Selasa, Oktober 29, 2024

Rumah Adat Kalimantan

 Berdasarkan wilayahnya, Kalimantan terdiri atas lima provinsi, yaitu Kalimantan Selatan, Kalimantan Tengah, Kalimantan Timur, Kalimantan Barat, dan Kalimantan Utara. Kelima provinsi tersebut memiliki beragam suku dan budaya, termasuk rumah adat.



Dikutip dari laman resmi Kemdikbud, berikut ini 15 rumah adat Kalimantan:


1. Rumah Bubungan Tinggi


Rumah adat ini adalah rumah khas suku Banjar yang sebagian besar mendiami wilayah Kalimantan Selatan.


Rumah bubungan tinggi terbuat dari kayu ulin atau kayu besi. Kayu ini terkenal sangat kuat. Kayu ini dapat bertahan sampai dengan ratusan tahun dan antirayap.


2. Rumah Gajah Baliku

Rumah ini juga termasuk rumah tradisional suku Banjar. Pada masa Kesultanan Banjar, rumah ini merupakan tempat tinggal para saudara sultan bentuk fisiknya mirip dengan rumah bubungan tinggi.


Perbedaan antara rumah bubungan tinggi dan rumah ini terletak pada ruang tamu kedua jenis rumah. Pertama, pada ruang tamu rumah bubungan tinggi, lantainya berjenjang, sedangkan pada rumah ini lantainya tidak berjenjang.


Perbedaan kedua, pada rumah bubungan tinggi, atap ruang tamu tidak memakai kuda-kuda, sedangkan rumah gajah baliku memakai kuda-kuda.


3. Rumah Palimasan


Rumah ini masih termasuk rumah tradisional suku Banjar, Kalimantan Selatan. Bahan dasarnya adalah kayu ulin yang lebih besar.


Salah satu ciri utama rumah ini adalah semua bagian atap sirapnya menggunakan atap model perisai. Penggunaan atap model ini membentuk atap berwujud limas. Karena itulah, rumah ini dinamakan rumah palimasan.


4. Rumah Balai Bini


Rumah tradisional Kalimantan yang berasal dari suku Banjar ini pada masa Kesultanan Banjar didiami oleh para putri sultan atau warga sultan dari pihak perempuan.


Bangunan induknya yang segi empat memanjang memakai atap model perisai. Bentuk bangunan induk ini biasanya dinamakan rumah gajah. Atap rumah yang menyerupai perisai ini bermakna perlindungan terhadap wanita.


5. Rumah Tadah Alas

Rumah ini juga termasuk salah satu rumah tradisional suku Banjar. Disebut tadah alas karena ada satu lapis atap perisai sebagai kanopi di bagian paling depan. Atap perisai inilah yang disebut tadah alas.


Rumah ini berbahan dasar kayu ulin. Bangunan induknya juga berbentuk segi empat memanjang. Bagian depannya beratap perisai. .


6. Rumah Gajah Manyusu


Rumah gajah manyusu adalah sebuah nama kolektif. Nama kolektif ini untuk menyebut semua bentuk rumah tradisional suku Banjar yang bangunan induknya beratap perisai buntung.


Pada zaman dulu, bahan dasar rumah ini memakai kayu ulin, baik tiang penyangga, lantai, dinding, maupun atapnya. Warna dasarnya sesuai warna kayu ini.


Setelah mengenal cat, sebagian rumah ini ada yang dicat sesuai dengan selera pemiliknya, misalnya, warna coklat.


7. Rumah Balai Laki


Rumah adat Kalimantan ini oleh suku Banjar dihuni para penggawa mantri dan para prajurit pengawal keamanan Kesultanan Banjar.


Bentuk atap bangunan depan atau induknya memakai bubungan atap yang menyerupai pelana kuda. Atap ini disebut atap pelana. Bahannya sirap yang berupa kepingan papan tipis-tipis dari kayu ulin.


8. Rumah Palimbangan


Pada masa Kesultanan Banjar, rumah tradisional suku Banjar ini adalah hunian para tokoh agama Islam dan para alim ulamanya.


Rumah ini mengandung makna kuatnya agama Islam dan penghormatan terhadap ulama di Kesultanan Banjar. Bangunan ini bahan utamanya adalah kayu ulin.


Bentuk atap bangunan depan atau induknya juga memakai bubungan atap pelana. Rumah jenis ini kebanyakannya tidak menggunakan ruang samping atau anjung.


9. Rumah Cacak Burung


Rumah ini juga termasuk rumah tradisional suku Banjar. Rumah jenis ini adalah hunian rakyat biasa. Bangunan induknya memanjang dengan beratap pelana.


Pada kedua atap, yakni atap pelana dan atap limas membentuk tanda tambah (+). Tanda ini merupakan simbol bentuk cacak burung. Simbol ini adalah tanda magis penolak bala. Bentuk tanda tambah (+) inilah yang menyebabkan rumah ini disebut rumah cacak burung.


10. Rumah Lanting


Rumah adat Kalimantan satu ini merupakan rumah rakit tradisional suku Banjar. Bangunan rumah ini mengapung di atas air, yakni di sungai atau di rawa dengan pondasi rakit.


