Rabu, November 27, 2013

POLA PEMBINAAN PENGELOLA LATIHAN HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM

POLA PEMBINAAN PENGELOLA LATIHAN HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM BAB I PENDAHULUAN A. Pengertian HMI berfungsi sebagai organisasi perkaderan (pasal 8 AD HMI). Dari fungsi tersebut dapat diketahui bahwa jantung organisasi adalah perkaderan. Output perkaderan yang berkualitas dihasilkan oleh proses perkaderan yang berkualitas pula. Untuk menghasilkan proses perkaderan yang berkualitas diperlukan sistem yang dirancang sedemikian rupa sesuai dengan kondisi organisasi dan kebutuhannya. Selain sistem yang baik, dibutuhkan sumberdaya manusia yang handal dalam mengimplementasikan sistem. Untuk mencetak kader-kader yang handal dalam perkaderan perlu dibuat suatu pola pembinaan yang standar, sebagai bentuk standarisasi pengelola latihan. Pola Pembinaan Pengelola Latihan pada dasarnya merupakan acuan yang digunakan untuk melaksanakan dan menerapkan secara proporsional dan profesional aktifitas serta kreatifitas kader dengan pola pembinaan terpadu. Model pembinaan yang dikembangkan oleh Badan Pengelola Latihan Himpunan Mahasiswa Islam (BPL HMI) disusun secara sadar, berkesinambungan, sistematis, dan progresif dalam rangka penataan diberbagai ruang lingkup kelembagaan. Pola pembinaan diarahkan dengan tiga bentuk operasional yakni model formal (pendidikan), informal (aktivitas) dan model non formal (jaringan kerja / Net Work). B. Maksud dan Tujuan Maksud dan tujuan disusunnya Pola Pembinaan Pengelola Latihan agar seluruh upaya yang dilakukan dalam pembinaan anggota BPL HMI selalu dalam kerangka kesadaran ke-Illahian, sistematis, berkesinambungan dan sarat akan pertanggungjawaban. Dalam upaya pencapaian tujuan ini kondisi-kondisi yang diharapkan dapat terwujud adalah peningkatan kualitas dan kuantitas anggota, sikap dan konsisten terhadap perjuangan, tetap ada regenerasi kepemimpinan dan kesinambungan aktifitas atas perjuangan serta profesionalisme komunal (kelembagaan). C. Fungsi 1. Pola Pembinaan Pengelola Latihan berfungsi sebagai penuntun dan pegangan dalam melaksanakan seluruh kegiatan-kegiatan BPL HMI, sehingga tetap mengarah kepada pencapaian tujuan. 2. Pola Pembinaan Pengelola Latihan juga berfungsi sebagai parameter keberhasilan seluruh aktifitas. BAB II STRATEGI PEMBINAAN Strategi pembinaan pengelola latihan pada dasarnya adalah fungsionalisasi tugas dan peran BPL HMI dalam pembentukan perkaderan yang berkualitas. Strategi ini sejalan dengan visi, misi, dan tujuan organisatoris. Implementasi strategi pembinaan ini ditujukan untuk meraih dan mempertahankan keunggulan kompetitif, dengan kata lain strategi pembinaan merupakan suatu strategi kompetitif HMI dalam menghadapi kebutuhan organisasional. Strategi ini diharapkan dapat mendorong inovasi dan peningkatan kualitas perkaderan. Strategi yang dilakukan meliputi : 1. Strategi rekrutmen dan seleksi Strategi yang dilakukan adalah dengan pendekatan need assessment dengan menggunakan analisis kebutuhan organisasional, analisis kebutuhan personalia, dan analisis pekerjaan. Dalam melakukan rekrutmen hal yang harus diperhatikan adalah pemerataan sumberdaya. Rekrutmen dilakukan melalui proses pelatihan yang dinamakan Pelatihan untuk Pelatih tingkat Dasar (Basic Training for Trainer). Untuk mendapatkan bahan baku yang berkualitas, seleksi merupakan suatu kemestian. Seleksi yang dilakukan meliputi tes potensi akademik, tes skolastik, tes ke-HMI-an, dan tes ke-Islaman. Tes dilakukan secara tertulis dan wawancara. Soal