Makam Habib Ali bin Abdul Qadir bin Husein Al Jufri.
Habib Ali bin Abdul Qadir bin Husein Al Jufri. (Tengah)
Letak: Jalan Barintik, Kecamatan Martapura, Kabupaten Banjar, Provinsi Kalimantan Selatan.
Habib Ali Al Jufri dilahirkan di Surabaya pada hari Sabtu tanggal 30 Agustus 1930 M bertepatan dengan 6 Rabi'ul Akhir 1349 H, ayah beliau bernama Habib Abdul Qadir bin Husein Al Jufri dan ibu beliau bernama Syarifah Fattum binti Abdurrahman Al Aydrus.
Habib Ali Al Jufri memiliki empat orang saudara laki-laki dan tiga orang saudara perempuan yang masing-masing bernama Muhammad, Ahmad, Abdurrahman, Umar, Zahra, Ghamar, dan Ruqaiyah. Habib Ali Al Jufri memiliki dua anak perempuan bernama Syarifah Ruqaiyah dan Syarifah Lulu. Habib Ali Al Jufri menempuh pendidikan di Pondok Pesantren Al Khairiyah Surabaya.
Sepeninggal ayahnya, Habib Ali Al Jufri bekerja sebagai pengawal hewan ternak yang berasal dari Flores, Nusa Tenggara Timur untuk dikirim ke berbagai daerah di Indonesia hingga ke Singapura. Setiap selesai satu perjalanan, beliau pulang ke Surabaya dan bersilaturahmi kepada para habaib dan menghadiri majelis-majelis ilmu, di antara yang beliau hadiri adalah Majelis Burdah Habib Muhammad bin Husein Al Aydrus atau Habib Neon. Selain itu, beliau juga sering berziarah ke makam-makam waliyullah yang ada di Jawa Timur khususnya ke Sunan Ampel dan Habib Boto Putih (Habib Syaikh bin Ahmad bin Abdullah Bafagih).
Suatu ketika, Habib Ali Al Jufri berkunjung ke rumah Habib Husein bin Muhammad Al Haddad di Jombang. Pada pertemuan itu, Habib Husein berkata kepada Habib Ali: Ya Ali, pergilah engkau ke Borneo (Kalimantan), nanti engkau akan menikah dengan seorang anak Wulaiti dari Hadhramaut. Habib Ali tersenyum mendengar pesan itu karena beliau belum pernah ke sana dan tidak punya teman atau kerabat di sana.
Habib Ali Al Jufri memutuskan berhijrah ke Borneo pada tahun 1959 M setelah mendapat pengalaman spiritual ketika berziarah ke makam Habib Syaikh bin Ahmad bin Abdullah Bafagih (Boto Putih) bersama keponakan sepupunya yang bernama Sayyid Agil bin Idrus Maulakhelah. Pada saat ziarah, nisan Habib Syaikh bin Ahmad bin Abdullah Bafagih bergerak sehingga Sayyid Agil bin Idrus Maulakhelah terkejut dan langsung keluar duluan menunggu di depan pagar kubah. Setelah Habib Ali Al Jufri keluar, Sayyid Agil bin Idrus Maulakhelah bertanya: Apa yang terjadi di dalam, aku melihat makam itu bergerak-gerak. Habib Ali Al Jufri hanya diam dan tidak menjawab.
Sesampainya di rumah, Habib Ali Al Jufri mengemasi pakaiannya dan memasukkan ke dalam tas serta berpamitan kepada ibunya karena akan pergi dalam waktu yang agak lama tanpa menyebutkan tempat yang akan dituju.
Setelah beberapa lama, Habib Ali Al Jufri berkirim surat kepada ibunya mengabarkan bahwa beliau baik-baik saja dan sedang berada di Martapura, Kalimantan Selatan. Beliau minta dikirimkan silsilahnya karena akan menikah dengan putri seorang Wulaiti dari Hadhramaut yaitu Habib Zein bin Muhammad Al Habsyi yang bernama Syarifah Nur. Setelah Habib Ali Al Jufri menikah, beliau tinggal bersama mertuanya yaitu Habib Zein bin Muhammad Al Habsyi dan selalu mendampingi Habib Zein di setiap acara keagamaan. Sehingga Habib Ali selain menantu, juga termasuk murid Habib Zein.