Bagian pondasi terdiri atas susunan batang-batang pohon besar. Biasanya ada tiga batang pohon besar yang dipakai sebagai pondasinya. Rumah ini selalu oleng dimainkan gelombang yang dihasilkan kapal yang melintas di sekitarnya.


11. Rumah Joglo Gudang atau Rumah Joglo Banjar


Pemakaian kata joglo pada nama rumah ini karena bangunannya menyerupai rumah joglo khas suku Jawa.


Adapun alasan pemakaian kata gudang karena bagian kolongnya digunakan sebagai gudang menyimpan hasil hutan, karet, dan lainnya yang merupakan komoditas zaman dulu.


Rumah ini juga termasuk rumah tradisional suku Banjar. Bangunannya beratap limas dengan disambung atap sindang langit pada bagian depannya. Atap bagian depannya ini tanpa plafon.


12. Rumah Bangun Gudang


Rumah ini termasuk rumah tradisional suku Banjar. Atapnya berbentuk perisai atau atap gajah. Beranda tempat bersantai tergolong kecil karena bagian kanan dan kirinya diubah menjadi dinding depan. Beranda yang kecil ini bermakna bermakna kerja keras atau tidak bermalas-malasan.


13. Rumah Panjang


Rumah panjang merupakan rumah khas suku Dayak. Disebut rumah panjang karena rumah ini bentuknya memanjang. Panjang rumah ada yang mencapai 300 meter.


Rumah panjang memiliki nama atau sebutan yang berbeda-beda sesuai dengan sub-sub suku atau bagian-bagian dari rumpun Dayak di antaranya adalah sebagai berikut.


a) Lou


Rumah ini merupakan rumah tradisional suku Dayak Benuaq. Suku Dayak Benuaq merupakan bagian dari suku Dayak Lawangan.


Dayak Lawangan ini termasuk dalam rumpun Ot Danum. Bangunan rumah ini termasuk jenis rumah panjang di Kalimantan Timur, sesuai dengan wilayah tinggal mereka.


b) Amin Bioq


Rumah tradisional ini merupakan rumah suku Dayak Kenyah. Suku Dayak ini termasuk dalam rumpun Apou Kayan yang mendiami Kalimantan Timur dan Kalimantan Utara. Di rumah ini disimpan barang-barang adat milik bersama.


c) Huma Betang


Huma betang adalah rumah panjang khas suku Dayak Ngaju. Suku Dayak ini termasuk dalam rumpun Ot Danum yang mendiami wilayah Kalimantan Tengah.


Rumah ini panjangnya bisa mencapai 30-150 meter. Lebarnya bisa sampai 10-30 meter. Lantainya tidak langsung menyentuh tanah. Ada tiang-tiang penyangga lantai setinggi 3-5 meter dari permukaan tanahnya.


d) Lewu Hante


Lewu hante merupakan rumah panjang tradisional suku Dayak Maanyan. Suku Dayak ini banyak mendiami daerah Kalimantan Tengah. Mereka termasuk dalam rumpun Ot Danum.


Bahan utama bangunan rumah ini adalah kayu ulin. Jarak antara lantai dan permukaan tanah sekitar 3-5 meter.


e) Lamin


Rumah Lamin adalah sebutan untuk rumah panjang suku Kutai. Suku Kutai ini sebenarnya merupakan bagian dari rumpun Dayak Ot Danum.


Panjang lamin bisa mencapai 300 meter. Lebarnya bisa mencapai 15 meter dan tingginya lebih kurang 3 meter dari permukaan tanah. Terbuat dari bahan utama kayu ulin. Orang juga menyebutnya dengan kayu besi.


f) Rumah Radakng


Rumah radakng adalah sebutan untuk rumah panjang dengan lantai panggung suku Dayak Kanayatn. Suku Dayak ini mendiami Kalimantan Barat.


Rumah ini terbuat dari bahan kayu ulin. Panjangnya hampir 300 meter dengan lebar sekitar 10 meter dan tinggi sekitar 7 meter.


g) Rumah Panjae


Rumah Panjae adalah sebutan untuk rumah panjang rumpun Dayak Iban. Rumpun Dayak ini mendiami wilayah Kalimantan Barat dan juga Malaysia bagian timur, seperti Sarawak.


14. Rumah Balai


Rumah ini merupakan rumah khas sub-sub suku Dayak yang berada di sepanjang Pegunungan Meratus. Pegunungan ini ada di Kalimantan Selatan.


Sub-sub suku Dayak ini juga merupakan bagian dari rumpun-rumpun Dayak tersebut di atas. Misalnya, ada yang termasuk rumpun Ot Danum dan ada yang masuk rumpun Iban.


15. Rumah Baloy


Rumah baloy adalah rumah tradisional suku Dayak Tidung di Kalimantan Utara. Rumah ini merupakan tempat tinggal Kepala Adat Besar Dayak Tidung.


Bangunan rumah ini juga menggunakan tiang tinggi sebagai penyangga lantainya. Bahan dasarnya pun kayu ulin. Rumah ini dibangun menghadap ke utara

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Admin;
Copyright @Catatan Edwan Ansari