Kamis, Juli 31, 2025

Komitmen untuk memperluas akses pendidikan formal setara bagi para santri diwujudkan melalui keberadaan Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM) Dhiyaul Amin. Berlokasi di Desa Pamangkih Seberang, Kecamatan Labuan Amas Utara, lembaga pendidikan nonformal ini menjadi solusi pendidikan kesetaraan bagi para santri di lingkungan Pondok Pesantren Dhiyaul Amin Pamangkih.

 

Hulu Sungai Tengah, Komitmen untuk memperluas akses pendidikan formal setara bagi para santri diwujudkan melalui keberadaan Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM) Dhiyaul Amin. Berlokasi di Desa Pamangkih Seberang, Kecamatan Labuan Amas Utara, lembaga pendidikan nonformal ini menjadi solusi pendidikan kesetaraan bagi para santri di lingkungan Pondok Pesantren Dhiyaul Amin Pamangkih.



PKBM Dhiyaul Amin menyelenggarakan program Pendidikan Kesetaraan Paket B (setara SMP) dan Paket C (setara SMA), yang memungkinkan para santri tetap memperoleh pendidikan akademik secara formal tanpa harus meninggalkan sistem pembelajaran pesantren. Program ini berada di bawah naungan Yayasan Rhaudhatul Ulum Mubarak dan dipimpin oleh Tuan Guru Ahmad Junaidi, ulama karismatik dan pendiri Pondok Pesantren Dhiyaul Amin. 


Kepala PKBM Dhiyaul Amin, Muhammad Edwan Ansari, mengatakan lembaga tersebut didirikan atas dasar kepedulian terhadap para santri, khususnya yang berasal dari keluarga dengan keterbatasan finansial. PKBM Dhiyaul Amin diharapkan mampu membuka peluang pendidikan yang lebih luas dan setara bagi mereka.


“Kecamatan Labuan Amas Utara sendiri memiliki karakteristik masyarakat yang religius, dengan mayoritas penduduk bekerja sebagai petani, pedagang, dan nelayan. Di tengah keterbatasan akses pendidikan formal di wilayah ini, PKBM Dhiyaul Amin hadir sebagai sarana strategis untuk mendekatkan layanan pendidikan berkualitas kepada masyarakat, khususnya para santri,” terang Edwan Ansari di laman PKBM Dhiyaul Amin.


PKBM Dhiyaul Amin mengadopsi kurikulum yang dihadirkan oleh Kementerian Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah yang disesuaikan dengan konteks pesantren dan kebutuhan peserta didik. Selain pembelajaran akademik, peserta didik juga dibekali dengan keterampilan hidup serta pendidikan agama berbasis kurikulum salafiyah. Mayoritas siswa tinggal di asrama pondok pesantren, yang memungkinkan proses pembelajaran berlangsung intensif dan berkesinambungan.


“Visi PKBM Dhiyaul Amin adalah menjadikan lembaga ini sebagai pusat pendidikan swasta Islam berbasis pesantren yang unggul dalam akademik, tangguh dalam karakter, dan cekatan dalam bekerja, baik sebagai kader umat maupun kader bangsa. Visi ini didukung oleh misi untuk memadukan sistem pendidikan nasional dan pesantren dalam pembelajaran, serta membangun lingkungan edukatif yang holistik dan religius,” lanjut Edwan Ansari.


Melalui pendidikan kesetaraan ini, PKBM Dhiyaul Amin berupaya untuk tidak hanya menjawab kebutuhan akan pendidikan formal bagi para santri, tetapi juga menjadi bagian dari upaya mencetak generasi muda yang cerdas, berakhlak mulia, dan siap berkontribusi dalam pembangunan sosial, ekonomi, dan budaya di masyarakat.

 

 

A.    Latar Belakang PKBM Dhiyaul Amin

PKBM Dhiyaul Amin adalah Program Kesetaraan Pendidikan yang dilaksanakan oleh Pondok Pesantren Dhiyaul Amin Pamangkih, Program Kesetaraan Pendidikan Paket B atau SLTP, Program Kesetaraan Pendidikan Paket C atau SLTA

PKBM Dhiyaul Amin berada dibawah Yayasan Rhaudhatul Ulum Mubarak yang merupakan Lembaga Yang beroperasi pada Bidang Pendidikan Yang didirikan berdasarkan Surat Keputusan No. SK Pengesahan Badan Hukum Menkumham : AHU-0011751.AH.01.04.Tahun 2019, tanggal SK Pengesahan Badan Hukum Menkumham : 20 Agustus 2019

