persoalan kepada persoalan yang lain lebih dulu, untuk ditujukan kepada hal yang dianggap penting, sebagaimana perilaku isteri Abu Thalhah kepada suaminya. Ini tentu saja bila amat diperlukan untuk berbuat sedemikian itu.
Sementara itu Hadis di atas juga menjelaskan akan sunnahnya seseorang isteri berhias seelok-eloknya agar suaminya tertarik padanya dan tidak sampai terpesona oleh wanita lain, sehingga menyebabkan terjerumusnya suami itu dalam kemesuman yang diharamkan oleh agama. Demikian pula isteri dianjurkan sekali untuk berbuat segala hal yang dapat menggembirakan suami dan melayaninya dengan hati penuh kelapangan serta wajah berseri-seri, baik dalam menyiapkan makanan dan hidangan sehari-hari ataupun dalam seketiduran.
Jadi salah sekali, apabila seseorang wanita itu malahan berpakaian serba kusut ketika di rumah, tetapi di saat keluar rumah lalu bersolek seindah-indahnya. Juga salah pula apabila seorang isteri itu kurang memerhatikan keadaan dan selera suaminya dalam hal makan minumnya, atau pun dalam cara melayaninya dalam persetubuhan.
45- وعن أبي هريرة رضي الله عنه أن رسول الله صلى الله عليه وسلم قال: "ليس الشديد بالصرعة، إنما الشديد الذى يملك نفسه عند الغضب" ((متفق عليه)) . والصرعة بضم الصاد وفتح الراء. وأصله عند العرب من يصرع الناس كثيراً
45. Dari Abu Hurairah r.a. bahawasanya Rasulullah s.a.w. bersabda: "Bukanlah orang yang keras - kuat - itu dengan banyaknya berkelahi, hanyasanya orang-orang yang keras - kuat - ialah orang yang dapat menguasai dirinya di waktu sedang marah-marah." (Muttafaq 'alaih)
Ashshura-ah dengan dhammahnya shad dan fathahnya ra', menurut asalnya bagi bangsa Arab, ertinya ialah orang yang suka sekali menyerang atau membanting orang banyak (sampai terbaring atau tidak sedarkan diri).
46- وعن سليمان بن صرد رضي الله عنه قال: كنت جالساً مع النبي صلى الله عليه وسلم، ورجلان يستبان، وأحدهما قد احمر وجهه، وانتفخت أوداجه. فقال رسول الله صلى الله عليه وسلم: " إني لأعلم كلمة لو قالها لذهب عنه ما يجد، لو قال: أعوذ بالله من الشيطان الرجيم ذهب منه ما يجد". فقال له: إن النبي صلى الله عليه وسلم قال: " تعوذ بالله من الشيطان الرجيم" ((متفق عليه)) .
46. Dari Sulaiman bin Shurad r.a., katanya: "Saya duduk bersama Nabi s.a.w. dan di situ ada dua orang yang saling bermaki-makian antara seorang dengan kawannya. Salah seorang dari keduanya itu telah merah padam mukanya dan membesarlah urat lehernya, kemudian Rasulullah s.a.w. bersabda:
"Sesungguhnya saja nescayalah mengetahui suatu kalimat yang apabila diucapkannya, tentulah hilang apa yang ditemuinya -kemarahannya, iaitu andaikata ia mengucapkan: "A'udzu billahi minasy syaithanir rajim," tentulah lenyap apa yang ditemuinya itu. Orang-orang lalu berkata padanya - orang yang merah padam mukanya tadi: "Sesungguhnya Nabi s.a.w. bersabda: "Mohonlah perlindungan kepada Allah dari syaitan yang direjam." (Muttafaq 'alaih)
47- وعن معاذ بن أنس رضي الله عنه أن النبي صلى الله عليه وسلم قال: " من كظم غيظاً ، وهو قادر على أن ينفذه، دعاه الله سبحانه وتعالى على رؤوس الخلائق يوم القيامة حتى يخيره من الحور العين ما شاء" ((رواه أبو داود، والترمذي وقال: حديث حسن)).
47. Dari Mu'az bin Anas r.a. bahawasanya Nabi s.a.w. bersabda: "Barangsiapa yang menahan marahnya padahal ia kuasa untuk meneruskannya - melaksanakannya - maka Allah Subhanahu wa Ta'ala mengundangnya di hadapan kepala - yakni disaksikan -sekalian makhluk pada hari kiamat, sehingga disuruhnya orang itu memilih bidadari-bidadari yang membelalak matanya dengan sesuka hatinya."
Diriwayatkan oleh Imam Abu Dawud dan Tirmidzi dan ia mengatakan bahawa ini adalah Hadis hasan.
48- وعن أبي هريرة رضي الله عنه ، أن رجلاً قال للنبي صلى الله عليه وسلم: أوصني، قال: "لا تغضب" فردد مراراً، قال: " لاتغضب" رواه البخاري.
48. Dari Abu Hurairah r.a. bahawasanya ada seorang lelaki berkata kepada Nabi s.a.w.: "Berilah wasiat padaku." Beliau s.a.w. bersabda: "Jangan marah." Orang itu mengulanginya berkali-kali tetapi beliau s.a.w. tetap bersabda: "janganlah marah." (Riwayat Bukhari)
Keterangan:
Yang perlu dijelaskan sehubungan dengan Hadis ini ialah:
(a) Orang yang bertanya itu menurut riwayat ada yang mengatakan dia itu ialah Ibnu Umar, ada yang mengatakan Haritsah atau Abud Darda'. Mungkin juga memang banyak yang bertanya demikian itu.
