Sebuah catatan kecil untuk sekedar dikenang dan orang tau bahwa aku pernah Hidup. Sebaik-baiknya manusia adalah yang paling bermanfaat bagi manusia!” semoga dengan catatan kecil ini dapat bermanfaat dan menebarkan kebaikan Apa yang dikatakan akan lenyap, apa yang ditulis akan abadi. Aku melintasi kehidupan Kuberanikan diri menulis catatan ini untuk mengabadikan momen hidup (Muhamad Edwan Ansari)
Minggu, Maret 25, 2012
Masalah remaja
BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Masalah remaja merupakan topik pembicaraan diberbagai negara, terutama pada tahun 1985, karena ditahun itu sudah ditetapkan oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa sebagai tahun Pemuda Internasional. Sampai saat ini, masalah remaja masih tetap menjadi salah satu fokus perhatian bagi setiap bangsa di dunia. Memang sejarah dunia dari abad ke abad telah menunjukkan bahwa para remaja merupakan unsur yang sangat penting dalam kehidupan suatu bangsa. Demikian juga mengenai remaja umumnya di negara Republik Indonesia. Peralihan masa kanak-kanak, remaja, dewasa dan kemudian menjadi orang tua tidak lebih hanyalah merupakan suatu proses wajar dalam hidup yang berkesinambungan dari tahap-tahap pertumbuhan yang harus dilalui oleh seorang manusia. Setiap masa pertumbuhan memiliki ciri-ciri tersendiri. Masing-masing mempunyai kelebihan dan kekurangan. Demikian pula dengan masa remaja. Masa remaja sering dianggap sebagai masa yang paling rawan dalam proses kehidupan ini. Masa remaja sering menimbulkan kehawatiran bagi para orang tua. Bagi remaja, masa ini adalah masa yang paling menyenangkan dalam hidupnya. Oleh karena itu, para orang tua hendaknya berkenan menerima remaja sebagaimana adanya. Jangan terlalu membesar-besarkan perbedaan. Orang tua para remaja hendaknya justru menjadi pemberi teladan di depan, di tengah membangkitkan semangat dan di belakang mengawasi segala tindak tanduk si remaja. Remaja adalah masa peralihan dari kanak-kanak ke dewasa. Para ahli pendidikan sependapat bahwa remaja adalah mereka yang berusia antara 13 tahun sampai dengan 18 tahun. Seorang remaja sudah tidak lagi dapat dikatakan sebagai kanak-kanak, namun ia masih belum cukup matang untuk dapat dikatakan dewasa. Ia sedang mencari pola hidup yang paling sesuai baginya dan inipun sering dilakukan melalui metoda coba-coba walaupun melalui banyak kesalahan. Kesalahan yang dilakukannya sering menimbulkan kekuatiran serta perasaan yang tidak menyenangkan bagi lingkungannya, orangtuanya. Kesalahan yang diperbuat para remaja hanya akan menyenangkan teman sebayanya. Hal ini karena mereka semua memang sama-sama masih dalam masa mencari identitas. Kesalahan-kesalahan yang menimbulkan kekesalan lingkungan inilah yang sering disebut sebagai kenakalan remaja. Hal tersebut adalah merupakan suatu masalah yang dihadapi masyarakat yang kini semakin marak, Oleh kerena itu persoalan remaja seyogyanya mendapatkan perhatian yang serius dan terfokus untuk mengarahkan remaja ke arah yang lebih positif, yang titik beratnya untuk terciptanya suatu sistem dalam menanggulangi kenakalan dikalangan remaja. B. Ruang Lingkup Berbicara tentang remaja sungguh sangat luas sekali dan mungkin tidak akan cukup kalau hanya dituankan dalam tulisan ini sehingga demi terfokusnya pembelajaran maka menulis membatasi hanya pada perbahasan kenakalan Remaja yang terjadi. C. Rumusan Masalah Dari uraian singkat tersebut diatas maka muncul beberapa persolan yang tentnya sangat menarik sekali untuk dibahas demi mencari titik temu permasalahan, persolan tersbut dirakum dalam bebarap rumusan masalah yang akan dibahas nantinya dalam bab berikutnya, rumusannya