Sebuah catatan kecil untuk sekedar dikenang dan orang tau bahwa aku pernah Hidup. Sebaik-baiknya manusia adalah yang paling bermanfaat bagi manusia!” semoga dengan catatan kecil ini dapat bermanfaat dan menebarkan kebaikan Apa yang dikatakan akan lenyap, apa yang ditulis akan abadi. Aku melintasi kehidupan Kuberanikan diri menulis catatan ini untuk mengabadikan momen hidup (Muhamad Edwan Ansari)
Rabu, Desember 25, 2013
PENGERTIAN DAN ASAL-USUL KEMUNCULAN SYI’AH
BAB I
PENDAHULUAN
Syi’ah dalam sejarah pemikiran Islam merupakan sebuah aliran yang muncul dikarenakan politik dan seterusnya berkembang menjadi aliran teologi dalam Islam. Sebagai salah satu aliran politik, bibitnya sudah ada sejak timbulnya persoalan siapa yang berhak menjadi khalifah sepeninggal Rasulullah. Dalam persoalan ini Syi’ah berpendapat bahwa yang berhak menjadi khalifah sepeninggal Rasulullah adalah keluarga sedarah yang dekat dengan Nabi, yaitu Ali bin Abi Thalib dan harus dilanjutkan oleh anaknya, Hasan dan Husen, serta keturunan-keturunannya. Syi’ah muncul sebagai salah satu aliran politik dalam Islam baru dikenal sejak timbulnya peristiwa tahkim (arbitrase). Sementara Syi’ah dikenal sebagai sebuah aliran teologi dalam Islam, yaitu ketika mereka mencoba mengkaitkan iman dan kafir dengan Imam, atau dengan kata lain ketaatan pada seorang Imam merupakan tolok ukur beriman tidaknya seseorang, di samping paham mereka bahwa Imam merupakan wakil Tuhan serta mempunyai sifat ketuhanan.
Apa itu Syi’ah dan bagaimana asal-usulnya serta apa saja pokok-pokok ajarannya? Insya Allah akan kami ketengahkan dalam makalah ini. Makalah ini juga memuat pembahasan tentang beberapa sekte dalam Syi’ah yang muncul akibat ketidak sepahaman mereka dalam menafsirkan ajaran-ajaran pokok Syi’ah.
BAB II
SYI’AH
A. PENGERTIAN DAN ASAL-USUL KEMUNCULAN SYI’AH
Syi’ah dilihat dari bahasa berarti pengikut, pendukung, partai,atau kelompok, sedangkan secara terminologis adalah sebagian kaum muslim yang dalam bidang spiritual dan keagamaannya selalu merujuk pada keturunan Nabi Muhammad SAW.atau orang yang disebut sebagai ahl al-bait. Poin penting dalam doktrin Syi’ah adalah pernyataan bahwa segala petunjuk agama itu bersumber dari ahl al-bait .
Menurut Thabathbai, istilah Syi’ah untuk pertama kalinya ditujukkan pada para pengikut Ali (Syi’ah Ali), pemimpin pertama ahl al-bait pada masa Nabi Muhammad SAW .
Mengenai kemunculan Syi’ah dalam sejarah, terdapat perbedaan pendapat dikalangan para ahli. Menurut Abu Zahrah, Syiah mulai muncul pada masa akhir pemerintahan Usman bin Affan kemudian tumbuh dan berkembang pada masa pemerintahan Ali bin Abi Thalib. Adapun menurut Watt, Syi’ah baru benar-benar muncul ketika berlangsung peperangan antara Ali dan Mu’awiyah yang dikenal dengan Perang Siffin.
Kalangan Syi’ah sndiri berpendapat bahwa kemunculan Syi’ah berkaitan dengan masalah pengganti (khalifah) Nabi SAW. Pada awalnya kenabian, ketika Muhammad SAW diperintahkan menyampaikan dakwah kepada kerabatnya,yang pertama-tama menerima adlah Ali bin Abi Thalib. Bukti utama tntang sahnya Ali sebagai penerus Nabi adalah peristiwa Ghadir Khumm. Seperti dikatakan Nasr, sebab utama munculnya Syi’ah terletak pada kenyataan bahwa kemungkinan ini ada dalam wahyu Islam sendiri. Pada masa kepemimpinan Al-Khulafa Ar-Rusyidun sekalipun kelompok Syi’ah sudah ada. Tampaknya syi’ah sebagai salah satu faksi politik Islam yang bergerak terang-terangan, memang baru muncul pada masa kekhalifahan Ali bin Abi Thalib, sedangkan Syi’ah sebagai doktrin yang diajarkan secara diam-diam oleh ahl al-bait muncul segera setelah wafatnya Nabi. Syi’ah mendapatkanpengikut yang besar terutama pada masa dinasti Amawiyah.
