Selasa, November 11, 2014

AYAM BANGKOK

AYAM BANGKOK KAKI BUBULAN Sudah ada 4 (empat) orang peng-hobby ayam aduan bangkok dari seluruh wilayah Indonesia yang bertanya via sms : ‘pak apa obatnya ayam bangkok kaki bubulan?’.. Secara singkat saya jawab : ‘obatnya tidak ada, tetapi bisa disembuhkan dengan cara dioperasi bedah, caranya pun mudah, bapak pasti bisa’. Penyakit bubulan pada kaki ayam bangkok disebabkan infeksi bakteri. Kaki ayam bangkok ada sedikit luka akibat gesekan dengan lantai kandang yang kasar, kaku dan tidak elastis. Kebanyakan kejadian kaki bubulan terjadi pada kandang ayam bangkok model panggung terbuat dari bambu, kayu atau kawat ram. Sedikit luka saja, tetapi karena lantai kandang kotor karena kotoran ayam, maka ada bakteri yang masuk kedalam kaki yang luka. Secara mudah kejadian bubulan dijelaskan sbb : Bakteri yang masuk kedalam telapak kaki ayam ini secara langsung akan menginfeksi, bakteri secara otomatis akan dilawan alamiah sel darah putih, akibat perlawanan sel darah putih tadi bakteri akan kalah dan berubah jadi pus (nanah bhs jawa) yang pada akhirnya mengeras berubah seperti keju atau nasi putih tertutup kulit kaki (didalam kulit kaki) ayam bangkok, tampak dari luar seperti benjolan. Benjolan bubul di kaki ayam ini akan mengganggu ayam berdiri atau nantinya waktu di adu. Cara mengatasi dengan dioperasi bedah. Siapkan peralatan : pisau / gillete, betadine, alkohol, kapas, perban, benang dan jarum. Prosedur pembedahan sbb : a. Ayam kaki bubulan dipegang pembantu dengan cara kaki terbalik menghadap keatas, kemudian kaki ayam yang infeksi bubulan dibersihkan dengan alkohol. b. Iris / sayat benjolan bubul menyilang (seperti huruf X) dengan gillette baru (steril), setelah itu tekan / pencet pus (seperti keju / nasi putih) sampai keluar semua, diusahakan sampai bersih. Bila ada sedikit darah, bersihkan dengan kapas agar pus terlihat dan benar2 bersih. c. Setelah pus bersih, olesi bekas sayatan dan luka operasi dengan betadine, kemudian (bila bekas sayatan cukup lebar karena benjolan bubul cukup besar) jahit luka dengan benang dan jarum sampai luka menutup. d. Olesi kembali luka luar bekas jahitan dengan benang. Kemudian bekas kaki yang luka ditutup / ditali dengan perban secara kuat2 agar tidak terlepas waktu ayam bangkok di lepas. c. Biarkan luka tertutup perban selama 1 (satu) minggu, kemudian dibuka dan diperiksa, dalam satu minggu luka sudah menutup, tetapi bekas luka harus diolesi betadine lagi dan diperban kembali. Hal ini dilakukan sampai bekas luka menutup dan mengering serta sembuh. Bagaimana mencegah agar kaki ayam bangkok tidak bubulan? 1. Kandang terutama lantai harus selalu dijaga bersih dari kotoran ayam. 2. Kandang tipe panggung (box) berbahan bambu / kayu / kawat ram tetap diperlukan selama ayam aduan bangkok umur 1 hari sampai umur 2 bulan. 3. Setelah ayam bangkok umur lebih dari 2 bulan, ayam dipindah ke kandang postal dengan lantai tanah berpasir. Selamat mencoba menjadi dokter spesialis bedah bubulan ayam bangkok! CARA MENGOBATI BEBERAPA PENYAKIT yang SERING MENYERANG AYAM KAMPUNG S ebenarnya ayam kampung merupakan jenis ayam yang tahan terhadap penyakit, tidak seperti ayam ras tentunya. Buktinya selama puluhan tahun saya memelihara ayam, tak pernah sekalipun mati berbarengan alias serentak dalam waktu bersamaan. Ingin tahu kuncinya ? Mudah saja, begini...Prinsipnya begini, sama halnya dengan makhluk hidup lain supaya ayam sehat dan tak mudah terserang penyakit yaitu makan yang cukup (gizi dan jumlah), jangan terlambat dan kandang dijaga supaya relatif bersih dan sehat. Sudah itu saja, wah...wah...seperti manusia dunk ! Hehe...ya emang, pokoknya kalau ayam kenyang, makan bergizi dan bervitamin dijamin deh, kagak bakalan sering kena penyakit, walaupun terkena penyakit langsung sembuh. Walau begitu, pernah jugalah ayam-ayam saya kena penyakit, nyatanya juga makhluk hidup ya kadang sehat kadang sakit, tapi selama ini alhamdulillah banyakan sehatnya...hehe...Beberapa penyakit yang sering menyerang ayam kampung dan cara mengatasinya yaitu : 1. penyakit ND/tetelo. Wah penyakit ini super ganas, pokoknya kalau sudah terserang virus/penyakit ini hampir pasti langsung mati. Ciri-ciri ayam yang terkena pnyekit ini antara lain ; jalan sempoyongan bahkan terkadang mundur, nafsu makan tidak ada, bulu kusam alias tidak mulus, kadang disertai dengan pilek dan mulut berlendir. Jangan kuatir, menurut pengalaman saya bisa diatasi, yaitu cara paling efektif dengan pencegahan yang caranya bisa dilihatDISINI. 2. tembolok yang keras bahkan cenderung tidak mau mengempis. Mungkin ini disebabkan karena makanan yang terlalu keras atau kurang baik sehingga tidak bisa dicerna oleh ayam. Cara saya yaitu pisahkan dulu ayam yang terkena dengan ayam-ayam yang lain, kemudian beri khusus minuman yang dicampur rebusan daun pepaya, insya ALLAH temboloknya akan normal kembali. 3. ayam "dengkelen" alias tidak bisa berjalan. Hal ini biasanya disebabkan terutama kandang yang lembab atau kurang sinar matahari sehingga pertulangan ayam agak terganggu. Cara mengatasi yaitu dengan menggosok balsem/minyak urut ke bagian tulang kaki yang membengkak sambil diurut beberapa kali terus diulangi sampai sembuh. 4. penyakit/perilaku kanibal pada ayam sehingga tak jarang menimbulkan kematian. Hal ini disebabkan karena pakan yang kurang dan sering terlambat atau populasi dalam satu kandang terlalu padat, sehingga ayam mematuki tubuh ayam yang lain. Biasanya bagian yang sering dipatuki adalah bagian belakang hingga pantat. Cara mengatasi ya...pakan yang cukup, air cukup jangan sampai terlambat. Kalaupun sudah terjadi, cepatlah dipisah dan bagian yang mengeluarkan darah (karena dipatuki) obati dengan betadine atau minyak tanah. 5. berak hijau atau berak kapur. Ciri-cirinya terkadang kotoran ayam berwarna hijau atau keputihan, itu tandanya terkena bakteri ? Caranya bisa diobati dengan diminumkan tablet koleridin (bisa dibeli di toko pakan) atau sering-sering memberi rebusan temu lawak, temuireng atau daun pepaya sehingga ayam kembali normal pencernaannya. Prinsipnya, jika ada ayam terkena penyakit yang utamanya dicirikan dengan makan yang tidak terlalu bernafsu, wajah pucat dan bulu kusam serta berjalannya/tingkahnya "lemes", hampir pasti ayam terkena penyakit, segera pisahkan dan diobati dengan cara diatas, insy@ ALLAH sembuh. Untuk penyakit-penyakit yang lain, seperti flu, batuk dll insya ALLAH saya posting secepatnya. Semoga bermanfaat. translation ara gratis dan praktis kali ini saya tulis berdasarkan atas pengalaman saya memelihara beraneka ayam sejak tahun 2000-an lalu (kalo gak salah tapi, hehe...). Selain itu juga untuk memenuhi janji saya pada artikel