PKBM Dhiyaul Amin ini merupakan lembaga pendidikan nonformal yang di upayakan dapat memberikan pendidikan yang berkualitas dan untuk santri yang umumnya memiliki keterbatasan finansial untuk mengakses pendidikan formal. Kehadiran PKBM ini diharapkan dapat menjadi solusi bagi anak-anak santri agar mendapatkan pendidikan yang layak dan setara di Pondok Pesantren Dhiyaul Amin Pamangkih

PKBM Dhiya’ul Amin terletak di Desa Pamangkih Seberang Kecamatan Labuan Amas Utara, Kabupaten Hulu Sungai Tengah, Provinsi Kalimantan Selatan. Kecamatan Labuan Amas Utara dengan luas wilayah mencapai 161,81 km2 terbagi atas 16 desa dan memiliki jumlah penduduk 27.285 jiwa. Kecamatan Labuan Amas Utara dengan batas-batasnya sebagai berikut:

a. Sebelah Barat berbatasan dengan Kabupaten Hulu Sungai Selatan

b. Sebelah Timur berbatasan dengan Kecamatan Labuan Amas Selatan

c. Sebelah Selatan berbatasan dengan Kabupaten Hulu Sungai Selatan

d. Sebelah Utara berbatasan dengan Kabupaten Hulu Sungai Utara

Masyarakat di kecamatan Labuan Amas Utara masyoritas bekerja sebagai petani, pedagang ataupun pencari ikan di sungai dan danau. Dalam kehidupan sehari-hari, masyarakat kecamatan Labuan Amas Utara dikenal sebagai masyarakat yang agamis dan menjunjung tinggi norma-norma keagamaan.

Seluruh penduduk di Kecamatan Labuan Amas Utara menganut agama Islam. Dan dengan mayoritas penduduk beragama Islam tersebut maka tempat ibadah serta pendidikan islam seperti podok pesantren dan majelis taklim tumbuh dan berkembang di berbagai tempat di Kecamatan Labuan Amas Utara, salah satunya yakni Pondok Pesantren Dhiyaul Amin

Pondok Pesantren Dhiyaul Amin dibawah pimpinan, Tuan Guru Ahmad Junaidi, Beliau adalah ulama Kharismatik dari Desa Pamangkih Kecamatan Labuan Amas Utara Kabupaten Hulu Sungai Tengah, Beliau adalah Muassis atau Pendiri Pondok Pesantren Dhiyaul Amin Pamangkih Seberang dan Khodimul Majelis Rhaudhatul Ulum Al Mubarakah, Tuan Guru Ahmad Junaidi atau biasa di Panggil Guru Junai.

Dengan di adakanya pendidikan Kesetaraan ini anak anak santri atau anak-anak didik yang belajar di Pondok Pesantren Salafiyah; Pondok Pesantren Dhiyaul Amin Pamangkih dapat mengakses pendidikan formal setara Pendidikan SLTP dan SLTA dengan PKBM ini diharapkan dapat memperluas kesempatan kepada seluruh Santri yang sekolah di pondok Pesantren Dhiyaul Amin Pamangkih, terutama yang kurang mampu, untuk meningkatkan pengetahuan, keterampilan, dan sikap mental, memberdayakan potensi Santri untuk menggerakkan pembangunan di bidang sosial, ekonomi, dan budaya, menanamkan pendidikan karakter dan meningkatkan kemandirian, keberdayaan, dan inovasi dalam mencari informasi baru

Sebagai lembaga pendidikan nonformal, PKBM Dhiyaul Amin menyelenggarakan program pendidikan kesetaraan untuk Paket B (setara SMP) dan Paket C (setara SMA). Kurikulum yang diterapkan di PKBM ini mengacu pada Kurikulum Merdeka dan Kurikulum 2013, dengan fleksibilitas dalam pendekatan pembelajaran yang disesuaikan dengan kebutuhan Santri Pondok Pesantren Dhiyaul Amin.

Peserta didik PKBM Al Dhiyaul Amin tidak hanya mendapatkan pelajaran akademis, tetapi juga dibekali dengan keterampilan hidup dan Pendidikan Agama pondok Pesantren Salafiyah, Mayoritas Peserta didik tinggal di asrama yang disediakan oleh Pondok Pesantren, selain itu, PKBM Dhiyaul Amin berkolaborasi dengan berbagai pihak, serta lembaga pendidikan lain, guna memperluas jaringan dan meningkatkan kualitas pembelajaran. Kemitraan ini bertujuan untuk memberikan wawasan yang lebih luas kepada Para Peserta didik dan Pendidik serta Tenaga Kependidikan dan memperkaya metode pengajaran.