yaitu : a. Bagaimana masa remaja itu ? b. Apa faktor yang melatar belakangi kenakalan remaja ? c. Apa akibat yang ditimbulkan dari kenakalan remaja tersebut ? d. Bagaimana upaya penaggulangannya ? BAB II PEMBAHASAN 1. Masa Remaja Menurut Dr. Zakiah Daradjat :" Remaja adalah suatu masa dari umur manusia yang paling banyak mengalami perubahan dari masa kanak – kanak menuju masa dewasa". Oleh karena itu, remaja adalah generasi harapan bangsa yang memiliki potensi dan vitalitas serta semangat patriotis. Dengan adanya potensi yang sangat besar itu, diharapkan dapat dilakukan berupa bimbingan, didikan, serta binaan kearah yang positif bisa berupa pengembangan bakat maupun pembinaan berupa keagamaan. Apabila anak remaja dibina dengan baik maka akan jadi anak yang memiliki akhlak yang baik dan apabila kurang mendapat perhatian serta binaan dari orang sekitarnya maka timbullah prilaku ataupun sikap yang menyimpang dari norma-norma agama atau biasa disebut dengan kenakalan. Masa remaja adalah priode rentang kehidipan individu , yang mana masa itu merupakan segmen kehidupan yang penting dalam siklus perkembangan indiviu, dan merupakan masa transisi yang dapat diarakkan kepada perkembnagan masa dewasa yang sehat. Menurut Erikson salah satu tokoh psikolog mengungkapkan bahwa remaja merupakan masa perkembangan identity. Identity merupakan vocal point dari pengalaman remaja, karena semua krisis normative yang sebelumnya telah memberikan kontribusi kepada perkembangan identitas itu. Lebih jelas di jelaskan bahwa pengalaman hidup remaja berada dalam keadaan moratorium, yaitu suatu priode saat remaja di harapkan manpu mempersiapkan dirinya untuk masa depan dan manpu menjawab pertanyaan siapa saya (jati dirinya). Dengan demikian kegagalan remaja untuk menuntaskan tugas tersebut akan berdampak kerang baik bagi perkembangan dirinya. Dengan kegagalan dalam mengambangkan rasa identitasnya, maka remaja akan kehilangan arah, bagaikan kapal yang kehilangan kompas dan dampaknya mereka mungkin akan mengembangkan prilaku yang menyimpang (delinquent), melakukan keriminalitas atau menutup diri dari masyarakat. Biasanya, dalam memasuki masa baru seorang remaja akan merasa sedikit kaget karena pola tingkah laku mereka yang mulai berubah. Perubahan ini diharapkan dapat mengarahkan diri remaja kearah yang lebih baik tentunya. Cara memperlakukan mereka juga sudah berbeda dengan cara sebelumnya atau ketika mereka masih tergolong anak-anak. Hal ini haruslah dimaklumi, karena pada masa ini, seorang anak berusaha mencari jati dirinya. Orang tua dan guru memiliki kewajiban dalam membimbing si anak untuk senantiasa berperilaku yang baik terhadap orang-orang yang berada disekitarnya. 2. Faktor-faktor yang melatar belakangi terjadinya kenakalan remaja. Ula para dara muda yang masih dalam tarap pencarian jati diri sering sekali mngusik ketenangan orang lain, kenakalan-kenakalan ringan dan mengganggu ketentraman lingkungan sekitar yaitu seperti sering keluar malam dan menghabiskan waktunya hanya untuk hura-hura seperti minum-minuman keras, menggunakan obat-obatan terlarang, berkelahi, berjudi, dan lain-lain, dan kesemuanya itu akan merugikan dirinya sendiri, keluarga, dan orang lain yang ada disekitarnya. Faktor-faktor yang melatar belakangi terjadinya kenakalan remaja adalah sebagai berikut bagai berikut : a. Kurangnya perhatian dari orang tua, serta kurangnya kasih sayang, b. Minimnya pemahaman tentang keagamaan c. Pengaruh dari pada lingkungan sekitar, pengaruh budaya barat serta pergaulan dengan teman sebayanya yang sering mempengaruhinya untuk mencoba dan akhirnya malah terjerumus ke dalamnya. 