Minggu, Mei 24, 2015

M I S S I O N H M I

M I S S I O N H M I Mission adalah tugas dan tanggung jawab yang diemban. Maka mission HMI adalah tugas dan tanggung jawab yang diemban oleh kader HMI. Mission HMI adalah dua ide dasar kelahiran HMI (dua komitmen asas) yakni 1. Mempertahankan kemerdekaan Negara Republik Indonesia dan mempertinggi derajat rakyat Indonesia. 2. Mensyiarkan Agama Islam Ide dasar pertama disebut komitmen dan wawasan kebangsaan. Ide dasar kedua disebut komitmen dan wawasan ke-Islaman. Kesatuan dari disebut wawasan integralistik, yakni cara pandang yang utuh melihat bangsa Indonesia terhadap tugas dan tanggung jawab yang harus dilakukan sebagai warga Negara dan umat Islam Indonesia. Rumusan dari mission HMI tergambar dalam tujuan HMI, yaitu: “Terbinanya Insan Akademis, Pencipta, Pengabdi yang Bernafaskan Islam dan Bertanggung Jawab atas Terwujudnya Masyarakat Adil Makmur yang Diridhoi Allah SWT” (pasal 4 AD HMI) Dari tujuan diatas, dapat disimpulkan menjadi 5 (lima) kualitas insan cita HMI, yaitu: 1. Kualitas Insan Akademis • Berpendidikan tinggi, berpengetahuan luas, berfikir rasional, objektif dan kritis. • Memiliki kemampuan teoritis, mampu memformulasikan apa yang diketahui dan dirahasiakan. Dia selalu berlaku dan menghadapi suasana sekelilingnya dengan kesadaran. • Sanggup berdiri sendiri dengan lapangan ilmu pengetahuan sesuai dengan ilmu pilihannya baik secara teoritis maupun teknis dan sanggup bekerja secara ilmiah yaitu secara bertahap, teratur, mengarah pada tujuan sesuai dengan prinsip-prinsip perkembangan. 2. Kualitas Insan Pencipta: Insan Akademis, Pencipta • Sanggup melihat kemungkinan-kemungkinan lain yang lebih dari sekedar yang ada dan bergairah besar untuk menciptakan bentuk-bentuk baru yang lebih baik dan bersikap dengan bertolak dari apa yang ada (yaitu Allah). Berjiwa penuh dengan gagasan-gagasan kemajuan, selalu mencari perbaikan dan pembaharuan. • Bersifat Independen dan terbuka, tidak isolatif, insan yang menyadari dengan sikap demikian potensi, kreatifnya dapat berkembang dan menentukan bentuk yang indah-indah. • Dengan ditopang kemampuan akademisnya, dia mampu melaksanakan kerja kemanusiaan yang disemangati ajaran Islam. 3. Kualitas Insan Pengabdi: Insan Akademis, Pencipta, Pengabdi • Ikhlas dan sanggup berkarya demi kepentingan orang banyak atau untuk sesame umat. • Sadar membawa tugas Insan Pengabdi, bukannya hanya membuat dirinya baik, tetapi juga membuat kondisi sekelilingnya menjadi baik. • Insan Akademis, Pencipta dan mengabdi adalah yang bersungguh-sungguh mewujudkan cita-cita dan ikhlas mengamalkan ilmunya untuk kepentingan sesamanya. 4. Kualitas Insan yang Bernafaskan Islam: Insan Akademis, Pencipta, Pengabdi, yang Bernafaskan Islam. • Islam yang telah menjiwai dan memberi pedoman pola pikir dan pola lakunya tanpa memakai merk Islam. Islam akan menjadi pedoman dalam berkarya dan mencipta sejalan dengan nilai-nilai universal Islam. Dengan demikian, Islam telah menafasi dan menjiwai karyanya. • Ajaran Islam telah berhasil membentuk “unity personality” dalam dirinya. Nafas Islam telah membentuk pribadinya yang utuh tercegah dari split personality tidak pernah ada dilema pada dirinya sebagai warga Negara dan dirinya sebagai muslim. Kualitas insan ini telah mengintegrasikan masalah suksesnya pembangunan nasional bangsa kedalam suksesnya perjuangan umat Islam Indonesia dan sebaliknya. 