Dengan harapan mencetak generasi yang cerdas, berakhlak mulia, dan siap mengisi berbagai sektor di masyarakat, PKBM Dhiyaul Amin terus berupaya meningkatkan kualitas layanan pendidikannya, sejalan dengan perkembangan zaman dan kebutuhan masyarakat.

Mendapatkan legalitas pertama dari Akta Notaris dan Kemenkumham dan juga Dinas Pendidikan Kabupaten Hulu Sungai Tengah Sejak tahun 2023, berdasarkan surat Nomor :503/055-IPSPNF-PKBM/PM.PTSP.TK/IX/2023 dengan Nomor NPSN: P9999385

B.    Visi, Misi PKBM Dhiyaul Amin

a.    Visi.

Menjadikan PKBM Dhiyaul Amin Sebagai Lembaga Pendidikan Swasta Islam berbasis pesantren Unggul dalam akademik,tangguh dalam karakter, cekatan dalam bekerja sebagai kader Umat dan Kader bangsa, bekerja secara profesional menuju masyarakat madani.

b.    Misi

1.    Melaksanakan pendidikan, pengajaran dan pelatihan dengan memadukan sistem pendidikan nasional dan Sistem pendidikan pondok pesantren

2.    Menjadikan interkasi guru, siswa dan lingkungan sekitar sebagai lingkungan edukatif yang merupakan kawah candradimuka kader umat dan kader bangsa yang menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi berakhlakul karimah dan beramal sholeh yang siap bekerja secara professional.

3.    Dengan harapan mencetak generasi yang cerdas, berakhlak mulia, dan siap mengisi berbagai sektor di masyarakat, PKBM Dhiyaul Amin terus berupaya meningkatkan kualitas layanan pendidikannya, sejalan dengan perkembangan zaman dan kebutuhan masyarakat.

4.    Membangun sarana dan prasarana pendidikan yang Representatif dan bekerja sama dengan berbagai pihak dalam meningkatkan kualitas pendidikan untuk melahirkan lulusan yang siap bekerja profesional atau melanjutkan ke jenjang pendidikan akademik.

5.    Dengan harapan mencetak generasi yang cerdas, berakhlak mulia, dan siap mengisi berbagai sektor di masyarakat, PKBM Dhiyaul Amin terus berupaya meningkatkan kualitas layanan pendidikannya, sejalan dengan perkembangan zaman dan kebutuhan Masyarakat

Motto ; Beriman, Bertaqwa, Berkarya, Berbakti dan Mengabdi

 

c.     Tujuan

PKBM Dhiyaul Amin, Pondok Pesantren Dhiyaul Amin Pamangkih beberapa tujuannya adalah untuk:

a)    Memperluas kesempatan kepada seluruh Santri yang sekolah di pondok Pesantren Dhiyaul Amin Pamangkih, terutama yang kurang mampu, untuk meningkatkan pengetahuan, keterampilan, dan sikap mental

b)    Memberdayakan potensi Santri untuk menggerakkan pembangunan di bidang sosial, ekonomi, dan budaya

c)    Menanamkan pendidikan karakter

d)    Meningkatkan kemandirian, keberdayaan, dan inovasi dalam mencari informasi baru

e)    PKBM Dhiyaul Amin ini merupakan lembaga pendidikan nonformal yang di upayakan dapat memberikan pendidikan yang berkualitas dan terjangkau bagi santri Pondok Pesantren Dhiyaul Amin Pamangkih

Saat ini PKBM Dhiyaul Amin di pimpin oleh Kepala Sekolah :  

Muhamad Edwan Ansari, S.Pd.I


sedikit Profil PKBM Dhiyaul Amin 

 

PKBM Dhiyaul Amin 

 

Identitas Sekolah

NPSN : P9999385

 

Status : Swasta

 

Bentuk Pendidikan : PKBM

 

Status Kepemilikan : Yayasan

 

SK Pendirian Sekolah : 503/005-IPSPNF-PKBM/PM.PTSP.TK/IX/2023

 

Tanggal SK Pendirian : 2023-09-08

 

SK Izin Operasional : 503/005-IPSPNF-PKBM/PM.PTSP.TK/IX/2023

 

Tanggal SK Izin Operasional : 2023-09-08

 

-Pondok Pesantren Dhiyaul Amin Pamangkih, PKBM Dhiyaul Amin Pamangkih

 

penulis : Tim Humas PKBM Dhiyaul Amin

@PKBM Dhiyaul Amin

 

Jumat, Juli 25, 2025

Tuan Abdul Ghani bin Abdul Manaf adalah ayah dari Ulama besar Kalimantan Selatan, Syekh M. Zaini bin Abdul Ghani. Beliau dilahirkan pada 4 rajab 1340 H/ 2 maret 1921

 Tuan Abdul Ghani bin Abdul Manaf adalah ayah dari Ulama besar Kalimantan Selatan, Syekh M. Zaini bin Abdul Ghani. Beliau dilahirkan pada 4 rajab 1340 H/ 2 maret 1921. 


