Minggu, Maret 25, 2012

Terjemah Kitab Asrar Ashshalah

Terjemah Kitab Asrar Ashshalah

Alhamdulillah … ajma'in. adapun kemudian daripada itu maka berkata hamba yang amat hina lagi dha'if lagi yang banyak bebal dan kesalahan yaitu Abdurrahman Shiddiq bin Muhammad Afif Banjary memaafkan daripadanya Tuhannya yang menjadikan sekalian alam. Manakala aku lihat daripada beberapa dalil bahwasanya sembahyang itu tiang agama dan terlebih afdhal daripada segala taat, maka suka aku bahwa aku sebutkan akan kaifiyatnya yang dzahir dan yang bathin di dalam terjemah ini, supaya adalah ia menjadi peringatan bagiku dan bagi yang seumpamaku daripada saudara, dan supaya menjadi pertaruhan bagiku dan bagi mereka itu di dalam negeri yang aman. Dan aku namai akan dia terjemah "Asrar ash-Shalat min 'iddati kutub al-mu'tamadah" artinya terjemah beberapa rahasia sembahyang yang diambil dari pada beberapa kitab yang mu'tamad. Ketahui olehmu bahwasanya sembahyang lima waktu itu fardhu 'ain atas mukallaf dan wajib atas wali menyuruh ke anak-anak sembahyang tatkala umurnya tujuh tahun dan wajib memukul dia apabila sampai umurnya sepuluh tahun. Dan wajib lagi menyuruh anak dan istri dan mereka yang dibawah kuasanya dan jangan dibiarkan atas mereka itu udzur, firman Allah "Innashashalata kaanat alalmu'minia kitaaban mauquuta" artinya bahwasanya sembahyang adalah ia atas sekalian mu'min difardhukan lagi diwaktukan. Dan sabda Nabi SAW "Awwalu ma yuhaasabu…" artinya mula-mula yang dihisab atas hamba Allah Ta'ala pada hari kiamat yaitu sembahyang, maka jika didapat sempurna niscaya diterima ia dan sekalian amalnya, dan jika didapat kurang niscaya ditolak ia dan sekalian amalnya.
Syahdan, ketahui olehmu bahwasanya kaifiyat sembahyang itu dua bahagi, pertama zhahir dan kedua bathin.
Adapun kaifiyat yang zhahir itu di dalam tujuh perkara: pertama mengetahui syarat wajib sembahyang, kedua mengetahui syarat sah sembahyang, ketiga mengetahui rukun sembahyang, keempat mengetahui sunat ab'aadh sembahyang, kelima mengetahui sunat hai'at sembahyang, keenam mengetahui yang makruh di dalam sembahyang, ketujuh mengetahui yang membatalkan sembahyang.
Adapun kaifiyat yang bathin, sembahyang itu tiga perkara: pertama mengetahui yang menyempurnakan syarat dan rukun sembahyang, kedua mengetahui dan mei'tiqadkan rahasia tiap-tiap rukun sembahyang, ketiga bersunggu-sungguh mei'tiqadkan hakikat dan rahasia di dalam sembahyang.
Adapun yang pertama itu, maka bahwasanya tersebut di dalam kitab "tanbih al-ghafilin" bahwasanya di dalam sembahyang itu ada dua belas ribu perkara – kemudian dihimpunkan ia di dalam dua belas perkara – maka barangsiapa menghendaki sembahyang maka تدافة tiada bahwa bersungguh-sungguh ia pada memelihara akan yang dua belas perkara ini supaya sempurna sembahyangnya.
Pertama ada ilmu karena bahwasanya Nabi SAW bersabda ia "Amalun qalilun fi…" artinya bermula amal yang sedikit di dalam ilmu lebih baik daripada amal yang banyak di dalam jahil. Kedua wudhu karena sabda Nabi SAW "La shalata illa bithuhurin" artinya tiada sah sembahyang itu melainkan dengan suci daripada hadats dan najis. Ketiga pakaian karena firman Allah Ta'ala "khudzu zinatakum 'inda kulli masjid" artinya pakai oleh kamu pakaian kamu tiap-tiap sembahyang. Keempat memelihara akan waktu karena firman Allah Ta'ala "Innashshalata kanat…" artinya bahwasanya sembahyang adalah ia atas sekalian mu'min fardhu yang diwaktukan. Kelima menghadap qiblat karena firman Allah Ta'ala "fawalli wajhaka syathral masjidil haram…" artinya hadapkan olehmu muka kamu ketika sembahyang akan pihak masjid haram yakni ka'bah. Keenam niat karena sabda Nabi SAW "innamal a'mal binniyyat…" artinya hanyasanya sah segala amal itu dengan niat dan hanyasanya kebilangan bagi tiap-tiap seorang itu barang yang diniatkannya. Ketujuh takbiratul ihram karena sabda Nabi SAW "tahrimuhat takbir…" artinya yang mengharamkan sembahyang itu takbiratul ihram dan yang menghalalkan dia itu salam. Kedelapan berdiri karena firman Allah Ta'ala "wa qumu lillahi qanitin" artinya sembahyang kamu karena Allah Ta'ala hal keadaan kamu berdiri. Kesembilan membaca fatihah karena firman Allah Ta'ala "faqra'u matayassara minal qur'an" artinya maka baca olehmu akan barang yang mudah daripada qur'an. Kesepuluh ruku' karena firman Allah Ta'ala "warka'u ma'arraki'in" artinya ruku'lah kamu serta mereka yang ruku'. Dan kesebelas sujud karena firman Allah Ta'ala " wasjudu lillahi wa'budu" artinya dan sujudlah kamu bagi Allah Ta'ala dan sembah oleh kamu akan dia. Keduabelas duduk karena sabda Nabi SAW "idza rafa'a rajul ra'sahu…" artinya apabila mengangkatkan laki-laki akan kepalanya daripada akhir sujud dan duduk ia kedua membaca tahiyyat makasanya sempurna sembahyangnya. Maka apabila didapat yang duabelas perkara ini niscaya berkehendak pula kepada khatimah yaitu ikhlas sampai sempurna segala perkara ini karena bahwasanya Allah Ta'ala berfirman ia "fa'budullaha mukhlishina lahuddin" artinya maka sembah oleh kamu akan Allah Ta'ala hal keadaan kamu ikhlas baginya pada mengerjakan agama itu.
