BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Selama ini, banyak orang-orang yang tidak memiliki prinsip dalam hidupnya, yang pada akhirnya membawa dampak buruk dalam perjalanan hidupnya, hidupnya pun terpontang-panting tanpa arah dan tujuan yang pasti. Oleh karena itu kita sebagai makhluk yang paling sempurna yang diciptakan oleh Allah, sudah sepantasnya memiliki prinsip hidup dalam mengarungi hidup ini, agar hidup kita bisa lebih bermakna dan terarah,serta dapat menjadi manusia yang paripurna. Memiliki prinsip hidup yang bersandar pada pemahaman Rukun Iman dan Rukun Islam.
B. Tujuan Penulisan
1. Untuk memenuhi tugas mandiri pada mata kuliah profil tenaga pendidikan.
2. Sebagai bahan referensi untuk mempelajari tentang prinsip ketangguhan.
3. Untuk memperluas wawasan, dan pengetahuan mengenai prinsip ketangguhan
BAB II
PEMBAHASAN
Prinsip Ketangguhan
Setelah melakukan 6 asas pembentukan mental,yang mana 6 asas itu merupakan prinsip penjabaran dari ke-6 Rukun Iman yang ada dalam ajaran Islam. Langkah selanjutnya untuk menjadi manusia yang paripurna menurut ESQ Ari Ginanjar yakni dengan melakukan 5 prinsip ketangguhan. 5 Prinsip Ketangguhan ini merupakan penjabaran makna dari 5 rukun Islam yang ada dalam ajaran Islam. Ari Ginanjar membagi 5 prinsip ketangguhan ini menjadi dua bagian yakni 3 prinsip ketangguhan pribadi dan 2 prinsip ketangguhan sosial.
A. Prinsip Ketangguhan Pribadi
Menurut Ari Ginanjar, ketengguhan pribadi adalah seseorang yang telah memiliki prinsip 6 asas pembentukan mental. Kemudian untuk menjadi pribadi yang sukses, ditambah dengan 3 langkah sukses yaitu:
1.Prinsip Penetapan Misi (syahadat)
Prinsip ketangguhan pribadi yang pertama ini merupakan penjabaran makna dari syahadat dalam rukun Islam. Menurut Ari Ginanjar, penetapan misi melalui syahadat akan menciptakan suatu dorongan kekuatan untuk mencapai keberhasilan. Hasil dari penetapan misi ini menurut Ari Ginanjar antara lain bahwa syahadat akan membangun suatu keyakinan dalam berusaha, syahadat akan menciptakan suatu daya dorong dalam upaya mencapai suatu tujuan, syahadat akan membangkitkan suatu keberanian dan optimisme sekaligus menciptakan ketenangan batiniah dalam menjalankan misi hidup. Sebagaimana firman Allah dalam Q.S Al- kahfi:110, yakni:
110. Katakanlah: Sesungguhnya Aku Ini manusia biasa seperti kamu, yang diwahyukan kepadaku: "Bahwa Sesungguhnya Tuhan kamu itu adalah Tuhan yang Esa". barangsiapa mengharap perjumpaan dengan Tuhannya, Maka hendaklah ia mengerjakan amal yang saleh dan janganlah ia mempersekutukan seorangpun dalam beribadat kepada Tuhannya".
2. Prinsip Pembangunan Karakter (Shalat)
Prinsip pembangunan karakter merupakan makna penjabaran dari rukun Islam yang kedua yakni shalat. Menurut Ari Ginanjar, shalat sebagai tempat untuk menyeimbangkan dan menyelaraskan pikiran, dan pelaksanaan shalat juga suatu mekanisme yang bisa menambah energi baru yang terakumulasi sehingga menjadi suatu kumpulan dorongan dahsyat untuk segera berkarya dan mengaplikasikan pemikirannya ke dalam alam realita.
Menurut Ari Ginanjar, hasil dari pembangunan karakter: shalat adalah suatu metode relaksasi untuk menjaga kesadaran diri agar tetap memiliki cara berpikir fitrah, shalat adalah suatu langkah untuk membangun kekuatan afirmasi, shalat adalah sebuah metode yang dapat meningkatkan kecerdasan emosi dan spiritual secara terus menerus, shalat adalah suatu teknik pembentukan pengalaman yang membangun suatu paradigma positif, dan shalat adalah suatu cara untuk terus mengasah dan mempertajam kecerdasan emosi dan spiritual yang diperoleh dari rukun iman.