Beliau juga adalah keturunan Syekh M. Arsyad Al Banjari (Datu Kalampayan Martapura). Tuan Abdul Ghani bin Abdul Manaf bin M. Seman bin H.M Sa'ad bin H. Abdullah bin Mufti H.M. Khalid bin Khalifah Hasanuddin bin Syekh M. Arsyad Al Banjari.


Menurut riwayat, beliau adalah seorang yang sabar dan sholeh. Kuat menyembunyikan cobaan tanpa mengeluh kesiapapun dan sangat menghayati sifat sifat ketuhanan Allah SWT. Maka tak lah mengherankan beliau menurunkan dzuriyat yang alim lagi sholeh


Beliau adalah seorang yang sholeh dan sabar dalam keadaan apapun. Beliau tergolong orang yang ekonominya lemah, namun beliau tetap memiliki sifat pemurah. Hal ini tampak saat anak beliau mengaji kepada guru. Walau beliau sulit ekonomi, beliau tetap memberi bantuan untuk meringankan beban sang guru.


Abdul Ghani bin Abdul Manaf kawin dengan Hj. Masliyah binti Hj. Mulya. Dari perkawinan ini melahirkan Syekh M. Zaini bin Abdul Ghani (Abah Guru Sekumpul Martapura) dan Hj. Rahmah.


Sumber : Sumber : buku "Maulana Syekh Muhammad Arsyad Al-Banjari" tulisan Abu Daudi halaman 43, sub judul "Allimul Allamah Khalifah H. Hasanuddin bin Syekh Muhammad Arsyad" hal 142


#pengikut #sorotan #gurusekumpul

Arif billah Al-Muhaddist wal-Mufassir asy-Syeikh Haji Anang Sya'rani bin Fathul Jannah Haji Muhammad Arif bin Al-Alim Al-Fhadil Haji Abdullah Khattib bin Al-Alim Al-Allamah Khalifah Haji hasanuddin bin Syeikh Muhammad Arsyad Al-Banjari

 Al-Arif billah Al-Muhaddist wal-Mufassir asy-Syeikh Haji Anang Sya'rani bin Fathul Jannah Haji Muhammad Arif bin Al-Alim Al-Fhadil Haji Abdullah Khattib bin Al-Alim Al-Allamah Khalifah Haji hasanuddin bin Syeikh Muhammad Arsyad Al-Banjari, pendidikannya dimulai diusia dini, ia mengaji kepada beberapa ulama yang ada di Martapura di antaranya kepada pamannya yang bernama KH Kasyful Anwar, maka dibawah pengawasannya inilah ia bersama sepupunya yakni KH Syarwani Abdan Bangil banyak mendapatkan ilmu pengetahuan,pada tahun 1350 H/1930 M ia dan sepupunya Syekh Muhammd Syarwani Abdan Bangil berangkat ke Tanah suci Makkah untuk menunaikan Ibadah Haji sekaligus menimba ilmu ditempat sumbernya dengan diantar langsung oleh sang paman yakni KH.Kasyful Anwar,setibanya mereka di Tanah Suci Makkah dalam didikan dan pengawasan sang paman keduanya belajar dengan tekun, ibarat "Siang Bercermin Kitab Malam Bertongkat Pensil",diantara guru guru yang banyak memberikan pelajaran  kepada nya adalah:


1.Al-'Alim al-Allamah as-Sayyid Amin al-Kutbi


2.Al-'Alim al-Allamah Syeikh Umar Hamdan


3.Al-'Alim al-Allamah Syeikh Ali bin Abdullah al-Banjari


4.Al-'Alim al-Allamah Syeikh Bakri Syatha


5.Al-'Alim al-Allamah Syeikh Muhammad Ali bin Huseinal-Maliki


6.Al-'Alim al-Allamah Syeikh Ahyad al-Bughuri


dari didikan mereka yang penuh keikhlasan akhirnya ia menjadi ulama ternama dan ahli dalam bidang ilmu hadist dan tafsir,ia pun menyandang gelar "Muhaddist" yaitu seseorang yang ahli dan hafal dalam matan hadist beribu ribu lengkap dengan sanadnya,ia juga Khalifah dari gurunya yaitu Syeikh Umar Hamdan.karena ketekunan ia bersama sepupunya Syekh Muhammad Syarwani Abdan bangil maka terkenallah mereka berdua di tanah Suci hingga di beri gelar Dua Mutiara dari Banjar.