Ketika anak-anak Habib Ali Al Jufri ke Surabaya, Sayyid Agil bin Idrus Maulakhelah berpesan agar menanyakan kepada Habib Ali tentang peristiwa Boto Putih yang mereka alami. Ketika anak-anak Habib Ali menyampaikan pesan tersebut, Habib Ali tertawa teringat Sayyid Agil yang ketakutan dan beliau bercerita bahwa beliau mendapat perintah dari Habib Syaikh Bafagih untuk pergi ke Borneo. Ternyata perintah dari Habib Husein Al Haddad (Jombang) dan Habib Syaikh Bafagih yang menjadi alasan spiritual beliau berhijrah ke Borneo.
Habib Ali Al Jufri adalah sosok yang sederhana, pemurah, tawadhu, dan bersahaja. Beliau gemar sekali membantu fakir miskin dan janda, terutama dari kalangan Syarifah dan para santri. Beliau lebih banyak berdakwah dalam perilaku kesehariannya atau dakwah bil hal terutama dalam mensyiarkan Maulid Al Habsyi bersama mertuanya yakni Habib Zein bin Muhammad Al Habsyi, banyak tempat yang beliau datangi untuk mensyiarkan Maulid Al Habsyi yang pada waktu itu belum banyak dikenal orang.
Dan di antara kebiasaan Habib Ali Al Jufri adalah beliau setiap hari Jum'at melaksanakan shalat Jum'at di Masjid Al Karamah Martapura dengan posisi duduk yang selalu sama yaitu bersandar pada salah satu tiang guru yang berada di dalam Masjid Al Karamah. Dan setelah selesai shalat Jum'at, sebagian jamaah mendatangi beliau untuk bertemu, bersalaman, dan meminta doa kepada beliau. Dan daripada kegemaran Habib Ali Al Jufri adalah mengamalkan membaca Maulid Simthuddurar, Burdah, Ratib Al Haddad, dan Shalawat Taj.
Sepeninggal Habib Zein bin Muhammad Al Habsyi, Habib Ali Al Jufri mengadakan pembacaan Burdah pada setiap hari Jum'at pagi di kubah Habib Zein bin Muhammad Al Habsyi, yang mana banyak dari masyarakat dan para santri menghadiri pembacaan Burdah yang penuh dengan berkah tersebut.
Pada dekade 1980 an, Habib Ali Al Jufri bersama Tuan Guru H. Zainuddin Astani mendirikan pondok pesantren di Danau Panggang, Hulu Sungai Utara. Beliau menamakan pesantren tersebut dengan nama Pondok Pesantren Nurussalam yang dinisbatkan kepada nama istri beliau. Hingga sekarang Pondok Pesantren Nurussalam terus berkembang dengan baik dan alumninya banyak tersebar di daerah Hulu Sungai khususnya dan Kalimantan pada umumnya.
Pada tahun 1983 M, Habib Ali Al Jufri pergi menunaikan ibadah haji atas undangan dari Sayyid Zaid Quthbi, cucu keponakan dari Sayyid Amin Quthbi. Dan Alhamdulillah pada saat menunaikan ibadah haji tersebut, beliau berkesempatan untuk masuk dan shalat di dalam Ka'bah.
Habib Ali Al Jufri berpulang ke rahmatullah pada hari Sabtu tanggal 31 Januari 2009 M bertepatan dengan 4 Shafar 1430 H dan dimakamkan di samping rumah beliau di Jalan Barintik, Martapura.
Sumber: Pembacaan Manaqib Habib Ali Al Jufri pada acara haul beliau yang ke-16 oleh Habib Gasim bin Agil bin Idrus Maulakhelah.
Sumber: FB Al Faqir Ahmad
di ambil dari berbagai sumber
di posting ulang oleh :
Muhammad Edwan Ansari,S.Pd.I
.............
Kasarangan, Labuan Amas Utara, Hulu Sungai Tengah, Kalimantan Selatan
Copyright @catatanEdwanAnsari
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Admin;
Copyright @Catatan Edwan Ansari