Syahdan, bermula ilmu itu maka kesempurnaannya itu atas tiga perkara: pertamanya bahwa mengenal ia akan fardhu daripada sunat, karena bahwasanya sembahyang tiada sah ia melainkan dengan dia. Dan keduanya bahwa mengenal ia akan barang yang ada pada wudhu dan sembahyang daripada fardhu dan sunat maka bahwasanya yang demikian itu daripada kesempurnaan sembahyang. Dan ketiganya bahwa mengenal ia akan tipudaya syaitan maka mengambil ia pada memerangi akan dia bersungguh-sungguh.
Dan adapun wudhu maka kesempurnaannya di dalam tiga perkara: pertamanya bahwa engkau sucikan hatimu daripada tipudaya dan dengki dan khianat. Dan keduanya engkau sucikan badan daripa segala dosa. Dan ketiganya engkau basuh anggota akan sebagai basuh yang sempurna dengan tiada berlebih-lebihan daripada air.
Dan adapun pakaian maka kesempurnaannya dengan tiga perkara: pertamanya bahwa adalah asalnya daripada harta halal. Keduanya bahwa adalah ia suci daripada najis. Dan ketiganya bahwa adalah ia muwafaqat bagi sunat Nabi SAW dan jangan ada memakainya itu atas jalan kemegahan dan takabbur.
Dan adapun memelihara akan waktu maka kesempurnaannya di dalam tiga perkara: pertamanya bahwa adalah pandangmu itu kepada matahari dan bulan dan bintang sampai bersungguh-sungguh engkau dengan dia mengetahui hadir waktu. Dan keduanya bahwa adalah pendengarmu itu kepada bang. Dan ketiganya bahwa adalah hatimu memikirkan dan memelihara akan bagi waktu.
Dan adapun mengadap kiblat maka kesempurnaannya di dalam tiga perkara: pertamanya bahwa berhadap engkau akan kiblat dengan dada dan muka engkau dan keduanya bahwa berhadap engkau dengan hatimu atas Allah Ta'ala dan ketiganya bahwa adalah engkau yang khusyu' lagi menghinakan dirinya.
Dan adapun niat maka kesempurnaannya di dalam tiga perkara: pertamanya bahwa engkau ketahui apa jua sembahyang yang engkau sembahyangkan akan dia. Dan keduanya bahwa engkau ketahui bahwasanya engkau itu berdiri anatara hadapan Allah Ta'ala dan pada hal ia memandang akan dikau maka berdiri engkau dengan hebat. Dan ketiganya bahwa engkau ketahui bahwasanya Allah Ta'ala mengetahui akan barang yang di dalam hatimu maka kosongkan olehmu akan dia daripada segala pekerjaan dunia.
Dan adapun takbiratul ihram maka kesempurnaannya itu di dalam tiga perkara: pertamanya bahwa takbir engkau dengan takbir yang sah lagi jazam. Dan kedua bahwa engkau angkatkan dua tanganmu berbetulan dengan telingamu. Dan ketiga bahwa adalah hatimu hadir dengan Allah Ta'ala maka takbir engkau serta membesarkan Allah Ta'ala.
Dan adapun kesempurnaan berdiri itu di dalam tiga perkara: pertamanya bahwa engkau jadikan memandang matamu pada tempat sujudmu. Dan keduanya bahwa engkau jadikan hatimu serta Allah Ta'ala. Dan ketiganya bahwa jangan berpaling engkau kekanan dan kekiri.
Dan adapun kesempurnaan membaca fatihah itu di dalam tiga perkara: pertamanya bahwa engkau membaca fatihah dengan bacaan yang sah lagi denga tartil dan jangan lahn. Dan keduanya bahwa engkau baca akan dia dengan tafakkut dan engkau sungguhkan akan maknanya. Dan ketiganya bahwa engkau amalkan dengan barang yang engkau baca.
Dan adapun kesempurnaan ruku' itu di dalam tiga perkara: pertamanya bahwa engkau ratakan belakangmu dan jangan engkau tundukkan dan jangan engkau tinggikan. Dan keduanya bahwa engkau hantarkan dua tanganmu atas dua lututmu dan bahwa engkau hunjurkan segala anak jarimu ke kiblat. Dan ketiganya bahwa tuma'ninah engkau di dalam ruku' dan engkau baca tasbih serta ta'zhim dan tetap pada Allah Ta'ala.
Dan adapun kesempurnaan sujud itu di dalam tiga perkara: pertamanya bahwa sujud engkau dengan anggota yang tujuh dan engkau hantarkan dua tanganmu berbetulan dua bahumu. Dan keduanya bahwa jangan engkau hamparkan dua hastamu. Dan ketiganya bahwa tuma'ninah engkau di dalam sujud serta membaca tasbih dan ta'zhim.
Dan kesempurnaan duduk itu di dalam tiga perkara: pertamanya bahwa duduk engkau atas kakimu yang kiri dan engkau dirikan kakimu yang kanan. Dan keduanya bahwa engkau baca tahiyyat dengan ta'zhim dan engkau do'akan bagi dirimu dan bagi sekalian mu'min. Dan ketiganya bahwa memberi salam engkau dengan sempurnanya.
