Selasa, Maret 20, 2012

AKALAH “PRINSIP BINTANG”

MAKALAH
“PRINSIP BINTANG”
BAB I
PENDAHULUAN


1. Latar Belakang Masalah
Didalam era globalisasi yang sangat modern ini kita dituntut untuk bekerja secara profesional, karena semakin banyak umat manusia maka semakin besar pula tuntutan lapangan kerja yang tidak didukung dengan penyediaan lapangan itu sendiri, kita mahasiswa sebagai generasi penerus yang akan menjadi subjek pada dewasa ini haruslah memiliki sebuah prinsif yang mana dengannya kita dapat membentuk sebuah kepribadian yang menakjubkan sehingga kita dapat memimpin diri sendiri dan orang lain. Nah! Untuk membentuk sebuah kepribadian yang bagus kita harus memiliki mental yang bagus pula, didalam makalah ini kita akan membahas tentang cara membangun mental.

2. Maksud dan tujuan
a. Diharapkan seorang mahasiswa dapat memiliki sebuah sikap dan mental yang tangguh.
b. Juga selain mahasiswa memahami prinsif bintang dia juga dapat mengamalkannya bukan hanya untuk dirinya melainkan bermanfaat pula untuk orang lain.








=PRINSIP SATU=
star prinsiple (prinsip bintang)
1. SUMBER SUARA HATI (GOD-SPOT)
a. bahwa suara hati itu pada sarnya bersifat universal, dengan catatan, manusia tersebut telah mencapai titik fitrah (God-Spot) dan terbebas dari segala paradigma dan belenggu.
b. apabila mencermati surat As-Sajadah ayat 9 dimana Allah telah meniupkan ruh ciptaanNya yang bersifat mulia kepada manusia , maka sebenarna Allah telah meniupkan pula keinginanNya kedalam hati manusia, hal ini terbukti denagn teori angukan universal yang juga didasari oleh surat Al-A'raf ayat 172 yaitu ketika jiwa manusia mengakui dan mengangguk kepda Allah bahwa Alla-lah tuhannya. Anggukan yang membenarkan suara hati itu masih terus berjalan dan masih bisa dirasakan hing saat ini. Kecuali hjati yang tertutup.
c. jika dibandingkan literatur-liteteratur barat yang menjelaskan tentang kecerdasan emosi, maka dapat diketahui dan dirasakan bahwa suara hati itu adalah dorongan dari sifat-sifat Allah yang terdapat dalam Al-Quran, seperti di dalam surat Al-Hasyr 22-24. Sebagai contoh, dorongan ingin bijaksana, ingin sejahtera, ingin memelihara, dan ingin mengasihi, semua adalah sifat-sifat Allah. Inilah salah satu kunci kecerdasan emosi.
99 ayat Al-Quran merupakan sumber dari suara hati manusia, sifat-sifat inilah yang sering muncul sebagai suatu dorongan yang dirasakan diberbagai situasi brbeda. bisa berupa larangan, peringatan, atau sebaliknya, sebuah keinginan, bahkan juga bimbingan. Seringkali dapat berupa penyesalan apabila dorongan itu diabaikan. Bacalah perlahan-lahan dengan hati

2. Bijaksana
"Allah memerintahkan berbuat adil, melakukan kebaikan dan dermawan terhadap kerabat. Dan ia melarang perbuatan keji, kemungkaran dan penindasan. Ia mengingatkan kamu supaya mengambil pelajaran."
-QS An-Nahl (Lebah) 16:90-
Segala sesuatu yang anda ambil pada hakikatnya jika dilandasi oleh dan karen Allah, maka anda akan menemukan sebuah kebijaksanaan mulia dengan penuh kepercayaan diri, Keterbukaan berfikir merupakan hal esensial dalam mengambil keputusan. Sebuah proses dinamis dimana kita mengambil atau memilih diantara beragam alternatif. Keterbukaan falam berpikr dimana di dalamnya terdapat proses memilah-milih,dan sekali lagi ia adalah cerminan sifat bijaksana atau spiritual wisdom milik-Nya. Dibawah ini ada beberapa contoh sikap seseorang yang berusaha untuk bersikap bijaksana dengan menggunakan 99 Thinking Hat (Topi berpikir 99 sisi) atau berpikir melingkar.
- Dorongan ingin berkuasa, tidak bisa berdiri sendiri. Harus juga suci, bersikap rahman, rahim serta adil.
- Dorongan ingin mencipta, tidak bisa berdiri sendiri. Harus berhitung dan berilmu.
- Dorongan ingin sejahtera, tidak bisa beridiri sendiri. Harus suci, pemurah, terpercaya dan terhormat.
- Dorongan ingin bersikap mengasihi, tidak bisa berdiri sendiri, harus terpercaya, kokoh dan harus berani memulai dengan langkah.
"Dan kepunyaan Allah-lah timur dan barat maka kemanapun engkau menghadap disitulah wajah Allah..." -QS Al-Baqarah 2:115-
"Sungguh Allah memerintahkan kepadamuuntuk menyampaikan amanat kepada orang-orang yang berhak menerimanya. Dan jika kamu menetapkan hukum antara manusia, hendaklah kamu menghukum dengan adil. Sungguh, alangkah indah peringatan Allah kepadamu! Sungguh Allah Maha Mendengar, Maha Melihat!' -QS An Nisaa' (Wanita-wanita) 4:58-
2. Integritas
"Dan (ingatlah) ketika berangkat pagi hari, kau tinggalkan keluargamu mengantarkan orang mukmin ke pos-pos pertempuran. Allah Maha Mendengar, Maha Mengetahui".
-QS Ali 'Imran(keluarga imran) 3:121-
II. 1.c. RASA AMAN