B. SYI’AH ITSNA ASYARIAH (SYIAH DUA BELAS/SYI’AH IMAMIYAH)
1. Asal-usul Penyebutan Imamiyah dan Syi’ah Itsna Asyariyah
Dinamakan Syi’ah Imamiyah karena yang menjadi dasar akidahnya adalah persolan imam dalam arti pemimpin religio politik. yakni Ali berhak menjadi khalifah bukan hany karena kecakapannya atau kemuliaan akhlaknya, tetapi juga karena Ia telah ditunjuk nas dan pantas menjadi khalifah pewaris kepemimpinan Nabi Muhammad SAW.
Syi’ah Itsna Asyariah sepakat bahwa Ali adlah penerima wasiat Nabi Muhammad seperti yang diyunjukkan nas. Adpun Al-ausyiah (penerima wasiat) setelah Abi bin Abi Thalib adalah keturunan dari garis Fatimah, yaitu Hasan bin Ali kemudian Husien bin Ali sebagaimana yang disepakati. Setelah Husien adalah Ali Zaenal Abidin, kemudian secara berturut-turut;Muhammad Al-Baqir, Abdullah Ja’far Ash-shadiq, Musa Al-kahzim, Ali Ar-Rida, Muhammad Al-Jawwad,Ali Al-Hadi, Hasan Al-Askari dan terakhir adalah Muhammad Al-Mahdi sebagai imam kedua belas. Mereka dikenal dengan sebutan Syiah Itsna Asyariyah.
Lahirnya kedua belas imam yaitu kira-kira pada tahun 260 H/878 M . Muhammad Al-Mahdi dinyatakan gaibah. Muhammad Al-Mahdi, bersembunyi diruang bawah tanah rumah ayahnya di Samarra dan tidak kembali . Itulah sebabnya kembalinya Imam Al-Mahdi ini selalu ditunggu-tunggu pengikut sekte Syi’ah Itsna Asyariah. Oleh karena inilah, Muhammad Al-Mahdi dijuluki sebagai Imam Mahdi Al-Muntazhar(yang ditunggu).
2. Doktrin-doktrin Syi’ah Itsna Asyariyah
Di dalam sekte Syi’ah Itsna Asyariah dienal konsep Ad-Din. Konsep usuludin mempunyai lima akar.
a. Tauhid (The Devine Unity)
b. Keadilan (The Devine Justice)
c. Nubuwwah (Apostleship)
d. Ma’ad (The Last Day)
e. Imamah (The Devine Guidance)
C. SYI’AH SAB’IYAH (SYI’AH TUJUH)
1. Asal-usul Penyebutan Syi’ah Sab’iyah
Istilah Syi’ah Sab’iyah dianalogikan denga Syi’ah Itsna Asyariyah. Istilah itu memberikan pengertian bahwa sekte Syi’ah Sab’iyah hanya mengakui tujuh imam.
2. Doktrin Imamah dalam Pandangan Syi’ah Sab’iyah
Para pengikut Syi’ah Sab’iyah percaya bahwa Islam di bangun oleh tujuh pilar adalah iman, taharah, salat, zakat, saum, haji, dan jihad.
Dalam pandangan kelompok Syi’ah Sab’iyah, keimanan hanya dapat diterima bila sesuai dengan keyakinan mereka, yakni melalui walayah (kesetiaan) kepada imam zaman. Imam adalah seseorang yang menuntun umatnya kepada pengetahuan (ma’rifat).
3. Ajaran Syi’ah Sab’iyah Lainnya
Ajaran Sab’iyah lainnya pada dasarnya sama dengan ajaran sekte-sekte Syi’ah lainya. Perbedaannya terletak pada konsep kemaksuman imam, adanya asfek batin pada setiap yang lahir, dan penolakannya terhadap Al-Mahdi Al-Muntadzar. Ada suatu sekte dalam Sab’iyah yang berpendapat bahwa Tuhan mengambil tempat dari iman.
D. SYI’AH ZAIDIYAH
1. Asal-usul Penamaan Zaidiyah
Disebut zaidiyah karena sekte ini mengakui Zaid bin Ali sebagai imam kelima, putera imam keempat, Ali Zainal Abidin. Kelompok ini berbeda dengan sekte syi’ah yang mengakui Muhammad Al-Baqir, putera Zainal abidin yang lain, sebagai imam kelima. Dari nama Zaid bin ali inilah, nam zaidiyah diambil . Syiah zaidiyah merupakan sekte syiah yang muderat . Abu zahrah menyatakan bahwa kelompok ini merupakan sekte yang dekat dengan sunni.