Dan adapun kesempurnaan salam itu di dalam tiga perkara: pertamanya bahwa adalah serta niat yang benar daripada hatimu. Dan keduanya bahwa adalah salam engkau atas mereka yang dikananmu dan yang dikirimu daripada malaikat hafazhah dan jin dan manusia yang Islam. Dan ketiganya bahwa jangan melampaui pemandangmu akan bahumu.
Dan adapun kesempurnaan ikhlas itu di dalam tiga perkara: pertamanya bahwa engkau tuntut dengan sembahyang engkau itu ridha Allah Ta'ala dan jangan engkau tuntut ridha manusia. Dan keduanya bahwa engkau ketahui taufiq itu daripada Allah Ta'ala. Dan ketiganya bahwa engkau peliharakan akan sembahyangmu dan engkau kekalkan akan dia hingga hilang ia serta dirimu dengan matimu.
Adapun yang kedua yakni mengetahui dan mei'tikadkan rahasia tiap-tiap rukun dan lainnya dan yaitu di dalam beberpa perkara: pertamanya apabila engkau dengar orang yang bang maka hadirkan olehmu hatimu akan huru hara seru hari kiamat dan berkemas engkau dengan zhahirmu dan bathinmu bagi memperkenankan dan bersegera kepada sembahyang, karena bahwasanya orang yang bersegera kepada seruan ini mereka itulah orang yang diseru dengan lemah lembut pada hari kiamat, maka datangkan olehmu hatimu atas seruan ini, maka jika engkau dapat akan dia penuh dengan kesukaan lagi yang berisi dengan gemar kepada bersegera maka ketahui olehmu bahwa lagi akan datang akan dikau seru dengan kebajikan pada hari kiamat. Dan keduanya apabila datang kepada tempat bersuci daripada hadas, maka janganlah lalai daripada hatimu, maka bersungguh-sungguh engkau menyucikan bagiannya dengan tubuh dan menyesal atas barang yang taqshir daripada ibadah. Dan ketiganya menutup aurat, maka ketahui olehmu bahwasanya maknanya itu menutup yang keji daripada bendamu daripada pandang makhluk, maka bahwasanya zhahir bandamu itu tempat bagi pandang makhluk, maka betapakah hal kamu dengan aurat bathinmu dan keji daripada rahasiamu, maka hadirkan olehmu sekalian kejahatan bathinmu itu dengan hatimu dan dituntut olehmu dengan menutup dia, maka bahwa sesungguhnya tiada ada yang menutup akan dia melainkan menyesal daripada sekalian kesalahan dan malu dan takut kepada Allah Ta'ala. Dan keempatnya menghadap kiblat yaitu memalingkan zhahir mukamu daripada sekalian jihat kepada jihat baitullah, maka ketika itu hendaklah muka hatimu dan muka badanmu berhadap kepada Allah Ta'ala dan ketahui olehmu pula seperti bahwasanya tiada terhadap mukamu kepada jihat baitullah melainkan dengan berpaling daripada barang yang alinnya. Dan kelimanya berdiri, maka yaitu merupakan dengan dzat diri kita antara hadapan Allah Ta'ala, maka hendaklah engkau tundukkan kepalamu dan menjagakan atas melazimi hati akan tawadhu' dan menghinakan diri dan melepaskan diri daripada takabbur, dan engkau ingatkan disini takut ketika didirikan dihadapan hadirat Allah Ta'ala huru hara hari kiamat, dan ketika ditanya engkau daripada amal kamu. Dan keenamnya niat, maka hendaklah engkau jabat ketika itu atas memperkenankan Allah Ta'ala pada menjunjung titahnya dengan sembahyang dan menyempurnakan dia dan menjauhi daripada yang membatalkan akan dia dan ikhlas karena Allah Ta'ala, karena mengharap akan pahalanya dan takut akan siksanya dan menuntut hampir daripadanya - dan keenamnya takbiratul ihram, maka apabila menuturkan dengan dia lidahmu, maka seyogyanya bahwa tiada mendustakan akan dia hatimu, maka jika ada dalam hatimu sesuatu yang terlebih besar daripada Allah Ta'ala maka bermula Allah Ta'ala menyiksakan atasmu bahwasanya engkau itu dusta. Dan ketujuhnya baca do'a iftitah, maka permulaan kalimahnya "wajjahtu wajhiya …" artinya aku hadapkan mukaku bagi tuhan yang menjadikan tujuh petala langit dan bumi - maka murad dengan muka itu muka hati dan ketika itu tilik olehmu akan dia adakah berhadap ia kepada jabatannya di dalam rumah dan pasar lagi mengikut bagi syahwatnya atau berhadap ia kepada Tuhan yang menjadikan tujuh petala langit dan bumi – dan apabila engkau kata "hanifa muslima" artinya hal keadaanku cenderung kepada agama yang sebenarnya lagi Islam, maka ketika itu seyogyanya terlintas di dalam hatimu bahwasanya yang bernama orang Islam itu yaitu orang yang selamat sekalian orang Islam daripada kejahatan lidahnya dan tangannya, maka jikalau tiada seperti yang demikian itu engkau niscaya adalah engkau itu orang yang dusta – maka pikirkan olehmu ketika itu dengan hatimu akan syirik khafi dan takuti olehmu akan syirik ini, karena bahwasanya nama syirik itu jatuh ia atas syirik yang jali dan yang khafi, dan apabila engkau kata "inna shalati wanusuki…" artinya bahwasanya sembahyangku dan ibadatku dan hidupku dan matiku bagi Allah Ta'ala tuhan yang memiliki sekalian alam tiada yang menyekutui baginya, dan dengan yang demikian itu diperintahkan aku dan aku itu daripada orang yang Islam. Maka ketahui olehmu