”Barang siapa menyekutukan Allah,ia seperti orng-orng yang jatuh dari langit, lalu disambar oleh beruang, atau diterbangkan angin ketempat yang jauh.’ ( QS Al-Hajj 23-31 ).
Berprinsif pada suatu yang abadi adalah jawaban untuk semua permasalahan. Prinsif ini didukung juga oleh Stephen R Covey.: “ rasa aman kita berasal dari pengetahuan, bahwa prinsif-prinsif tersebut berbeda dengan pusat-pusat yang didasari kepada orang atau suatu yang selalu atau seketika dapat berubah-ubah, namun prinsif yang benar tidak lah berubah. Kita dapat memegang prinsif tersebut. Prinsif tidak bereaksi terhadap apapun. Prinsif itu kekal, tidak perduli apapun terjadi, tidak akan goyah meski kehilangan jabatan, harta, orang-orang kesayangan, kawan, penghargaan, bahkan penyiksaan seperti yang dialami oleh Bilal Bin Rabah.
Setelah Prince Nassem Hamed-petinju besar itu, dikalahkan secara mutlah oleh Antonio Barera, ia diwawancarai oelh seorang komentator TVKO: “ anda ialah petinju besar, apa pendapat anda tentang kekalahan ini?” spontan dijawab oleh Hamed,” The Greatest ( yang terbesar ) itu hanyalah Allah, buakan saya, saya senang bisa menjalani 12 Ronde ini dengan selamat. Muhammad Ali pernah dikalahkan oleh Joo Friezar namun ia bisa bangkit dan membalas kekalahannya.” ( siaran langsung pertandingan tinju Nassem Hamed vs Antonio Bareta, SCTV, 18 April 2001 ). Kisah pertandingan tragis ini mampu memberi makna besar dibalik kekalahan Nessam. Kekuatan mental tauhid yang dimilikinya, jauh lebih berperan dari pada kekutan fisiknya. Rasa aman yang abadi yang ada didalam dirinya dan hatinya, yaitu La ilaha Illalaah.
“ yang berkata ( dengan hati yang yakin ), bila bencana menimpa dirinya , sungguh, kita adalah milik Allah, dan kepadanya kita kembali,”
- QS Al-Baqarah ( sapi betina ) 2: 156-
II. 1. d. SITUASI TERUS BERUBAH
Seorang rekan pernah memiliki suatu usaha yang cukup berasil dipasar ( menurut ukuran saya ). Hasil kerja sama berupa “ Co-Branding” antara suatu bank yang terkenal dengan suatu prodok barang perusahaan tersebut . prodok yang dipasarkan adalah kartu multiguna yakini: Kartu Diskon, Kartu Telpon, sekaligus Kartu ATM, yang dipasarkan dengan sistem ` Direct Selling` . diantara lajunya penjualan, tiba-tiba salah satu pemilik bank menghentikan kerja samanya secara mendadak, dengan alasan macam-macam dan terlalu dibuat-buat ( sebenarnya ia pernah meminta saham perusahaan, namun ditolak ), semua karyawan merasa sangat panik, yang mereka bicarakan melulu soal kehilangan mata pencharian hidup. Sebagian mundur dan sebagiannya setia tetap tinggal. Di tengah kepanikan tersebut, salah seorang rekan menemui pemimpin sebuah bank nasional terkemuka, dan ternyata mereka menyambut dengan baik tawaran kerja sama tersebut. Akhirnya bisnis ini pun berjalan dengan lancar kembali. Satu tahun kemudian krisis melanda Perbankan tanah air, Bank penolong itu pun menghadapi permasalahan yang sangat berat. Kembali bisnis itu menghadapi masalah serius, seprti biasa, masalah yang sama muncul kembali, mereka panik dan masing-masing menyelamatkan diri sendiri lagi. Dan kembali prinsip “Iman” menyelamatkan perusahaan. Perusahaan tersebut bangkit kembali dengan suatu prodok yang menarik, laku dijual, dan “ perulya “ pertama kali ada di Indonesia. Karyawan-karyawan lama pun kembali melamar kerja pada perusahaan tersebut, setelah melihat semuanya berjalan dengan lancar kembali.
Kesimpulan yang dapat kita ambil dari pengalaman di atas bahwa hanya berpegang kepada tuhanlah, sesungguhnya dapat menumbuhkan rasa aman dan tenang. Rasa aman dan tenang itu akan menjernihkan pikiran, dan pikiran jernih akan mampu menimbulkan inisiatif-inisiatif yang sangat berharga dan penting. Sekaligus memberi kesiapan mental untuk menghadapi perubahan-perubahan yang pasti akan terjadi.
“ yaitu mereka yang beriman dan hatinya tenang karena mengingat Allah. Ketahuilah, hanya dengan mengingat Allah, hati merasa tenang.”
QS Ar Ra`d( guntur ) 13-28.
II. 1. e. KEPERCAYAAN DIRI
“kepunyaan-nya ( segala mahluk) yang ada di langit dan di bumi. Semuanya tunduk dan patuh padanya.”
HS Habib Adnan- ketua MUI Bali kala itu adalah seorang yang rendah hati dan bersahaja. Ia mampu berkomonikasi dan bertukar pikiran dengan baik, meski berhadapan dengan orang pangdam, , gubernur, mentri, atau ketua-ketua partai politik terkemuka. Dengan siapapun, ia berbicara, tak sedikit pun ia kehilangan kepercayaan diri. Saya tidak pernah melihat belia berbicara dengan orang-orang seperti di atas dengan merunduk, takut, apa lagi berpura-pura hormat, namun ia tetap ramah, sopan, santun dan tampak alami saja. Tak ada tawa atau senyuman yang dibuat-buat. Saya bisa merasakan kepercayaan dirinya yang sangat kuat dan stabil, namun tetap sejuk. Sungguh, kepercyaan diri yang muncul dari dalam diri. Kepercayaan diri yang melihat manusia sebagai seorang manusia. Kepercyaan diri yang muncul karena memiliki prinsip yang esa. Tuhan sebagai pusat kepercayaan diri.
Menurut Jhon Fereira, konsultan dari Deloitte dan Touche Consulting yang mengatakan :” seseorang yang meiliki kepercayaan diri, di samping mampu mengendalikan serta mampu menjaga keyakinan diri tersebut, akan mampu pula melakukan perubahan di lingkungannya. Disamping keahlian teknis,` sang katalistor” perubahan memerlukan sejuamlah kecakapan emosi lainya.
“ dan miliknya yang apa ada di langit dan di bumi , dan kepada nyalah ibadah selama-lamanya. Maka mengapa kamu takutkan selain Allah.
QS An Nahl ( lebah ) 16-52

