Kamis, Desember 26, 2013

PEMILIH YANG CERDAS HOW TO BE SMART VOTER ?

Pengantar Kata Redaksi Assalamualaikum wr.wb Sebagai anak muda yang bergejolak dalam arus dinamika di Kehidupan dan Organisasi, Kami di ajarkan tentang Idealita dan Idealisme. Setiap kami berdebat tentang cita-cita Islam dan metodologi untuk mendaratkannya pada arus empiris, pada saat itu pula Idealita itu menabrak karang realitas. Cita-cita memang berdiam di wilayah in absracto, sementara kenyataan mewujud dalam ruang in concretto. Pada saat benturan itu terjadi, maka yang terlahir adalah protes dan kritik. Tentu tidak sekedar itu. Kami juga di ajarkan tentang jawaban alternatif tetapi terus terang, jawaban bagi kami belum menjadi hal yang utama, suatu waktu generasi saya akan melakukannya juga” (M. Edwan Ansari) Saatnya Menilai Calon Wakil Rakyat Pengumuman daftar calon tetap (DCT) anggota Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU) harus dijadikan awal bagi masyarakat untuk mencermati calon wakil mereka di parlemen nanti. Publik harus mulai mempelajari setiap calon wakil mereka, terutama terkait dengan rekam jejak mereka, untuk menentukan pilihan pada Pemilihan Umum Anggota Legislatif (Pileg) yang akan digelar pada 9 April 2014. PEMILIH YANG CERDAS HOW TO BE SMART VOTER ? Memilih calon Pemimpin atau wakil rakyat itu tidak terlalu susah ,tapi tidak juga hal yang terlalu Gampang! Bagaimana ciri pemilih yang cerdas? Pemilih yang Cerdas Punya pertimbangan utama dalam menentukan pilihan,dan itu biasanya tidak bersifat emosional tapi rasional.Misalnya,tidak karena pertimbangan yang sangat pragmatis atau kepentingan sesaat saja seperti politik uang, tidak dijadikan acuan utama dalam menetukan pilihan tapi lebih didasari dari track record serta kemampuan dan moral (Ability and morality)yang akan dipilih. Misalnya bagaimana kemampuan dia dalam menawarkan berbagai program atau dalam bahasa yang paling mudah yaitu apakah calon yang akan dipilih punya jawaban atas permasalahan yang sedang dihadapi pemilihnya.Jadi Bukannya Saling berlomba-lomba bagi-bagi sumbangan atau uang yang ujungnya akan membuat kita lupa dari tujuan digelarnya Pemilu. Masyarakat yang cerdas tidak mudah tertipu oleh suap/politik uang yang bisa menyamar sebagai sumbangan atau bantuan.Jurus ini dipakai oleh politisi Busuk dalam usahanya menjerumuskan pemilih sehingga lupa dan tak sadar jika itu adalah suap atau sogokan berkedok bantuan atau sumbangan...ah mendadak jadi dermawan ..!!!!???? Pemilih yang cerdas menghindari pesimistis yang sering ditiupkan oleh mereka yang tidak begitu memahami penting memilih pemimpin yang berkualitas. "Siapapun yang jadi pemimpin saya/kita tidak akan berubah atau tetap seperti ini" adalah ungkapan yang pesimistis yang tidak perlu didengar atau perhatikan sebab itu bisa merusak hati,akal sehat dan kecerdasan kita. Politisi yang busuk tidak segan-segan meniupkan isu yang bisa membuat kita lupa bagaimana jadi pemilih yang cerdas..............namun itu akan kembali lagi pada perilaku pemilih(political behaviour) kita yang banyak sekali pertimbangan Sangat Penting Sekali Jika Kita Memilih Seorang pemimpin itu(Wakil Rakyat) Punya Kemampuan (abilty) yang diatas rata-rata Demikian juga dengan Moral(morality) atau Akhlaknya. Bagaimana Jika Seorang Wakil Rakyat yang tidak Punya Abilty(kemampuan)Bisa ikut mengerjakan atau membahas suatu permasalahan jika ia sendiri tidak punya kemampuan Dalam Hal pengetahuan/wawasan/ataupun dalam mencerna alias loadingnya Lambat alias lelet.Kalaupun Mampu mendengarkan atau mencerna berbagai masalah tapi ia tidak cepat tanggap dalam mencari solusi.. Kesalahan dalam menentukan pilihan atas seorang pemimpin, berbanding sejajar dengan lahirnya pemimpin yang salah, berikut juga dengan dampaknya Peringatan Allah melalui Firman Nya: "Sungguh Allah memerintahkan kepadamu