Sebuah catatan kecil untuk sekedar dikenang dan orang tau bahwa aku pernah Hidup. Sebaik-baiknya manusia adalah yang paling bermanfaat bagi manusia!” semoga dengan catatan kecil ini dapat bermanfaat dan menebarkan kebaikan Apa yang dikatakan akan lenyap, apa yang ditulis akan abadi. Aku melintasi kehidupan Kuberanikan diri menulis catatan ini untuk mengabadikan momen hidup (Muhamad Edwan Ansari)
Rabu, Desember 25, 2013
Pengertian Psikologi
BAB I
PENDAHULUAN
Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekekuatan spritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya dan masyarakat. Pendidikan meliputi pengajaran keahlian khusus, dan juga sesuatu yang tidak dapat dilihat tetapi lebih mendalam yaitu pemberian pengetahuan, pertimbangan dan kebijaksanaan. Salah satu dasar utama pendidikan adalah untuk mengajarkan kebudayaan melewati generasi.
Sistem pendidikan mempunyai tugas menyediakan generasi muda kepada alam dewasa dan menyalurkan kebudayaan. Dalam konteks menyediakan pendidikan yang ideal, tujuan dan matlamat pendidikan negara pada abad ke 21 amat jelas sekali. Kementerian Pendidikan telah menyusun dan merancang untuk memperbaiki, memperkokoh, dan meningkatkan mutu pendidikan negara. Salah satu unsur yang penting adalah nilai yang berkaitan dengan keperluan dan perkembangan diri individu supaya berfungsi sebagai anggota masyarakat. Ia harus dapat membimbing individu mengenali diri sendiri sebagai insan dalam alam sosial dan fisikal ciptaan Yang Maha Kuasa. Dengan alasan inilah, pendidikan berperan penting dalam perkembangan setiap individu.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Psikologi
Secara Etemologis, psikologi berasal dari kata “psyche” yang berarti jiwa atau nafas, hidup dan ”logos” atau Ilmu. Dilihat dari arti kata tersebut seolah –olah psikologi merupakan ilmu jiwa atau ilmu yang mempelajari tentang jiwa. Jika kita mengacu pada salah satu syarat ilmu yakni adanya objek yang di pelajari, maka tidaklah tepat jika kita mengacu pada salah satu syarat ilmu yakni adanya objek yang di pelajari, maka tidaklah tepat jika kita mengartikan psikologi sebagai ilmu jiwa atau ilmu yang mempelajari tentang jiwa, karena jiwa merupakan sesuatu yang bersifat abstrak dan tidak bisa diamati secara langsung.
Berkenaan dengan objek psiklogi ini, maka yang paling mungkin untuk diamati dan dikaji adalah manifiestasi dari jiwa itu sendiri yakni dalam bentuk perilaku individu dalam berinteraksi dengan lingkungannya. Dengan demikian, Psikologi kiranya dapat diartikan sebagai suatu ilmu yang mempelajari tentang perilaku individu dalam berinteraksi dengan lingkungannya.
B. Pembagian Psikologi
Psikologi terbagi ke dalam dua bagian
1. Psikologi umum
2. Psikologi khusus
a. Psikologi Perkembangan
b. Psikologi Kepribadian
c. Psikologi Klinis
d. Psikologi Abnormal
e. Psikologi Industri
f. Psikologi Pendidikan
Di samping jenis-jenis psikologi yang di sebutkan di atas, masih banyak terdapat berbagai psikologi lainnya, bahkan sangat mungkin kedepannya akan semakin terus berkembang, sejalan dengan perkembangan kehidupan yang semakin dinamis dan kompleks.
Psikologi pendididkan dapat dikatakan sebagai suatu ilmu karena didilamnya telah memiliki kriteria persyaratan suatu ilmu yaitu
1) Ontologis ; objek dari psikologi pendidikan adalah perilaku – perilaku individu yang terlibat langsung maupun tidak langsung dengan pendidikan, seperti peserta didik, pendidik, administrator, orang tua peserta didik dan masyarakat pendidikan.