(b) Kita dilarang marah ini apabila berhubungan dengan sesuatu yang hanya mengenai hak diri kita sendiri atau hawa nafsu. Tetapi kalau berhubungan dengan hak-hak Allah, maka wajib kita pertahankan sekeras-kerasnya, misalnya agama Allah dihina orang, al-Quran diinjak-injak atau dikencingi, alim ulama diolok-olok padahal tidak bersalah dan lain-lain sebagainya.
(c) Yang bertanya itu mengulangi berkali-kali seolah-olah meminta wasiat yang lebih penting, namun beliau tidak menambah apa-apa. Hal ini kerana menahan marah itu sangat besar manfaat dan faedahnya. Cubalah kalau kita ingat-ingat, bahawa timbulnya semua kerosakan di dunia ini sebahagian besar ialah kerana manusia ini tidak dapat mengekang hawa nafsu dan syahwatnya, tidak suka menahan marah, sehingga menimbulkan darah mendidih dan akhirnya ingin menghentam dan membalas dendam.
49- وعن أبي هريرة رضي الله عنه قال: قال رسول الله صلى الله عليه وسلم : " ما يزال البلاء بالمؤمن والمؤمنة في نفسه وولده ة وماله حتى يلقى الله تعالى وما عليه خطيئة" ((رواه الترمذي وقال حديث حسن صحيح)) .
49. Dari Abu Hurairah r.a., katanya: "Rasulullah s.a.w. bersabda: "Tidak henti-hentinya bencana - bala' - itu mengenai seseorang mu'min, lelaki atau perempuan, baik dalam dirinya sendiri, anaknya atau pun hartanya, sehingga ia menemui Allah Ta'ala dan di atasnya tidak ada lagi sesuatu kesalahan pun."
Diriwayatkan oleh Imam Tirmidzi dan ia mengatakan bahawa ini adalah Hadis hasan shahih.
50- وعن ابن عباس رضي الله عنهما قال: قدم عيينة بن حصن فنزل على ابن أخيه الحر بن قيس، وكان من النفر الذين يدنيهم عمر رضي الله عنه، وكان القراء أصحاب مجلس عمر رضي الله عنه ومشاورته كهولاً كانوا أو شباناً، فقال عيينة لابن أخيه : يا ابن أخي لك وجه عند هذا الأمير فاستأذن لي عليه، فاستأذن فأذن عمر. فلما دخل قال: هِىَ يا ابن الخطاب، فوالله ما تعطينا الجزل ولا تحكم فينا بالعدل، فغضب عمر رضي الله عنه حتى همّ أن يوقع به، فقال له الحر: يا أمير المؤمنين إن الله تعالى قال لنبيه صلى الله عليه وسلم: {خذ العفو وأمر بالعرف وأعرض عن الجاهلين} ((الأعراف :198)). وإن هذا من الجاهلين، والله ما جاوزها عمر حين تلاها، وكان وقافاً عند كتاب الله تعالى. ((رواه البخاري)) .
50. Dari ibnu Abbas radhiallahu 'anhuma, katanya: 'Uyainah bin Hishn datang - di Madinah, kemudian turun - sebagai tamu - pada anak saudaranya - sepupunya - iaitu Alhur bin Qais. Alhur 'Adalah salah seorang dari sekian banyak orang-orang yang didekat-kan oleh Umar r.a. - yakni dianggap sebagai orang dekat dan sering diajak bermusyawarah, kerana para ahli baca al-Quran - yang pandai maknanya - adalah menjadi sahabat-sahabat yang menetap di majlis Umar r.a. serta orang-orang yang diajak bermusyawarah olehnya, baik orang-orang tua mahupun yang masih muda-muda usianya.
'Uyainah berkata kepada sepupunya: "Hai anak saudaraku engkau mempunyai wajah - banyak diperhatikan - di sisi Amirul mu'minin ini. Cubalah meminta izin padanya supaya aku dapat menemuinya. Saudaranya itu memintakan izin untuk 'Uyainah lalu Umar pun mengizinkannya. Setelah 'Uyainah masuk, lalu ia berkata: "Hati-hatilah, hai putera Alkhaththab - iaitu Umar, demi Allah, tuan tidak memberikan banyak pemberian - kelapangan hidup - pada kita dan tidak pula tuan memerintah di kalangan kita dengan keadilan." Umar r.a. marah sehingga hampir-hampir saja akan menjatuhkan hukuman padanya. Alhur kemudian berkata: "Ya Amirul mu'minin, sesungguhnya Allah Ta'ala berfirman kepada NabiNya s.a.w. - yang ertinya:
"Berilah maaf, perintahlah kebaikan dan berpalinglah - jangan menghiraukan - pada orang-orang yang bodoh."
Dan ini - yakni 'Uyainah - adalah termasuk golongan orang-orang yang bodoh.
