Sebuah catatan kecil untuk sekedar dikenang dan orang tau bahwa aku pernah Hidup. Sebaik-baiknya manusia adalah yang paling bermanfaat bagi manusia!” semoga dengan catatan kecil ini dapat bermanfaat dan menebarkan kebaikan Apa yang dikatakan akan lenyap, apa yang ditulis akan abadi. Aku melintasi kehidupan Kuberanikan diri menulis catatan ini untuk mengabadikan momen hidup (Muhamad Edwan Ansari)
Rabu, Oktober 24, 2018
sejarah meratus
Setidaknya sejarah Meratus pernah menjadi sejarah kita, bukan kalah menang
Tp jika suatu hari nanti Meratus hancur, porak poranda
rusak oleh kapatalis berkedok atas nama pembangunan,
dgn nada tertatih kita akan bercerita pada anak cucu...
Wahai anakku..
dulu zaman Abah lagi Anum..banyak kakawanan Abah yg rela ikhlas berjuang untuk mempertahankan keasrian Meratus
diantara kejamnya dunia pragmatisme, iming-iming harta, jabatan
di Tawarkan kepada kakawanan Abah tp mereka dgn halus mengatakan.
uang bisa d cari, jabatan bukan ambisi... alam yg rusak tak akan bisa d bayar dgn uang apalagi jabatan yg tak d bawa mati
Para pejuang yg mungkin dihina, dipandang sebelah mata
atau hanya dikata
"Balalapah, Caka bacari jadi duit"
di teror, diintimidasi, bahkan di ancam dgn peti mati
Wahai anakku.
dulu kita punya alam yg indah... Mungkin sekarang sudah punah...
Sejarah akan tetap menjadi sejarah.
Tak peduli seberapa keras perjuangan itu
tp ingatlah cerita semut dan cicak d kala Ibrahim kekasih Allah d lempar raja zhalim namrud
Bukan bagaimana engkau berjuang, seberapa keras para penguasa, atau pengusaha ingin menghancurkan..
Engkau tetap berada pada barisan penolak kehancuran..
Barisan pejuang Meratus
wahai anakku
dulu Abah pernah dinasehati, guru Abah beliau berkata
Dari Abu Sa’id Al Khudri radhiyallahu ‘anhu dia berkata, “Aku mendengar Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, ‘Barang siapa di antara kalian yang melihat kemungkaran, hendaklah dia merubahnya dengan tangannya. Apabila tidak mampu maka hendaknya dengan lisannya. Dan apabila tidak mampu lagi maka dengan hatinya, sesungguhnya itulah selemah-lemah iman.’.” (HR. Muslim)
masa depan dan kelangsungan Meratus ada d tangan pian-pian barataan.
Bukan d tangan pengusaha atau penguasa
Selama masih ada harapan...disitu harus ada kata perjuangan dan perlawanan
jgn pernah berhenti berjuang karena kita yakin.
Bahwa Tuhan mencintai hambanya yg tak berputus asa..
(di Rumah reot d Iung pasar lama.
,,..24 Oktober 2018)
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Admin;
Copyright @Catatan Edwan Ansari