menyampaikan amanat kepada orang yang berhak menerimanya, dan apabila kamu menetapkan hukum antara manusia, hendaklah kamu menghukumnnya degan adil. Sungguh, alangkah indahnya peringatan yang Allah berikan kepadamu! Sungguh, Allah Maha Mendengar, Maha Melihat." (QS 4 An-Nisa: 58). Di sisi lain, KPU juga harus gencar melakukan sosialisasi daftar calon wakil rakyat itu agar mudah diakses oleh masyarakat. DCT yang sudah diumumkan itu harus bisa dilihat seluruh rakyat Indonesia yang sudah memiliki hak pilih, dari Sabang sampai Merauke. Pada Jumat (23/8), KPU telah menetapkan 6. Kita berharap, KPU secara masif dan terus-menerus menyosialisasikan DCT itu sampai ke pelosok-pelosok Tanah Air. Sosialisasi itu penting agar masyarakat yang sudah memiliki hak pilih mulai melihat dan menimbang-nimbang siapa bakal caleg yang akan mereka pilih nanti. Sosialisasi tidak hanya soal nama-nama caleg yang masuk dalam DCT. Masyarakat, terutama di pelosok-pelosok desa yang kesulitan untuk mengakses informasi, juga harus terus disadarkan untuk memilih wakil rakyat dengan baik dan benar. Masyarakat juga harus disadarkan bahwa pilihan nanti akan menentukan nasib mereka dan nasib bangsa ini, dalam lima tahun ke depan. Di sini, peran lembaga-lembaga swadaya masyarakat sangat penting untuk menyadarkan pemilih untuk menentukan pilihan mereka dengan tepat. Masyarakat juga diharapkan untuk aktif melihat bakal calon wakil mereka nanti dengan mencermati nama-nama yang sudah masuk dalam DCT. Rekam jejak para calon wakil rakyat harus menjadi pertimbangan utama masyarakat dalam menentukan pilihan. Publik harus melihat, apakah calon wakil mereka itu tidak pernah terlibat kasus korupsi, memiliki integritas, dan memiliki komitmen yang kuat untuk kemakmuran rakyat. Para caleg harus sadar bahwa saat ini masyarakat sudah semakin cerdas dalam menentukan pilihan. Artinya, masyarakat sudah bisa menentukan apakah janji-janji itu memang akan dilaksanakan jika para caleg terpilih nanti atau sekadar janji manis kampanye yang akan dilupakan setelah mereka terpilih. Jadi, para calon wakil rakyat harus sadar saat ini bukan era untuk sekadar menebar janji, tetapi juga membuktikannya dengan kerja nyata demi kesejahteraan rakyat. Apa kriteria Anda atas diri caleg yang akan Anda pilih ? Kecerdasan, integritas dan loyalitas terhadap masyarakat, prestasi kerja, akhlak dan budi pekerti atau hanya ketampanan, kerapian berpakaian dan kecakapan berbicara ? Untuk memudahkan Anda, saya akan membantu menyederhanakan kriteria tersebut dalam tiga hal : 1.Potensi 2.Prestasi 3.Visi dan misi. 1. Potensi pribadi caleg Kenalkah Anda sebagai pemilih dengan caleg yang Anda dukung ? Teman, tetangga atau kerabat dekat. Atau sekedar dikenalkan oleh orang lain dan meminta kesediaan Anda untuk turut mendukung ? Hindarkan sejauh mungkin alasan memilih karena permintaan pihak tertentu karena itu sama halnya Anda sudah “diperkosa” oleh kepentingan tersembunyi dari orang yang meminta tersebut. Belajarlah menjadi pemilih yang cerdas dengan belajar untuk mencari tahu, mengenal lebih jauh atau kalau perlu mempelajari secara seksama calon yang akan Anda dukung. Hal pertama yang patut Anda ketahui adalah potensi apa yang ada pada caleg tersebut sehingga Anda patut memilihnya. Potensi tersebut bisa berupa -kecerdasan -akhlak atau budi pekerti (agama) -pengendalian emosi -kematangan berpikir -kreativitas -inovatif -kekayaan -kedermawanan dan kepedulian social -dan lain-lainnya. Bagaimana cara Anda mengetahui semua potensi-potensi itu. Ikuti perkembangan kehidupannya pribadi orang itu, keluarganya, pekerjaaan, pertemanannya dan lain-lain. Gunakan sumber informasi dari teman-teman atau kerabatnya, atau dari beberapa media yang pernah memuat tulisan-tulisannya, berita-berita aktivitasnya di organisasi masyarakat dan lain-lainnya. Kumpulkan informasi sebanyak-banyaknya sampai Anda cukup yakin bahwa potensi caleg Anda adalah yang terbaik menurut Anda, baik kecerdasan maupun akhlak dan budi pekertinya. 