Demi Allah, Umar tidak pernah melaluinya - melanggarnya - di waktu Alhur membacakan itu. Umar adalah seorang yang banyak berhentinya - amat mematuhi - di sisi Kitabullah Ta'ala. (Riwayat Bukhari)
51- وعن ابن مسعود رضي الله عنه أن رسول الله صلى الله عليه وسلم قال: " إنها ستكون بعدي أثرة وأمور تنكرونها ! قالوا: يا رسول الله فما تأمرنا؟ قال: تؤدون الحق الذى عليكم ، وتسألون الله الذى لكم" ((متفق عليه)) . والأثرة : الأنفراد بالشئ عمن له فيه حق
51. Dari Ibnu Mas'ud r.a. bahawasanya Rasulullah s.a.w. bersabda:
"Sesungguhnya saja akan terjadi sesudahku nanti cara mementingkan diri sendiri - sedang orang lain lebih berhak untuk memperolehinya - dan juga beberapa perkara yang engkau semua akan mengingkarinya. Orang-orang semua berkata: "Ya Rasulullah, maka apakah yang akan Tuan perintahkan pada kita - kaum Muslimin. Beliau s.a.w. bersabda:
"Supaya engkau semua menunaikan hak yang menjadi kewajipanmu untuk dilaksanakan dan mohonlah kepada Allah akan hak yang memang menjadi milikmu semua." (Muttafaq 'alaih)
52- وعن أبي يحيى أسيد بن حضير رضي الله عنه أن رجلاً من الأنصار قال: يا رسول الله ألا تستعملني كما استعملت فلاناً فقال: "إنكم ستلقون بعدي أثرة، فاصبروا حتى تلقوني على الحوض" ((متفق عليه)) . وأسيد بضم الهمزة. وحضير : بحاءٍ مهملة مضمومةٍ وضادٍ معجمةٍ مفتوحةٍ، والله أعلم
52. Dari Abu Yahya iaitu Usaid bin Hudhair r.a. bahawasanya ada seorang lelaki dari kaum Anshar berkata: "Ya Rasulullah, mengapakah tuan tidak menggunakan saya sebagai pegawai, sebagaimana tuan juga menggunakan si Fulan dan Fulan itu?" Beliau s.a.w. lalu bersabda:
"Sesungguhnya engkau semua akan menemui sesudahku nanti suatu cara mementingkan diri sendiri - sedang orang lain lebih berhak untuk memperolehinya, maka dari itu bersabarlah, sehingga engkau semua menemui aku di telaga - pada hari kiamat." (Muttafaq 'alaih)
53- وعن أبي إبراهيم عبد الله بن أبي أوفى رضي الله عنهما أن رسول الله صلى الله عليه وسلم في بعض أيامه التي لقي فيها العدو، انتظر حتى إذا مالت الشمس قام فيهم فقال: " يا أيها الناس لا تتمنوا لقاء العدو، واسألوا الله العافية، فإذا لقيتموهم فاصبروا، واعلموا أن الجنة تحت ظلال السيوف" ثم قال النبي صلى الله عليه وسلم : " اللهم منزل الكتاب ومجري السحاب ، وهازم الأحزاب، اهزمهم وانصرنا عليهم" ((متفق عليه)) وبالله التوفيق.
53. Dari Abu Ibrahim, iaitu Abdullah bin Abu Aufa radhiallahu 'anhuma bahawa Rasulullah s.a.w. pada suatu hari di waktu beliau itu bertemu dengan musuh, beliau menantikan sehingga matahari condong - hendak terbenam - beliau lalu berdiri di muka orang banyak kemudian bersabda:
"Hai sekalian manusia, janganlah engkau semua mengharap-harapkan bertemu musuh dan mohonlah kepada Allah akan keselamatan. Tetapi jikalau engkau semua menemui musuh itu, maka bersabarlah. Ketahuilah olehmu semua bahawasanya syurga itu ada di bawah naungan pedang."
Selanjutnya Nabi s.a.w. bersabda:
"Ya Allah yang menurunkan kitab, yang menjalankan awan,
Yang menghancur-leburkan gabungan pasukan musuh. Hancur leburkanlah mereka itu dan berilah kita semua kemenangan atas mereka." (Muttafaq 'alaih)
Wabillahittaufiq (Dan dengan Allah itulah adanya pertolongan).
Keterangan:
Dalam mengulas sabda Rasulullah s.a.w. yang berbunyi:
"Syurga itu ada di bawah naungan pedang." Imam al-Qurthubi berkata:
"Ucapan itu adalah suatu petanda betapa indahnya susunan kalimat yang digunakan oleh Rasulullah s.a.w. Sedikit kata-katanya, tetapi luas pengertiannya. Maksudnya iaiah bahawa letak syurga itu dengan memberikan perlawanan kepada musuh, manakala mereka telah memulai menyerang kedudukan kita. Jika sudah dalam keadaan tersepit dan musuh sudah menyerbu dekat sekali dengan tempat pertahanan kita, maka tiada jalan lain, kecuali dengan beradu kekuatan, yakni pedanglah yang wajib digunakan untuk penyelesaian, menang atau kalah. Jika pedang kaum Muslimin sudah beradu dengan pedang musuh, masing-masing pihak menangkis serangan musuhnya, pedang meninggi dan merendah, sampai-sampai bayangannya nampak jelas. Naungan pedang itulah yang menyebabkan kaum Muslimin akan memperolehi kebahagiaan dalam dua keadaan:
(a) Jika kalah dan mati, gugurlah sebagai pejuang syahid dan pasti masuk syurga tanpa dihisab. Di kalangan ummat pun menjadi harum namanya.
b) Jika menang dan selamat sampai dapat kembali ke rumah ia juga akan merasakan kenikmatan syurga dunia, hidup dalam keluhuran dan kejayaan.