dan kisi-kisinya dibuat oleh BPL PB HMI. 2. Strategi perencanaan sumberdaya manusia Strategi yang dilakukan adalah dengan maping kebutuhan meliputi kebutuhan organisasi, kebutuhan kerja/aktivitas, dan kebutuhan personalia. Untuk mendukung perencanaan sumberdaya manusia ini, maka harus didukung oleh Sistem Informasi Sumberdaya Manusia (SISDM) yang akurat, efektif, dan efisien. BPL PB HMI bertanggung jawab atas tersusunnya rencana SDM ini, dan membangun SISDM yang mampu diakses oleh seluruh elemen HMI. SISDM yang dibangun berbasis Teknologi dan Informasi yang akurat, minimal memuat informasi instruktur serta penilaian kuantitatif dan kualitatifnya. 3. Strategi pelatihan dan pengembangan Pelatihan merupakan penciptaan suatu lingkungan dimana orang/anggota dapat memperoleh atau mempelajari sikap, kemampuan, keahlian, pengetahuan, dan perilaku yang spesifik yang berkaitan dengan tugas organisasional. Ada perbedaan yang cukup mendasar antara pelatihan dan pengembangan, jika pelatihan diarahkan untuk membantu orang untuk melaksanakan tugas organisasi secara lebih baik, sedangkan pengembangan lebih diarahkan pada investasi yang berorientasi ke masa depan dalam diri masing-masing individu. Pelatihan adalah serangkaian aktivitas yang dirancang untuk meningkatkan keahlian-keahlian, pengetahuan, pengalaman, atau perubahan sikap seorang individu, sedangkan pengembangan diartikan sebagai penyiapan individu untuk memikul tanggung jawab yang berbeda atau yang lebih tinggi dalam organisasi. Aktivitas pelatihan yang dilakukan guna memenuhi kebutuhan organisasional yang menerapkan pola pelatihan berjenjang, sejalan dengan kebijakan tersebut dalam pola pembinaan pengelola latihan pun menggunakan pola yang berjenjang pula. Latihan yang dilakukan meliputi : a. Pelatihan untuk Pelatih tingkat Dasar b. Pelatihan untuk Pelatih tingkat Menengah c. Pelatihan untuk Pelatih tingkat Lanjut d. Pelatihan untuk Pelatih Profesional Selain aktivitas pelatihan, untuk meningkatkan kuliatas SDM instruktur dilakukan pula aktivitas pengembangan meliputi follow up/up grading, aktivitas, dan pembuatan karya. 4. Strategi penilaian aktivitas Untuk melihat perkembangan kualitas instruktur dari masa ke masa, maka diperlukan suatu sistem penilaian aktivitas yang accountable, dimana penilaian yang dilakukan merupakan penilaian yang obyektif dan terukur. Penilaian yang dilakukan meliputi seluruh aktivitas pengembangan. Format instrumen evaluasi yang digunakan adalah Graphic Rating Scale yang dipadukan dengan beban kredit tertentu. 5. Strategi Kompensasi Motivasi pengelola latihan untuk terus berkiprah di BPL HMI dan mengembangkan kualitasnya sangat tergantung pada kompensasi yang diberikan kepada yang bersangkutan. Dengan pemikiran tersebut, maka harus dirancang strategi reward and punishment sedemikian rupa yang mampu memotivasinya. Penghargaan dan sanksi yang dapat diberikan adalah hak untuk ikut pelatihan selanjutnya dan/atau kegiatan yang sifatnya profit oriented, duduk di jabatan struktural Badiklat HMI serta larangan untuk ikut. Pemberian kompensasi didasarkan atas penilaian aktivitas terhadap yang bersangkutan. BAB III KUALIFIKASI PENGELOLA LATIHAN Pengelola latihan terdiri dari 4 jenis yang didasarkan atas kualitas dan jam terbang dengan ketentuan sebagai berikut : 1) Instruktur Muda Instruktur muda adalah anggota HMI yang telah mengikuti Pelatihan untuk Pelatih tingkat Dasar. Instruktur muda berhak menjadi SC, tim rekam proses, dan asisten instruktur pada LK I. 2) Instruktur Madya Instruktur madya adalah anggota BPL HMI yang telah