yang lalu tentang cara gratis cara membuat ayam kampung cepat besar. Berawal dari coba-coba yang saya lakukan, dengan niat menghasilkan daging ayam kampung yang tak terlalu banyak kandungan bahan kimia dan tentu juga maksudnya berhemat, hehe...saya memberi campuran beberapa bahan nabati pada ransum ayam yang mempunyai potensi mencegah penyakit menular pada ayam. Selain itu, ilmu ini juga sebagian saya dapat dari beberapa peternak yang kemudian saya padukan dengan kondisi di kampung saya. Dari hasil percobaan dan pengalaman saya, maka saya berani mengatakan bahwa beberapa tumbuhan/tanaman/bahan nabati memang mempunyai potensi untuk mencegah penyakit menular pada ayam, terutama tetelo/ND atau hanya sekedar flu biasa pada ayam. Singkat kata, tanaman yang sering saya pakai untuk pencegahan penyakit pada ayam yaitu : daun pepaya, temu ireng, temu lawak, kulit bawang putih, kulit bawang merah, daun teh, dan daun salam. (beberapa daun tanaman juga sering saya pakai untuk menambah vitamin/mineral pada ransum, seperti daun singkong, dan daun temu-temuan). Bahkan, sisa-sisa sayuran atau kulit bumbu-bumbu bekas yang tidak terpakai atau bahan sisa masakan istri saya, saya rebus kemudian saya campurkan pada ransum ayam. Pendek kata, tak ada daun atau sisa bahan sayuran yang terbuang percuma. Cara aplikasi sangat mudah, yaitu sebagai berikut : 1. iris tipis-tipis daun-daun tersebut diatas 2. rebus daun dan temu-temuan tersebut sampai mendidih, kemudian diamkan hingga hangat. 3. nah, air rebusan tadi dicampurkan pada air minum ayam atau untuk ditambahkan pada pakan (pakan basah). Selain itu irisan daun/temu-temuan tersebut jangan dibuang, kan sayang. Irisan-irisan tersebut dicampurkan pada ransum ayam. Pemberian ini terutama pada pagi hari. 4. aplikasi diatas dilakukan secara teratur, terutama pada saat pergantian musim dimana penyakit biasa timbul. Rentang waktu pemberian obat tradisional ini sebaiknya 2-3 hari sekali. Di luar pergantian musim seminggu sekali saya rasa cukup. Selain berfungsi sebagai pencegahan, juga untuk menambah nafsu makan pada ayam dan menambah vitamin/mineral alami. Prinsipnya, jika ayam banyak makan (yang bergizi) maka akan sehat. Cara yang lain untuk pencegahan, penyakit tetelo yaitu dengan membeli obat vaksin ND Hitchner yang banyak tersedia di pasaran. Pemberian obat ini biasa saya lakukan pada waktu ayam berumur 4 hari, 4 minggu dan 4 bulan. Aplikasi bisa lewat tetes mata maupun dicampur dengan air minum. Perpaduan yang terbaik, ya divaksin sekaligus diberi obat tradisional. Menurut pengalaman saya, Alhamdulillah ayam-ayam saya sehat. Walau ada yang terkena penyakit, ya wajar saja namanya juga makhluk hidup, hehe...tapi selama puluhan tahun memelihara ayam, alhamdulillah tak pernah sekalipun dalam serentak ayam-ayam saya mati berbarengan dalam jumlah besar. Selain ayam-ayam saya sehat, juga pertumbuhannya cukup baik, jadi ada pengaruhnya juga pemberian irisan daun-daunan dalam pakan ayam R amuan obat tradisional dari bahan alami tumbuh-tumbuhan telah digunakan secara turun temurun oleh nenek moyang kita untuk menjaga stamina dan mengobati beberapa jenis penyakit. Ramuan tradisional tersebut sering dikenal dengan istilah jamu. Saat kini jamu tidak hanya digunakan untuk manusia saja, tetapi pemberian jamu sudah mulai dikenal di kalangan peternak unggas. Mereka