Sebuah catatan kecil untuk sekedar dikenang dan orang tau bahwa aku pernah Hidup. Sebaik-baiknya manusia adalah yang paling bermanfaat bagi manusia!” semoga dengan catatan kecil ini dapat bermanfaat dan menebarkan kebaikan Apa yang dikatakan akan lenyap, apa yang ditulis akan abadi. Aku melintasi kehidupan Kuberanikan diri menulis catatan ini untuk mengabadikan momen hidup (Muhamad Edwan Ansari)
Kamis, Desember 26, 2013
Seberapa Pentingkah Guru BK di Sekolah?
Mengapa takut konseling ?
Dari jaman saya sekolah dulu (tahun 90-an.. lama amat ya?) hingga kini, mengapa ya anak-anak cenderung memilih tidak curhat pada guru BKnya ?
Guru bimbingan konseling adalah guru yang memiliki tugas, tanggungjawab, dan wewenang dalam melaksanakan pelayanan bimbingan dan konseling terhadap siswanya. Hal ini terkait juga dengan pengembangan diri siswa baik pelayanan terhadap kebutuhannya, potensi, bakat yang dimiliki, minat, serta kepribadian mereka.
Dulu, sebagai siswa tentu saja saya tidak tahu tugas guru bimbingan konseling itu seperti apa. Setahu saya, guru-guru ini hanya akan memanggil siswa yang sedang mempunyai masalah. Entah itu pelanggaran kedisiplinan dan tata tertib, nilai jelek, bahkan uang bayaran yang nunggak. Beneran, saya tidak tahu manfaat guru BK buat saya.
Jadi, siapapun yang masuk ke ruangan BK, tentu saja saya dan hampir semua siswa pada saat itu akan beranggapan bahwa dia sedang punya masalah. Cap yang biasa ditempel adalah : Anak Bandel !
Jaman sudah lama berlalu, sampai akhirnya saya menjadi guru. Dan tahu tidak, kebanyakan siswa sekarangpun masih sama dengan siswa tempo doeloe..enggan menemui guru BK. Apakah karena alasannya masih sama?
Yuk, kita tengok sejenak :
Pertama, hampir separuh siswa masih berfikiran bahwa guru BK hanya untuk siswa bermasalah. Tidak bisa disalahkan memang, kerena siswa yang masuk ke arsip BK kebanyakan adalah siswa yang memang membutuhkan pelayanan konseling yang sifatnya mendesak. Padahal, guru BK seharusnya mempunyai pelayanan yang kurang lebih sama terhadap siswa-siswa yang tidak bermasalah sekalipun karena mereka juga membutuhkan bimbingan. Berdasarkan pengalaman mengajar, siswa yang bermasalah berat diawali dengan masalah-masalah kecil yang tidak terselesaikan.
Kedua, siswa kebanyakan tidak tahu fungsi dan manfaat keberadaan guru BK di sekolah selain upayanya membantu menyelesaikan masalah.
Ketiga, jumlah guru BK sangat minim. Ini berdasarkan pemantauan saya pada beberapa sekolah terutama swasta, di mana jumlahnya yang tidak proporsional dengan jumlah siswa. Bahkan di sekolah-sekolah swasta kecil, ada yang malah tidak memiliki guru BK.
Dalam blognya, Ahmad Sudrajat menuliskan bahwa beban kerja guru bimbingan dan konseling/konselor adalah mengampu bimbingan dan konseling paling sedikit 150 (seratus lima puluh) peserta didik dan paling banyak 250 (dua ratus lima puluh) peserta didik per tahun pada satu atau lebih satuan pendidikan yang dilaksanakan dalam bentuk layanan tatap muka terjadwal di kelas untuk layanan klasikal dan/atau di luar kelas untuk layanan perorangan atau kelompok bagi yang dianggap perlu dan yang memerlukan. Sedangkan beban kerja guru yang diberi tugas tambahan sebagai kepala sekolah/madrasah membimbing 40 (empat puluh) peserta didik dan guru yang diberi tugas tambahan sebagai wakil kepala sekolah/madrasah membimbing 80 (delapan puluh) peserta didik.
Artinya, sekolah yang kekurangan guru BK akan sangat kesulitan mengatur jadwal bimbingan dan layanan individual. Biasanya, hanya memberikan layanan klasikal dalam bentuk ceramah di kelas. Hal ini memungkinkan pemunculan potensi, bakat, dan minat siswa tidak akan bisa dilaksanakan karena perhatian terhadap siswa secara individual terbengkalai. Sehingga, penyelesaian masalahpun kerap tidak bisa dilakukan. Jadilah, masalah-masalah siswa menumpuk menjadi karakter yang tak diinginkan, semisal mencuri, membangkang, gagal berprestasi, dan sebagainya.