5. Kualitas Insan Bertanggung Jawab atas Terwujudnya Masyarakat adil makmur yang Diridhoi oleh Allah SWT. • Insan akademis, pencipta dan pengabdi yang bernafaskan Islam dan bertanggung jawab atas terwujudnya masyarakat adil makmur yang diridhoi oleh Allah SWT. • Berwatak, sanggup memikul akibat-akibat dari perbuatannya, sadar bahwa menempuh jalan yang benar diperlukan adanya keberanian moral. • Spontan dalam menghadapi tugas, responsive dalam menghadapi persoalan-persoalan dan jauh dari sikap apatis. • Rasa tanggung jawab, taqwa kepada Allah SWT yang menggugah untuk mengambil peran aktif dalam suatu bidang dalam mewujudkan masyarakat adil makmur yang diridhoi Allah SWT. • Korektif terhadap setiap langkah yang berlawanan dengan usaha mewujudkan masyarakat adil makmur. • Percaya pada diri sendiri dan sadar akan kedudukannya sebagai “khalifah fil ard” yang harus melaksanakan tugas-tugas kemanusiaan. Pada pokoknya insan cita HMI merupakan “man of future” insan pelopor yaitu insan yang berfikiran luas dan berpandangan jauh, bersikap terbuka, terampil atau ahli dalam bidangnya, dia sadar apa yang menjadi cita-citanya dan tahu bagaimana mencari ilmu perjuangan untuk secara kooperatif bekerja sesuai dengan yang dicita-citakan. Ideal tipe dari hasil perkaderan HMI adalah “man of innovator” (duta-duta pembaharu), penyuara “idea of progress” insan yang berkepribadian imbang dan padu, kritis, dinamis, adil dan jujur, tidak takabur dan bertaqwa kepada Allah SWT. Mereka itu manusia-manusia yang beriman, berilmu dan mampu beramal shaleh dalam kualitas yang maksimal (insan kamil). Dan lima kualitas insan cita tersebut pada dasarnya harus dipahami dalam tiga kualitas insan cita yaitu kualitas insan akademis, kualitas insan pencipta dan kualitas insan pengabdi. Ketiga insan kualitas pengabdi tersebut merupakan insan Islam yang terefleksi dalam sikap senantiasa bertanggung jawab atas terwujudnya masyarakat adil makmur yang diridhoi Allah SWT. HAKIKAT KEBERADAAN HMI 1. HMI sebagai Organisasi Mahasiswa (Pasal 7 AD HMI) Makna HMI sebagai organisasi mahasiswa adalah organisasi yang menghimpun mahasiswa yang menuntut ilmu pengetahuan di perguruan tinggi (akademi, universitas, institute, sekolah tinggi) atau yang sederajat memiliki cirri-ciri kemahasiswaan. Cirri-ciri mahasiswa adalah: • Ilmiah • Kritis dan analistis • Rasional dan objektif • Sistematis 2. HMI sebagai Organisasi yang Berasaskan Islam (Pasal 3 AD HMI) Makna HMI sebagai organisasi yang berasaskan Islam adalah organisasi yang menghimpun mahasiswa yang beragama Islam dimana secara individu dan organisatoris memiliki cirri-ciri ke-Islaman dan menjadikan Al Qur’an dan As Sunnah sebagai sumber norma, sumber nilai, sumber inspirasi di dalam setiap aktivitas dan dinamika organisasi. 3. HMI sebagai Organisasi yang Bersifat Independen (Pasal 6 AD HMI) Makna HMI yang bersifat independent adalah watak organisasi yang selalu tunduk dan berorientasi kepada kebenaran, sehingga setiap kiprah individu dan dinamika organisasi dalam masyarakat, berbangsa dan bernegara mempunyai pola pikir, pola sikap dan pola laku. Tidak terikat dan tidak mengikat diri secara organisatoris dengan kepentingan atau organisasi apapun, sesuatu yang dilakukan tidak atas kehendak dan paksaan dari pihak lain. Independensi HMI dapat dilihat dari dua dimensi: • Independensi Etis Sikap dan watak HMI yang termanifestasikan secara individu dan organisasi dalam dinamika berpikir dan berprilaku baik dalam hablum minallah (hubungan dengan Allah) dan hablum minannas (hubungan sesama manusia) sesuai dengan fitrah kemanusiaannya yaitu tunduk dan patuh kepada kebenaran (hanif). • Independensi Organisatoris Watak HMI yang teraktualisasi secara organisasi di dalam kiprah dinamika intern organisasi maupun dalam kehidupan bermasyarakat, bebangsa dan bernegara. Dalam kutuhan kehiduan nasional melakukan partisipasi aktif, konstruksi secara konstitusional terhadap