Syaikh Muhammad Manshur (Datu Aling).
Menurut cerita orang tua zaman dahulu, Datu Aling adalah seorang raja. Yang mana dahulu di sekitar lingkungan tempat tinggal beliau, berdiri sebuah kerajaan yang bernama Kerajaan Tambai. Selain sebagai seorang raja, Datu Aling juga merupakan seorang yang shalih dan taat dalam beragama sehingga dikenal sebagai tokoh alim ulama. Semasa muda, Datu Aling adalah salah seorang pengawal dan orang kepercayaan Sultan Adam Al Watsiq Billah.
Selain itu, Datu Aling juga merupakan salah satu tokoh pencetus Perang Banjar dalam melawan penjajah Belanda. Bersama Pangeran Antasari dan para pejuang lainnya, Datu Aling menyerbu tambang batubara Oranje Nassau milik Belanda di Pengaron pada 28 April 1859 M. Belanda kemudian mengatur siasat untuk membalas dendam atas serangan di Pengaron, Residen Verspyek memerintahkan penyerangan ke Kerajaan Tambai. Serangan disambut pasukan Datu Aling dengan pekik takbir, salah seorang pemimpin pasukan lawan yakni Kapten Benchop tewas ditombak. Melihat kaptennya tewas, Belanda pun mengirim bala bantuan berupa satu peleton hingga Datu Aling terdesak dan mundur. Tambai dibumihanguskan, Datu Aling gugur dalam pertempuran itu, namun Belanda tidak pernah menemukan jasadnya.
Desa Lawahan Cempaka RT. 05, Kecamatan Tapin Selatan, Kabupaten Tapin, Provinsi Kalimantan Selatan.
Al Fatihah...
رب فانفعنا ببركتهم واهدنا الحسنى بحرمتهم وأمتنا في طريقتهم ومعافاة من الفتن.
Barabai, 25 Agustus 2024
Muhammad Edwan Ansari
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Admin;
Copyright @Catatan Edwan Ansari