2) Epistemologis; teori – teori, konsep- konsep, prinsip – prinsip dan dalil- dalil psikologi pendidikan dihasilkan berdasarkan upaya sistematis melalui berebagai studi longitudinal maupun pendekatan kuantitatif.
3) Aksilogis; manfaat dari psikologi pendidikan terutama sekali berkenaan dengan pencapaian efesiensi dan efektivitas proses pendidkan.
Dengan demikian, Psikologi pendidikan dapat diartikan sebagai salah satu cabang psikologi yang secara khusus mengkaji perilaku dalam konteks situasi pendidikan dengan tujuan untuk menemukan berbagai fakta, generalisasi dan teori – teori psikologi berkaitan, yang diperoleh melalui metode ilmiah tertentu, dalam rangka pencapaian efektifitas proses pendidikan. Pendidikan memang tidak bisa dilepaskan dari psikologi. Sumbangsih psikologi terhadap pendidikan sangatlah besar. Kegiatan pendidikan, khususnya pada pendidikan formal, seperti pengembangan kurikulum, proses belajar mengajar
Pendidikan sebagai suatu kegiatan yang didalamnya melibatkan banyak orang. Diantaranya peserta didik, pendidik, administrator, masyarakat dan orang tua peserta didik. Oleh karena itu, agar tujuan pendidikan dapat tercapai secara efektif dan efesien, maka setiap orang yang terlibat dalam pendidikan tersebut seyogya nya dapat memahami tentang perilaku individu sekaligus dapat menunjukkan perilaku individu sekaligus dapat menunjukkan perilakunya secara efektif. Guru dalam menjalankan perannya sebagai pembimbing, pendidik dan pelatih bagi para peserta didiknya, tentunya dituntut memahami tentang berbagai aspek perilaku dirinya maupun perilaku orang-orang yang terkait dengan tugasnya, terutama perilaku peserta didik dengan segala aspeknya, sehingga dapat menjalankan tugas dan peranya serta efektif. Yang pada gilirannya dapat memberikan kontribusi nyata bagi pencapaian tujuan pendidikan di sekolah.
Di sinilah arti penting Psikologi pendidikan bagi guru, penguasaan guru tentang psikologi pendidikan merupakan salah satu kompetensi yang harus dikuasai guru, yakni kompetensi pedagogik. Muhibbin Syah (2003) menatakan bahwa “ diantara pengetahuan - pengetahuan yang perlu di kuasai guru dan calon guru adalah pengetahuan psikologi terapan yang erat kaitannya dengan proses belajar mengajar peserta dididk “
Dengan memahami psikologi pendidikan, seorang guru melalui pertimbangan - pertimbangan psikologisnya di harapkan dapat :
a. Merumuskan tujuan pembelajaran secara tepat
Dengan memahami psikologi pendidikan yangb memadai diharapkan guru akan dapat lebih tepat dalam menentukan bentuk perubahan perilaku yang di kehendaki sebagai tujuan pembelajaran. Misalnya, dengan berusaha mengaplikasikan pemikiran Bloom tentang taksonomi perilaku individu dan mengaitkannya dengan teori – teori perkembangan individu.
b. Memilih stategi atau metode pembelajaran yang sesuai.
Dengan memahami Psikologi pendidikan yang memadai diharapkan guru dapat menentukan stategi atau metode pembelajaran yang tepat dan sesuai, dan mampu mengaitkanya dengan karateristik dan keunikan individu, jenis belajar dan gaya belajar dan tingkat perkembangan yang sedang di alami siswanya.
c. Memberikan bimbingan atau bahkan memberikan konseling .
d. Memfasilitasi dan memotivasi belajar peserta didik
Memfasilitasi artinya berusaha untuk mengembangkan segenap potensi yang dimiliki siswa, seperti bakat, kecerdasn dan minat. Sedangkan memotivasi dapat diartikan berupaya memberikan dorongan kepada siswa untuk melakukan perbuatan tertentu, khususnya perbuatan belajar. Tanpa pemahaman psikologi pendididikan yang memadai, tampaknya guru akan mengalami kesulitan untuk mewujudkan dirinya sebagai fasilitator maupun motifator belajar siswanya.