Kamis, Desember 26, 2013
TEKNIK PENULISAN SKRIPSI
TEKNIK PENULISAN SKRIPSI
A. Penggunaan Bahasa dan Ejaan
Bahasa yang digunakan dalam penyusunan adalah bahasa Indonesia yang baik dan benar dengan berpedoman kepada Ejaan Yang Disempurnakan (EYD). Tanda baca seperti koma, titik koma, titik, tanda seru, tanda tanya, dan yang sejenisnya harus menurut ejaan yang telah disempurnakan tersebut.
B. Kutipan
Kutipan dalam skripsi merupakan suatu hal yang wajar dan dibolehkan selama hal itu merujuk pada sumber yang dikutip. Kalimat, ide ataupun pendapat dari karya orang lain yang dikutip tanpa menyebutkan sumbernya dinilai sebagai plagiat (penjiplakan).
Menurut jenisnya, kutipan dapat dibedakan dalam dua, yakni langsung dan kutipan tidak langsung. Masing-masing kutipan dapat dijelaskan sebagai berikut:
1. Kutipan Langsung
Kutipan langsung ialah pinjaman pendapat dengan mengambil secara lengkap kata demi kata, kalimat demi kalimat dari sebuah teks asli. Bentuk kutipan ini ada beberapa macam, mislanya:
a. Prosa
Kutipan berbentuk prosa yang panjangnya kurang dari lima baris yang dimasukkan ke dalam teks karya tulis dan dituliskan diantara tanda petik rangkap. Sementara kutipan serupa yang terdiri dari lima baris atau lebih ditulis terpisah dari teks dengan jarak atu spasi, tanpa tanda kutip, diketik pada ketukan kelima/setelah empat ketukan dari margin kiri. Bila dalam kutipan terdapat alenia baru maka alenia itu diketik pada ketukan kedelapan/setelah tujuh ketukan dari margin kiri. Perhatikan dua contoh berikut:
Hal yang senada diungkapkan pula oleh Gus Dur. "Dalam Islam", ungkap Gus Dur," Negara adalah hukum, al-hukmu, dan dan sama sekali tidak memiliki bentuk negara".1
I have compared the findings made juring and examination of the hadith with those already set out in the section on the Qur'an and modern science. The result of the comparisons speak for themselves. The accuracy of the data contained in the Qur'an, when compared whit modern scientific knowledge and the higly questionable character of shertain statement in hadith on subjects whose tenor in essentially scientific.2
b. Puisi
Kutipan berbentuk puisi yang merupakan kutipan pendek ditulis sebagaimana kutipan-kutipan lain, yaitu (1) menjalin baris-baris dari puisi ke dalam teks kutipan; (2) puisi yang dikutip ditempatkan di antara tanda kutip. Apabila kutipan lebih dari dua baris, tiap barisnya dipisahkan dengan tanda putus (/). Perhatikan contoh berikut:
Muji Sutrisno ketika datangnya hari saya Idul Fitri dan Natal pernah mengungkapkan dalam sebuah puisinya: "Ketakwaan islami/ suatu muara/ keimanan kristiani…."3
With the mountains, with the stone
Will call These, Lord, o Lord!
Will the Birds in early dawn
Will I call Thee, Lord, o Lord!
Will the fishes in the sea
With gazelles in desertes free
With the mystics call "O He!"
Will I call Thee, Lord, o Lord!4
c. Ayat Alquran dan Hadis
Kutipan ayat-ayat Alquran dan hadis Nabi dituliskan dengan huruf Arab sebagaimana aslinya. Khususnya untuk kutipan ayat-ayat Alquran perlu disebutkan nomor surah serta nomor ayat yang dikutip pada akhir kutipan dengan memberi tanda kurung biasa. Sementara kutipan hadis dilengkapi dengan sanad dan mukharrij-nya.
Contoh:
إِنَّ الَّذِينَ آمَنُوا وَالَّذِينَ هَادُوا وَالنَّصَارَى وَالصَّابِئِينَ مَنْ آمَنَ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الآخِرِ وَعَمِلَ صَالِحًا فَلَهُمْ أَجْرُهُمْ عِنْدَ رَبِّهِمْ وَلا خَوْفٌ عَلَيْهِمْ وَلا هُمْ يَحْزَنُونَ البقرة/2:٦٢
لاَ تُشَدُّ الرِّحَالُ إِلاَّ إِلَى ثَلاَثَةِ مَسَاجِدَ الْمَسْجِدِ الْحَرَامِ وَمَسْجِدِ الرَّسُولِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَمَسْجِدِ الاَقْصَى (رواه البخاري عن أبي هريرة)5
Dalam mengambil kutipan langsung hendaknya tidak terlalu panjang, misalnya satu halaman atau lebih. Bila demikian halnya, pembaca sering lupa bahwa apa yang dibacanya pada halaman tersebut adalah kutipan. Karenanya kutipan hendaknya diambil seperlunya saja, sehingga tidak merusak atau mengganggu uraian yang sebenarnya.
