Jumat, Oktober 18, 2024

TUAN GURU KH. ABDURRAHMAN BIN MUHAMMAD ALI

 ULAMA AMUNTAI, TUAN GURU KH. ABDURRAHMAN BIN MUHAMMAD ALI


KH. Abdurrahman bin Muhammad Ali, lahir di Desa Padang Darat Kecamatan Amuntai Selatan pada hari Minggu, 30 Oktober 1910 M (bertepatan dengan 25 syawal 1328 H). Berprofesi sebagai pedagang Kitab. Beliau juga anggota NU Cabang Amuntai. Dalam keilmuan, beliau berguru dengan ulama-ulama di Sungai Banar, Nagara, Kutai sampai Malaysia. 

Beliau juga mengarang beberapa kitab, di antaranya Rasam Parukunan dan Kifayat al-Mubtadiin.  Wafat pada 8 Agustus 1965 bertepatan dengan 10 Rabiul Akhir 1348 H.


Diantara kalam beliau:

“Inilah tafakkur tiap-tiaplepas sembahyang: seperti ingat di dalam hati betapakah sembahyangku ini dansegala amalku, diterima juakah oleh Tuhanku, karena rasa banyak tasalah khilaf dan kelalaian daripada suruh tuhanku. Haraplah kiranya ya Allah aku diterima dan diampuni sekalian kesalahanku dan haraplah hamba akan rahmat Engkau, takut aku tidak diterima segala amalku dan takut aku akantidak diberi rahmat”. (Dipetik dari kitab ”Risalah Rasm Parukunan” karya KH. Abdurrahman bin H. Muhammad Ali, Sungai Banar Amuntai, tahun 1938, diterbitkan oleh al-Maktabah ar-Rahmaniah, Los Pasar, Amuntai)


Fikih memuat hal yang cukup banyak diingat ketika akan dipraktikkan. Hal ini bisa menyulitkan bagi seseorang yang baru belajar fikih. Misalnya ketika akan salat, minimal ia harus mengetahui dan mengingat syarat sah salat, rukun salat dan hal-hal yang membatalkan salat. Kalau tiga hal tersebut tidak ia ketahui dan tidak ia ingat ketika salat, maka bisa jadi salatnya tidak sah karena lalai salah satunya. Untuk itu perlu suatu strategi dalam pembelajaran fikih agar orang yang baru belajar dapat mengingat tigal hal dengan mudah. Kitab Rasam Parukunan yang beraksara Arab dan berbahasa Melayu ini memberikan solusi terhadap problematika di atas. Kontribusi ini sangat penting untuk dikaji, karena strategi ini terbilang langka pada kitab-kitab sejenis, termasuk dalam kitab-kitab klasik sekalipun. Rasam Parukunan disusun oleh KH. Abdurrahman bin Muhammad Ali dari Amuntai, Kalimantan Selatan. Strategi yang beliau terapkan dalam kitab tersebut adalah dengan pembahasan yang ringkas, pemberian garis pada tema dan/atau subtema, pembuatan akronim, dan pembuatan ( WALLAHUA'LAM  ) dari sumber majelis ulama Amuntai  

Letak makam Tuan Guru KH Abdurrahman bin H.muhammad Ali Baderun  jl kota Raja Rt 04 Gang kubah kecamatan Amuntai selatan, kabupaten Hulu sungai utara Amuntai kalimantan selatan




..........

 di ambil dari berbagai sumber 

di edit dan di tulis ulang, di posting ulang oleh :   


Muhammad Edwan Ansari,S.Pd.I


......,

Kasarangan, Labuan Amas Utara, Hulu Sungai Tengah, Kalimantan Selatan


copyright@catatanEdwanAnsari





Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Admin;
Copyright @Catatan Edwan Ansari