bahwasanya seperti inilah hal orang yang fana bagi dirinya dan maujud dengan tuhannya. Dan kedelapan apabila engkau kata "a'udzubillah…" artinya berlindung aku dengan Allah Ta'ala daripada syaitan yang kena rajim, maka ketika itu ketahui olehmu bahwasanya ia seterumu dan yang mengintai-ngintai bagi memalingkan hatimu daripada Allah Ta'ala, karena ia dengki bagimu atas munjatmu serta Allah Ta'ala dan sujudmu baginya. Dan ketahui olehmu bahwasanya setengah daripada tipu daya syaitan bahwa membimbangkan ia akan dikau di dalam sembahyangmu dengan mengingatkan akhirat dan membicarakan memperbuat kebajikan sampai menegahkan ia akan dikau daripada memfahamkan barang yang engkau baca, maka ketahui olehmu tiap-tiap barang yang membimbangkan akan dikau daripada memfahamkan makna bacaanmu, maka yaitu waswas namanya, dan tiap-tiap waswas itu syaitan, karena bahwasanya gerak lidah itu tiada dimaksud tetapi yang dimaksud itu maknyanya. Dan apabila engkau kata "bismillahirrahmanirrahim" artinya dengan nama Allah Ta'ala yang amat murah lagi yang amat mengasihani, maka ketika itu niatkan olehmu bahwasanya maknanya itu sekalian pekerjaan dunia dan akhirat tertentu bagi Allah Ta'ala dan murad dengan nama disini yaitu dzat yang mempunyai nama. Dan apabila engkau kata "Alhamdulillahirabbil'alamin" artinya segala puji bagi Allah Ta'ala Tuhan yang memiliki sekalian alam, maka ketika itu engkau citakan akan syukur pada segala nikmat Allah Ta'ala. Dan apabila engkau kata "Araahmanirrahim" artinya Tuhan yang amat murah lagi yang amat mengasihi, maka hadirkan di dalam hatimu ketika itu akan segala bagi rahmat Allah Ta'ala atasmu daripada rahmat dunia dan rahmat agama, maka datanglah di dalam hatimu syukur dan ta'zhim bagi Allah Ta'ala. Dan apabila engkau kata "Maliki yaumiddin" artinya Tuhan yang memiliki hari agama, maka ketika itu takut olehmu akan Allah Ta'ala daripada huru hara hari kiamat dan hisab dan timbangan dan lainnya, sekira-kira Allah Ta'ala yang mempunyai kerjaan hari itu sendirian. Dan apabila engkau kata "iyyaka na'budu" artinya akan dikau jua kami sembah, maka hadirkan di dalam hatimu ketika itu ikhlas ibadatmu karena Allah Ta'ala. Dan apabila engkau kata "wa iyyaka nasta'in" artinya dan akan dikau jua kami minta tolong, maka hadirkan olehmu ketika itu akan lemah engkau dan hajat engkau dan melepaskan diri daripada daya dan upaya daripada berbuat taat.
Syahdan, kemudian daripada itu tuntut olehmu akan hajatmu dan maksudmu yang amat benar pada agama pada kata "Ihdinashshirat…waladhdhollin" artinya hai Tuhanku tunjuki olehmu akan kami agama yang sebenarnya yaitu jalan agama mereka yang telah engkau beri nikmat atas mereka itu daripada anbiya dan shiddiqin dan syuhada dan shalihin, lain daripada mereka yang dimarahkan atas mereka itu seperti yahudi dan lain daripada orang yang sesat seperti nashrani, kemudian engkau pohonkan akan diterima hajatmu dengan ketemu aamin, artinya perkenankan olehmu hai Tuhanku. Dan kesembilan ruku' dan sujud, maka ketika itu seyogyanya bahwa engkau baharukan menyebut kebesaran Allah Ta'ala dan engkau angkatkan dua tanganmu, hal keadaanmu berlindung dengan ma'af Allah Ta'ala daripada siksanya, dan adapun tetap engkau di dalam berdiri membaca fatihah dan surah dan lainnya, maka yaitu menjagakan atas hadir dan tetap hati serta Allah Ta'ala atas sifat yang satu yaitu hudhuur. Dan kesepuluhnya tahiyyat, maka apabila duduk engkau baginya, maka duduk engkau dengan adab dan hadirkan olehmu di dalam hatimu akan dzat Nabi SAW, kemudian bicarakan olehmu bahwasanya Allah Ta'ala bahwa memulangkan ia atasmu akan salam yang sempurna dengan sebilang-bilang hamba Allah Ta'ala yang shalih, kemudian naik saksi bagi Allah Ta'ala dengan wahdaniyyat dan bagi Nabi Muhammad dengan risalah, kemudian berdo'a engkau pada akhir sembahyangmu dengan do'a yang warid serta tawadhu' dan khusyu' dan benar dan harap dengan perkenankan dan sekutukan olehmu dengan do'amu akan ibu bapamu dan sekalian orang yang Islam, dan qashad olehmu ketika salam itu akan member salam atas malaikat dan manusia dan jin yang Islam dan niatkan olehmu dengan salam itu menyudahkan sembahyang dengan dia, dan niatkan di dalam hatimu syukur kepada Allah Ta'ala atas taufiq bagi meyempurnakan taat ini, dan engkau sangka bahwasanya inilah sembahyang engkau dan barangkali bahwasanya engkau tiada hidup bagi mengerjakan seumpama sembahyang ini, dan takut olehmu tiada menerima Allah Ta'ala akan sembahyangmu, dan bahwasanya engkau dimurahi dengan yang demikian itu zhahir dan bathin, maka ditolaknya sembahyangmu pada mukamu dan engkau harap serta yang demikian itu bahwa menerima akan dia oleh Allah Ta'ala dengan kemurahannya dan karunianya, dan adalah setengah ahli tasawwuf berhenti kemudian daripada sembahyangnya satu saa'ah seolah-olah ia sakit.