setelah 22 tahun menimba ilmu dari Tanah Suci Makkah dan sempat menjadi pengajar di Masjidil haram maka sekitar tahun 1952 ia kembali ke tanah air,setibanya dikampung halaman ia langsung menerima tongkat estafet kepemimpinan dari gurunya yakni KH.Kasyful Anwar.selain sebagai pemimpin di Darussalam Al-Muhaddist KH Anang Sya'rani arif juga mengadakan pengajian khusus guru guru dikediamannya di Kapung melayu,Al-Muhaddist sendiri terkenal sebagai seorang ulama yang tak kenal lelah dalam mengajar,sekalipun beliau dalam keadaan sakit,walau ia mengajar dengan berbaring,ia juga dikenal sebagai ulama yang sangat gesit dalam memecahkan masalah,sehingga apabila ada guru guru yang menmui masalah yang sulit,maka kepadanyalah mereka pergi untuk mencari jalan keluar atau pemecahannya,beliau juga sangat mencintai ilmu dan para penuntut ilmusehingga sampai akhir hayatnya ia masih aktif dan tetap mengajar.diantara murid murid beliau adalah KH.Mahfuzh Amin (Abah Pengasuh pondok Pesantren Ibnul Amin Pemangkih),Abah Guru Syekh Muhammad Zaini bin Abdul Ghani Sekumpul Al-Banjari,KH.Salim Ma'ruf,KH.Mukhtar HS (pengasuh Pondok Pesntren Ibnul Amin sekarang) dan banyak lagi yang lainnya.


diantara kitab kitab karangan beliau adalah

1.Thanwirut Thulab (ilmu yang menguraikan tentang Ushul Hadist)

2.Hidayatuz Zaman (berisi hadist hadist tentang akhir zaman).

Sebelum beliau wafat  Aulia Allah ini berwasiatdan menunjuk KH.Muhammad Salim Ma'ruf sebagai gantinya menjadi Pimpinan di Madrasah Darussalam sepeninggalnya,akhirnya pada tanggal 14 Jumadil Awwal (1969 M) roh beliau yang mulia berpulang ke Rahmatullah membawa amal bakti yang tiada terhingga,jasad beliau di makamkan di Kampung melayu tengah,Martapura Kalimantan selatan,mudah mudahan Allah SWT mengumpulkan beliau dan seluruh guru guru kita,seluruh kaluarga kita  bersama baginda Nabi Muhammad SAW,para Nabi dan orang orang sholeh sebelum kita amiinnn Ya Robbal alamin,akhirul kalam kalau ada kekurangan dalam penyampaian riwayat ini alfaqir minta ampun minta redha sebesar besarnya kepada saudaraku semua,wabillahi taufik wal hidayah Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.



#pengikut #sorotan #gurusekumpul

Jumat, Juni 06, 2025

PEMBENAH TANAM PALING DAHSYAT

 Kini Jaman semakin maju masyarakat Indonesia semakin pinter penemuan penemuan semakin bermunculan kini ada penemuan terbaru 

Yaitu PEMBENAH TANAM PALING DAHSYAT 

Di bawah ini cara membuat pembenah tanah bahan dn alat sebagai berikut 

1. Humus dari bawah pohon bambu : 1 kg

2. EM4: 1 Liter

3. Nasi Basi: 500 gram

4. Gula Pasir: 500 gram (Bisa diganti molase 1 liter)

5. Air bersih yang tidak mengandung kaporit: 200 liter (Bisa air sumur, air kolam, air sungai, air hujan dll. Jangan memakai air dari PDAM)

6. Drum kapasitas 200 L : 1 unit

7. Ember Kecil: 1 buah

8. Pengaduk

9. Blender

10. Karung (Sak) untuk penutup drum

11. Tali Karet

CARA PEMBUATANNYA

1. Isi drum sekitar 180 liter air

2. Blender nasi putih sedikit demi sedikit sampai habis. Masukkan dalam ember kecil

3. Blender gula sekitar 1 menit lalu masukkan ke dalam ember kecil yang sudah berisi blenderan nadi putih. Aduk sampai tercampur

4. Tambahkan sekitar 5 liter air ke dalam ember kecil sambil diaduk

5. Masukkan EM4 ke dalam larutan gula + nasi putih. Aduk - aduk lalu didiamkan sekitar 15 - 30 menit.

6. Masukkan Humus dari bawah rumpun bambu ke dalam kantong kain lalu diikat dan dibenamkan didalam drum (biasanya dikasih pemberat dari batu)