mengikuti Pelatihan untuk Pelatih tingkat Menengah. Instruktur madya memiliki hak yang sama dengan instruktur muda, dan menjadi instruktur LK I, SC, asisten instruktur pada LK II, MOT pada LK I. 3) Instruktur Instruktur adalah anggota BPL HMI yang telah mengikuti Pelatihan untuk Pelatih tingkat Lanjut. Instruktur memiliki hak yang sama dengan instruktur madya, dan menjadi instruktur/MOT LK II, serta berhak mengelola/terlibat dalam training yang sifatnya profit oriented, serta dipilih menjadi pengurus BPL HMI Cabang atau Korwil. 4) Instruktur Utama Instruktur utama adalah instruktur yang telah mengikuti LK III dan mendapatkan point ≥ 148, serta IP ≥ 3,00. Instruktur utama memiliki hak yang sama dengan instruktur, menjadi instruktur/MOT LK III, dan dipilih menjadi pengurus BPL PB HMI. BAB IV PELAKSANAAN POLA PEMBINAAN A. Formal Model pembinaan yang dilakukan oleh BPL HMI adalah pelatihan yang sifatnya memberikan pengetahuan dan keahlian pada para pengelola latihan mengenai masalah pertrainingan. Seluruh pelatihan ini dilaksanakan oleh BPL HMI secara mandiri sesuai dengan peruntukannya. 1. Pelatihan untuk Pelatih tingkat Dasar Tujuan : Terciptanya sumberdaya pengajar yang memiliki kualitas akademis, dan kemampuan memberikan materi, serta mampu menjadikan diri sebagai teladan yang baik. Target : - Mengetahui filosofi pendidikan/perkaderan - Mengetahui teknik perencanaan materi - Mengetahui metode-metode pengajaran - Mengetahui teknik evaluasi peserta Waktu : 72 Jam Kurikulum : 1 Pendalaman NDP 1.1 Pengantar Filsafat dan Logika (Landasan Epistemologi) 1.2 Madzhab ideologi dunia 1.3 Teologi dan ideologi HMI 1.4 Kajian NDP 2. Pengantar Filsafat Pendidikan 2.1 Pengertian pendidikan 2.2 Tugas dan fungsi pendidikan 2.3 Manusia dan proses pendidikan 3. Pengantar Psikologi Pendidikan 4. Didaktik Metodik 4.1 Pengertian didaktik metodik 4.2 Bentuk, gaya, dan alat pengajaran 4.3 Metode pengajaran 5. Perencanaan Pengajaran 5.1 Pengertian pengajaran 5.2 Tujuan pengajaran 5.3 Penyusunan session design/teaching plan 6. Evaluasi 6.1 Pengertian, tujuan, dan fungsi evaluasi 6.2 Teknik, prosedur, dan alat evaluasi peserta 7. Praktek Pengajaran Syarat : - Telah lulus LK I - Telah selesai mengikuti follow up/up grading pasca LK I - Memiliki minat untuk menjadi pengelola latihan - Lulus screening 2. Pelatihan untuk Pelatih tingkat Menengah Tujuan : Terciptanya sumberdaya pengelola Latihan Kader I yang memiliki kemampuan mengelola LK I secara baik dan benar, serta mampu menjadikan diri sebagai teladan yang baik. Target : - Mengetahui manajemen pengelolaan LK I - Menguasai seluruh materi LK I - Mengetahui teknik penilaian peserta Waktu : 48 Jam Kurikulum : 1. Pendalaman Materi LK I (Non NDP) 1.1 Sejarah Perjuangan HMI 1.2 Konstitusi HMI 1.3 Misi HMI 1.4 Kepemimpinan, Manajemen, dan Organisasi 2. Perencanaan Pelatihan 2.1 Pengertian pelatihan 2.2 Penilaian kebutuhan 2.3 Perencanaan kurikulum pelatihan 3. Teknik Pengelolaan Pelatihan 4. Teknik Penilaian Peserta 4.1 Pengertian penilaian 4.2 Teknik, prosesdur, dan alat penilaian peserta 5. Evaluasi Pelatihan 5.1 Pengertian, tujuan, dan fungsi evaluasi 5.2 Pelaporan dan evaluasi pelatihan 6. Praktek Syarat : - Instruktur Muda yang telah memiliki point ≥ 144 dan IPK ≥ 2,50 - Telah mengikuti LK II - Lulus screening 3. Pelatihan untuk Pelatih tingkat Lanjut Tujuan : Terciptanya sumberdaya pengelola Latihan Kader II yang memiliki kemampuan mengelola LK II secara baik dan benar, serta mampu menjadikan diri sebagai teladan yang baik. Target : - Mengetahui manajemen pengelolaan