Sabtu, Oktober 26, 2024

Guru H. Irsyad Zein, Ulama Pencatat Manaqib Datu Kalampayan dan Zuriatnya

 Guru H. Irsyad Zein, Ulama Pencatat Manaqib Datu Kalampayan dan Zuriatnya







Guru H. Irsyad Zein atau lengkapnya Tuan Guru H.M. Irsyad Zein bin H. Muhammad Zein bin Syekh Ismail Khatib bin Qadhi H. Ibrahim bin Qadhi Muhammad Shaleh bin Khalifah H. Zainuddin bin Syekh Muhammad Arsyad Al-Banjari. Beliau juga mempunyai nama pena Abu Daudi (sebagai ayah Ahmad Daudi) dan merupakan saudara sepupu (sepupu sekali) dari Tuan Guru H. Saifuddin Zuhri (Abah Guru Banjar Indah).


Beliau dianggap sebagai ulama sepuh (tetuha) dari Bani Ismail sekaligus Bani Arsyadi yang masih tersisa sebagai pelita dan paku bumi kampung Dalam Pagar yang dahulu pernah menjadi pusat pendidikan Islam selama berpuluh-puluh tahun. Beliau termasuk ulama yang banyak berkontribusi dalam pendidikan Islam di dalam Pondok Pesantren Dalam Pagar bersama ulama lainnya zuriyat Datu Kalampayan seperti Tuan Guru H. Salman Jalil, Tuan Guru H. Abdurrahman Ismail dan Tuan Guru H. Arfan. Beliau ikut terlibat bahkan turut mengajar di Pondok Dalam Pagar yang saat itu sudah mengalami perkembangan kelembagaan dan sistem pengajaran. Beliau mengajar rutin dan intens di bagian Ashriyah sekitar tahun 1980 sampai tahun 2000-an.


Kemudian, jasa beliau yang sangat besar adalah memelihara dan menyimpan dengan baik naskah-naskah (manuskrip) dari karya-karya Syekh Muhammad Arsyad Al-Banajari, anak, cucu dan zuriyatnya. Tidak hanya sampai di situ, beliau juga menuliskan dan mencatat sejarah hidup Syekh Muhammad Arsyad Al-Banjari dengan beberapa anak, cucu dan zuriyatnya. Buku beliau yang berjudul Syekh Muhammad Arsyad Al-Banjari, Tuan Haji Besar menjadi buku babon tentang sejarah keulamaan di Kalimantan Selatan bersama kitab Syajaratul Arsyadiyah karya Tuan Guru H. Abdurrahman Siddiq (Datu Sapat). Lebih dari itu, buku beliau bisa dikatakan telah memperluas, memperkaya dan melengkapi buku yang disebut kedua. Demikian juga, beliau banyak mengarang buku-buku manaqib dari anak, cucu dan zuriyat Syekh Muhammad Arsyad Al-Banjari seperti manaqib Datu Berau (Tuan Guru H. Ali Junaidi), Datu Samad (Qadhi H. Abdussamad), Guru Bangil (Tuan Guru H. Syarwani Abdan), Guru H. Anang Sya'rani (Tuan Guru H. Anang Sya'rani Arif), Guru Sakumpul (Tuan Guru H. Muhammad Zaini Ghani) dan lain-lain bahkan mengarang juga manaqib Sultan Adam Al-Watsik Billah.


Atas usaha beliau dalam pemeliharaan naskah dan karya-karya beliau sendiri dan karya ulama dari anak, cucu dan zuriyat Syekh Muhammad Arsyad Al-Banjari lainnya, kampung Dalam Pagar harum menjadi lapangan penelitian yang menarik terutama dalam penelitian pernaskahan (filologi), sejarah, arkeologi, sosiologi, antropologi dan tentu saja penelitian keagamaan baik bersifat normatif maupun realistik. Banyak peneliti luar negeri dan dalam negeri yang bertandang dan datang ke Dalam Pagar. Aku pernah beberapa kali menemani para peneliti yang melakukan penelitian ke sana, di samping aku sendiri pernah meneliti untuk kepentingan akademis dan profesional. Saking seringnya aku ke sana, hingga aku sangat akrab dengan beliau. Aku menyebut beliau sebagai ayah karena sudah merasa sebagai keluarga sendiri. Aku juga sempat diperlihatkan naskah kitab Sabilal Muhtadin baik yang versi Dalam Pagar maupun versi Marabahan, juga naskah Tuhfatur Raghibin, Fatwa Sulaiman Kurdi, Risalah Naqsyabandiyah dan ada beberapa karya lain seperti Risalah Masbuq karya Mufti H. Jamaluddi yang bermakam di Kalampayan.


Demikianlah, tentang Tuan Guru H. Irsyad Zein (Abu Daudi) Dalam Pagar, Martapura. Beliau meninggal dunia pada tanggal 18 Maret 2016 dan dimakamkan di Alkah Bani Ismail, Dalam Pagar, Martapura. Allah Yarham.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Admin;
Copyright @Catatan Edwan Ansari