Selasa, Januari 07, 2025

Makam Penghulu Muda Yuda Lalana (Syaikh Abu Sulaiman Safjana).

Makam Penghulu Muda Yuda Lalana (Syaikh Abu Sulaiman Safjana).




Letak: Jalan Sarigading, Desa Jatuh, Kecamatan Pandawan, Kabupaten Hulu Sungai Tengah, Provinsi Kalimantan Selatan (Belakang Majelis Taklim Darul Khairat).


Penghulu Muda Yuda Lalana adalah seorang penyebar ilmu agama, seorang yang sangat dekat dengan Tuhannya, pengayom dan pemimpin masyarakat pada zamannya. Penghulu Muda Yuda Lalana hanyalah gelar, nama aslinya hingga kini masih menjadi tanda tanya. Beliau mempunyai banyak gelar, tapi beliau lebih suka dipanggil dengan sebutan Yuda Lalana. Adapun gelarnya yang lain ialah Syaikh Abu Sulaiman Safjana.


Kiprahnya sungguh tidak asing di ingatan masyarakat Banua, lebih khusus di Kabupaten Hulu Sungai Tengah. Beliau merupakan pemimpin gerakan Baratib Baamal yang beranggotakan sekitar 200 orang di Desa Jatuh, sebuah gerakan yang dibentuk untuk melawan penjajah Belanda. Penghulu Muda Yuda Lalana selalu memakai jubah kuning, sementara pasukannya memakai jubah putih.


Baratib Baamal secara etimologi berarti berdzikir dan beramal, melakukan sebuah perbuatan yang diiringi dengan dzikir dan doa memohon kebaikan. Pada masa itu, gerakan Baratib Baamal mengajarkan kepada pengikutnya bahwa perjuangan tidak hanya mengandalkan pertahanan fisik dengan berbagai macam jenis persenjataan saja, tapi juga mesti disertai dengan mengisi batin dan memohon perlindungan Allah SWT.


Seperti halnya di daerah lain, di Kabupaten Hulu Sungai Tengah pun pemimpin gerakan Baratib Baamal juga mengeluarkan fatwa bahwa perang melawan penjajah Belanda adalah jihad fi sabilillah. Yang berarti apabila gugur dalam perang, maka akan mendapatkan mati syahid dan digolongkan ke dalam barisan para syuhada.


Untuk mengatur strategi perlawanan, Penghulu Muda Yuda Lalana dan pasukannya menjadikan Masjid Al A'la sebagai markas. Masjid Al A'la sendiri didirikan dari tanah hasil wakaf Penghulu Muda Yuda Lalana, beliau sekaligus menjadi pembina pertama masjid tersebut.


Selain sebagai pejuang, Penghulu Muda Yuda Lalana ternyata juga membina majelis taklim yang bernama Ainur Ridha, sebuah majelis taklim tua yang berperan besar dalam perkembangan Islam di Bumi Murakata.


A. Pertempuran 5 Desember 1861 M


Ketika Belanda memperoleh informasi tentang gerakan Baratib Baamal di Desa Jatuh, pada tanggal 5 Desember 1861 M, Belanda menyerbu Desa Jatuh di bawah pimpinan Van der Hayden, Koch, dan opsir lainnya. Ketika serdadu Belanda tiba, mereka disambut dengan serangan secara tiba-tiba dari pasukan Penghulu Muda Yuda Lalana. Dengan teriakan Allahu Akbar, pasukan Penghulu Muda Yuda Lalana menyerbu dengan parang terhunus.


Serangan pertama yang keluar secara tiba-tiba dari semak-semak kebun lada sempat dibalas oleh serdadu Belanda dengan lontaran meriam, sehingga ada korban syahid waktu itu. Serangan mengejutkan itu bukanlah serangan yang terakhir, melainkan masih ada serangan lanjutan. Bahkan seolah-olah tidak ada dari pasukan Penghulu Muda Yuda Lalana yang gugur.


Van der Hayden kemudian memerintahkan kepada pasukannya agar menembakkan meriam secara serempak, namun sungguh sangat aneh tiba-tiba bedil dan meriam tidak berbunyi dan pistol Van der Hayden pun juga ikut membisu. Ketika bedil dan meriam Belanda tidak bisa lagi memuntahkan pelurunya, saat itulah dengan cepat pasukan Penghulu Muda Yuda Lalana menghabisi pasukan Belanda. Penghulu Muda Yuda Lalana yang berjubah kuning dan memakai serban putih mengayunkan tombak ke arah Van der Hayden, pemimpin Belanda itu dapat diselamatkan oleh bawahannya yakni Koch. Tetapi justru Koch yang kena tombak dari Penghulu Muda Yuda Lalana, Koch akhirnya tewas. Pertempuran usai setelah kedua belah pihak berjatuhan korban.


B. Pertempuran 26 Desember 1861 M


Pertempuran selanjutnya terjadi pada 26 Desember 1861 M, pasukan Baratib Baamal berpusat di sekitar Masjid Al A'la, sedangkan pasukan Belanda berpusat di rumah Pambakal. Pertempuran berlangsung beberapa lama dan menimbulkan korban dari kedua belah pihak, dalam pertempuran ini Van der Hayden tewas, sementara Penghulu Muda Yuda Lalana dapat terhindar dari maut.


Gerakan Baratib Baamal berkembang pesat di daerah Amuntai, Balangan, dan Tabalong; menjadi pusat perlawanan yang sangat ditakuti oleh Belanda. Untuk mengantisipasi gerakan ini, Belanda mengutus para ulama dan Mufti untuk mencegah agar rakyat jangan ikut melawan Pemerintah Belanda. Namun sebaliknya, para ulama dan Mufti yang diutus oleh Belanda justru memberi restu dan doa kepada mereka yang ikut berjuang.


Al Fatihah...


رب فانفعنا ببركتهم واهدنا الحسنى بحرمتهم وأمتنا في طريقتهم ومعافاة من الفتن.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Admin;
Copyright @Catatan Edwan Ansari