pejuangan bangsa dalam pencapaian cita-cita nasional. Hanya tunduk dan komit kepada kebenaran dan tidak tunduk dan komit kepada kepentingan atau organisasi manapun. Dalam rangka menjalin tegaknya prinsip-prinsip independensi HMI, maka implementasi independensi HMI kepada anggota adalah: 1. Anggota HMI harus tunduk kepada ketentuan-ketentuan organisasi serta membawa program perjuangan HMI. Maka tidak diperkenankan melakukan kegiatan-kegiatan dengan membawa nama organisasi atas kehendak pihak luar manapun juga. 2. Anggota HMI tidak dibenarkan mengadakan komitmen dalam bentuk apapun dengan pihak diluar HMI selain segala sesuatu yang telah diputuskan secara organisatoris. 3. Alumni HMI senantiasa diharapkan untuk aktif bejuang meneruskan dan mengembangkan watak independensi etis dimanapun mereka berada dan berfungsi sesuai dengan minat dan potensi dalam rangka membawa hakekat dan mission HMI. Aplikasi dan dinamika berpikir, bersikap dan berperilaku secara keseluruhan dari watak azasi kader HMI terumus dalam bentuk kepribadian: 1. Cenderung kepada kebenaran (hanif) 2. Bebas, merdeka dan terbuka 3. Objektif, rasional dan kritis 4. Progresif dan dinamis 5. Demokratis, jujur dan adil Fungsi dan Peran HMI 1. HMI berfungsi sebagai organisasi kader (Pasal 8 AD HMI), makna HMI sebagai organisasi yang berfungsi perkaderan adalah organisasi mahasiswa yang beridentitaskan Islam yang melakukan perkaderan, dimana seluruh aktifitas dilakukan berorientasi pada proses kaderisasi, sehingga HMI berfungsi hanya dan selalu membentuk kader-kader muslim, intelektual dan professional. 2. HMI berperan sebagai organisasi perjuangan (Pasal 9 AD HMI), HMI dituntut untuk selalu berjuang menegakkan kebenaran dan dapat berkiprah secara tepat dalam melaksanakan dharma baktinya bagi kehidupan bangsa dan Negara. Tugas Anggota HMI Setiap anggota HMI berkewajiban berusaha mendekatkan kualitas dirinya pada kualitas insan cita HMI. Untuk setiap anggota HMI harus mengembangkan sikap mental pada dirinya yang independent untuk: 1. Senantiasa memperdalam hidup kerohanian agar menjadi luhur dan bertaqwa kepada Allah SWT 2. Selalu tidak puas dan selalu mencari kebenaran 3. Teguh dalam pendirian dan obyektif rasional menghadapi pendirian yang berbeda. 4. Bersifat kritis dan berfikir bebas kreatif 5. Hal tersebut akan diperoleh antara lain dengan jalan: • Senantiasa mempertinggi tingkat pemahaman ajaran Islam yang dimilikinya dengan penuh gairah. • Aktif berstudi dalam fakultas yang dipilihnya. • Mengadakan tentir club untuk studi ilmu jurusannya dan study club untuk masalah kesejateraan dan kenegaraan. • Giat dalam studi dan selalu mengikuti perkembangan situasi. • Selalu mengadakan perenungan terhadap ilmu-ilmu yang sudah dimilikinya dan mengemukakan pendapatnya sendiri. • Selalu hadir dalam forum ilmiah • Memelihara kesehatan badan dan aktif mengikuti karya bidang kebudayaan • Selalu berusaha mengamalkan dan aktif dalam mengambil peran dalam kegiatan HMI Tujuan HMI sebagaimana dirumuskan dalam pasal 4 AD HMI pada hakikatnya adalah merupakan tujuan dari setiap anggota HMI. Insan Cita HMI adalah gambaran masa depan HMI. Suksesnya seorang kader HMI dalam membina dirinya untuk mencapai kualitas insan cita HMI berarti dia telah mencapai tujuan HMI. Insan Cita HMI ini pada suatu waktu akan merupakan intellectual community (kelompok intelejensia) yang mampu merealisir cita-cita umat dan bangsa dalam suatu kehidupan masyarakat yang sejahtera spiritual, adil dan makmur serta bahagia (masyarakat adil makmur yang diridhoi Allah SWT). Billahittaufiq Wal Hidayah

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Admin;
Copyright @Catatan Edwan Ansari