Adapun ketiga itu yakni bersungguh-sungguh mei'tikadkan hakikat dan rahasia di dalam sembahyang, maka yaitu amat banyak dan sekurang-kurangnya sebelas perkara: pertamanya khusyu', artinya tetap anggota daripada gerak yang sia-sia dan tetap hati menghadap kepada Allah Ta'ala, maka khusyu' ini syarat bagi menyempurnakan pahala sembahyang kepada fuqaha, dan jadi syarat bagi sah sembahyang kepada ulama tasawwuf, karena firman Allah Ta'ala "La shalata illalkhasyi'in" artinya tiada sempurna sembahyang melainkan atas orang yang khusyu', dan lagi Allah Ta'ala "Qad aflahal mu'minun…" artinya sesungguhnya dapat kemenangan orang yang mu'min yang adalah mereka itu di dalam sembahyang mereka itu khusyu'. Dan keduanya khudhu', artinya merendahkan diri dan menghinakan dia kepada Allah Ta'ala. Dan ketiganya khudhur', artinya hadir hatinya serta kepada Allah Ta'ala, maka tiada ia berpaling kepada sesuatu di dalam sembahyangnya. Dan keempatnya ta'zhim, artinya membesarkan Allah Ta'ala di dalam sembahyangnya, karena firmannya "dzul jalali wal ikram" artinya Tuhan yang mempunyai kebesaran dan kemuliaan, lagi mengetahui zhahir bathin kita dan memandang segala rahasia kita. Dan kelimanya haya', artinya malu kepada Allah Ta'ala karena taqshir kita pada menunaikan hak Allah Ta'ala akan sebenar-benar menunaikan. Dan keenamnya khauf, artinya takut akan murka Allah Ta'ala dan akan siksanya dan akan tiada diterima amalnya karena beberapa banyak dosa kita dan taqshir kita pada menjauhi larangannya. Dan ketujuhnya raja', artinya harap akan rahmat Allah Ta'ala dan harap akan ampunnya dan harap akan diterima sekalian amalnya. Dan kedelapannya haibah, artinya gemetar dan takut akan kekerasan-kekerasannya yang lolos pada segala hambanya, karena terkadang ditolaknya amal kita karena kurang adab kita sertanya karena firman Allah Ta'ala "Wahuwal qahiru fawqa 'ibadih" artinya dan Allah Ta'ala jua yang mengerasi atas segala hambanya. Dan kesembilan ikhlas, artinya bersih amal kita kepada Allah Ta'ala, maka ikhlas inilah syarat bagi dapat pahala sekalian amal, karena firman Allah Ta'ala "Wa'budullaha mukhlishina lahuddin" artinya dan sembah oleh kamu akan Allah Ta'ala hal keadaan kamu ikhlas baginya akan mengerjakan akan agama, dan lagi firman Allah Ta'ala "Watabattal ilaii tabtila" artinya dan ihklas engkau kepada Allah Ta'ala akan sempurna ihklas. Dan makna ikhlas itu benar niatnya kepada Allah Ta'ala di dalam ibadatnya, maka ikhlas itu terbahagi kepada dua bahagi: pertama ikhlasul abrar artinya yaitu seorang yang beramal ia karena semata-mata menjunjung perintah Allah Ta'ala dan tiada maksud ia akan sesuatu yang lain daripada Allah Ta'ala seperti memohonkan surga atau minta jauhkan daripada api neraka, maka yaitulah isyarat firman Allah Ta'ala "iyyaka na'budu" artinya akan dikau jua kami sembah, dan dinamakan orang yang ikhlasul abrar itu amalun lillahi, artinya amal karena Allah Ta'ala. Kedua ikhlasul muqarrabin artinya ikhlas orang yang hampir kepada Allah Ta'ala, yaitu seorang yang beramal yang tiada ia mengaku dan tiada merasa dengan usaha ikhtiarnya di dalam ma'rifatnya, hanyasanya dipandangnya amalnya itu semata-mata dengan diamalkan Allah Ta'ala dan taufiqnya seperti kata ulama tasawwuf "Al-ikhlashu huwat tabarrai 'anil hauli wal quwwati" artinya bermula ikhlas itu yaitu melepaskan diri daripada daya dan upaya, maka yaitulah isyarat firman Allah Ta'ala "Wa iyyaka nasta'in" artinya dan akan dikau kami minta tolong pada memperbuat taat dan menjauhi ma'siat. Dan dinamakan amal orang yang ikhlasul muqarrabin itu amalun billahi, artinya amal dengan pertolongan Allah Ta'ala. Dan kesepuluhnya tadabbur lil qira'ati, artinya memikir dan membicarakan bagi bacaan yang dibacanya di dalam sembahyang, maka yaitu lagi akan datang makna bacaan itu insya Allah ta'ala. Dan kesebelasnya munajatun lillahi, artinya berkata dan berhadap dengan ruhnya dan sirnya bagi Allah Ta'ala, maka inilah sebesar-besar rahasia bathin sembahyang.