3. Prinsip Pengendalian Diri (puasa)
Prinsip yang ketiga ini dari ketangguhan pribadi yakni prinsip pengendalian diri merupakan penjabaran makna dari rukun Islam ketiga yakni shalat. Menurut Ari Ginanjar, puasa adalah kemampuan menahan dan mengendalikan diri untuk tidak hanya berkeinginan menjadi seorang pemimpin dengan mengatasnamakan orang lain untuk tujuan pribadi serta keuntungan tertentu. Akan tetapi menyadari bahwa pemimpin adalah salah satu tugas yang maha berat untuk membawa umat ke arah kebahagiaan dengan hati nurani.
Ari Ginanjar mengungkapkan, bahwa hasil pengendalian diri: puasa adalah suatu metodepelatian untuk pengendalian diri, puasa bertujuan untuk meraih kemerdekaan sejati dan pembebasan belenggu nafsu yang tisak terkendali, puasa yang baik akan memelihara aset kita yang paling berharga yakni fitrah diri, tujuan puasa lainnya untuk mengendalikan suasana hati, juga pelatihan untuk mengendalikan suasana hati, juga pelatihan untuk menjaga prinsip-prinsip yang telah dianut berdasarkan rukun iman. Sebagaimana firman Allah dalam Q.S Al-Baqarah:183, yaitu:
183. Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa,
B. Prinsip Ketangguhan Sosial
Setelah Ari Ginanjar membahas 3 prinsip ketangguhan pribadi, dia menjelaskan bahwa untuk menjadi manusia sempurna secara kecerdasan emosi dan spiritual juga membutuhkan kepada sosial. Oleh karena itu, untuk melengkapi ketangguhan diri perlu adanya ketangguhan sosial. Maka dari itu, Ari Ginanjar membagi 2 prinsip ketangguhan sosial yang merupakan penjabaran dari prinsip zakat dan haji di dalam rukun Islam.
1. Prinsip Strategi Kolaborasi (zakat)
Strategi kolaborasi merupakan penjabaran dari rukun Islam keempat yakni zakat. Menurut Ari Ginanjar, zakat adalah suatu upaya untuk memanggil dan mengangkat ke permukaan suara hati untuk menjadi dermawan dan untuk memberi rezeki kepada orang lain. Selanjutnya Ari Ginanjar berpendapat bahwa pada prinsipnya, zakat bukan hanya sebatas memberi 2,5 % dari penghasilan bersih yang kita miliki. Akan tetapi, prinsip zakat dalam arti luas seperti memberi penghargaan dan perhatian kepada orang lain, menepati janji yang sudah anda berikan, bersikap toleran, mau mendengar orang lain, bersikap empati, menunjukkan integritas, menunjukkan sikap rahman dan rahim kepada orang lain.
2. Prinsip Aplikasi Total (Haji)
Prinsip ini merupakan penjabaran dari rukun Islam kelima yakni haji. Menurut Ari Ginanjar, haji adalah suatu wujud kesalarasan antara idealisme dan praktek, keselarasan antara iman dan Islam. Haji adalah suatu transformasi prinsip dan langkah secara total (thawaf), konsistensi dan persistensi perjuangan (sa`i), evaluasi dari prinsip dan langkah yang telah dibuat dan visualisasi masa depan melalui prinsip berpikir dan cara melangkah yang fitrah (wukuf). Haji juga merupakan suatu pelatihan sinergi dalam skala tertinggi dan haji adalah persiapan fisik secara mental dalam menghadapi berbagai tantangan masa depan (lontar jumrah).
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Untuk menjadi manusia yang paripurna menurut ESQ Ari Ginanjar yakni dengan melakukan 5 prinsip ketangguhan yang merupakan penjabaran makna dari 5 rukun Islam yang ada dalam ajaran Islam. Ari Ginanjar membagi 5 prinsip ketangguhan ini menjadi dua bagian yakni 3 prinsip ketangguhan pribadi dan 2 prinsip ketangguhan sosial.
• 3 prinsip ketangguhan pribadi yakni: prinsip penetapan misi (syahadat), prinsip pembentukan karakter (shalat), dan pengendalian diri (puasa).
• 2 prinsip ketangguhan sosial yakni: prinsip strategi klaborasi (zakat), dan prinsip aplikasi total (haji).
B. Saran
Saya selaku penulis, sangat mengharapkan segala kritik dan saran yang bersifat membangun untuk penyempurnaan pembuatan makalah selanjutnya, sebab didalam pembuatan makalah ini masih jauh dari kesempurnaan.
DAFTA PUSTAKA
Ginanjar, Ari, Rahasia Sukses Membangun Kecerdasan Emosi dan Spritual ESQ. Cet. 33. Jakarta:Arga. Maret 2007.
Adna, Hibab, HS, Islam dan Dinamika Kehidupan: Refleksi dan Peran Ulul Albab. Denpasar: MUI Tk. I Bali-CV Saka Abiyuda, 1997.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Admin;
Copyright @Catatan Edwan Ansari