memanfaatkan beberapa tanaman obat sebagai obat tradisional untuk ternaknya sebagai pengganti obat-obatan buatan pabrik yang dirasa cukup mahal terutama bagi peternak skala menengah ke bawah. Semenjak krisis moniter sampai masa kini harga obat-obatan buatan pabrik dirasakan peternak cukup mahal. Disisi lain pengurangan dosis atau tanpa pemberian obat, vitamin maupun vaksin dalam pemeliharaan ayam KAMPUNG/BROILER akan menimbulkan suatu masalah yang cukup serius yaitu terjadi penurunan kesehatan atau bahkan terjadi peningkatan angka kematian. Hal ini akan mengakibatkan terjadi penurunan produksi sehingga tidak tercapai standart produksi yang diinginkan. Disamping harga obat cukup mahal, pemberian obat-obatan, antibiotic, hormon maupun vitamin yang berlebihan pada ayam broiler/kampung dikhawatirkan akan berpengaruh pula terhadap penurunan kualitas dagingnya, sehingga apabila dikonsumsi oleh manusia secara terus menerus dalam jangka waktu yang lama dikhawatirkan akan membahayakan bagi kesehatannya. Kelebihan dan penggunaan obat-obatan yang terus menerus dalam tubuh dapat merupakan residu dan sedikit demi sedikit akan tertimbun dalam tubuh manusia yang akhirnya dapat mengganggu kesehatan manusia. Dari kedua alasan tersebut peternak berupaya untuk mencari alternative lain sebagai pengganti obat buatan pabrik yaitu dengan memanfaatkan beberapa tanaman obat untuk diberikan kepada ternaknya. Ramuan jamu untuk ternak ini dapat dibuat sendiri dengan harga yang relatif murah. Cara dan aturan pemberiannya dapat dalam bentuk larutan yang dicampur dalam air minum atau dalam bentuk simplisia (tepung) yang dicampur kedalam ransum sebagai “feed additive” maupun “feed supplement”. Tujuan pemberian Feed additive dalam ransum adalah untuk memperbaiki konsumsi, daya cerna serta daya tahan tubuh serta mengurangi tingkat stres pada ayam broiler/kampung. Feed additive yang ditambahkan pada umumnya menggunakan antibiotik. Penggunaan antibiotik sebagai feed additive menghasilkan residu dalam karkas ayam kampung/ broiler. Apabila daging ayam dikonsumsi oleh manusia maka dikawatirkan akan menjadi resistensi terhadap antibiotik tersebut. Hal ini berbeda dengan sifat jamu, dimana jamu untuk ternak ini berkhasiat sebagai feed additive dan bukan merupakan antibiotik, sehingga tidak berbahaya bagi manusia, bahkan terbukti dapat meningkatkan konsumsi dan nafsu makan ayamkampung/ broiler. Tanaman obat dan fungsinya Indonesia terkenal sebagai negara biodeversitas yang kaya akan flora dan faunanya. Beberapa ribu jenis tanaman obat ada di Indonesia. Tanaman obat asli Indonesia sangatlah potensi untuk digunakan sebagai bahan pakan tambahan (“feed suplement”) maupun sebagai “feed additive” yang dicampur dalam air minumnya. Beberapa ahli mengatakan bahwa dengan pemberian beberapa tanaman obat seperti kunyit, bawang putih dan daun pepaya yang dicampur dengan air minum unggas, dapat terhindar dari penyakit flu burung. Disamping itu beberapa jenis tanaman obat lain berkhasiat untuk meningkatkan nafsu makan seperti temu lawak, lengkuas, jahe, kencur dan lidah buaya. Sedangkan pemberian tepung daun kumis kucing yang dicampurkan dalam ransumnya dikenal dapat memperlancar proses metabolisme dalam tubuh ayam sehingga dapat meningkatkan pertumbuhan dan daya tahan tubuh ayam kampung/ broiler. Ada beberapa tanaman obat yang berkhasiat