II.1,f. INTUISI
“ bahkan manusia itu sendiri akan menjadi saksi terhadap dirinya sendiri meskipun ia mengemukakan alasan-alasan.”
QS Al Qiyamah ( hari kiamat) 75: 14-15

Seorang teman dekat Daniel Goleman berkisah tentang seorang dokter untuk meninggalkan tempat praktiknya, untuk menjadi seorang direktur medis di suatu kawasan kondominiom yang berorientasi pada kesehatan, serta bersedia untuk menginvestasikan seratus ribu dollar untuk memiliki usaha tersebut. Bagian keuntungannya ditaksir sebesar empat juta dollar setelah tiga tahun. Kesempatan seperti itulah yang di janjikan oleh mereka. Sang dokter tertarik dengan kawasan hunian tempat orang bisa meningkatkan kesehatan dan sambil berlibur, ditambah dengan fasilitasnya penghasilan yang akan diperoleh. Karena tak sanggup menolak penawaran tadi, kemudian ia menjual usaha praktik dokternya dan menanamkan ke proyek tersebut. Setahun kemudian proyek kawasan peristirahatan tersebut bangkrut, begitu pula dirinya. Sekarang ia merasakan bahwa sejak awal ia memang telah merasakan firasat akan suatu yang tidak beres dalam penawaran tersebut., bahwa proyeksi yang diajuakn dalam rencana bisnis tersebut terlalu muluk. Suara hati seringkali membisikkan dan membimbing apa yang dirasa benar dan apa yang dirasa salah di masa sekarang dan di masa yang akan datang kedepannya. Yang akan bener-benar terjadi nantinya.

