Minggu, Mei 24, 2015

Kuliah Kerja Nyata (KKN)

BAB I PENDAHULUAN Kuliah Kerja Nyata (KKN) sebagai salah satu komponen Intra Kurikuler pada Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) Al-Washliyah Barabai merupakan kegiatan yang terpadu antara pengabdian pada masyarakat dengan pendidikan dan penelitian yang dilaksanakan oleh mahasiswa. Pelaksanaan Kuliah Kerja Nyata (KKN) yang dilaksanakan dengan sistem Interdispliner dimaksudkan untuk membina dan mengembangkan kepribadian mahasiswa agar menjadi sumber daya manusia dalam pembangunan bangsa yang mempunyai jiwa dan semangat innovator dan dinamisator yang mampu berperan sebagai problem solver dan coperatie consefor yang pada gilirannya nanti mahasiswa disamping mampu berpartisipasi nyata dalam Pembangunan Nasional mahasiswa juga sekaligus mampu mengembangkan pelaksanaan Tri Dharma Perguruan Tinggi. Dalam menyelenggarakan pendidikan dan pengajaran di Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) Al-Washliyah Barabai, disamping lebih memfokuskan aspek teoritis juga aspek pengaplikasian dari berbagai disiplin ilmu yang telah diterima untuk dikembangkan di masyarakat dalam bentuk kerja dan karya nyata mahasiswa Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) Al-Washliyah Barabai, sehingga diharapkan dengan cara ini bobot dan kualitas mahasiswa akan terwujud dan pada gilirannya nanti dari apa yang mereka perbuat akan dapat menyentuh kepentingan-kepentingan pembangunan khususnya di daerah pedesaan. Dalam pelaksanaan KKN yang dimulai pada tanggal 07 Juni sampai 05 Agustus 2010 jumlah peserta KKN adalah 100 orang, yang di tempatkan di Sembilan desa yang ada di Kecamatan Labuan Amas Utara Kabupaten Hulu Sungai Tengah selama 2 bulan. Penempatan mahasiswa peserta Kuliah Kerja Nyata (KKN) diharapkan mampu menganalisa masalah-masalah yang ada di desa dan berupaya untuk mencarikan jalan keluarnya, sehingga apa yang dilakukan mahasiswa di lapangan akan membawa hasil yang positif bagi peningkatan pembangunan di Pedesaan. BAB II DESKRIPSI UMUM TENTANG TEMPAT PELAKSANAAN KKN A. Lokasi Mengenai lokasi tempat mahasiswa KKN telah ditentukan oleh pihak kecamatan, dari 16 desa yang ada di Kecamatan Labuan Amas Utara kami di tempatkan di 9 Desa yaitu: 1. Desa Banua Kupang, 2. Desa Pemangkih Sebrang, 3. Desa Perumahan, 4. Desa Tabat, 5. Desa Samhurang, 6. Desa Tungkup, 7. Desa Binjai Pemangkih, 8. Desa Binjai Pirua, dan 9. Desa Sungai Buluh. B. Letak Geografis Kecamatan Labuan Amas Utara adalah kecamatan yang terletak di sebelah Utara Kabupaten Hulu Sungai Tengah, terletak pada 200 Lintang Selatan, 1150 Bujur Timur, dan 6 - 8 M dari permukaan laut. Batas-batas Kecamatan LAU yaitu: 1. Sebelah Utara berbatasan dengan Kecamatan Pandawan, 2. Sebelah Timur berbatasan dengan Kecamatan Labuan Amas Selatan, 3. Sebelah Selatan berbatasan dengan Kabupaten Hulu Sungai Selatan, 4. Sebelah Barat berbatasan dengan Kabupaten Hulu Sungai Utara. Luas wilayahnya adalah 162,4 Km2. Kecamatan Labuan Amas Utara adalah wilayah dataran rendah dan rawa-rawa, daerah dataran rendah yaitu meliputi desa Kadundung, Kasarangan, Banua Kupang, Rantau Keminting, Pemangkih, Pemangkih Seberang, Perumahan, Binjai Pemangkih, Samhurang, Tabat, Pahalatan, Tungkup, dan Binjai Pirua. Sedangkan daerah rawa-rawa meliputi Desa Sungai Buluh, Rantau Bujur, dan Mantaas. C. Mata pencaharian Karena Kecamatan Labuan Amas Utara berada di daerah dataran rendah dan rawa-rawa, oleh sebab itu sebagian besar penduduknya