7. Masukkan larutan EM4 + Gula + Nasi ke dalam Drum sambil diaduk.

8. Tambah air sampi drumnya mau penuh supaya tidak tumpah.

9. Tutup drum dengan karung atau sak lalu diikat dengan Erat

10. Biarkan drum di tempat terbuka (lebih bagus jika terkena sinar matahari sepanjang hari) selama 2 x 24 jam.

11. Buka Tutup dari karung atau sak. Di permukaan air akan terdapat banyak buih yg menandakan mikroba sudah sangat aktif dan Pembenah Tanah siap digunakan.

Catatan: Pembenah tanah ini sebaiknya segera digunakan dan tidak boleh disimpan lebih dari 5 hari

CARA APLIKASI

a. Untuk tanaman tahunan seperti Buah -buahan, sawit, kelapa, kopi, coklat, dll bisa langsung dikocorkan 2 - 5 liter larutan murni per pohon.

b. Untuk tanaman semusim berbatang keras seperti Jagung, Sorgum, Tebu, Padi, singkong dll. Larutan diencerkan 1 : 4 artinya 1 liter larutan dicampur dengan 4 liter air. Aplikasi bisa dikocorkan atau disemprotkan ke Tanaman.

c. Untuk tanaman hortikultura seperti cabe, tomat, terong, melon dll. Larutan diencerkan dg perbandingan 1 : 10 artinya 1 liter larutan dicampur 10 liter air. Aplikasi bisa dikocorkan atau disemprotkan ke Tanaman.

Aplikasi sebaiknya Sore Hari

Demikian tulisan singkat cara membuat pembenah tanah yang Ampuh.

Minggu, Juni 01, 2025

H.Muhammad As’ad

 Biografi/Riwayat


H.Muhammad As’ad menurut beberapa kalangan yang sempat mengenal beliau dari dekat, diantaranya KH.Abdul Gani yang menyebut beliau sebagai seorang ulama yang konsekuen, tegas dan mempunyai keikhlasan yang tinggi dalam berjuang menegakkan kalimatullah. Sementara Drs.H.M.Asy’ari, MA (mantan Rektor IAIN Antasari) menyebut beliau sebagai seorang ulama yang selama hayatnya selalu berjuang untuk menyampaikan syiar-syiar Islam kepada ummat manusia, tanpa mengenal lelah. Dalam bahasa yang lain adalah ‘izzul lslam wal muslimin. Selain itu beliau dikenal sebagai spesialis ilmu hadits, yang hafal lebih kurang enam ribu hadits.


Hal itu sesuai dengan prinsip hidup yang telah dipilih H.Asad, yakni selalu bertekad sampai akhir hayat untuk mengajarkan hadits-hadits Rasulullah SAW. Tokoh ulama kelahiran tanggal 1 Januari 1908 di Jatuh, Kecamatan Pandawan, adalah anak dari pasangan H.Muhammad Yusuf dengan Hj.Safiah.


Beliau memulai pendidikan dari Sekolah Rakyat (SR) tahun 1919 di Jatuh, tempat kelahiran beliau. Kemudian melanjutkan ke Madrasah Ma’had Rasyidiyah Khalidiyah tingkat Tsanawiyah tahun 1926 di Amuntai. Setelah itu mengikuti pendidikan Shalathijah tahun 1930 di Mekkah AI Mukarramah. Dan pada tahun 1933 masuk Darul ‘Ulum AI Azhar University Cairo tingkat Qiamul Ali di Mesir.


KH. Muhammad As’ad ketika menuntut ilmu di KSA, beliau berguru kepada lebih 30 (tiga puluh) orang ulama terkenal disana diantaranya Syeikh Yamani dan Syeikh Jamal Maliki. Di Mesir beliau memperdalam ilmu hadits dan tafsir dan berguru khusus kepada Syeikh Abdul Hay Al Kathani.


Sebagai seorang spesialis ilmu hadits, tidak kurang 6000 (enam ribu) hadits yang dihafal di luar kepala.


Setelah menyelesaikan pendidikan tersebut, KH.Muhammad As’ad kembali ke kampung halaman untuk mengabdikan diri, yakni menjadi Guru Kepala pada Sekolah Islam Barabai Kota, Guru Kepala pada Persatuan Perguruan Islam (PPI) di Jatuh, Pandawan. Sempat menjadi guru pada Madrasah Muallimin Barabai. Pernah diangkat menjadi Qadi di Barabai, dan Dekan Fakultas Tarbiyah IAIN Antasari di Barabai.