1). Kurangnya perhatian dari orang tua, serta kurangnya kasih sayang. Keluarga merupakan unit sosial terkecil yang memberikan fondasi primer bagi perkembangan anak. Sedangkan lingkungan sekitar dan sekolah ikut memberikan nuansa pada perkembangan anak. Karena itu baik-buruknya struktur keluarga dan masyarakat sekitar memberikan pengaruh baik atau buruknya pertumbuhan kepribadian anak. Keadaan lingkungan keluarga yang menjadi sebab timbulnya kenakalan remaja seperti keluarga yang broken home, rumah tangga yang berantakan disebabkan oleh kematian ayah atau ibunya, keluarga yang diliputi konflik keras, ekonomi keluarga yang kurang, semua itu merupakan sumber yang subur untuk memunculkan delinkuensi remaja. Dr. Kartini Kartono juga berpendapat bahwasannya faktor penyebab terjadinya kenakalan remaja antara lain : 1. Anak kurang mendapatkan perhatian, kasih sayang dan tuntunan pendidikan orang tua, terutama bimbingan ayah, karena ayah dan ibunya masing–masing sibuk mengurusi permasalahan serta konflik batin sendiri. 2. Kebutuhan fisik maupun psikis anak–anak remaja menjadi tidak terpenuhi. Keinginan dan harapan anak–anak tidak bisa tersalur dengan memuaskan, atau tidak mendapatkan kompensasinya. 3. Anak tidak pernah mendapatkan latihan fisik dan mental yang sangat diperlukan untuk hidup normal. Mereka tidak dibiasakan dengan disiplin dan kontrol-diri yang baik. Maka dengan demikian perhatian dan kasih sayang dari orang tua merupakan suatu dorongan yang berpengaruh dalam kejiwaan seorang remaja dalam membentuk kepribadian serta sikap remaja sehari-hari. Jadi perhatian dan kasih sayang dari orang tua merupakan faktor penyebab terjadinya kenakalan remaja. 2). Minimnya pemahaman tentang keagamaan. Di dalam kehidupan berkeluarga kurangnya pembinaan agama juga menjadi salah satu faktor terjadinya kenakalan remaja Dalam pembinaan moral, agama mempunyai peranan yang sangat penting karena nilai-nilai moral yang datangnya dari agama tetap tidak berubah karena perubahan waktu dan tempat. Dalam pembinaan moral ataupun agama bagi remaja melalui rumah tangga perlu dilakukan sejak kecil sesuai dengan umurnya karena setiap anak yang dilahirkan belum mengerti mana yang benar dan mana yang salah, juga belum mengerti mana batas-batas ketentuan moral dalam lingkungannya. Karena itu pembinaan moral pada permulaannya dilakukan di rumah tangga dengan latihan-latihan, nasehat-nasehat yang dipandang baik. Maka pembinaan moral harus dimulai dari orang tua baik perlakuan, pelayanannya kepada remaja dapat memperlihatkan contoh teladan yang baik melaksanakan shalat dan sebagainya yang merupakan hal-hal yang mengarah kepada perbuatan positif karena apa yang diperoleh dalam rumah tangganya akan dibawa kelingkungan masyarakat. Oleh karena itu pembinaan moral dan agama dalam keluarga penting sekali bagi remaja untuk menyelamatkan mereka dari kenakalan dan merupakan cara untuk mempersiapkan hari depan generasi yang akan datang, sebab kesalahan dalam pembinaan moral akan berakibat negatif terhadap remaja itu sendiri. Sebenarnya pemahaman tentang agama sebaiknya dilakukan semenjak kecil, yaitu melalui kedua orang tua dengan cara memberikan pembinaan moral dan bimbingan tentang keagamaan, agar nantinya setelah mereka remaja bisa memilah baik buruk perbuatan yang ingin mereka lakukan sesuatu di setiap harinya. Dalam masyarakat sekarang yang sudah begitu mengagungkan ilmu pengetahuan, kaidah-kaidah moral dan tata susila yang dipegang teguh oleh orang-orang dahulu menjadi tertinggal dibelakang. Dan didalam masyarakat yang telah terlalu jauh dari agama, kemerosotan moral orang dewasa sudah lumrah terjadi. Kemerosotan moral, tingkah laku dan perbuatan - perbuatan orang dewasa yang tidak baik menjadi contoh atau tauladan bagi anak-anak dan remaja sehingga berdampak timbulnya kenakalan remaja. Kekurangan spiritual termasuk ketidak pahaman secara utuh tentang ajaran Islam sehingga mereka melakukan apa saja yang menjadi keinginan serta kemauan mereka. 