untuk obat ternak ayam, diantaranya: Kunyit (Curcuma domestica), yang dikenal sebagai anti oksidan, anti mikroba dan anti radang. Kunyit mengandung minyak atsiri dari golongan monoterpen dan sesquitterpen, zat warna kuning yang disebut kurkuminoid, protein, fosfor, kalium, besi dan vitamin C. Temulawak (Curcuma xanthorrhiza) dapat meningkatkan nafsu makan, anti oksidan, anti mikroba, anti kolesterol dan anemia. Zat gizi yang terkandung dalam temu lawak adalah kurkumin, kurkuminoid, mineral, atsiri, minyak lemak, karbohidrat dan protein. Temulawak dan kunyit bisa dikonsumsi dalam bentuk minuman guna mencegah peningkatan konsentrasi sitokin dalam tubuh akibat inveksi virus AI dengan sub tipe H5N1. Itu efektif, mengingat kandungan curcuma yang ada pada keduanya berpotensi sebagai inhibitor terhadap sintesis sitokin Temu giring (Curcuma heyneana), biasanya digunakan untuk obat cacing Temuireng (Curcuma aeruginosarhizome) adalah bermanfaat sebagai obat cacing dan meningkatkan nafsu makan. Dalam temuireng banyak mengandung minyak asiri, tanin dan kurkumenol. Buah mengkudu (Morinda citrifolia) yang merupakan obat anti radang, anti alergi dan mematikan bakteri penyebab infeksi. Dalam buah mengkudu ini mengandung zat terpenoid, zat anti bacteri dan scolopetin. Tanaman lidah buaya. Lidah buaya memiliki kandungan emodin dan scutellaria yang berfungsi sebagai antiviral. Bahan itu mampu menghancurkan enzim yang terdapat pada virus flu burung Daun pepaya (Carica papaya, Linn). Daun pepaya ini berkhasiat sebagai obat pembunuh amuba dan sebagai obat cacing serta membantu meningkatkan nafsu makan. Cacing (lumbricus rubellus) merupakan sumber protein sangat tinggi yaitu 76%. Manfaat dari cacing tersebut adalah adanya antibakteri dan menghambat pertumbuhan bacteri E. Colk, meningkatkan daya tahan tubuh, meningkatkan nafsu makan, sebagai obat dll. Cara membuat jamu untuk ayam Banyak macam cara membuat jamu, karena pada dasarnya membuat jamu jauh lebih mudah dibandingkan dengan membeli obat dari toko. Jamu hewan atau ramuan beberapa tanaman obat tersebut dapat dibuat sendiri oleh petani ternak dan harganya lebih murah dibandingkan obat pabrik, tetapi khasiatnya cukup baik untuk pencegahan maupun pengobatan pada ternak unggas. Beberapa diantaranya adalah ramuan jamu hasil pengkajian BPTP Jakarta yang berfungsi untuk pencegahan terhadap penyakit AI (flu burung/Avian Influenza). Bahan-bahan tanaman obat yang diramu sebagai jamu untuk pencegahan penyakit flu burung adalah sbb: Kencur (500 gram), bawang putih (500 gram), jahe (250 gram), lengkuas (250 gram), kunyit (250 gram), temulawak (250 gram), daun sirih (125 gram), kayu manis (125 gram), daun mahkota dewa, EM4 dan molasses atau gula pasir. Bahan-bahan tersebut dipotong-potong kecil kemudian digiling/dibelender dan ditambahkan air 5 liter, kemudian disaring dan diambil ekstraknya. Ekstrak tersebut dimasukkan dalam drum besar (kapasitas 20 liter atau lebih). Tambahkan molases 500 cc, lalu tambahkan lagi dengan air sehingga campuran tersebut menjadi 20 liter, kemudian drum ditutup rapat. Selanjutnya campuran dilakukan fermentasi selama 6 hari. Setiap hari tutup drum dibuka selama 5 menit sambil diaduk. Setelah 6 hari jamu siap diberikan pada ayam. Cara pemberiannya melalui air minum dengan dosis 90 ml air jamu per 1 liter air minum setiap