Beliau meninggal hari Jum'at 27 Desember 1991 / 21 Jumadil akhir 1412 H. dan dimakamkan didepan mesjid Agung Riadhus Shalihin Barabai,juga berdekatan dengan makam Qadhi K.H Dahlan.





Tuan Gru H.Rafi'i meninggal pd tgl 10 September 1980.Beliau adalah ulama juga seorang Qari.Banyak murid2 sidin diwilayah barabai ini yg juga menjadi ahli Qur'an terutama guru2 kami jua.

 Dari kota barabai pakai kendaraan kurang lebih 15 menit sampai kedesa ini yaitu desa jatuh yang mana didesa ini terdapat sebuah mesjid tua bersejarah yang masih dijaga bentuk bangunannya dengan aslinya.Ditopang oleh 12 tiang yg masih kokoh,dari 12 itu hanya 2 tiang yg baru.

2 orang ulama waktu itu yg berperan penting dalam penyebaran islam didesa ini & terbangunnya mesjid ini yaitu K.H Dahlan & K.H M.Yusuf.Didepan mesjid ada terdapat makam umum dan disanalah bermakam seorang ulama yang bernama T. G H. Rafi'i bin K. H M. Yusuf. 

 

Tuan Gru H.Rafi'i meninggal pd tgl 10 September 1980.Beliau adalah ulama juga seorang Qari.Banyak murid2 sidin diwilayah barabai ini yg juga menjadi ahli Qur'an terutama guru2 kami jua. 



Dengan mencari menziarahi kubur para tuan guru yg telah menjadi guru dari paguruan kita mudahan kita dapat berkahnya jua.Sbb ilmu kita dari guru kita,guru kita dari gru sidin terus ke atasnya lagi sampai kepada Rasulullah.Sampai kepada yg maha ALIM,maka tidak akan putus pertaliannya..Kaya itu kira2 lah.


#Desa Jatuh, kec. Pandawan Barabai#.

Abah pengasuh nurul muhibbin ilung, berdiri tepat di belakang KH. Mahfudz Amin pengasuh pertama ibnul amin pamangkih

 Abah pengasuh nurul muhibbin ilung, berdiri tepat di belakang KH. Mahfudz Amin pengasuh pertama ibnul amin pamangkih




Rabu, Mei 21, 2025

 

Gugurnya 23 Pejuang: Antara Perjuangan dan Pengkhianatan

“Di balik keberadaan makam 23 pejuang Kambat Selatan, ada kisah tragis antara perjuangan dan pengkhianatan pada masa revolusi fisik, 12 Juni 1949”

Plang nama Taman Makam Pejuang Kambat Selatan, Kecamatan Pandawan (foto: TABIRkota/ferian sadikin)

Oleh: Muhammad Ferian Sadikin

“Bagi djang gogoer, djasadmoe boeleh hantjur namoen djiwamoe tetap hidoep”

MALAM mencekam, 90 pemuda mengendap perlahan, senyap, tak ada sedikit pun suara. Bermodalkan parang bungkul (senjata khas Kalimantan Selatan) di pinggang, mereka menyusuri hutan untuk menghidari keramaian.

12 Juni 1949, pasukan yang dikomando Salimi tergabung dalam markas daerah Z-61, berbasis di Desa Mahang, Kecamatan Pandawan, Kabupaten Hulu Sungai Tengah (HST), Kalimantan Selatan (Kalsel), menyelinap di sela pepohonan dengan berselimutkan dingin dan hanya diterangi sinar rembulan.

Mereka menyelinap menembus hutan melewati Desa Buluan dengan dibantu oleh 13 pejuang pasukan alam gaib dan pasukan dzikir dari Alabio, Hulu Sungai Utara (HSU) yang dipimpin Haji Abdul Kadir untuk menambah kekuatan Z-61 menghancurkan pos militer Belanda yang ada di Desa jatuh.

Taman Makam 23 Pejuang di Kambat Selatan (foto: TABIRkota/ferian sadikin)

Selama perjalanan, mereka bertemu dengan beberapa masyarakat yang ingin ikut bertempur melawan penjajah, sehingga kekuatan para pejuang bertambah menjadi 150 orang. Sesampainya di pos militer Belanda, ternyata dalam kondisi kosong.

Bukan tanpa sebab, kosongnya pos militer yang ada di Jatuh memang disengaja, karena informasi penyerangan itu telah bocor oleh spion atau mata-mata Belanda, yakni pasukan kucing hitam di bawah pimpinan Pambakal (kepala desa) Haji Hasyim.

