Jumat, Oktober 18, 2024

Makam Patih Kuin & Patih Masih.

 Makam Patih Kuin & Patih Masih.



Letak: Komplek Makam Sultan Suriansyah, Jalan Kuin Utara, Kelurahan Kuin Utara, Kecamatan Banjarmasin Utara, Kota Banjarmasin, Provinsi Kalimantan Selatan.


Patih Masih adalah tetua dan pemimpin di wilayah Kampung Banjar. Kampung Banjar merujuk pada nama perkampungan di sekitar Sungai Kuin (Cerucuk) yang bersebelahan dengan Kampung Serapat, Belandean, Tamban, dan Belitung. Kampung Banjar disebut juga dengan Banjarmasih karena dipimpin oleh seorang tetua bernama Patih Masih.


Banjarmasih yang dipimpin Patih Masih adalah tempat berdiamnya orang Melayu yang dalam Bahasa Dayak Ngaju disebut Oloh Masih, jadi Patih Masih juga dinamakan Patih Oloh Masih yang berarti patihnya orang Melayu atau tetuanya orang Melayu.


Patih Masih memiliki nama asli Pangeran Jaga Baya, beliau keturunan Patih Simbar Laut yang menjabat Sang Panimba Sagara. Beliau adalah Pemimpin Dayak Melayu yang arif serta terkenal pemberani dan sakti mandraguna. Selain itu, beliau juga seorang saudagar kaya yang dermawan, buktinya beliau menyerahkan seluruh hartanya termasuk rumah hingga pengawal pribadinya kepada Pangeran Samudera (Sultan Suriansyah) untuk membangun sebuah kerajaan di daerah Kampung Kuin.


Patih Masih berjasa besar dalam proses perjuangan hingga terbentuknya Kerajaan Banjar, beliaulah yang membantu Pangeran Samudera naik tahta menjadi Raja Banjar Pertama pada tahun 1526 M.


Lantaran intrik politik di Kerajaan Nagara Daha, Pangeran Samudera terpaksa disembunyikan ke sebuah kampung sunyi di Muara Barito persis setelah Maharaja Sukarama mengamanatkan cucunya yaitu Pangeran Samudera untuk meneruskan tahtanya.


Patih Masih adalah orang yang mengetahui tentang Pangeran Samudera, beliau terus mengikuti perkembangan politik istana. Beliau kemudian mencari Pangeran Samudera untuk diangkat menjadi raja, dibantu oleh beberapa orang yang lain yaitu Patih Balit, Patih Muhur, Patih Belitung, dan Patih Kuin. Namun keputusan itu rupanya memicu gejolak besar, Pangeran Tumenggung yang ingin berkuasa tidak tinggal diam dan peperangan pun tidak terelakkan.


Patih Masih lalu menyarankan agar Pangeran Samudera meminta bantuan kepada Kesultanan Demak, yang mana pada saat itu Kesultanan Demak telah berhasil menaklukkan kerajaan-kerajaan di Jawa dan menjadi kekuatan baru setelah Majapahit. Kesultanan Demak menyetujuinya, dan peperangan tersebut diakhiri dengan menyerahnya Pangeran Tumenggung.


Diketahui bahwa Patih Masih juga memiliki banyak pengalaman yang berhubungan dengan berbagai bangsa dan suku, menguasai banyak bahasa, mengenal pelosok Nusantara hingga mancanegara. Beliau juga memiliki kemampuan untuk melemahkan buaya, mampu mengendalikan pikiran buaya agar tunduk di bawah perintahnya. Patih Masih wafat sekitar awal abad ke-16 M.


Sumber:


• Abah Syarifuddin Nur, Ketua Yayasan Restu Sultan Suriansyah.

• Bapak Mansyur, Dosen Sejarah Universitas Lambung Mangkurat.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Admin;
Copyright @Catatan Edwan Ansari