3). Pengaruh dari pada lingkungan sekitar, pengaruh budaya barat serta pergaulan dengan teman sebayanya yang sering mempengaruhinya untuk mencoba dan akhirnya malah terjerumus ke dalamnya. Di dalam kehidupan bermasyarakat, remaja sering melakukan keonaran dan mengganggu ketentraman masyarakat karena terpengaruh dengan budaya barat, pergaulan dengan teman sebayanya yang mana sering mempengaruhi untuk mencoba. Sebagai mana kita ketahui bahwa para remaja sangat senag dengan gaya hidup yang baru tanpa melihat faktor negatifnya. Karena dianggap ketinggalan zaman jika tidak mengikutinya. 3. Akibat-akibat yang ditimbulkan oleh kenakalan remaja Adapun akibat-akibat yang ditimbulkan oleh kenakalan remaja ada 3 antara lain : a. Bagi diri remaja itu sendiri b. Bagi keluarga c. Bagi lingkungan masyarakat. 1). Bagi diri remaja itu sendiri Akibat dari kenakalan yang dia lakukan akan berdampak bagi dirinya sendiri dan sangat merugikan baik fisik dan mental, walaupun perbuatan itu dapat memberikan suatu kenikmatan akan tetapi itu semua hanya kenikmatan sesaat saja. Kenakalan yang dilakukan yang dampaknya bagi fisik yaitu seringnya terserang berbagai penyakit karena karena gaya hidup yang tidak teratur. Sedangkan dalam segi mental maka pelaku kenakalan remaja tersebut akan mengantarnya kepada memtal-mental yang lembek, berfikirnya tidak stabil dan keperibadiannya akan terus menyimpang dari segi moral dan endingnya akan menyalahi aturan etika dan estetika. Dan hal itu kan terus berlangsung selama tidak ada yang mengarahkan. 2). Bagi keluarga Anak merupakan penerus keluarga yang nantinya dapat menjadi tulang punggung keluarga apabila orang tuanya tidak mampu lagi bekerja. Dan oleh para orang tuanya apabila anaknya berkelakuan menyimpang dari ajaran agama akan berakibat terjadi ketidak harmonisan didalam kekuarga, komunikasi antara orang tua dan anak akan terputus. Dan tentunya ini sangat tidak baik, Sehingga mengakibatkan anak remaja sering keluar malam dan jarang pulang serta menghabiskan waktunya bersama teman-temannya untuk bersenang-senang dengan jalan minum-minuman keras, mengkonsumsi narkoba dan narkotika. Dan menyebabkan keluarga merasa malu serta kecewa atas apa yang telah dilakukan oleh remaja. Yang mana kesemuanya itu hanya untuk melampiaskan rasa kekecewaannya saja terhadap apa yang terjadi dalam kehidupannya. 3). Bagi lingkungan masyarakat Di dalam kehidupan bermasyarakat sebenarnya remaja sering bertemu orang dewasa atau para orang tua, baik itu ditempat ibadah ataupun ditempat lainnya, yang mana nantinya apapun yang dilakukan oleh orang dewasa ataupun orang tua itu akan menjadi panutan bagi kaum remaja. Dan apabila remaja sekali saja berbuat kesalahan dampaknya akan buruk bagi dirinya, dan keluarga. Sehingga masyarakat menganggap remajalah yang sering membuat keonaran, mabuk-mabukkan ataupun mengganggu ketentraman masyarakat mereka dianggap remaja yang memiliki moral rusak. Dan pandangan masyarakat tentang sikap remaja tersebut akan jelek Dan untuk merubah semuanya menjadi normal kembali membutuhkan waktu yang lama dan hati yang penuh keikhlasan. 