2. Kutipan Tidak Langsung
Kutipan tidak langsung adalah pijaman pendapat seseorang pengarang atau tokoh terkenal berupa intisari atau ikhtisar dari pendapat tersebut. Cara menulis kutipan ini diintegrasikan ke dalam teks, tanpa diapit dengan tanda kutip, contoh:
Azami selanjutnya menperkokoh pendapanya dengan mengajukan sejumlah fakta histories. Nabi sendiri menurutnya pernah mengirim beratus-ratus surat, yang diantaranya berisi berisi masalh ritual. Sementara itu Alquran juga telah menandaskan bahwa sikap dan tindakan beliau harus diikuti dan diteladani oleh kumonitas Muslim. Bahkan Alquran sendiri menurut kaum Muslimin untuk mencatat transaksi mereka. Dilain pihak, terdapat beberapa bukti nyata yang menunjukkan bahwa Nabi membenarkan pencatatan hadis. Lebih dari itu semua, ada lagi fakta yang menjelaskan bahwa sejumlah sahabat Nabi telah mencatat hadis. Kemungkinan besar larangan itu, menurut Azmi, adalah larangan untuk menulis materi selain Alquran dilembaran yang sama, karena hal itu hal itu dapat mengakibatkan kesalahpahaman.
C. Catatan Kaki
Catat kaki yang dimaksud di sini adalah catatan yang ditulis pada bagian bawah halaman teks yang menyatakan sumber kutipan atau keterangan penulis tentang suatu masalah.
Cara penulisan catatan kaki adalah sebagai berikut:
1. Dari Buku
Pencantuman sumber pengarangnya secara berurutan adalah sebagai berikut: nama pengarang, nama buku, kurung buka, tempat penerbit, nama penerbit, tahun penerbit, kurung tutup, nomor cetakan, jilid, halaman.
Contoh:
1Ahamad Amin, Duha al-Islam,(Beirut: Dar al-Kitab al-Arabiy, t.th.), Cet. Ke- 10, Jilid 2, h. 130.
2Jalal al Din Muhammad ibn Ahmad al-Mahalliy dan Jalal al-Din Abd al-Rahman ibn Abi Bakar al-Suyutiy, Tafsir al-Qur'an al-'Azim, (Surabaya: Bungkul Indah, t.th.), h.20.
Sementara jika pengarang lebih dari dua orang, maka sukup mencantumkan nama pengarangnya yang pertama dan setelahnya tanda koma dituliskan et al. contoh:
3Harold H. Titus, et al., The Range of Philosopy: Introductitory Readings, (California: Wadsworth Publishing Company, 1975), Cet. Ke-3, h. 15.
2. Dari Alquran
Untuk kutipan ayat Alquran tidak diperlukan catatan kaki, karana nama dan nomor surat serta nomor ayat telah dituliskan di bagian akhir ayat yang dikutip.
3. Dari terjemah Alquran atau Tafsir, Hadis atau terjemahannya
Catatan kaki untuk sumber-sumber diatas sama dengan sumber yang berasal dari buku.
4. Dari Majalah
Catatan kaki dari majalah ditulis nama pengarang nama judul artikel yang dituliskan di antara tanda petik rangkap dan nama majalah yang diberi garis bawah atau diketik dengan huruf miring (italic character), diikuti volume, koma, nomor, koma, kurung buka, bulan, koma, tahun, kurung tutup, koma, dan nomor halaman. Contoh:
5Badri Khaeruman, "Mencari Penyelesaian di sekitar Ikhtilaf", Panji Masyarakat, XXXIV, 375, (April, 1993), h. 44.
5. Dari Surat Kabar
Kutipan dari surat kabar, yang perlu ditulis adalah judul tulisan atau rubrik, nama surat kabar (diberi garis bawah atau cetak miring), tempat terbit dalam kurung, tanggal, bulan, dan tahun terbitnya, serta diakhiri dengan nomor halamannnya. Contoh:
6Syamsul Arifin, " Positivisme Agama dalam Wacana Ilmu Sosial", Republika, (Jakarta), 14 Maret 1997, h. 6.
6. Dari Karangan yang Tidak Diterbitkan
Karangan yang tidak diterbitkan dapat berupa skripsi, tesis atau disertasi. Cara pengutipannya adalah disebutkan nama pengarangnya, judul karangan yang ditulis di antara tanda petik rangkap, disebutkan skripsi, tesis atau disertasi, kurung buka, nama tempat penyimpanan dokumentasi, titik dua, tahun penulisan, kurung tutup, halaman, dan keterangan tidak diterbitkan yang disingkat t.d. Contoh:
7Muhammad Zurkani Jahja,"Metode Pemikiran Abu Hamid al-Ghazali dalam Teologi Islam", Disertasi, (Jakarta: Perpustakaan IAIN Syarif Hidayatullah, 19987), h. 50, t. d.
7. Dari Wawancara
Catatan kaki dari wawancara yang ditulis adalah nama yang diwawancari, identitasnya, bentuk wawancara dan tanggal wawancara. Contoh:
8Abdurrahman Wahid, Ketua Umum PBNU, Wawancara Pribadi, Jakarta, 18 Juni 1992.
8. Dari Ensklopedi
Catatan kaki dari ensklopedi yang perlu dijelaskan adalah nama editornya yang disingkat dengan ed., nama entriknya dituliskan di antara petik rangkap, nama ensklopedi dengan garis bawah, nama tempat, nama penerbit, tahun terbit, dan nomor halamannya. Contoh:
9H.A.R Gibb dan J.H. kramers (ed.), "Khamr" Shorter Encyclopedia of Islam, (Leiden: E.J. Brill, 1987), Jilid 3 h. 190-191.
