Senin, Juli 11, 2022

Tuan Guru KH.Muhammad Aini, Desa Pandai Kandangan.

 ABAH GURU SEKUMPUL 

MEMPERDALAM ILMU TAJWID




Bismillah...

"Suatu saat, atas saran Tuan Guru KH.Ahmad Zaini / Orang Tua KH.Husein Qodrie,KH.Badruddin, KH.Rosyad Martapura.

Abah Guru Sekumpul  yang saat itu masih sebagai santri di Pesantren Darussalam, diminta untuk memperdalam Ilmu Tajwid beliau kepada seorang yang dianggap pakar dan ahli dalam bidangnya.

Tuan Guru KH.Muhammad Zaini  ditujukan kepada seorang yang dikenal Qori, Hafizh dan memiliki suara merdu yang khas, yaitu: Tuan Guru KH.Muhammad Aini, Desa Pandai Kandangan.

Pada akhirnya, dihari yang ditentukan berangkatlah Abah Guru Sekumpul dengan menumpang bis dari Martapura menuju Kandangan.

Perjalanan saat itu cukup melelahkan, karena masa itu jalan tidak semulus sekarang. Setelah menempuh beberapa jam diperjalanan. akhirnya Abah Guru Sekumpul  sampai juga dikota dodol itu, dan langsung menuju kerumah sang Guru.

Ketika bertemu Tuan Guru KH.M.Aini, Abah Guru Zaini ditanya bermacam alasan kenapa sampai beliau datang jauh-jauh untuk belajar ke Kandangan ini.

Namun semua pertanyaan itu dijawab Abah Guru Zaini dengan sempurna dan memuaskan, sehingga Tuan Guru KH.Muhammad Aini akhirnya bersedia untuk mengajari Abah Guru Zaini (Abah Guru Sekumpul).

Untuk mengetahui bagaimana bacaan muridnya ini, Tuan Guru meminta Abah Guru Zaini membacakan surah Al-Fatihah...

Abah Guru Zaini pun lalu membaca Fatihah dengan suara beliau yang merdu.

Mendengar ini sang Tuan Guru menangis tersedu-sedu. Usai membaca AL-Fatihah, Abah Guru Zaini menanyakan sebab Gurunya itu menangis.

"Tuan Guru KH.Muhammad Aini menjelaskan:

"Seumur hidupku, aku belum pernah mendengar bacaan Fatihah sebagus yang ikam (kamu) bacakan tadi"

Subhanallah...

Selama sekitar seminggu disana, Abah Guru Zaini diajak mendampingi Tuan Guru KH.M.Aini menghadiri beberapa acara keagamaan.

Seringkali Abah Guru Zaini diminta untuk membacakan ayat suci Al-Qur'an, dan mengikuti acara maulid diberbagai tempat.

Setelah dirasa cukup belajar kepada Gurunya, Abah Guru Zaini mohon pamit dan minta izin untuk pulang ke Martapura.

Sang Guru mengizinkan, hanya saja saat itu sudah sore, kemungkinan mobil tumpangan ke Martapura atau arah Banjarmasin tidak ada.

Namun Abah Guru Sekumpul  meyakinkan guru beliau itu, bahwa mobil Insya Allah ada.

Saat itu sudah sore, Sang Guru pun mengantar Abah Guru Zaini dari rumahnya ketepi jalan.

Sesampainya ditepi jalan raya, tak diduga tiba-tiba berhenti sebuah mobil. Abah Guru Zaini pun pamit dan masuk kedalam mobil itu.

Belum jauh mobil itu berjalan dari berdirinya Sang Guru, mobil itu pun menghilang entah kemana, seperti tak berbekas. Subhanallah...

Semoga cerita yang pendek ini menambah kecintaan kita semua kepada Rasulullah, dzuriyat Rasulullah, para Auliya Allah, para Ulama, dan Orang-orang sholeh,khususnya kepada Abah Guru Sekumpul. Mendapat berkah & syafaat Abah Guru, diampuni segala dosa, dikabulkan segala hajat, panjang umur, sehat badan, murah rezeki, dan Allah mudahkan langkah kita semua untuk dapat selalu senantiasa menuntut ilmu 

Dari buku 100 Karomah dan Kemuliaan ABAH GURU SEKUMPUL 

Karangan: KH.M.Anshary El Kariem 

Ditulis Ulang :Abu Muhammad Haydar Husein Yuliansyah Riffai 

Kisah Para Datu dan Ulama Kalimantan



Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Admin;
Copyright @Catatan Edwan Ansari