Syahdan, hasilnya tatkala engkau ketahui dan engkau amalkan sekalian yang tersebut itu, maka tinggal bagimu tiga perkara yang ia kepala sekalian yang tersebut itu: pertama ikhlas dengan hatimu, sekira-kira tetap pandang hatimu bahwasanya engkau beribadah itu semata-mata taufiq Allah Ta'ala atasmu dengan daya dan upayamu. Kedua tadabburul lilqira'ati artinya engkau pikirkan dan engkau ingatkan ma'na yang engkau baca itu dengan ingatan pikirmu dan jangan memikirkan engkau akan yang lain daripada bacaanmu dan jikalau surga dan neraka dan ilmu sekalipun. Ketiga munajat artinya berkata-kata dan menyeru akan tuhanmu dengan ruhmu dan rahasiamu dan dengan ma'rifatmu hingga mudah-mudahan engkau dapat fanafillah dan baqafillah di dalam sembahyangmu dan engkau dapat qurratul'ain, artinya sejuk mata di dalam sembahyang karena mendapat lezat memandang jamal Allah dan jalalnya, seperti yang tersebut di dalam hadis sabda Nabi SAW "Hubbiba ilayya min dunyakum tsalatsut tybu wan nisaa wa qurratu 'ainii fishshalati" artinya disukakan kepadaku daripada dunia kamu tiga perkara, pertama harum-haruman dan kedua perempuan dan ketiga sejuk mataku di dalam sembahyang dan mudah-mudahan engkau dapat segala faidah yang amat besar.
Yang tertentu pada sembahyang yaitu sepuluh perkara: pertama sembahyang itu menerangkan ia akan hati, dan kedua mencahayakan ia akan muka, dan ketiga meridhakan ia akan Tuhan Rahman, dan keempat memarahkan ia akan syaitan, dan kelima menolakkan ia akan bala, dan keenam memadakan ia akan kejahatan segala seteru, dan ketujuh membanyakkan ia akan rahmat, dan kedelapan menolakkan ia akan adzab kubur dan adzab akhirat, dan kesembilan menghampirkan ia akan hamba daripada tuhannya, dan kesepuluh menegahkan ia daripada segala yang keji-keji dan yang munkar.
Dan mudah-mudahan engkau dapat faidah dan fadhilah sembahyang yang dua puluh lima yang tersebut di dalam hadis, sabda Nabi SAW bermula sembahyang itu meridhakan bagi Tuhan kita tabaraka wa ta'ala, dan kedua dikasihkan segala malaikat, dan ketiga sembahyang itu jalan anbiya dan mursalin, dan keempat sembahyang itu nur ma'rifat, dan kelima sembahyang itu asal ma'rifat, dan keenam sembahyang itu memperkenankan do'a, dan ketujuh sembahyang itu sebab diterima segala amal yang lainnya, dan kedelapan sembahyang itu jadi berkah pada rezeki, dan kesembilan sembahyang itu jadi kesenangan bagi badan, dan kesepuluh sembahyang itu jadi senjata atas segala seteru, dan kesebelas sembahyang itu membencikan bagi syaitan, dan keduabelas sembahyang itu mensyafa'atkan antara orang yang sembahyang dan malakul maut, dan ketigabelas sembahyang itu kindil di dalam kubur, dan keempatbelas sembahyang itu jadi hamparan di bawah lambungnya, dan kelimabelas sembahyang itu jadi dapat menjawab soal munkar dan nakir, dan keenambelas sembahyang itu menjanakkan akan dia di dalam kubur hingga hari kiamat, dan ketujuhbelas apabila hari kiamat jadi, sembahyang itu dinding kepalanya daripada panas matahari, dan kedelapanbelas sembahyang itu jadi mahkota atas kepalanya, dan kesembilanbelas sembahyang itu jadi pakaian atas badannya, dan keduapuluh sembahyang itu jadi cahaya yang berjalan antara hadapannya, dan kedaupuluhsatu sembahyang itu jadi dinding mu'min antaranya dan antara api neraka, dan keduapuluhdua sembahyang itu jadi hujjah bagi orang yang mu'min dihadapan Allah 'azza wajalla, dan keduapuluhtiga sembahyang itu memberatkan timbangan bagi kebajikan, dan keduapuluhempat sembahyang itu melalukan atas titian shiratal mustaqim, dan keduapuluhlima sembahyang itu membukakan pintu surge karena bahwasanya sembahyang itu ada di dalamnya tasbih dan taqdis dan shalawat dan lainnya. Maka bahwa sungguhnya yang terlebih afdhal amal sekalian yaitu sembahyang di dalam waktunya.
Syahdan, inilah makna bacaan di dalam sembahyang supaya ditadabburkan maknanya, Allahu Akbar artinya bermula Allah Ta'ala maha besar, wajjahtu wajhiya aku hadapkan mukaku, lilladzi fatharas samawati wal ardh bagi tuhan yang menjadikan tujuh petala langit dan tujuh petala bumi, hanifammuslima hal keadaanku cenderung kepada agama yang sebenarnya dan aku orang yang Islam, wa ma ana minal musyrikin dan tiada aku daripada orang yang syirik, inna shalati wanusuki bahwasanya sembahyangku dan ibadatku, wamahyaya wamamati dan hidupku dan matiku, lillahi rabbil 'alamin bagi Allah Ta'ala tuhan yang memiliki sekalian alam, lasyarika lahu tiada yang menyekutui baginya, wabi dzalika umirtu dan dengan yang demikian itu dititahkan akan daku, wa ana minal muslimin dan aku daripada orang yang Islam. A'udzubillahi…rajim berlindung aku dengan Allah Ta'ala daripada syaitan yang kena rajm, bismillahi… dengan nama Allah Ta'ala yang amat murah lagi yang amat mengasihani, alhamdulillahi… segala puji bagi Allah Ta'ala tuhan yang memiliki sekalian alam, arrahmanirrahim lagi yang amat murah lagi yang amat mengasihani, maliki yaumiddin lagi yang memiliki hari agama, iyyaka na'budu dan akan dikau jua kami menyembah, wa iyyaka nasta'in dan akan dikau jua kami minta tolong, ihdinas… tunjuki olehmu kiranya akan kami jalan agama yang sebenarnya, shiratal… jalan agama mereka yang telah engkau karuniai atas mereka itu daripada anbiya dan shiddiqin dan syuhada dan shalihin, ghairil… lain daripada mereka yang dimarahkan atas mereka itu daripada yahudi dan lainnya, waladhdhollin dan lain daripada mereka yang sesat daripada nashrani dan lainnya, amiin perkenankan olehmu hai tuhanku.