Sementara itu, jika penulis entrinya disebutkan maka cara penulisannya seperti contoh berikut:
10Juynboll, "Hadith", dalam M.Th. Houstma et al. (ed.), First encyclopedia of Islam, (Leiden: E.J. Brill, 1987), Jilid 3 h. 190-191.
9. Dari Artikel Berupa Buku yang Merupakan Bunga Rampai
Catatan kaki dari tulisan seperti ini yang dicantumkan adalah nama penulis artikel, judul artikel yang ditulis di antara tanda petik rangkap, nama editor, nama buku dengan garis bawah atau cetak miring, nama tempat penerbit, nama penerbit, tahun terbit, jilid, serta nomor halaman. Contoh:
11M. Quraish Shihab,"Agama: Antara Absolutisme dan Relativisme",dalam Andito (ed.), Atas Nama Agama: Wacana Agama dalam Dialog "Bebas" Konflik, (Bandung: Pustaka Hidayah 1998), Cet. Ke-1, h. 147.
10. Dari Buku Terjemahan
Catatan kaki dari buku terjemahan, cara penulisannya hampir sama dengan buku pada umumnya dengan ditambahkan pencantuman judul asli dan penerjemahnya. Untuk lebih jelasnya dilihat contoh:
12W. Montgomery Watt, Bell's Introduction to the QUran, diterjemahkan oleh Lillian D. tedjasudhana dengan judul Richard Bell: Pengantar Quran, (Jakarta: INIS, 1998), h. 108.
Selain itu, ada beberapa hal lain yang penting untuk diperhatikan dalam menuliskan catatan kaki, yakni istilah-istilah ibid., op.cit., dan loc. cit.
Ibid. adalah kependekan dari ibidem yang berarti pata tempat yang sama. Istilah ini dipakai bila catatan kaki berikutnya menunjukkan pada karya atau artikel yang telah disebutkan dalam catatan nomor sebelumya (tidak diselangi dengan sumber yang lain). Bila halamannya sama, maka tidak perlu lagi ditulis nomor halaman setelah ibid. sedangkan bila halamannya berbeda, maka sesudah ibid. dicantumkan pula nomor halamannya.
Op.cit. Merupakan singkatan dari kata Latin opera citato yang berarti pada karya yang telah dikutip. Istilah ini dipergunakan bila catatan kaki itu menunjuk kembali kepada sumber yang telah disebutkan lebih dulu, tetapi diselangi oleh sumber lain. Dalam hal ini sesudah nama pengarang terus dicantumkan op.cit. Bila menunjukkan pada jilid dan halaman, maka nomor jilid dan halaman itu ditempatkan sesudah op.cit.
Loc. cit. merupakan singkatan kata dari bahasa Latin loco citato yang berarti pada tempat yang telah disebutkan. Istilah ini dipergunakan untuk merujuk halaman yang sama dari sumber yang sama pula yang telah disebutkan dan telah diselangi oleh kutipan dari sumber lain. Berikut ini dikemukakan contoh penggunaan ibid., op.cit., dan loc. cit.
13Ahmad Baiquni, Al-Qur'an, Ilmu Pengetahuan dan Teknologi, (Yogyakarta: dana Bhakti Wakaf, 1994), Cet. Ke-1, h. 10.
14Ibid., h. 21.
15Harun Nasution, Pembaharuan dalam Islam, (Jakarta: Bulan Bintang, 1994), Cet. Ke-10, h. 34.
16Ahmad Baiquni, op. cit., h. 15.
17Harun Nasution, loc. cit.
D. Daftar Kepustakaan
Daftar kepustakaan adalah sebuah daftar yang berisi judul buku-buku, artikel-artikel, dan bahan-bahan penerbitan lainnya, yang mempunyai pertalian dengan karya tulis.
Unsur-unsur yang perlu dimasukkan dalam daftar kepustakaan adalah:
1. Nama pengarang, yang dikutip secara lengkap.
2. Judul buku, termasuk judul tambahannya.
3. Data publikasi, yaitu catatan atau edisi, tempat penerbit, nama penerbit dan tahun terbinya, jika data publikasi tidak ada atau salah satunya tidak ada, maka diguanakan singkatan berikut:
t.d. jika sama sekali tidak ada data yang tercantum.
t.t. jika tempat penerbitan tidak dicantumkan.
t.p. jika nama penerbit tidak ada.
t.th. jika tahun penerbitan tidak ada.
Cara penyusunan daftar kepustakaan tidaklah seragam bagi tiap bahan referensi, tergantung dari sifat bahan referensi tersebut. Hal demikian dapat dirincikan sebagai berikut:
1. Dari Buku
Untuk referensi dari buku yang perlu dicantumkan adalah nama pengarang dengan susunan terbalik (diawali dengan nama akhir koma dan dilanjutkan dari nama awal sampai sebelum nama akhir tadi), nama buku, tempat penerbit, nama penerbit dan tahun terbit. Contoh:
Mudzhar, H.M. Atho, Pendekatan Studi Islam dalam Teori dan Praktek, Yogyakarta,Pustaka Pelajar, 1998.
Jika pengarangnya terdiri dari dua orang maka harus dicantumkan semuanya, hanya pengarang pertama yang perlu dibalik. Contoh:
Malik, Dedy Djamaluddin, dan Idi Subandy Ibrahim, Zaman Baru Islam Indonesia: Pemikiran dan Aksi Politik Abdurrahman Wahid, M. Amin Rais, Nurchalish Mahid, dan Jalaluddin Rakhmat, Bandung, Zaman Wacana Mulia, 1998.