hari. Ketua Asosiasi Dokter Hewan Perunggasan Indonesia mengatakan bahwa di Indonesia sendiri saat ini tersedia cukup banyak bahan herbal yang bisa digunakan untuk menangkal menyebarnya virus flu burung. Tanaman obat tersebut adalah lidah buaya, temulawak, dan kunyit. Sedangkan menurut peneliti dari LIPI mengatakan bahwa pemberian secara rutin jamu ternak yang terdiri atas kunyit, lengkuas, temulawak, kencur dan buah mengkudu yang diberikan pada unggas dapat berfungsi sebagai stamina yaitu untuk menyehatkan dan meningkatkan nafsu makan. Khasiat tanaman obat juga telah dibuktikan keistimewaan tanaman obat yang mempunyai khasiat untuk meningkatkan daya tahan tubuh, meningkatkan nafsu makan, sebagai obat pada berbagai macam penyakit dan mengurangi stress pada ayam. Dalam uji coba saya membuat jamu dengan ramuan dari tanaman-tanaman obat yang terdiri dari kunyit (1000 gram), temuireng (1000 gram), temulawak (1000 gram), temu giring (250 gram), mengkudu (500 gram), daun pepaya (5 tangkai) dan cacing (100 gram). Cara membuatnya adalah sbb: cacing direbus dengan 1 liter air sampai mendidih. Kunyit, temuireng, temugiring, temulawak dan mengkudu diparut menjadi satu, dan daun pepaya ditumbuk sampai halus. Campurkan bahan-bahan tersebut dan tambah 4 liter air bersih. Remas-remaslah semua bahan tersebut dan saring. Terakhir tambah dengan 1 liter rebusan cacing dan aduk sampai rata. Selanjutnya campuran tersebut direbus sampai mendidih dan setelah dingin dapat digunakan sebagai jamu pada ayam pedaging. Jamu tersebut dapat diberikan dengan cara mencampur ke air minum. Dalam pelaksanaannya pemberian jamu dilakukan setelah ayam berumur 16 hari sampai panen. Pemberian dilakukan tiga hari berturut-turut selanjutnya diselang dengan air putih. Manfaat dan Hasil Dari hasil penelitian saya maupun pendapat orang 2 yang sudah sukses berkecimpung di dunia ayam kampung/broiler dapat di simpulkan bahwa ternyata pemberian jamu atau tanaman obat yang dicampurkan baik dalam ransum pakannya maupun air minum ayam dapat bermanfaat atau berkhasiat untuk: (1). meningkatkan daya tahan tubuh ayam (2). meningkatkan pertumbuhan berat badan ayam (3). mengurangi tingkat kematian dan jumlah ayam yang sakit (4) meningkatkan pendapatan peternak (5).mendapatkan ayam non kolesterol karena lemak yang dihasilkan berkurang (6). mendapatkan karkas ayam yang berbau dan warna yang segar dan (7). mengurangi bau kotoran ayam (ammonia). Manfaat lain yang diperoleh adalah harga jamu tersebut lebih murah, menjaga stamina tubuh, menambah nafsu makan, mencegah serta mengobati beberapa penyakit seperti penyakit gangguan pernafasan (Snot dan CRD), koksidiosis, diare maupun feses hijau dan menghindarkan unggas dari serangan virus flu burung (Avian Influenza/AI). Dan kenyataannya Manfaat dari khasiat jamu untuk ternak sudah lama diteliti oleh beberapa peneliti. Salah satu dilakukan oleh Ibu tatik, sebagai seorang peneliti dan juga sebagai peternak ayam di salah satu kampung di Jombang Jatim. Beliau meramu tanaman obat-obatan yang terdiri dari buah cabe jawa (Piper retrofractum Vahl), ekstrak rimpang temu lawak (Curcuma xanthorriza Roxb), ekstrak rimpang temu ireng (Curcuma aeruginosa Roxb), bubuk rimpang lempuyang wangi (Zingiber aromaticum, Val), madu lebah, gula tebu sebagai pengawet alamiah, dan air. Ramuan tersebut diberikan pada ayam