Bismillahi… dengan nama Allah Ta'ala yang amat murah lagi yang amat mengasihani, alam nasyrah… tiadakah kami bukakan bagimu hai Muhammad akan hatimu bagi nubuwwah dan Islam, wawadha'na…zhahrak dan kami ringankan daripadamu hai Muhammad keberatan nubuwwah yang memberatkan ia akan belakangmu, warafa'na… dan kami tinggikan bagimu akan sebutanmu hai Muhammad di dalam syahadat dan bang dan qamat, fainnama'al… maka bahwasanya serta payah itu ada mudah, innama'al… bahwasanya serta payah itu ada mudahnya dunia dan akhirat, faidza faragta… maka apabila selesai engkau daripada suatu ibadat, maka ikutkan olehmu akan dia dengan ibadah yang lainnya, wa ila… dan kepada tuhanmu jua maka tuntut olehmu segala hajatmu dan jadikan olehmu gemarmu kepadanya.
Bismillahi… dengan nama Allah Ta'ala yang amat murah lagi yang amat mengasihani, wattini… demi masjid damsyiq dan masjid baitul maqdis, wathurisinin… dan jabal thur sinin dan ini negeri mekkah yang aman, laqad… sesungguhnya kami jadikan manusia di dalam sebaik-baik kejadian, tsumma radadna… kemudian kami pulangkan akan dia akan tempat yang terkebawah daripada orang yang dibawah, illalladzi… melainkan mereka yang beriman mereka itu, wa 'amilu… dan beramal mereka itu akan segala amal shalih, falahum… maka bagi mereka itu balasan amal mereka itu yang tiada dibangkit-bangkit dengan dia atas mereka itu, fama yukadzdzibu… maka apakah yang jadi mendustakan akan dikau hai manusia dengan bangkit daripada kubur pada hari kiamat kemudian daripada nyata segala dalil, alaisallahu… tiadakah Allah Ta'ala dengan yang terlebih menghukumkan daripada segala orang yang mahkum.
Bismillahi… dengan nama Allah Ta'ala yang amat murah lagi yang amat mengasihani, inna anzalna… bahwasanya kami menurunkan kami akan qur'an dengan jumlah dari pada lauhil mahfuzh kepada baitul izzah pada langit yang pertama di dalam malam lailatul qadar, wama adrakama… dan apakah sesuatu yang member tahu akan dikau akan kesudahan-kesudahan kelebihan lailatul qadar dan kesudahan tinggi qadarnya, lailatu qadr min… bermula ibadah malam lailatul qadar itu telebih baik daripada ibadah seribu bulan yang tiada ada di dalamnya lailatul qadar – maka seribu bulan itu delapan puluh tiga tahun dan empat bulan – tanazzalul… turun malaikat yang diam pada sidratulmuntaha dan Jibril pada malam lailatul qadar, bi idzni… dengan izin tuhan mereka itu daripada tiap-tiap pekerjaan yang د نبتهكن Allah Ta'ala, salamun… malam lailatul qadar itu selamat daripada angin dan penyakit dan petir dan tiap-tiap kebinasaan hingga terbit fajar.
Bismillahi… dengan nama Allah Ta'ala yang amat murah lagi yang amat mengasihani, qulya… katakana olehmu hai Muahammad hai sekalian kafir, la a'budu… tiada aku sembah barang yang kamu sembah akan dia, wala antum… dan tiada kamu menyembah barang yang aku sembah akan dia, wala ana… dan tiada perintah aku menyembah barang yang kamu sembah, wala antum… dan tiada kamu menyembah barang yang aku sembah akan dia, lakum… bagi kaamu agama kamu dan bagiku agamaku.
Bismillahi… dengan nama Allah Ta'ala yang amat murah lagi yang amat mengasihani, qulhuwa… katakana olehmu hai Muhammad bagi sekalian kafir musyrik dan yahudi dan nashrani ia jua tuhan yang esa, Allahushshamad… Allah Ta'ala jua tuhan yang maha tinggi dan kekal dan yang dipohonkan kepadanya segala hajat, lam yalid… tiada ia beranak dan tiada ia diperanakkan, walam yakun… dan tiada orang sebangsa baginya.
Subhana rabbiyal 'azhimi wabi hamdihi… maha suci tuhanku yang maha besar dan aku puji akan dia dengan kepujiannya.
Sami'allahu liman hamidah… mendengar dan menerima Allah Ta'ala bagi mereka yang memuji akan dia.
Rabbana lakal hamdu… tuhanku bagimu jua kepujian. mil'ussamawati… sepenuh-penuh tujuh petala langit, wamil'ul ardhi… dan sepenuh-penuh tujuh petala bumi, wa mil'uma syi'ta min syai'in ba'du… dan sepenuh-penuh barang yang engkau kehendaki daripada sesuatu kemudian daripada keduanya.