bermata pencaharian di sektor pertanian, perkebunan, dan pencari ikan. Selain itu penduduk Kecamatan LAU juga terkenal dengan industri-industri kecil dan industri rumah tangganya. Di sektor pertanian hampir seluruh penduduk menanam padi, di samping menanam padi penduduk sana juga banyak yang menanam tanaman palawija seperti: kacang tanah, jagung, kedelai, kacang hijau, ubi jalar, dan ubi kayu. Ada yang menjadikannya sebagai usaha sampingan namun ada juga yang menekuni sebagai usaha utama. Untuk penduduk yang tinggal di daerah rawa-rawa mereka hanya setahun sekali bisa bertani yaitu menunggu musim kering atau curah hujan yang rendah. Untuk daerah rawa-rawa seperti desa Sungai Buluh, Mantaas, dan Rantau Bujur mereka lebih banyak bermata pencaharian sebagai nelayan, di daerah sanalah penghasil ikan air tawar dan ikan asin terbesar di Kabupaten Hulu Sungai Tengah. Di sektor perkebunan penduduk ada juga yang mengelola perkebunan karet, kelapa, dan kapok. Namun hanya sebagian kecil dan hanya dijadikan sebagai usaha sampingan yang tidak begitu serius digeluti. Untuk bidang industri kecil dan industri rumah tangga penduduk sana sebagian ada yang menekuni usaha pembuatan kripik pisang dan kripik singkong, pembuatan roti hambar, meubel, pembuatan kasur kapuk, abon ikan, almari pakaian, dan almari piring sebagai usaha utama mereka dan mempunyai karyawan lebih dari 2 orang. D. Jumlah Penduduk Menurut laporan kependudukan bulan Agustus 2010 tercatat bahwa jumlah penduduk yang menetap di Kecamatan Labuan Amas Utara adalah sebanyak 27.721 jiwa yaitu laki-laki 13.221 jiwa dan perempuan 14.500 jiwa, sedangkan jumlah Kepala Keluarga adalah 9.109 KK. Penyebaran penduduk di semua desa di kecamatan LAU tidak merata dengan kepadatan penduduk 171,32 jiwa/Km. Jumlah penduduk yang terpadat adalah desa Pemangkih dengan kepadatan 385,00 jiwa/Km2 sedangkan yang paling rendah adalah penduduk desa Perumahan dengan kepadatan 45,81 jiwa/Km2. E. Tempat-tempat Penting dan Jumlahnya Tempat- tempat penting yang ada di Kecamatan LAU yaitu: 1. Mesjid = 23 buah, 2. Langgar = 72 buah, 3. TPA / MDA = 33 buah, 4. TK = 13 buah, 5. Sekolah = 30 buah, 6. Majelis Ta’lim = 3 buah, 7. Pondok Pesantren = 1 buah, 8. Puskesmas = 5 buah, 9. Sarana olahraga = 35 buah 10. Posyandu = 36 buah F. Agama Penduduk kecamatan LAU mayoritas beragama Islam yang sangat kuat, itu terbukti dari penuhnya Mesjid-mesjid dan Langgar-langgar tiap kali tiba waktu sholat, dan juga dapat terlihat dari antusiasnya masyarakat dalam mengikuti pengajian-pengajian, tahlilan, handil, yasinan, majelis ta’lim, dan kegiatan-kegiatan keagamaan lainnya. Di Kecamatan LAU terdapat satu Pondok Pesantren yang sangat terkenal sampai ke luar Provinsi yaitu Ponpes Ibnul Amin yang terletak di Desa Pemangkih, oleh sebab itu santri-santri yang telah selesai pendidikan di sana mereka mengembangkan dan mempraktikan ilmu-ilmu yang didapat ke daerahnya masing-masing terutama yang tersebar di Kecamatan LAU. G. Kesenian Daerah Mayoritas masyarakat muslim di Kecamatan LAU sangat kuat jadi kebudayaan- kebudayaan atau kesenian- kesenian daerah yang berbau mistis atau yang mendapat pengaruh nenek-moyang dari agama Hindu-Budha sulit berkembang dan tidak begitu di jalankan. Yang paling marak adalah kesenian dari agama islam seperti kegiatan Habsyi, Pembacaan Barjanji, dan Hadrah. Untuk lebih jelasnya mengenai profil Kecamatan LAU bisa dilihat di lampiran. BAB III DESKRIPSI UMUM TENTANG PELAKSANAAN KKN A. Kegiatan Umum 1. Kegiatan yang telah dilaksanakan a. Pertemuan mingguan untuk evaluasi dan rembuk perencanaan kegiatan KKN, b. Kegiatan Festival Anak Shaleh antar TPA/MDA se-Kecamatan Labuan Amas Utara. 