sebagai penangkal unggas terhadap penyebaran flu burung. Dalam uji cobanya, beliau memasukkan ayam mati yang terinveksi flu burung di sekitar kandangnya. Dari hasil uji cobanya didapatkan ayam-ayam yang diberi jamu hasil ramuannya ternyata semua ayam perlakuannya itu lolos alias tidak terinveksi flu burung. Hasil uji cobanya kemudian diselidiki lebih teliti lagi oleh Balai Veteriner Blitar, . Dan ternyata hasilnya positip. Ayam-ayam yang diberi jamu tersebut memberi respon positip terhadap pertumbuhan ayam,mempunyai stamina ayam yang lebih baik (jarang sakit dan mortalitas rendah), lemak karkas sangat rendah, aroma daging dan telur tidak amis, warna kuning telur lebih oranye/skor diatas 7, serta bau kotoran ayam (ammonia) di sekitar kandang jauh lebih berkurang. Demikian juga dari hasil uji coba yang telah kami lakukan Dari hasil uji cobaterhadap ayam-ayam yang diberi jamu hasil ramuannya didapatkan hasil sbb: A . Perbedaan produktivitas ayam yang diberi jamu dan tanpa jamu dengan masa pemeliharaan 32 hari AYAM YANG DI BERI JAMU komponen: 1. Jumlah ayam yang dipelihara : 100 ekor 2. Mortalitas : 1% 3. Ayam hidup : 99 Ekor 4. Bobot rata-rata : 1,76 kg 5. Konsumsi pakan/ekor : 2,53 kg 6. FCR : 1,494 7. Indeks per formans : 363,9 8. Performans : Pertumbuhan bulu lebih mengkilat, Penampilan lebih lincah keuntungan : Rp. 288.050 AYAM TANPA DI BERI JAMU Komponen: 1. Jumlah ayam yang dipelihara : 100 ekor 2. Mortalitas : 3% 3. Ayam hidup : 97 Ekor 4. Bobot rata-rata : 1,62 kg 5. Konsumsi pakan/ekor : 2,58 kg 6. FCR : 1,587 7. Indeks per formans : 316,5 8. Performans : 0 keuntungan : Rp. 99.825 Gambar Jenis Sisik-sisik Ayam Aduan 1. Sisik Batu Rantai yakni apabila terdapat sisik dibawah jari-jari kaki ayam. Gambar Sisik Batu Rantai 2. Sisik Batu Karang yaitu apabila sisik pada semua ujung jari kaki ayam tampak pecah atau terbelah. Gambar Sisik Batu Karang 3. Sisik Naga Banda yaitu sisik kaki yang berbentuk menyerupai duri atau kulit salak. Gambar Sisik Naga Banda 4. Sisik Ubed yakni apabila terdapat sisik yang melingkar seperti gelang pada kaki ayam. Gambar Sisik Ubed 5. Suro Watu apabila di bawah jalu ayam terdapat seperti tonjolan menyerupai batu. Gambar Suro Watu 6. Batu Rantai dan Batu Lapak yakni terdapat sisik yang ada di tengah telapak kaki dan jari kaki. Gambar Sisik Batu Rantai dan Batu Lapak 7. Naga Temurun yakni apabila sisik kaki garis bagian belakang ayam menghadap ke bawah. Gambar Sisik Nogo Temurun Gambar 2. Sisik Nogo Temurun 8. Sisik Ubed Jalu yakni apabila ayam memiliki sisik melingkar seperti gelang tepat pada bagian jalu ayam. Gambar Sisik Ubed Jalu Gambar 2. Sisik Ubed Jalu Tembus MEMILIH SISIK Dalam memilih sisik ayam aduan kita harus jeli, karena dari sisik kita akan tahu model pukul dari ayam yang akan kita pilih. Sebagai contoh : 1. Sisik Nogo Temurun. Ciri–cirinya, sisik bagian belakang kaki ayam kanan dan kiri menghadap ke bawah. Khasiat dari sisik ini, biasanya ayam kalau dipukul balesannya akan lebih sakit. 2. Sisik Batu Rantai Di beberapa daerah sering disebut sisik buaya. Ciri–cirinya bagian bawah jari–jari ayam ada sisiknya. Sisik tersebut berderet ke belakang. Keistimewaan dari ayam sisik batu rantai pukulannya panas. Tapi ada mitos dari mbah–mbah kita dulu kalau ngaduin ayam tersebut jangan dibawah pohon bambu, kalau kita aduin dibawah pohon bambu keistimewaanya akan hilang. 