Katakanlah,” masing-masing orang bertindak sesuai dengan kebiasaannya, tetapi tuhanmu mengetahui benar siapa yang paling terpimpin jalannya.”
QS At Tiin(pohon ara) 95: 4

II.1.g. SUMBER MOTIFASI
Matahari, bulan, dan bintang adalah ciptaan tuhan hyang luar biasa, Kebesaran, Keagungannya, dan kesempurnaannya terlihat nyata. Tuahn Sang Pencipta itu pula yang menciptakan manusia, dengan melihat keagungan dan kebesaran ciptanya, tentu Sang Maha Pencipta tidak ingin ciptaan lainnya yang manusia hina, ia menciptakan manusia dengan sempurna. Ia ingin manusia agar menjadi wakilnya di dunia itu juga menjadi mulia. Dalam diri manusia sudah memeliki sifat ingin selalu indah, dan ingin selalu mulia. Itulah Hakikat yang diberikan Sang Maha Kuasa. Yang menjadi modal dasar keberhasilan, maka pergunakanlah energi tersebut, suara-suara hati tersebut.

Tidakkah kamu perhatikan bagaimana Allah telah membuat perumpamaan kalimat yang baik seperti pohon yang baik, akarnya teguh dan cabangnya menjulang kelangit.
pohon itu memberikan buahnya pada setiap musim dengan seizin Tuhannya.
Allah membuat perumpamaan-perumpamaan tersebutuntuk manusia supaya mereka selalu ingat. Dan perumpamaan kalimat yang buruk, seperti pohin yang buruk, yang telah dicabut dengan akar-akarnya dari permukaan bumi, tidak akan tetap tegag sedikitpun.
Allah meneguhkan Iman orang-orang yang beriman dengan ucapan yang teguh itu dalam kehidupan dunia dan akhirat;
Dan Allah menyesatkan orang-orang yang Zalim dan memperbuat apa yang dia kehendaki.
Tidakkah kamu perhatikan orang-orang yang menukar nikmat Allah dengan kekafiran dan menjatuhkan kaumnya kelembah kebinasaan.
QS Ibrahim 14: 24-28










KESIMPULAN
HASIL STAR PRINSIPIL-PRINSIF BINTANG

“Jangan sekali-kali meremehkan diri kita, kita sudah cukup memiliki modal. Bahkan Kalau seluruh kompoter ditumpuk dimuka bumi ini hinggai mencapai bulan pun, tidak akan mampu menandingi manusia ciptaan Allah ini. Jangan sia-siakan kepercayaan Allah ini. Anda dirancang dan diciptakan untuk meraih kemenangan.”


Tanyakanlah : “siapakah tuhan pemilik langit dan bumi?” Jawablah “ Allah”
Tanyakanlah : “Patutkah kamu mengambil pelindung selain Allah, yang tiada kuasa pemberi manfaat, ataupun mudharat kepada dirinya sendiri?”
Tanyakanlah : “Samakah orang yang buta, dan yang punya penglihatan, atau samakah gelap dan terang?”
Atau apakah mereka mengadakan sekutu-sekutu bagi Allah, yang menciptakan (ssesuatu) seperti ciptaan Allah, sehingga ciptaan (keduanya) nampaknya sama bagi mereka?
Jawablah : Allah adalah pencipta segala sesuatu, ialah yang maha esa, yang maha perkasa






DAFTAR PUSTAKA
Ginanjar, Ari. Rahasia Sukses Membangun Kecerdasan Emosi dan Spiritual ESQ. Cet. 33. Jakarta: Arga. Maret 2007.
Ginanjar, Ari. Rahasia Sukses Membangkitkan ESQ Power SEBUAH Inner Journer Melalui Al-Ihsan. Cet 14,Jakarta:Arga. Januari 2009.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Admin;
Copyright @Catatan Edwan Ansari