Subhana Rabbiyal a'la wabihamdihi… maha suci tuhanku yang maha tinggi dan aku puji akan dia dengan kepujiannya.
Rabbighfirli… hai tuhanku ampuni olehmu bagiku, warhamni… dan kasihani olehmu akan daku, wajburni… dan timpalkan olehmu akan daku segala kesalahan kami, warfa'ni… dan angkatkan olehmu akan daku derajatku, warzuqni… dan nugerahi akan daku, wahdini… dan tunjuki olehmu akan daku, wa'afini… dan 'afiatkan olehmu akan daku, wa'fu 'anni… dan maafkan olehmu daripada aku.
Allahummahdini… hai tuhanku tunjuki olehmu akan daku, fiman hadait… seperti mereka yang engkau tunjuki akan dia, wa'afini… dan engkau 'afiatkan akan daku, fiman 'afait… sepeti mereka yang engkau 'afiatkan akan dia, watawallani… dan nugerahi taufiq olehmu akan daku, fiman tawallait… seperti mereka yang engkau nugerahi taufiq akan dia, wabarikli… dan beri berkah olehmu bagiku, fiman a'thait… pada barang yang engkau nugerahi akan dia, waqini syarrama qadhait… dan peliharakan olehmu akan daku kejahatan barang yang telah engkau hukumkan akan dia, fainnaka taqdhi… maka bahwasanya engkau jua tuhan yang mehukumkan, wala yuqdha 'alaik… dan tiada dihukumkan atasmu, wainnahu layadzilluman walait… dan bahwasanya tiada hina mereka yang engkau nugerahi taufiq akan dia, wala ya'izzuman 'adait… dan tiada mulia mereka yang engkau seterukan akan dia, tabarakta rabbana… bertambah-tambah kebajikan engkau hai tuhanku, wata'alait… dan maha tinggi engkau, falakal hamdu 'ala maqadhait… maka bagimu jua kepujian hai tuhanku atas barang yang engkau hukumkan, astaghfiruka… meminta ampun aku akan dikau, wa atubu ilaik… dan tobat aku akan kepada engkau, washallallahu 'ala sayyidina Muhammad… dan mudah-mudahan menambahi rahmat Allah Ta'ala atas penghulu kami Nabi Muhammad, wa 'ala alihi wa shahbihi wasallam… dan atas keluarganya dan sahabatnya dan mensejahterakan ia akan mereka itu.
Attahiyyatul mubarakat… bermula segala haluan yang bertambah-tambah dan beberapa rahmat yang baik tertentu bagi Allah Ta'ala, asslamu'alaika… bermula sejahtera itu atasmu hai nabi Muhammad dan rahmat Allah dan berkatnya itu atasmu jua hai nabi Muhammad, asslamu'alaina… bermula sejahtera itu atas kita dan atas sekalian hamba Allah Ta'ala yang shalih, wa asyhadu… dan naik saksi aku bahwa sesungguhnya nabi Muhammad itu pesuruh Allah Ta'ala, Allahummashalli… hai tuhanku tambahi rahmat kiranya olehmu atas penghulu kami nabi Muhammad dan atas keluarga penghulu kami nabi Muhammad, kamashallaita 'ala… seperti barang yang telah engkau nugerahi rahmat atas penghulu kami nabi Ibrahim dan atas keluarga penghulu kami nabi Ibrahim, wabarik 'ala… dan beri berkah olehmu atas penghulu kami nabi Muhammad dan atas keluarga penghulu kami nabi Muhammad, kamabarakta 'ala… seperti barang yang engkau karuniai berkah atas penghulu lami nabi Ibrahim dan atas keluarga penghulu kami nabi Ibrahim, fil'alamina… di dalam sekalian alam bahwasanya engkau jua yang dipuji lagi yang amat elok.
Allahummaghfirli maqaddamtu… hai tuhanku ampuni olehmu bagiku dosa barang yang aku perbuat dahulu dan barang yang aku perbuat kemudian dan barang yang aku perbuat dengan bersembunyi dan barang yang aku perbuat dengan nyata dan barang yang aku perbuat dengan melampaui had dan dan barang yang engkau terlebih mengetahui dengan dia daripada aku, antal muqaddim… engkau jua tuhan yang dahulu dan engkau jua tuhan yang kemudian, lailaha illa anta… tiada ada tuhan melainkan engkau.
Yamuqallibal qulub… hai tuhan yang membali-balik segala hati, tsabbit qalbi… tetapkan olehmu akan hatiku, 'ala dinik… atas agama engkau dan atas berbuat taat akan dikau.
Allahumma ini a'udzubika min 'adzabil qabri… hai tuhanku bahwasanya aku berlindung aku dengan dikau daripada adzab kubur dan fitnahnya dan daripada adzab api neraka dan daripada fitnah hidup dan mati, wamin fitnati masihiddajjal… dan daripada fitnah masihiddajjal.
Rabbi inni zhalamtu nafsi zhulman katsiran kabiraa… hai tuhanku bawasanya aku menzhalim aku akan diriku akan zhalim yang amat banyak lagi besar, walayaghfirudzdzunuba illa anta… tiada yang mengampuni akan segala dosa melainkan engkau, faghfirli maghfiratan min 'indika… maka ampini olehmu bagiku akan sebagai ampunan daripadamu, warhamni innaka antal ghafururrahim… dan kasihani olehmu akan daku bahwasanya engkau jua tuhan yang mengampuni lagi yang mengasihani.
Subhana man la yanamu wala yansa… maha suci tuhan yang tiada tidur dan tiada lupa.
Asssalamu'alaikum warahmatullah… bermula sejahtera atasmu dan rahmat Allah Ta'ala atas kamu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Admin;
Copyright @Catatan Edwan Ansari