Pasukan kucing hitam merupakan kelompok pribumi yang dibayar Belanda untuk menjadi mata dan telinga mereka, pasukan itu seringkali meresahkan masyarakat, karena menangkap, menyiksa dan menghancurkan rumah para pejuang.

Makam 23 pejuang di Kambat Selatan yang gugur dalam penyerangan Desa Jatuh (foto; TABIRkota/ferian sadikin)

Merasa dapat menguasai pos militer dan menaklukkan pasukan kucing hitam tanpa perlawanan, para pejuang meneriakkan “merdeka” dan bersuka cita, setelah memastikan kemenangannya, mereka kembali menyisir jalan setapak untuk kembali pulang ke markas pangkalan Z-61 di Mahang.

Ternyata pihak Belanda telah menyiapkan strategi yang matang, mereka bersiap untuk mengepung pejuang dari segala penjuru, berbekal informasi dari pasukan kucing hitam dan mengatur posisi untuk bersembunyi.

Sesampainya para pejuang di simpang empat Kambat Selatan, mereka dikejutkan dengan dentuman tembakan yang membelah angkasa, merasa terkepung, sebagian pejuang itu berhamburan tak tentu arah dan mereka yang terlatih langsung tiarap.

Desing peluru melesat tak beraturan, menghujani para pejuang. Masyarakat yang ikut berjuang, namun belum terlatih berlarian ke sana kemari.

“Merasa situasi sangat genting, Haji Abdul Kadir mengambil alih pasukan dengan menancapkan bendera di empat penjuru agar para pejuang bisa berlindung dan memimpin dzikir,” ujar Kasi Kesenian dan Kebudayaan Dinas Pendidikan HST, Masruswian.

Riuh dzikir menggema menembus malam, pasukan pejuang duduk bersila dengan mulut yang terus merapalkan kalimat tauhid, berserah diri kepada Tuhan agar terlindung dari hujaman peluru Belanda.

Hujan peluru tak dapat dibendung lagi, namun anehnya, ribuan peluru itu tak sedikit pun menyentuh para pejuang yang sedang berdzikir dan Belanda tidak tahu keberadaan mereka, seakan terlindung dinding. Setiap peluru yang datang ke hadapan mereka nampak jatuh di sekitar bendera.

Malam itu terasa panjang, para pejuang perlahan bergerak senyap dan Belanda akhirnya mundur karena kebingungan dengan kejadian yang mereka alami, tak satu pun bayangan pejuang terlihat oleh mata mereka.

“Akibat pertempuran itu, 23 pejuang yang berasal dari masyarakat biasa gugur terkena tembakan Belanda, kejadian itu masih menyimpan amarah para pejuang terhadap Belanda dan pasukan kucing hitam,” Masruswian dengan mata berkaca menceritakan.

Ternyata penjajah tidak bekerja sendiri, ujarnya, mereka dibantu para pengkhianat bangsa yang rela menggadaikan harga dirinya untuk Belanda.

“Selain melawan penjajah, para pejuang kita terdahulu juga berjuang untuk menggempur pasukan pribumi yang bekerja sama dengan Belanda,” ujarnya.

Kini, tetesan darah dan sejarah pertempuran itu telah bersemayam bersama 23 pejuang, di Makam Pejuang Kambat Selatan, Kecamatan Pandawan.

Di makam tersebut tertulis nama 23 pejuang yang gugur dalam pertempuran menumpas penjajah, namun sayang, tulisan nama para pejuang itu sudah terkelupas dimakan usia, sehingga beberapa nama tidak dapat terbaca.

Keberadaan makam tersebut menjadi pengingat, bahwa di tempat itu pernah terjadi pertempuran hebat yang sempat membuat Belanda kebingungan dengan kekuatan yang dimiliki pasukan alam gaib dan pasukan dzikir.

Diharapkan peristiwa penting dan bersejarah di HST terus dituturkan kepada generasi muda , sebagai bagian dari perlawanan masyarakat banua terhadap imperialis Belanda pada masa menegakkan proklamasi kemerdekaan Indonesia. (fer)

Pewarta: M Ferian Sadikin

Journalist | Editor | - Hulu Sungai Tengah

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Next Post

Penyidikan Kasus Korupsi, Direktur Utama PT Sritex Ditangkap Kejagung

Rab Mei 21 , 2025
"Meskipun PT Sritex swasta, namun dugaan korupsi tetap diusut lantaran pemberian fasilitas kredit oleh perbankan dilakukan perusahaan plat merah"

You May Like

HUT TABIRkota 3 Tahun

TABIRklip