LK II - Menguasai seluruh materi LK II Waktu : 36 Jam Kurikulum : 1. Pendalaman Materi LK II 1.1 Pendalaman NDP 1.2 Pendalaman Misi HMI 1.3 Teori-teori tentang Perubahan Sosial 1.4 Ideopolitor Stratak 1.5 Kepemimpinan, Manajemen dan Organisasi 2. Manajemen Pengelolaan Pelatihan 3. Evaluasi Pelatihan 3.1 Pengertian, tujuan, dan fungsi evaluasi 3.2 Pelaporan dan evaluasi pelatihan 4. Praktek Syarat : - Instruktur Madya yang telah memiliki point ≥ 144 dan IPK ≥ 2,75 - Lulus screening 4. Pelatihan untuk Pelatih Profesional Tujuan : Terciptanya sumberdaya pengelola training profesional yang memiliki kemampuan mengelola segala bentuk training secara baik dan benar, serta mampu menjadikan diri sebagai teladan yang baik. Target : - Mengetahui manajemen training - Menguasai seluruh pola pengelolaan training Waktu : 60 Jam Kurikulum : 1. Manajemen Pelatihan 1.1 Pengertian manajemen pelatihan 1.2 Perencanaan pelatihan 1.3 Pengelolaan pelatihan 1.4 Evaluasi pelatihan 2. Dasar-dasar Kurikulum 2.1 Pengertian kurikulum 2.2 Perencanaan kurikulum 2.3 Penyusunan kurikulum 3. Simulasi Pengelolaan Training 3.1 AMT/sejenis 3.2 Entrepreneurship Training 3.3 Leadership Training 3.4 Team Building Training 3.5 Problem Solving/Decision Making Training 3.6 Pelatihan Advokasi 3.7 Skill Training (Training untuk Keahlian Khusus) Syarat : - Instruktur yang telah memiliki point ≥ 148 dan IPK ≥ 3,00 dan Instruktur Utama - Lulus screening Untuk pelaksanaan pembinaan formal pengelola latihan akan dijelaskan dalam petunjuk pelaksanaan dan/atau modul pelatihan. B. INFORMAL Model pembinaan pengelola latihan yang dilakukan oleh BPL HMI menggunakan pola peningkatan kualitas yang didasarkan pada aktivitas pengelola pelatihan. Pembinaan informal ini secara praksis merupakan proses untuk melakukan penilaian kinerja pengelola latihan. Aktivitas yang dilakukan dalam rangka pembinaan terhadap pembinaan pengelola latihan meliputi aktivitas pribadi dan aktivitas kelompok atau organisasional, meliputi : 1) Follow up/up grading 2) Aktivitas pengajaran : menjadi unsur training, dll. 3) Aktivitas pembinaan kader : diskusi kader, dll. 4) Aktivitas intelektual : penulisan opini, dll. C. NON FORMAL Model pembinaan yang dilakukan adalah dengan memfasilitasi para pengelola latihan yang dianggap potensial untuk melakukan aktivitas yang berada di luar wilayah HMI, tetapi masih berkaitan dengan profesionalisme pengelola latihan. Aktivitas yang mungkin bisa dilakukan adalah magang di lembaga-lembaga pelatihan, ditugaskan untuk mengikuti pelatihan-pelatihan di luar HMI yang hasilnya dapat diadopsi oleh HMI dalam rangka peningkatan kualitas pengelolaan training dalam perkaderan HMI. BAB V EVALUASI PELAKSANAAN POLA PEMBINAAN Untuk tercapainya keberhasilan pola pembinaan maka diperlukan suatu evaluasi terhadap pelaksanaan pola pembinaan. Evaluasi ini dilakukan untuk mengetahui perkembangan dan digunakan untuk merancang pola pembinaan selanjutnya yang lebih baik. Evaluasi yang dilakukan meliputi : 1) Evaluasi terhadap sistem manajemen SDM 2) Evaluasi terhadap pelaksanaan pola pembinaan 3) Evaluasi terhadap pelaksana Evaluasi ini dapat dipergunakan juga untuk memberikan reward and punishment terhadap para pengelola latihan. BAB V PENUTUP Pembinaan Pengelola Latihan sebagai upaya untuk mencapai kader kualified yang menjadi tujuan HMI, dan benar-benar akan terwujud apabila terdapat kesadaran (amanah), keterlibatan aktif, dan sikap mental yang teguh (militan) para pengawal perkaderan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Muhammad Edwan Ansari