Jika pengarangnya lebih dari dua orang, maka cukup mencantumkan nama pengarang pertama dengan susunan terbalik dan setelah tanda koma dituliskan et al. Sedangkan cara penyusunan hal-hal yang lainnya sama dengan buku yang ditulis oleh satu ataupun dua pengarang.
2. Dari Majalah dan Jurnal
Unsur yang perlu dicantumkan untuk referensi dari majalah maupun jurnal adalah nama pengarang, judul ertikel dalam tanda petik rangkap, nama majalah dan jurnal, volume, nomor, bulan dan tahun. Contoh:
Rahardjo, M. Dawam,"Islam Politik Tetap Dicurigai", Forum Keadilan, No. 24, Tahun II, 17 Maret 1994.
Madjid, Nurchalish, "Islamic Roots of Modern Pluralisme", Studia Islamika, Vol. 1, No 1, April-Juni 1994.
3. Dari Surat Kabar
Unsur yang perlu dicantumkan untuk refernsi dari surat kabar adalah nama pengarng, judul artikel dalam tanda petik rangkap, nama surat kabar yang diberi garis bawah atau disetak miring, tanggal, bulan dan tahun terbitnya. Contoh:
Burhan, Ahmad Najib, "Semiotika Agama dan Problem Kontektualisasi", republika, 14 Maret 1997.
4. Dari Karangan yang tidak Diterbitkan
Karangan yang tidak diterbitkan, cara penyusunan kepustakaannya adalah dengan menyebutkan nama pengarang, judul karangan yang ditulis diantara tanda petik rangkap, disebutkan skripsi, tesis, atau disertasi, tempat penyimpanan dokumentasi, dan tahun penulisan. Contoh:
Saifuddin, 'Pendekatan Sains dalam Kritik Matan Hadis", Tesis, Ujung Pandang, Perpustakaan Pasca Serjana IAIN Alauddin, 1997.
5. Dari Ensklopedi
Kepustakaan dari ensklopedi yang perlu dijelaskan adalah nama penulis entri (jika ada), judul entri yang dituliskan di antara tanda petik rangkap, nama ensklopedi dengan garis bawah atau cetak miring, nama tempat, nama penerbit dan tahun terbit. Contoh:
Thomson, J. Arthur, "Science", dalam James Hastings (ed.) Encyclopedia of Islam and Ethics, New York, Chatles Scrbner's Sons, t.th.
6. Dari Artikel Buku Bunga Rampai
Unsur yang perlu dicantumkan untuk artikel dari sebuah buku yang merupakan kumpulan tulisan dari beberapa orang adalah nama penulis artikel, judul artikel yang ditulis antara tanda petik rangkap, nama editor, nama buku dengan garis bawah atau dicetak miring, nama tempat penerbit, nama penerbit, dan tahun terbit. Contoh:
Al-Zindani, Abdul Majid bin Aziz,"Mukjizat Ilmiah dalam al-Qur'an dan as-Sunnah", dalam Iwan Kusuma Hamdan et al. (ed.), Mukjizat al-Quran dan as-Sunnah tentang Iptek, Jakarta, Gema Insani Press, 1997.
7. Dari Buku Terjemahan
Unsure yang perlu dicantumkan untuk referensi buku terjemahan ini adalah nama pengarang, judul asli buku yang diterjemahkan, penerjemah, judul terjemahan, tempat penerbit, nama penerbit, dan tahun terbit. Contoh:
Esposito, John L. The Islamic Threat: Myth or Reality?, diterjemhkan oleh Alwiyah Abdurrahman dan MISSI dengan judul Ancaman Islam: Mitos atau Realitas?, Bandung, Mizan, 1994.
E. Transliterasi
Transliterasi disini dimaksudkan sebagai pengalihan hurufan dari abjad yang satu ke abjad yang lain. Transliterasi Arab-Latin dalam karya ilmiah ialah penyalinan huruf-huruf Arab dengan huruf-huruf Latin beserta perangkatnya.
Cara penulisan transliterasi dalam skripsi disesuaikan dengan Keputusan Bersama Mentri Agama dan Mentri Pendidikan dan Kebudayaan RI. Nomor: 158 tahun 1987, Nomor: 0543b/U/1987. untuk lebih lengkapnya lihat lampitan 1.
FORMAT PENULISAN SKRIPSI
A. Format Sampul
Dalam membuat sampul harus diperhatikan hal-hal berikut:
1. Menggunakan kertas tebal atau karton.
2. Judul skripsi ditulis dengan huruf besar (kapital) dan disusun secara simetris apabila lebih dari satu baris.
3. Pemenggalan kata harus memperhatikan aspek makna.
4. Sampul berisi:
a. Judul,
b. Nama penulis,
c. Nama lembaga, dan
d. Tahun penjilidan.
5. Jarak pengetikan tidak melebihi margin yang telah ditetapkan (sebelah atas 4 cm, sebelah bawah 3 cm, sebelah kiri 4 cm, sebelaah kanan 3 cm).
6. Pada punggung skripsi harus ditulis judul skripsi, di bagian tengah dicantumkan nama penulis, dan di bagian bawah di cantumkan nama lembaga dan tahun penjilidan.