2. Prestasi kerja dan peran di masyarakat. Caleg yang Anda dukung seharusnya adalah seorang yang bukan hanya piawai dalam berbicara, tapi juga pandai pekerja dan menghasilkan prestasi yang bermanfaat. Maka kumpulkan informasi tentang prestasinya selama ini. Apakah ia merupakan anggota organisasi masyarakat yang aktif dan berperan penting, atau sekedar penggembira dan nebeng nama saja. Kegiatan-kegiatan apa saja yang sudah digelutinya untuk kepentingan masyakarakat. Juga bagaimana prestasi kerja di ruang lingkup profesinya. Apa kedudukannya, bagaimana loyalitasnya terhadap pekerjaannya, kedisiplinan kerjanya dan juga bagaimana sikap-sikap kepemimpinan yang ada dalam dirinya. Tapi yang tidak kalah penting adalah bagaimana prestasinya dalam membina bisa diproyeksikan dalam menentukan keberhasilannya dalam membina organisasi yang lebih besar lagi. 3. Visi dan kemampuan melihat ke depan serta misi yang diembannya Yang dimaksud visi dan kemampuan melihat ke depan adalah kemampuan seorang caleg memproyeksikan faktor-faktor potensi dan prestasi di dalam dirinya serta potensi-potensi alam dan masyarakat di lingkungan daerahnya dalam sebuah pandangan akan masa depan daerah beserta upaya-upaya untuk mencapainya. Pemilih bisa menilai kemampuan ini dengan langsung membaca tulisan-tulisan si caleg di media, mendengar orasinya atau mengadakan diskusi secara langsung dengannya. Gali kemampuan berpikir ke depan dari caleg yang Anda dukung dan ujilah kemampuan analisa dan prediksinya Tanyakan kepadanya pendapat mengenai permasalahan yang sudah terjadi dan cara menanggulanginya, juga korek kemampuan berpikir ke depannya dan ide-idenya tentang bentuk pembangunan daerah atau nasional yang dicita-citakannya. Dan terakhir tanyakan apa misinya sehingga berani mencalonkan diri sebagai anggota legislatif. Dan upaya-upaya apa yang sudah dan akan dilakukan untuk mewujudkan visi dan misinya seperti tersebut di atas.Jangan membeli kucing dalam karung Peribahasa ini sering diungkapkan dengan maksud agar kita jangan memilih sesuatu tanpa pengetahuan sedikitpun tentang apa atau siapa yang dipilih. Kecerdasan dan sedikit upaya keras harus dimiliki seorang pemilih sebelum menjatuhkan pilihannya. Atau dengan kata lain, seorang pemilih dituntut memiliki kecerdasan untuk menentukan apakah caleg pilihannya masuk dalam kriteria yang dikehendakinya. Pada dasarnya pendidikan politik yang benar adalah mendidik masyarakat pemilih menjadi pemilih yang cerdas, cermat, teliti dan bertanggung jawab. Cerdas menilai caleg pilihannya, cermat menentukan kriteria-kriteria si caleg, teliti terhadap hal-hal buruk yang terdapat dalam diri si caleg, dan bertanggung jawab seandainya si caleg di kemudian hari ternyata tidak seperti yang diharapkannya dengan cara tetap memberikan kritik, masukan dan saran. Dari daftar caleg yang sudah ada terdapat beberapa caleg yang ternyata hanya merupakan caleg “anak mami” alias menjadi caleg karena kebetulan orang tua atau saudaranya sudah menjadi anggota dewan, pejabat, pengurus partai atau tokoh berpengaruh di daerah atau nasional, tanpa pernah terlihat prestasi nyatanya di tengah masyakarat dan untuk kepentingan rakyat banyak. Ada juga caleg-caleg oportunis yang tidak jelas pretasinya tapi hanya mengandalkan tampang, kekayaan, dan penampilan yang elite. Caleg dengan mengandalkan kelebihan kekayaan untuk mendapatkan keuntungan materi di saat terpilih nanti. Namun ada yang lebih berbahaya lagi, yakni caleg-caleg “tua” atau sudah pernah duduk sebagai anggota dewan dan sudah jelas-jelas tidak bekerja dengan baik dan suka petantang-petenteng di tengah

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Admin;
Copyright @Catatan Edwan Ansari