2. Doktrin imamah menurut syi’ah zaidiyah
Imamah, sebagaimana telah disebutkan, merupakan doktrin funda-mental dalam Syi’ah secara umum. Syi’ah Zaidiyah mengembangkan doktrin imamah yang tipikal. Krisis keimanan dalam Syi’ah Zaidiyah ini disebabkan oleh dua hal. Pertama, terdapat beberapa pemimpin yang memproklamirkan diri sebagai imam. Kedua, tidak seorangpu yang memproklamirkan diri atau pantas diangkat sebagai imam.
3. Doktrin-doktrin Syi’ah Zaidiyah Lainnya
Bertolak dari doktrin tentang al-Imamah al- mafdul, Syi’ah Zaidiyah berpendapat bahwa kekhalifahan Abu Bakar dan Umar bin Khatab adalah sah dari sudut pandang islam. Dalam pandangan mereka, jika ahl al-hall wa al-‘aqd telah memilih seorang imam dari kalangan kaum muslim, meskipun ia tidak memenuhi sifat-sifat keimanan yang ditetapkan oleh Zaidiyah dan telah dibait oleh mereka, keimanannya menjadi sah dan rakyat wajib berbaiat kepadanya .
E. SYI’AH GHULAT
1. Asal-usul Penamaan Syi’ah Ghulat
Istilah ghulat bersal dari kata ghala-yaghlu-ghuluw artinya bertambah dan naik. Ghala bi ad-din artinya memperkuat dan menjadi ekstrim sehingga melampaui batas. Syi’ah Ghulat adalah kelompok pendukung Ali yang memiliki sikap berlebih lebihan atau ekstrim. Abu Zahrah menjelaskan bahwa Syi’ah ekstrim (Ghulat) adalah kelompok yang menempatkan Ali pada derajat ketuhanan, dan ada yang mengangkat pada derajat kenabian, bahkan lebih tinggi daripada Muhammad .
2. Doktrin-doktrin Syi’ah Ghulat
Menurut Syahrastani, ada empat doktrin yang membuat mereka ekstrim, yaitu tanasukh, bada’, raj’ah dan tasbih. Moojan Momen menambahkannya dengan hulul dan ghayba. tanasukh adalah keluarnya roh dari satu jasad dan mengambil tempat pada jasad yang lain. Bada’ adalah keyakinan bahwa Allah mengubah kehendak-Nya sejalan dengan perubahan ilmu-Nya, serta dapat memerintahkan sesuatu perbuatan kemudian memerintahkan yang sebaliknya. Raj’ah ada hubungannya dengan mahdiyah. Tsbih artinya merupakan, mempersamakan.
BAB III
PENUTUP
Simpulan
Syi’ah adalah aliran sempalan dalam Islam dan Syi’ah merupakan salah satu dari sekian banyak aliran-aliran sempalan dalam Islam. Aliran Syi’ah mempunyaisaksi mata. Munculnya syi’ah terletak pada kenyataan bahwa kemungkinan ini ada dalam wahyu Islam sendiri sehingga masih diwujudkan.
Konsep Usulludin mempunyai lima akar yaitu:
a. Tauhid
b. Keadilan
c. Nubuwwah
d. Ma’ad
e. Imamah
Doktrin-doktrin Syi’ah Ghulat yaitu Tanasukh, Bada, Raj’ah, dan Tasbih ,dan Moojan Momen menambahkan dengan Hulul dan Ghayaba.
DAFTAR PUSTAKA
Hamid Dabashi, “Shi’i Islam, Modern shi’I Thought”, dalam John L. Esposito, (Ed).1995.
M.H. Thabathaba’i, Islam Syi’ah, Asal-Usul dan perkembangannya, terj. Djohan Effendi, 1989.
Muhammad Abu Zahrah, Aliran Politik dan Akidah Dalam Islam, terj. Abd. Rahman Dahlan dan Ahmad Qarib, 1996.
Harun Nasution,(Ed), Ensiklopedi Islam Indonesia, Jakarta,1996.
H.M. Rasyidi, Apa itu Syi’ah, Pelita, Jakarta, 1984.
W. Montgomery Watt, Islamic Political Thought, Edinburg,1968.
Heinz Halm, Shi’ism, Edinbrug, 1991.
Ahmad Syalabi, Sejarah dan Kebudayaan Islam, Jakarta,1983.
Agnaz Golziher, Pengantar Teologi dan Hukum Islam, terj. Heri Setiawan, INIS, Jakarta, 1991, hlm. 121.
Muhammad Abu Zahrah, Aliran Politik dan Aqidah dalam Islam, terj. Abd Rahman Dahlan dan Ahmad Qarib, Logos, Jakarta, 1996, hlm.45.
Luwis Ma’luf, Al-Munjid Mu’jam Masrasiyyu Li Al-Lugah Al-Arabiyah, Al-Matbaah Al-Katsulikiah Li Abi Al-Yasuiin, Beirut, 1935, hlm.586.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Admin;
Copyright @Catatan Edwan Ansari