7. Warna sampul untuk Fakultas Ushuluddin adalah biru.
Untuk lebih jelasnya, lihat lampiran 4.
B. Format Halaman judul
Halaman judul skripsi diketik dengan huruf besar (kapital). Setelah judul, dengan jarak disesuaikan, ditulis kalimat, "Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Tugas-tugas dan Syarat-syarat Guna Mencapai Gelar Serjana dalam Ilmu Ushuluddin", kemudian nama penulis disertakan NIM di bawahnya, dan pada bagian paling bawah halaman ditulis, "INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI ANTASARI FAKULTAS USHULUDDIN JURUSAN BANJARMASIN" dan tahun penjilidan. Untuk lebih jelasnya, lihat lampiran 5.
C. format Halaman Persetujuan
Halaman persetujuan dimulai dengan kata 'TANDA PERSETUJUAN" yang diketik dengan huruf besar, disusul dengan pencantuman judul skripsi, nama mahasiswa, NIM, fakultas, program, tahun akademik, tempat/tanggal lahir, alamat, teks persetujuan, tangal persetujuan, tanda tangan, nama dan NIP pembimbing, tanda tangan, nama dan NIP dekan. Untuk lebih jelasnya, lihat lampiran 6.
D. Format Halaman Pengesahan
Halaman pengesahan dimulai dengan kata 'PENGESAHAN' yang diketik dengan huruf besar, disusul dengan pernyataan hari dan tanggal munaqasyah berikut predikat kelulusannya, tanda tangan, nama dan NIP pembimbing, serta nama dan tanda tangan anggota tim penguji. Untuk lebih jealsnya, lihat lampiran 7.
E. Abstrak Skripsi
Format abstrak skripsi dimulai dengan pencantuman kata 'ABSTRAK' yang diketik dengan huruf besar, disusul dengan uraian tentang abstrak yang berisi: Judul permasalah, tujuan, metodologi, dan temuan. Penulisan abstrak diketik dengan jarak satu spasi. Untuk lebih jelasnya, lihat lampiran 8.
F. Daftar Riwayat Hidup
Daftar riwayat hidup dimulai dengan kata 'RIWAYAT HIDUP PENULIS' yang diketik dengan huruf kapital, disusul dengan pencatuman data riwayat hidup penyusun, meliputti: nama lengkap penyusun, tempat/tanggal lahir, agama, kebangsaan, status perkawinan, alamat, pendidikan, pengalaman organisasi, nama orang tua, dan nama suami/istri (bagi yang sudah berkeluarga), serta nama anak-anak (bagi yang sudah mempunyai anak). Untuk lebih jelasnya, lihat lampiraaan 9.
G. Ukuran Kertas, Huruf, Spasi, Nomor Halaman, dan Jumlah Halaman
1. Ukuran Kertas
Kertas yang digunakan untuk menulis skripsi adalah kertas HVS 60, 70, 80 miligram dengan ukuraan kuarto.
2. Huruf dan Spasi
Skripsi harus ditulis dengan huruf cetak (tidak boleh menggunakan huruf kursif) dan menggunakan tipe "pica" (memuat lebih kurang 10 huruf dalam satu inci). Skripsi harus diketik dalam dua spasi, kecuali kutipan lebih dari lima baris. Bagi skirpsi yang menggunakan huruf latin, maka jarak margin selebar 4 cm pada tepi kiri dan 3 cm pada tepi kanan. Untuk alenia baru, ketikaan dimulai setelah tujuh idensi (ketukan) dari garis mergin.
3. Pengetikan dapat menggunakan mesin ketik atau komputer.
4. Penggandaan dapat dilakukan dengan carbon copy atau stensil.
5. Sistem Penomoran dan Jumlah Halaman
a. Sistem Penomoran
Nomor halaman pada bagian awal skripsi menggunakan angka romawi seperti i, ii, iii, iv dan seterusnya, nomor halamannya berupa angka Arab seperti 1, 2, 3, 4, dan seterusnya, yang ditulis pada sudut kanan atas, kecuali halaman yang ditempati judul bab diberi nomor secara simetris dibagian bawah halaman.
Nomor bab ditulis dengan angka Romawi besar seperti BAB I, BAB II, BAB III, dan seterusnya yang diletakkan simetris di atas judul bab.
Untuk penomoran dipergunakan sistem penggabungan antara angka Romawi, angka Arab, dan huruf Latin. Urutan penomoran tersebut adalah angka Romawi besar untuk nomor bab, huruf kapital untuk subbab, angka Arab untuk sub-subbab dan seterusnya.
b. Jumlah Halaman
Jumlah halaman skripsi minimal 50 halaman. Jumlah ini hanya untuk bagian isi (pendahuluan, meteri utama dan penutup).
Berikut ini dikemukakan contoh penomoraan dalam skripsi.
BAB II
TINJAUAN TENTANG TAUHID DAN ETOS KERJA
DALAM ISLAM
A. Pengertian Tauhid dan Etos Kerja
1. Pengertian Tauhid
a.
1)
a)
1)
a)
2. Pengertian Etos Kerja
a.
1)
a)
1)
a)
B. Kedudukan Tauhid dan Etos Kerja dalam Islam
1. Ajaran Islam tentang Tauhid
a.
1)
a)
1)
a)
2. Ajaran Islam tentang Etos Kerja
a.
1)
a)
1)
a)
Langganan:
Postingan (Atom)