e. Menciptakan iklim belajar yang kondusif
Efektivitas pembelajaran membutuhkan adanya iklim belajar yang kondusif. Guru dengan pemahaman psikologi pendidikan yang memadai memungkinkan untuk dapat menciptakan iklim sosio-emosional yang kondusif dalam kelas, sehingga siswa dapat belajar dengan nyaman dan menyenagkan.
f. Berinteraksi secara tepat dengan siswanya.
Pemahaman guru tentang psikologi pendidikan memungkinkan untuk terwujudnya interaksi dengan siswa secara lebih bijak, penuh empati dan menjadi sosok yang menyenangkan di hadapan siswanya.
g. Menilai hasil pembelajaran yang adil.
Pemahaman guru tentang psikologi pendidikan dapat membantu guru dalam mengembangkan penilaian pembelajaran siswa yang lebih adil, baik dalam teknis penilaian, pemenuhan prinsip- prinsip penilaian maupun menentukan hasil penilaian.
Di era globalisasi ini perkembangan yang terjadi di dalam kehidupan manusia lebih komplek dan dinamis. Tidak hanya IPTEK yang berkembang secara pesat melainkan pula perkembangan pola pikir yang mengarah pada perubahan perilaku Individu yang dimaksud salah satunya adalah perubahan perilaku pada siswa. Anak jaman sekarang cenderung untuk ingin bebas tanpa ada tekanan, kekangan dan selalu ingin kemudahan, misalnya minat belajar kurang tapi ingin mendapat nilai yang bagus. Kaitannya dengan proses belajar mengajar kondisi seperti ini merupakan tantangan bagi pendidik (guru) dalam menghadapi perilaku siswa seperti itu.
Oleh sebab itu guru perlu dibekali ilmu psikologi agar dapat bersikap bijasana dan penuh pertimbangan dalam mengambil tindakanatau keputusan terhadap siswa didalam proses belajar mengajar. Menurut pendapat kami aliran Holistik (Humanistik) lah yang paling tepat sebagai landasan dalam melakukan pendekatan terhadap anak didik karena didasari pada karakter psikologi Humanistik yang menempatkan manusia sebagai Homoludens yaitu bahwa manusia mempunyai keinginan atau sebagai makhluk yang aktif. Dengan menyadari bahwa manusia (siswa) mempunyai keinginan seperti kubutuhan fisiologis, rasa aman, ingin dicintai/disayangi, dihargai dan kebutuhan aktualisasi diri maka guru lebih manusiawi dalam memperlakukan mereka.
Sudah bukan jamannya lagi guru melemparkan penghapus / kapur ke anak didik yang ribut di kelas atau memukul anak dengan pengaris jika kukunya panjang tapi lakukanlah pendekatan humanistik, ajak anak berkomonikasi, tukar pikiran dan arahkan mereka untuk dapat berfikir jernih dan logis.
kami yakin apabila hal ini dilakukan dengan penuh kedewasaan dan mengarah kepada kedewasaaan maka tujuan akhir dari sebuah pendidikan akan tercapai.
Oleh sebab itu guru perlu dibekali ilmu psikologi agar dapat bersikap bijasana dan penuh pertimbangan dalam mengambil tindakan atau keputusan terhadap siswa didalam proses belajar mengajar. Menurut pendapat kami aliran Holistik (Humanistik) lah yang paling tepat sebagai landasan dalam melakukan pendekatan terhadap anak didik karena didasari pada karakter psikologi Humanistik yang menempatkan manusia sebagai Homoludens yaitu bahwa manusia mempunyai keinginan atau sebagai makhluk yang aktif. Dengan menyadari bahwa manusia (siswa) mempunyai keinginan seperti kubutuhan fisiologis, rasa aman, ingin dicintai/disayangi, dihargai dan kebutuhan aktualisasi diri maka guru lebih manusiawi dalam memperlakukan mereka.