Seberapa Pentingkah Guru BK di sekolah ?
Keberadaan guru BK / konselor tentu saja penting karena banyak aspek dari diri siswa yang perlu dikembangkan.Aspek-aspekpengembangan tersebut meliputi :
• Pengembangan kehidupan pribadi, yaitu bidang pelayanan yang membantu siswa memahami serta mampu menilai bakat dan minatnya sendiri
• Pengembangan kehidupan sosial, yaitu bidang pelayanan yang membantu siswa dalam memahami dan menilai serta mengembangkan kemampuan hubungan sosial dan industrial yang harmonis, dinamis, berkeadilan dan bermartabat.
• Pengembangan kemampuan belajar, yaitu bidang pelayanan yang membantu siswa mengembangkan kemampuan belajar untuk mengikuti pendidikan di sekolah secara mandiri.
• Pengembangan karir, yaitu bidang pelayanan yang membantu siswa dalam memahami dan menilai informasi, serta memilih dan mengambil keputusan karir.
http://edukasi.kompasiana.com/2012/08/23/pentingnya-guru-bpbk/
Pentingnya Guru BP/BK
OPINI | 23 August 2012 | 14:30 Dibaca: 153 Komentar: 0 2 menarik
Lebaran identik dengan silaturahmi dan reuni. Dijalan jalan ada spanduk/baliho tertulis reuni akbar lulusan Sekolah X tahun XX, jejaring social ngumumkan reuni, FB, Twiter, sampai dengan status BB dihiasi dengan tempat reuni tentu saja dengan foto hasil reuni.
Reuni juga sebagai ajang untuk “unjuk gigi” yang berarti “inilah Saya” sehingga reuni jarang sekali dihadiri oleh yang merasa secara ekonomi belum “sukses”. Ada hal yang menarik dari reuni terutama reuni SLTA (SMA). Karena SMA adalah mempersiapkan lulusan untuk meneruskan ke jenjang lebih tinggi. Dari reuni itu kita akan bisa ketemu teman2 kita dengan berbagai profesi, dari wiraswasta maupun karyawan instansi baik yang “mapan” maupun yang kita tidak pernah dengar sama sekali instansinya.
Dari perbincangan itu ada hal yang menarik dan ternyata ini terlupakan oleh kita sewaktu SMA/SMU yaitu peranan guru BK/BP. Kita selama ini kalau dengar kata BK/BP sudah langsung berasumsi bahwa siswa tersebut bermasalah atau “nakal”. Padahal semua siswa itu butuh arahan kemana mereka setelah lulus nanti. Dan ternyata Perguruan-perguruan tinggi favourite dan jurusan favourite itu mereka dapatkan dari teman, dari saudara. Dan jarang yang mendapatkan dari guru BP/BK.
Dari refleksi reuni ini kita bisa melihat perguruan-perguruan tinggi yang ikatan dinas dan yang bukan, yang standar sampai yang lulus langsung kerja. Harapan kedepan untuk guru BK/BP, pada saat siswa baru masuk SMU/SMA galilah potensi siswa, beri gambaran perguruan-perguruan tinggi yang bisa menampung lulusan, buat siswa percaya, buat siswa punya impian untuk meraih cita-cita. Apapun latar belakang ekonomi siswa, tunjukkan banyak perguruan tinggi yang ikatan dinas, tanpa harus keluar biaya, banyak beasiswa yang dapat diperoleh, baik bea siswa prestasi maupun bea siswa kurang mampu. Semua informasi ini diharapkan bisa disampaikan oleh guru BK/BP ke siswa sedini mungkin.
Harapan kedepan, guru BK/BP bukan jadi “musuh” anak nakal, tapi jadilah pendamping yang bisa mengarahkan kemana siswa akan melanjutkan. Sukses anak didik salah satunya adalah kontribusi dari guru BK/BP dimasa yang akan datang.
Terima kasih guruku, karena Anda, karena jasa Bapak/Ibu, kami bisa meraih yang kami impikan. Semoga kedepan keaktifan guru BK/BP menghasilkan ribuan putra-putri terbaik bangsa. Tetap semangat untuk berjuang.
http://www.sarjanaku.com/2011/09/pengertian-guru-profesiaonal-kompetensi.html
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Admin;
Copyright @Catatan Edwan Ansari