Rabu, September 25, 2024

Makam Tuan Guru H. Muhammad As'ad bin H. Muhammad Yusuf. Letak: Alkah Masjid Agung Riyadhussalihin, Jalan Antasari, Kelurahan Barabai Timur, Kecamatan Barabai, Kabupaten Hulu Sungai Tengah, Provinsi Kalimantan Selatan.

 Makam Tuan Guru H. Muhammad As'ad bin H. Muhammad Yusuf.




Letak: Alkah Masjid Agung Riyadhussalihin, Jalan Antasari, Kelurahan Barabai Timur, Kecamatan Barabai, Kabupaten Hulu Sungai Tengah, Provinsi Kalimantan Selatan.


Sekilas melihat makam yang ada di dekat Masjid Agung Riyadhussalihin ini adalah makam orang awam dan biasa saja, tapi tahukah kalian bahwa beliau dahulu adalah seorang ulama besar di Kota Barabai, seorang qadhi dan orang pertama yang mendirikan majelis taklim di kota ini. Beliau adalah Tuan Guru H. Muhammad As'ad bin H. Muhammad Yusuf, saudara kandung dari Tuan Guru H. Muhammad Rafi'i Desa Jatuh (qari dan guru para ulama di bidang Al Qur'an waktu itu).


Meskipun makam beliau dilihat biasa-biasa saja, tidak diberi kubah ataupun yang lainnya, bahkan seperti tidak terurus, tapi percayalah bahwa beliau saat ini telah menikmati kenikmatan abadi di alam sana hasil dari kebajikan yang telah beliau tanam semasa hidup.


Tuan Guru H. Muhammad As'ad menurut beberapa orang yang sempat mengenal beliau dari dekat di antaranya Tuan Guru H. Abdul Ghani, menyebut beliau sebagai seorang ulama yang konsekuen, tegas, dan mempunyai keikhlasan yang tinggi dalam berjuang menegakkan kalimatullah. Sementara Drs. H. Muhammad Asy'ari, M.A. (Mantan Rektor IAIN Antasari) menyebut beliau sebagai seorang ulama yang sepanjang hayatnya selalu berjuang untuk menyampaikan syiar-syiar Islam kepada umat manusia tanpa mengenal lelah, dalam bahasa yang lain adalah 'izzul Islam wal muslimin. Selain itu, beliau dikenal sebagai spesialis ilmu Hadits yang hafal kurang lebih 6.000 Hadits. Hal itu sesuai dengan prinsip hidup yang telah dipilih beliau yakni selalu bertekad sampai akhir hayat untuk mengajarkan Hadits-Hadits Rasulullah SAW.


Tokoh ulama kelahiran Desa Jatuh tanggal 1 Januari 1908 M ini adalah anak dari pasangan H. Muhammad Yusuf dan Hj. Shafiyah, beliau memulai pendidikan di Sekolah Rakyat (SR) tahun 1919 M di Desa Jatuh, kemudian melanjutkan ke Madrasah Ma'had Rasyidiyah Khalidiyah tingkat Tsanawiyah tahun 1926 M di Amuntai, setelah itu mengikuti pendidikan di Madrasah Shaulatiyah Al Hindiyah tahun 1930 M di Makkah Al Mukarramah, dan masuk Darul 'Ulum Universitas Al Azhar Kairo tingkat Qismul Ali tahun 1933 M di Mesir.


Setelah menyelesaikan pendidikannya, Tuan Guru H. Muhammad As'ad kembali ke kampung halaman untuk mengabdikan diri dengan menjadi guru kepala pada Sekolah Islam Barabai Kota, guru kepala pada Persatuan Perguruan Islam (PPI) di Desa Jatuh, dan sempat menjadi guru pada Madrasah Mu'allimin Barabai. Selain itu, beliau pernah diangkat menjadi qadhi di Barabai dan Dekan Fakultas Tarbiyah IAIN Antasari di Barabai. Tokoh ini juga dikenal sebagai pejuang, karena pada tahun 1925 M saat masih berusia 17 tahun, beliau sudah bergabung dan menjadi calon anggota Syarikat Islam (SI) pusat pimpinan H. Oemar Sa'id Tjokroaminoto yang di daerah Barabai dipimpin oleh Muhammad Arif dan Imanuddin. Setahun kemudian baru dibai'at menjadi anggota resmi dan pada tahun 1927 M menjadi Pengurus SI yang bertugas menangani masalah politik, sosial, dan pendidikan. Ketika meneruskan pendidikan di Kairo Mesir tahun 1933 M, di sana beliau sempat berkiprah mendirikan Partai Perjuangan Pelajar di luar negeri dengan nama Partai Indonesia Raya (Parindra) yang diketuai Ahmad Qahar Mudzakir dan Tuan Guru H. Muhammad As'ad dipercaya menjadi wakil ketua merangkap wakil pelajar dari Kalimantan.


Pada tahun 1937 M, beliau meneruskan perjuangan dalam bidang pendidikan yakni dengan mencetak kader pejuang melalui Persatuan Perguruan Islam (PPI) di antaranya menghasilkan kader terbaik seperti H. Aberani Sulaiman (Gubernur Ke-3 Kalimantan Selatan) yang kemudian dikenal sebagai duet dari H. Hasan Basri selaku Gubernur Tentara ALRI Divisi IV Pertahanan Kalimantan. Karena dianggap berbahaya oleh Pemerintah Hindia Belanda, pada tahun 1946 M, beliau ditangkap oleh tentara NICA dan sempat ditahan selama delapan bulan di Kandangan. Disebabkan keterlibatannya dalam perjuangan, Menteri Urusan Veteran RI terhitung mulai tanggal 11 November 1962 M, mengangkat Tuan Guru H. Muhammad As'ad menjadi anggota Veteran RI sesuai keputusan No. 81/M/MUV/1962 golongan A, akan tetapi tidak mendapat tunjangan veteran.


Tuan Guru H. Muhammad As'ad adalah pendiri pertama majelis taklim di Kabupaten Hulu Sungai Tengah yang kemudian dilanjutkan oleh murid beliau yakni Tuan Guru H. Musa Yusuf. Selain itu, beliau juga dikenal sebagai penggagas pertama pembangunan Masjid Agung Riyadhussalihin Barabai. Jika ingin melihat karya monumentalnya, beliau termasuk salah seorang pencetus berdirinya IAIN Antasari dan ternyata beliau juga adalah dekan pertama dari Fakultas Tarbiyah IAIN Antasari di Barabai.


Dari perkawinannya dengan Hj. Sarah dan Hj. Sundari, beliau dikaruniai 10 orang anak, yakni: Nafisah As'ad, H. Abdul Jawwad As'ad, Hj. Azizah As'ad, Abdul Qahir As'ad, H. Ubaidillah As'ad, Naziah As'ad, Hj. Na'imah As'ad, Fathullah As'ad, Abdul Mun'im As'ad, dan H. Fadhlullah As'ad.


Tuan Guru H. Muhammad As'ad berpulang ke rahmatullah pada hari Jum'at tanggal 27 Desember 1991 M atau bertepatan dengan 21 Jumadil Akhir 1412 H dalam usia kurang lebih 83 tahun.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Admin;
Copyright @Catatan Edwan Ansari