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Hasil pembelajaran psikologi masa lalu mengurgenkan kita untuk menyuarakan beberapa saran. Bagi guru, perlu ada peningkatan untuk profesionalnya dalm mengemas bahan pelajaran, menyampaikannya, mengelola dan membuat evaluasi atas pembelajaran yang terjadi serta melengkapi diri dengan keahlian menerapkan konsep logika dalam pembelajaran. Selain itu, memberikan fasilitas yang lahir dan kreativitasnya, bukan sekedar menunggu dipenuhi oleh lembaga tertentu.
Oleh karena kualitas siswa yang menjadi sorotan keberhasilan pendidikan, maka siswa sendiri perlu mempertanyakan eksestensinya dalam belajar. Siswa dapat membuat refleksi yang memadai tentang dirinya, aktivitasnya, harapannya, cita –citanya, dukungan orang tua menyadari betapa pentingnya waktu dan terutama mempertanyakan dirinya tentang apa arti hidupnya.
Bagi organ sekolah dan stekholder pendidikan agar tidak melihat keberhasilan dunia pendidikan saja tetapi mempertanyakan apa peranya masing-masing. Tidak lupa mengharapkan agar menyederhanakan jumlah marta pelajaran sehingga siswa tidak terbebani. Dengan begitu banyak jumlah pelajaran dan akhirnya kehilangan motivasi belajar
Di era globalisasi ini perkembangan yang terjadi di dalam kehidupan manusia lebih komplek dan dinamis. Tidak hanya IPTEK yang berkembang secara pesat melainkan pula perkembangan pola pikir yang mengarah pada perubahan perilaku Individu yang dimaksud salah satunya adalah perubahan perilaku pada siswa. Anak jaman sekarang cenderung untuk ingin bebas tanpa ada tekanan, kekangan dan selalu ingin kemudahan
misalnya minat belajar kurang tapi ingin mendapat nilai yang bagus. Kaitannya dengan proses belajar mengajar kondisi seperti ini merupakan tantangan bagi pendidik (guru) dalam menghadapi perilaku siswa seperti itu.
Pendidikan sebagai suatu kegiatan yang didalamnya melibatkan banyak orang. Diantaranya peserta didik, pendidik, administrator, masyarakat dan orang tua peserta didik. Oleh karena itu, agar tujuan pendidikan dapat tercapai secara efektif dan efesien, maka setiap orang yang terlibat dalam pendidikan tersebut seyogya nya dapat memahami tentang perilaku individu sekaligus dapat menunjukkakn perilaku individu sekaligus dapat menunjukkan perilakunya secara efektif. Guru dalam menjalankan perannya sebagai pembimbing, pendidik dan pelatih bagi para peserta didiknya, tentunya dituntut memahami tentang berbagai aspek perilaku dirinya maupun perilaku orang-orang yang terkait dengan tugasnya, terutama perilaku peserta didik dengan segala aspeknya, sehingga dapat menjalankan tugas dan peranya serta efektif. Yang pada gilirannya dapat memberikan kontribusi nyata bagi pencapaian tujuan pendidikan di sekolah.
DAFTAR PUSTAKA
Ahmadi, Abu dan Nur Uhbiyati, Ilmu Pendidikan Islam, Jakarta: ineka Cipta, 1991
Ahmad Thonthowi, Psikologi Pendidikan.Bandung, Penerbit Angkasa,1991.
http;/id.wikipedia.org/wiki/pendidkan, di Posting hari minggu, 09 Oktober 2011, 14.00 pm
ttp;/next level.com.sg./article/306, di Posting hari minggu, 09 Oktober 2011, 14.10 pm
http;/re-searchegines.com/xaviery 6-04, di Posting hari minggu, 09 Oktober 2011, 14.20 pm
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Admin;
Copyright @Catatan Edwan Ansari