3. Sisik Batu Lapak. Sisik model ini yang paling ditakuti dalam dunia perayaman, dan sangat jarang ditemui karena ayam model begini adalah ayam tiban, hanya orang – orang tertentu saja yang bisa merawat ayam tersebut. Model sisik begini tidak butuh waktu lama untuk mengalahkan musuhnya. Menurut orang tua dulu ayam dengan sisik begini jika ngelangkahin musuhnya, musuh langsung lemes. Ciri–ciri ayam batu lapak adalah ditelapak kakinya terdapat sisik. 4. Sisik Keleng ( Ubet ) Hati–ati dalam memlilih sisik ayam ubet / keleng, tergantung dari kelengnya. Biasanya ayam kalau keleng sebelah menangnya cuma sekali pas pertama ngadu saja. Tapi kalau kita jeli memilihnya justru yang keleng sebelah tersebut yang menangnya akan terus menerus. Keleng sebelah dengan sisik pecah di jari nomor dua pas ditengah - tengah jari. Ayam yang jarinya dan sisiknya seperti tersebut diatas biasanya menangan. Kemudian untuk keleng pas di jalu kanan dan jalu kiri biasanya ayam tersebut jalunya super. Ayam keleng biasanya bisa ditandai dengan pukulnya. Ayam keleng mempunyai dosis pukul diatas rata – rata. Pasti pukulnya gedhe. Tapi kalau nggak bisa pilih sebaiknya hindari ayam keleng sebelah. 5. Sisik Keleng Dua Satu. Biasanya ayam model ini, ayam model jagal tipenya hampir sama dengan ayam brumbun madu keleng disebelah kiri kakinya. Ayam model begini jalunya super. Ciri – cirinya adalah ada sisik keleng satu disatu kakinya dan dua di kaki lainnya. Kanan yang satu atau kiri yang satu tidak ada masalah yang penting kelengnya dua satu. 6. Sisik Selip Sebelah, Ayam model ini ciri – cirinya adalah ada sisik selip disebelah kiri atau kanan kakinya. Ayam sisik selip ini biasanya akan kena matanya. Makanya hindari untuk tidak memilih ayam yang model sisiknya seperti tersebut diatas. 7. Sisik Selip Sejajar Jalu Kiri dan Kanan. Ayam model begini mempunyai sisik selip pas dijalu kanan kiri. Biasanya ayam ini ayam pukul jalu. Kalau bisa jangan diaduin sebelum jalunya panjang. 8. Sisik Pukul Mati. Model ayam ini yang susah dicari. Ciri–ciri sisiknya adalah sebagai berikut : Di jari kedua kaki kiri ada sisik pecahnya, atau sisk selipnya. Tapi biasanya ayam darah membunuhnya kuat jika dipasangkan di ayam yang mempunyai warna bulu merah. Sejelek apapun mainnya ayam yang mempunyai sisik seperti diatas mempunyai dosis pukul mati. Tapi hati–hati terhadap ayam model ini, karena ayam model begini jarang yang mainnya bagus. Dia hanya mengandalkan pukul jalunya. Biasanya ayam – ayam model begini kebanyakan ditemukan di pasar–pasar, karena anggapannya ayam tersebut tidak bisa dipakai dan diapkir karena mainnya sangat jelek. Ayam model ini tidak akan ada artinya kalau masih muda dan nggak ada jalunya, karena dia hanya ngandelin pukul jalu. Makanya biasanya orang–orang akan buang ayam tersebut karena dianggap nggak ada artinya. Seperti sudah saya jelaskan diatas ayam model ini jarang yang mainnya bagus. 9. Sisik Pecah Semua. Saya belum pernah buktiin ya, tapi konon ayam model ini pukul berat. Kenapa saya bicara ini karena saya belum pernah punya ayam model seperti tersebut diatas. Dan masih banyak model sisik yang lain, lain waktu kita bahas. Sebagai contoh Sisik Beras Wutah, Pancuran Mas, dll. (dari berbagai sumber)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Admin;
Copyright @Catatan Edwan Ansari