4. Upaya-upaya penanggulangan kenakalan remaja Adapun salah satu jalan untuk menyelamatkan remaja dari kenakalan dan kemerosotan moral adalah perhatian dan kasih sayang yang diberikan keluarga itu sangat di perlukan sekali dalam menanggulangi kenakalan remaja serta melakukan pembinaan keagamaan perlu dalam lingkungan keluarga. Langkah awalnya adalah perbaikan dan peningkatan perhatian orang tua terhadap pendidikan agama yang berpedoman pada petunjuk – petunjuk yang diajarkan oleh agama, serta diolah dan dikembangkan secara meluas dalam masyarakat sehingga betul-betul dapat tercipta remaja yang mental dan jiwanya, dalam arti sesungguhnya sesuai dengan ajaran Islam. Kemudian salah satu upaya juga untuk menyelamatkan dan menghindarkan remaja dari kenakalan yaitu pengenalan dan pendekatan terhadap remaja dengan cara memberikan bimbingan-bimbingan, nasehat-nasehat yang dapat berkenan dihati remaja. Adapun bentuk dari pendekatan terhadap remaja dalam menanggulangi kenakalan yaitu perlunya kasih sayang dan perhatian dari orang tua menjadi langkah awal untuk mengubah remaja yang moralnya mengalami kemerosotan akan menjadi baik. Pengenalan dan pendekatan terhadap remaja dengan jalan memahami serta memberikan perhatian para orang tua kepada anak itu perlu sekali. Orang tua harus paham segala sesuatu keperluan anak baik itu kasih sayang ataupun perhatian. Apabila anak melakukan kesalahan berikan nasehat – nasehat yang baik dan diarahkan agar jadi benar, jangan langsung memberikan tindakan kekerasan. Karena kadang kala perbuatan keriminal yang dilakukan hanylah salah satu cara untuk menarik perhatian atau yang sering juga terjadi karena kebutuhan akan mengeluarkan protes dan ketidak setujuan terhadap tingkah laku orang-orang dewasa ysng tidak adil dimata meraka. Sehingga dalam penanggulangan kenakalan remaja maka orang tualah yang paling tinggi perannya, akan tetapi bukan berarti orang tua itu bertindak semaunya saja, tugas orang tua tidaklah untuk memaksa anak menjadi orang dewasa dengan model tertentu dengan alasan apapun, orang tua tidak lah berhak memaksakan kehedak kepada anaknya. Orang tua hanya berhak memberi saran dan alternative sebijak mungkin, seluruhnya anaklah yang memutuskan pilihannya secara sadar dan bertanggung jawab. Disampinmg itu juga bahwa orang tua haruslah pandai-pandai melihat situasi si anak sehingga dalam pemberian nasehat dan arahan tersebut tidak merugikan bagi anak itu sendiri yang nantinya kalau seperti itu akan memeprparah situasi. Orang tua yang mampu berdialog dengan reamaja dan memperhatikan idealisme serta impian mereka adalah orang tua yang paling mungkin menetraslisir, pengaruh jahat kebebasan remaja, karena banyak fakta menunjukkan bahwa remaja yang merasakan dirinya kurang beruntung akhirnya menjadi anak-anak nakal, karena itu orang tua hendaknya tidak menghancurkan impian meraka. Adapun upaya penanggulangan terhadap kenakalan remaja untuk sementara Cuma berupa solusi yang difokuskan kepada pembinaan moral ataupun akhlak kepada remaja yang dilakukan oleh orang tua dan upaya lainnya Sebenarnya upaya untuk menanggulangi kenakalan remaja dapat berupa melalui rumah tangga dan dilakukan sejak kecil sesuai dengan umurnya karena setiap anak yang dilahirkan belum mengerti mana yang benar dan mana yang salah, juga belum mengerti mana batas-batas ketentuan moral dalam lingkungannya. Karena itu pembinaan moral pada permulaannya dilakukan dirumah tangga dengan bimbingan-bimbingan, latihan-latihan, serta nasehat-nasehat yang dipandang baik. Dan dalam menjalankan pembinaan moral harus dimulai dari orang tua baik perlakuan, perbuatan serta pelayanannya kepada remaja, orang tua harus memperlihatkan contoh teladan yang baik yaitu dengan cara melaksanakan ajaran agama dan sebagainya yang merupakan hal-hal yang mengarah kepada perbuatan positif karena apa yang diperoleh dalam rumah