2. Kegiatan Yang Tidak Terlaksana Dan Problematikanya Kegiatan yang tidak terlaksana hampir tidak ada karena sebagian besar program kegiatan KKN mendapatkan sambutan yang sangat baik dari masyarakat Kecamatan LAU dan setiap program kegiatan yang kami laksanakan selalu mendapat dukungan dari tokoh-tokoh masyarakat, tokoh agama, Bapak Camat, dan seluruh lapisan masyarakat yang begitu antusias membantu kami. Hanya sebagian kecil yang tidak terlaksana yaitu di bidang olahraga, peserta KKN kesulitan mencari pendanaan dalam rangka membantu penyediaan perlengkapan olah raga masyarakat seperti pegadaan bola volley, bola kaki, net, dan lain- lain. B. Kegiatan Khusus Keagamaan 1. Fisik No Bentuk Kegiatan Volume Biaya(Rp) Ket 1 2 3 4 Pembuatan perlengkapan tempat ibadah Pengadaan sarana kebersihan tempat ibadah Perbaikan kelengkapan tempat ibadah Pembuatan dan pengadaan perlengkapan TPA 45 buah 200 buah 20 buah 230 buah 6.520.000 4.950.000 2.095.000 3.860.000 Jumlah 17.425.000 2. Non Fisik No Bentuk Kegiatan Volume Biaya(Rp) Ket 1 2 3 4 5 Mengadakan Peringatan-peringatan keagamaan Membentuk kegiatan rutin keagamaan Mengadakan les keagamaan Menghadiri acara-acara keagamaan Menyumbang dan mengikuti Sholat fardhu Kifayah 6 kali 7 buah 5 buah 20 kali 15 kali 7.085.000 1.270.000 1.055.000 100.000 125.000 Jumlah 9.635.000 C. Bidang Umum/ Lintas Sektoral a. Fisik No Bentuk Kegiatan Volume Biaya(Rp) Ket 1 2 3 4 5 Pembuatan perangkat desa Pembuatan papan nama lembaga yang ada di Desa Demo masak Menyediakan fasilitas olah raga Kenang-kenangan 9 kali 9 kali 9 kali 4 buah 9 buah 13.530.000 7.550.000 2.570.000 545.000 2.867.000 Jumlah 27.062.000 b. Non Fisik No Bentuk Kegiatan Volume Biaya(Rp) Ket 1 2 3 4 Mengadakan bimbingan belajar Membantu mengajar dan melengkapi administrasi di MI dan MTs Memberikan keterampilan tangan Memberikan pelatihan-pelatihan ketangkasan dan intelektual 8 kali 6 kali 8 kali 6 kali 1.400.000 905.000 600.000 1.000.000 3.905.000 D. Rincian Dana yang Telah dihabiskan selama KKN di Kecamatan LAU Dari rincian pendanaan yang telah dilampirkan di atas dalam pelaksanaan program KKN tahun ini dapat dirincikan sebagai berikut: 1. Kegiatan Khusus Keagamaan a. Fisik Rp. 17.425.000 b. Non Fisik Rp. 9.635.000 2. Bidang Umum a. Fisik Rp. 27.062.000 b. Non Fisik Rp. 3.905.000 + Jumlah Rp. 58.027.000 3. Pengeluaran masing-masing Posko KKN a. Desa Banua Kupang Rp. 9.750.000 (terlampir) b. Desa Pemangkih Sebrang Rp. 4.498.000 c. Desa Perumahan Rp. 5.400.000 d. Desa Tabat Rp. 11.500.000 e. Desa Samhurang Rp. 2.099.000 f. Desa Tungkup Rp. 2.200.000 g. Desa Binjai Pemangkih Rp. 5.570. 000 h. Desa Binjai Pirua Rp. 9.995.000 (terlampir) i. Desa Sungai Buluh. Rp. 7.015.000 + (terlampir) Jumlah Rp. 58.027.000 4. Pengeluaran Kegiatan Skala Kecamatan a. Festival Anak Shaleh Rp. 3.570.000 b. Rapat Mingguan 9 X Rp 35.000 = Rp. 315.000 + jumlah Rp. 3.885.000 Jadi hasil akhir pengeluaran selama KKN dapat dirincikan sebagai berikut; 1. Pengeluaran seluruh Posko KKN Rp. 58.027.000 2. Pengeluaran Kegiatan Skala Kecamatan Rp. 3.885.000 + Jumlah keseluruhan Rp. 61.912.000 Terbilang pengeluaran KKN tahun 2010 selama 2 bulan di Kecamatan Labuan Amas Utara adalah sebesar ; “Enam puluh satu juta Sembilan ratus dua belas ribu rupiah” E. Tanggapan