Kamis, April 17, 2025

KH. MUHAMMAD SARNI

 KH. MUHAMMAD SARNI


   










KH. Muhammad Sarni bin H. Jarmani bin H. Muhammad Shiddiq al-Alabi.  Lahir di Alabio, Amuntai, 1921 M (1339 H). Masa kecil bersekolah di Sekolah Rakyat (SR) 6 tahun, setelah itu sempat menempuh pendidikan di Normal Islam Rantau.


Pada masanya beliau membuka majelis taklim di rumah beliau sendiri. Adapun yang diajarkan adalah masalah ilmu tauhid, fiqih dan tasawuf, dan juga ilmu-ilmu lainnya seperti ilmu nahwu dan tasrif, ilmu tajwid dan lain-lain. Di samping bertani beliau juga diangkat sebagai Pembantu Petugas Pencatat Nikah, Talak dan Rujuk (P3 NTR). Tugas sebagai Petugas P3NTR atau “Pangulu” beliau emban kurang lebih sepuluh tahun, yaitu sejak tahun 1960 sampai 1970-an.


Karena luasnya keilmuan beliau, maka beliau sering diminta oleh masyarakat untuk memberikan ceramah pada kegiatan-kegiatan tertentu, tidak saja oleh masyarakat setempat tapi juga oleh masyarakat di luar kota Amuntai. Beliau pernah diminta mengajarkan ilmu Tasawuf di Tamban, Kabupaten Barito Kuala (Batola) pada tahun 1973. Setelah sebelumnya juga pernah diminta untuk mengajarkan ilmu tasawuf di Sampit, Kalimantan Tengah selama lebih kurang lima tahun.


 


Beliau mengarang beberapa kitab diantaranya :


-         “al-Bahjatuh al-Mardhiyah fi al akhlaq al-Diniyah” (Banjarmasin : Murni)


-         “Fath al ‘arifin fi Bayan a’mal al Salikin wa al washilin ila Allah Ta’ala”


-         “Mabady ilmu al-Figh”


-         “Mabady ilmuTasawuf” (Banjarmasin : TB. Murni)


-         “Tuhfah ar Raghibin fi Bayani Thariqi al-Salikin” (Banjarmasin : Tb. Murni)


-          “Hidayat al-Mubtadiien”,   


-         “Tuhfah al-Ikhwan “, dan


-         “Penuntu Cara Berhilah”


 

       Beliau telah berpulang ke rahmatullah pada malam Jum’at,  21 Juli 1988 ( bertepatan dengan 6 Zulhijjah 1408 H). Makam di Sungai Tabukan Alabio. 


Diantara kalam beliau:


“Tidak dibenarkan seseorang itu memperhambakan diri kepada Allah sebelum mengetahui ilmu tauhid, maka oleh karena itu pelajarilah akan dia sampai mengerti, tuntutlah dengan bersungguh-sungguh kepada ahlinya hingga menjadi pengetahuan yang yaqin (ilmu yaqin), keimanan yang bertambah kuat, tidak bergoyang ditimpa sesuatu”  (Dipetik dari kitab “Tuhfah al-Ikhwan” karangan KH. Muhammad Sarni bin H. Jarmani bin HM. Shiddiq, Penerbit : Toko Buku “Murni”, Pasar Sukaramai, Banjarmasin)


- Semut Pemburu Berkah

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Admin;
Copyright @Catatan Edwan Ansari