Tunduk Tertindas Atau Mati Melawan, Karena Diam Adalah Penghianataan” Wawan Wirawan, 11 Desember 1984 – 14 September 2018.
Demikian kutipan moto hidup seorang mantan Presiden Mahasiswa Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Antasari Banjarmasin, kala masa itu yang lantang berjuang melakukan pemberontakan atas ketidak adilan yang masih terjadi di Tanah Pangeran Antasari Kalimantan Selatan.
perjuangan itulah yang menjadi dasar semangat dan warisan sebuah organisasi eksternal kampus Lingkar Studi Ilmu Sosial Kerakyatan atau yang dikenal eksis dengan sebutan LSISK, yang hingga saat ini sering memutuskan untuk melakukan aksi demonstasi menyampaikan aspirasi ke jalan, walau sudah tidak banyak lagi dilakukan oleh kampus dan mahasiswa lainya
Beliau adalah salah satu senior yg banyak
membuka paradigma saya, pertama kali bertemu beliau di Basic Training tahun 2009 di Desa Batu Panggung, Kala itu Beliau datang dengan beberapa orang senior lainnya ada bang Aldo dan Bang Efran, ratusan kilometer di tempuh, turun naik gunung beliau hadir untuk Mengkader kami, sebuah momen pertama saya mengagumi sosok beliau, berlanjut hingga tahun-tahun berikutnya, terkadang beliau yang ke Barabai atau kami yg ke Banjarmasin, agenda wajib kalau ke Banjarmasin walaupun sudah bekerja kala itu adalah saya mampir ke sekretariat LSISK, atau ke Rumah pribadi beliau menikmati kopi hitam dan mendengarkan wejangan-wejangan beliau
Beliau orang pertama yang akan mengeksekusi atau memarahi kami jika kami melakukan kesalahan. kalau melakukan yang baik, ya biasa aja, gak pernah di apresiasi, agar tidak mudah bangga dan sombong.tapi kalau salah...Pasti Habissss... Itulah cara Beliau mendidik kami, bukan cuman intelektual tapi karakter dan Mental
saya ingat ketika itu pada Tahun 2015 kala itu saya menjadi sekretaris koordinator demonstrasi Akbar di HST, yg pada kala itu suasana cukup memanas, hampir mendekati hari H beliau datang ke Barabai karena schedule pekerjaan dari kantor beliau ada agenda ke Tabalong beliau mampir ke sekretariat Organisasi Saya pada Waktu Masih menjadi Mahasiswa, yang kami memang satu bendera dengan beliau, Kala itu saya yg sudah alumni hadir mendatangi beliau, Karena memang lumayan lama saya tidak bertemu beliau, hampir 2 jam berliau memberikan masukan, arahan dan lain sebagainya... padahal waktu itu saya sudah alumni, tetapi kata beliau kalian adalah saudaraku sedarah Hijau Hitam, dan bagi saya pribadi beliau adalah senior, guru dan Abang, setiap kali ke Banjarmasin atau ke Martapura sebisanya saya sempatkan mampir ke maqam beliau sampai istri dan anak saya sudah hapal betul agenda kemana kami akan mampir kalau lewat kota Rantau memasuki Desa Banua Padang akan mampir Sebentar ke mesjid dekat maqam Abangda Wawan Wirawan
suatu saat kami akan selalu rindu moment diskusi bersamamu. terima kasih senior.
Saya Bersaksi Engkau Orang Baik
Alfatihah untuk Kakanda
Wawan Wirawan bin Jaderiansyah