Masyarakat Terhadap Pelaksanaan KKN Keberadaan mahasiswa KKN di Desa lokasi KKN disambut dengan baik oleh masyarakat, ini terlihat dari perhatian yang sangat luar biasa kepada para peserta KKN dan besarnya penghormatan masyarakat selama kami berada di sana, mulai dari kesediaannya mencarikan tempat tinggal untuk kami sampai menyediakan fasilitas-fasilitas yang kami perlukan, dan acapkali bahkan hampir setiap hari kami di berikan sayur-sayuran, buah-buahan, lauk-pauk, bahkan ada juga yang memberikan beras untuk keperluan makan sehari-hari kami. Selain itu seluruh warga juga sangat antusias menyambut kedatangan peserta KKN dan sangat mendukung berbagai program yang kami tawarkan. Sikap itu ditunjukkan dengan partisifasi warga yang sangat respon terhadap segala kegiatan yang melibatkan warga kemudian juga sikap warga yang sangat bersahabat dan sangat baik dalam menjaga silaturahmi dan kekeluargaan hingga membuat peserta KKN merasa nyaman dan tenang dengan keadaan lingkungan tempat kami KKN. BAB IV DESKRIPSI TENTANG PERAN MAHASISWA DI TEMPAT KKN A. Motivator Berbagai program kerja mahasiswa KKN dimaksudkan untuk menggerakkan masyarakat agar bisa berkembang lebih dinamis dan mempunyai semangat untuk maju dan aktif serta melaksanakan kegiatan secara countineu yang bersifat tempore, termasuk yang bersifat fisik maupun non fisik. Adapun realitanya adalah sebagai berikut: 1. Mengajak masyarakat untuk bakti sosial membersihkan tempat-tempat ibadah, gotong-royong memperbaiki jalan ke sawah, membersihkan sungai, dan membersihkan pemakaman-pemakaman. 2. Memberikan motivasi kepada masyarakat untuk melaksanakan kegiatan keagamaan seperti sholat berjamaah di mesjid atau langgar, yasinan, tahlilan, tadarrus al qur’an, handil kematian, dan maulid al habsyi. 3. Memberikan motivasi kepada masyarakat, anak-anak, dan para pemuda tentang pentingnya pendidikan dengan harapan tidak ada lagi anak-anak yang tidak mengecap pendidikan wajib belajar 9 tahun tapi punya impian berhasil menyelesaikan perkuliahan atau mendapat gelar sarjana. 4. Memberikan penyuluhan dan memotivasi agar menciptakan lingkungan yang sehat dan bersih agar terhindar dari wabah penyakit. B. Dinamisator Peran mahasiswa bukan hanya sebagai motivator tetapi juga dituntut sebagai dinamisator atau penggerak dalam masyarakat dan juga perwujudan gagasan pembaharuan di tengah-tengah masyarakat seperti yang pernah kami laksanakan yaitu; 1. Mengadakan kegiatan keagamaan seperti menjadi khatib sholat Jum’at, menjadi imam sholat berjamaah, ikut dalam penyelenggaraan sholat Jenajah, mengajarkan mengaji tartil, tausiah di langgar atau di mesjid, mengadakan pelatihan azan, pengajaran tentang tajwid, melatih habsyi, kursus kaligrafi, mengajar di TPA/MDA, mengajar di MI dan MTs, mengadakan warung amal, mengadakan lomba keagamaan se-Desa antar TPA selanjutnya mengadakan Festival Anak Shaleh antar TPA/MDA se-Kecamatan LAU; 2. Memberikan pelatihan-pelatihan umum seperti melatih anak-anak Belajar Karate, kursus bahasa Inggris, kursus Sempoa, main bola Volley, sepak Bola, badminton, dan memberikan keterampilan memasak yang enak dan membuat kue bagi remaja puteri dan ibu-ibu; 3. Kegiatan sosial berupa ikut serta dalam rapat-rapat yang ada di masyarakat, ikut bergotong-royong dalam acara pekawinan dan lain-lain; 4. Pembuatan dan pembenahan atribut dan administrasi desa seperti batas desa, batas RT dan RW, penunjuk rumah pejabat desa, penyediaan kotak amal bagi mesjid dan langgar, penyediaan