tangganya akan dibawa kelingkungan masyarakat. Oleh karena itu pembinaan moral dalam keluarga penting sekali bagi remaja untuk menyelamatkan mereka dari kenakalan dan merupakan cara untuk mempersiapkan hari depan generasi yang akan datang, sebab kesalahan dalam pembinaan moral akan berakibat negatif terhadap remaja itu sendiri. BAB III PENUTUP A. Kesimpulan Dari ualasan diatas maka dapat disimpulkan bahwa: 1. Diantara penyebab terjadinya Kenakalan remaja adalah karena faktor kurangnya perhatian dan kasih sayang dari pihak keluarga, pemahaman tentang agama dan pembinaan tentang keagamaan serta pengaruh pergaulan dengan lingkungan sekitar yang meliputi berupa budaya dari barat, awalnya Cuma mencoba malah terjerumus di dalamnya. 2. Dan akibat yang ditimbulkan kenakalan remaja bagi diri sendiri sangat berpengaruh pada psikologi remaja itu sendiri, dan bagi keluarga para orang tuanya apabila anaknya berkelakuan menyimpang dari ajaran agama jangan langsung main fisik dampaknya akan berakibat terjadi ketidak harmonisan didalam kekuarga, komunikasi antara orang tua dan anak akan terputus. Dan itu semua akan berdampak negatif dan kurang baik bagi remaja itu sendiri baik bagi dirinya, keluarga maupun lingkungan sekitarnya berada. Serta bagi masyarakat sekitar menganggap remajalah yang sering membuat keonaran, mabuk-mabukkan ataupun mengganggu ketentraman masyarakat mereka dianggap remaja yang memiliki moral rusak. Dan pandangan masyarakat tentang sikap remaja tersebut akan jelek Dan untuk merubah semuanya menjadi normal kembali membutuhkan waktu yang lama dan hati yang penuh keikhlasan untuk berubah kejalan yang lebih baik. 3. Adapun upaya-upaya yang harus dilakukan untuk menanggulangi kenakalan remaja yaitu menanamkan nilai-nilai moral dan hal itu dapat dimulai dalam rumah tangga dan dilakukan sejak kecil sesuai dengan umurnya karena setiap anak yang dilahirkan belum mengerti mana yang benar dan mana yang salah, juga belum mengerti mana batas-batas ketentuan moral dalam lingkungannya. Pembinaan tersebut bias dengan latihan-latihan, nasehat-nasehat yang dipandang baik. Dan pembinaan itu harus dimulai dari orang tua baik perlakuan, pelayanannya kepada remaja memperlihatkan contoh teladan yang baik dan sebagainya B. Saran - saran 1. Supaya orang tua banyak membaca buku tentang keagamaan agar dalam mendidik dan membina anak tidak mengalami kesulitan. 2. Meningkatkan pembinaan moral terhadap remaja melalui pembinaan tentang keagamaan yang dilakukan orang tua di rumah, guru di sekolah, tokoh agama dan pemerintahan dimasyarakat. DAFTAR PUSTAKA Daradjat, Zakiah. Dr, 1977, Membina Nilai-nilai Moral di Indonesia Jakarta, Bulan Bintang Kartono, Kartini. Dr, 1986, Patologi Sosial 2 Kenakalan Remaja, Jakarta, CV. Rajawali Maqsood, Ruqayyah Waris, 2004, Menyentuh Hati Remaja, Bandung, PT. Mizan Pustaka Syafrudin, 1993, Mengenal dan Memahami masalah Remaja, Jakarta, PT. Pustaka Antara Yusuf,Syamsu.H.Dr, 2004, Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja, Bandung, PT. Remaja Rosda Karya Dr. Zakiah Daradjat, Membina Nilai-nilai Moral di Indonesia (Jakarta: Bulan Bintang,1977), hal.10 Dr. H. Syamsu Yusuf, Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja, (Bandung: PT. Remaja Rosda Karya, 2004), hal. 71 Dr.Kartini Kartono, Patologi Sosial 2 Kenakalan Remaja, (Jakarta : CV. Rajawali, 1986), hal.59. Syafrudin, Mengenal dan Memahami masalah Remaja, (Jakarta: Pustaka Antara, 1993), hal. 52 Ruqayyah Waris Maqsood, Menyentuh Hati Remaja, (Bandung: PT. Mizan Pustaka, 2004), hal. 25 www.gogle.remaja .com
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Admin;
Copyright @Catatan Edwan Ansari