sapu dan tempat sampah untuk mesjid dan langgar, pembuatan papan nama TK dan TPA, pembuatan papan nama langgar dan mesjid, dan papan nama kuburan. C. Katalisator Sebagai katalisator, peran yang nampak dari mahasiswa adalah menjembatani hubungan antara Pemerintah dengan masyarakat dalam berbagai kegiatan ataupun antara masyarakat, selain itu juga mahasiswa mengajarkan tata cara memohon bantuan kepada berbagai pihak formal seperti: 1. Mengadakan penyuluhan tentang betapa pentingnya pendidikan agama, 2. Penyuluhan tentang betapa pentingnya kebersihan lingkungan, 3. Penyuluhan tentang pertanian, 4. Membantu dalam pembuatan proposal, dan 5. Membantu memasukkan proposal. D. Problem Solver Mahasiswa yang KKN di Kecamatan LAU, alhamddulillah juga bisa menjalankan fungsinya, banyak masalah yang dihadapi masyarakat baik dari segi pendididkan maupun keagamaan, yang mahasiswa dimintakan untuk ikut turut serta memecahkan masalahnya. Peran ini dapat dilihat dari segi pendidikan yaitu banyak para remaja yang telah selesai pendidkan di SMA/MA dan sederajat yang darinya tadi ingin melanjutkan keperguruan tinggi lain akhirnya lebih memilih kuliah di STAI Al-Washliyah Barabai pada tahun ini. BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan data-data yang telah kami kemukakan tentang pelaksanaan KKN di Kecamatan LAU yang kami buat dalam laporan, maka dapat kami simpulkan sebagai berikut: 1. Pelaksanaan KKN di Kecamatan LAU dimulai tanggal 07 Juni sampai 05 Agustus 2010, 2. Jumlah peserta KKN adalah 100 orang, dari 16 Desa yang ada di Kecamatan Labuan Amas Utara kami di tempatkan di sembilan Desa yaitu: Desa Banua Kupang, Pemangkih Seberang, Perumahan, Binjai Pemangkih, Samhurang, Tabat, Tungkup, Binjai Pirua, dan Sungai Buluh selama 2 bulan, 3. Kegiatan Umum yang terlaksana skala Kecamatan adalah Kegiatan Festival Anak Shaleh antar TPA/MDA se-Kecamatan Labuan Amas Utara, 4. Keberadaan mahasiswa di Desa-Desa tempat KKN disambut antusias dan sangat didukung oleh masyarakat, 5. Fasilitas dan pendanaan yang merupakan kendala kegiatan program KKN namun dapat dipecahkan bersama-sama dalam rapat koordinasi peserta KKN, 6. Dana yang dihabiskan selama KKN di Kecamatan Labuan Amas Utara adalah Rp. 61.912.000 (Enam puluh satu juta Sembilan ratus dua belas ribu rupiah) B. Saran-Saran 1. Untuk BP-KKN STAI Al-Washliyah Barabai, dalam pembekalan KKN hendaknya materi yang disampaikan bersifat aplikatif khususnya bidang keagamaan maupun bidang umum agar peserta KKN betul-betul mengerti apa-apa yang dikerjakan selama KKN; 2. Untuk Supervisor, sebaiknya benar-benar memperhatikan peserta KKN yang menjadi tanggung-jawabnya agar teciptanya konsulidasi yang interaktif sehingga dalam penyusunan atau program kegiatan benar-benar matang, dapat terlaksana, dan terarah, dan juga bila terjadi suatu masalah-masalah antara masyarakat desa dengan peserta KKN, seharusnya Supervisor langsung merespon jangan sampai masalah itu berlarut-larut tanpa terselesaikan; 3. Untuk Mahasiswa, dalam kita melaksanakan KKN kita dituntut harus kreatif dalam membuat program kerja sehingga masyarakat lebih tertarik, dan aktif bermasyarakat dalam mengikuti kegiatan keagamaan sehingga masyarakat lebih mengenal kita dan tidak sungkan bergaul dengan kita; 4. Kunci keberhasilan KKN adalah kerjasama yang solid anatar sesama peserta KKN dan slalu berinteraksi dengan masyarakat.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Admin;
Copyright @Catatan Edwan Ansari