Senin, November 02, 2009

Sejarah Berdirinya HMI di Barabai

HMI CABANG BARABAI

Sejarah Berdirinya HMI di Barabai
            Hidupnya Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) di kota Barabai dimulai dari berdirinya kampus UNISKA (Universitas Islam kalimantan) sekitar tahun 1961. Universitas Islam Kalimantan (UNISKA) lahir atas gagasan para tokoh-tokoh agama dan tuntutan masyarakat Kalimantan akan adanya perguruan tinggi yang bernafaskan Islam dan melahirkan intelektual muslim.
Berdirinya UNISKA, diawali dengan Pendirian UNISAN (Universitas Islam Antasari) pada tahun 1961 atas ide almarhum K.H. Zafri Zamzam. UNISKA sejak berdirinya telah mempunyai 3 Fakultas yang letaknya berbeda-beda daerah. Fakultas Syari’ah di kota Banjarmasin (sekarang menjadi IAIN Antasari Banjarmasin), Fakultas Tarbiyah di Kota Barabai (sekarang menjadi STAI Al-Washliyah Barabai), dan Fakultas Ushuluddin Da’wah di Amuntai (sekarang STAI Rakha’ Amuntai). Melalui fakultas Tarbiyah di Barabai inilah HMI mulai dibentuk atas rekomendasi dari pengurus BADKO (Badan Koordinasi) HMI Kalimantan pada Kongres HMI ke-11 yang pada waktu itu terpilih menjadi Pengurus PB (Pengurus Besar) HMI se-Indonesia adalah DR.Sulastomo dan Mar’ie Muhammad masing-masing sebagai Ketua Umum dan Sekretaris Umum periode tahun 1963-1966.
Sejak tahun 1963 inilah HMI di Barabai resmi menjadi cabang penuh yang bersekretariat di Aula Panti Asuhan (samping kampus STAI Al-washliyah Barabai sekarang) dengan susunan kepengurusan sebagai berikut:
A. Periode Pertama (1963-1965)
1.  Ketua Umum       : Rasiman Su’ud
2.  Wakil                     : Idham Husri
3.  Sekretaris             : Mawardi Tarmum
4.  Bendahara           : Norsehan Daud
5.  Anggota                : Kaspul Anwar, Ja’far Sirri, Ideris, H. Aisyah, Ajizah, dan Norjannah
B. Peride ke-2 (1965-1967)
1.     Ketua Umum    : Mawardi Tarmum
2.     Sekretaris          : Jaini Sukri
3.     Bendahara        : Norsehan Daud
Tanggal 1 Oktober 1965 merupakan tugu pemisah antara Orde Lama dengan Orde Baru. Dimulai dengan pemberontakan yang diakhiri dengan pembubaran PKI, HMI bangkit sebagai pelopor Orde Baru dan Angkatan 66 yang menginginkan terciptanya suatu tatanan baru yang melaksanakan pancasila dan UUD 1945 secara konsekuen. Kepeloporan HMI itu antara lain dengan surat keputusan PB HMI yang disampaikan oleh Eky Syahruddin dan Darmin. P Siregar dimarkas Kodam Jaya. Adapun 4 pernyataan sikap HMI yakni pertama, arsitek dan dalang Gestapu adalah PKI. Kedua, karena G 30 S/PKI bersifat politis, maka hendaknya dikerahkan kekuatan untuk menumpasnya yang dipimpin oleh partai NU, Ketiga, HMI mendesak agar PKI dibubarkan, keempat, HMI akan memberikan bantuan kepada pemerintah dan ABRI didalam menumpas PKI dan antek-anteknya. Surat pernyataan ini resmi bernomor : 2125/B/Sek/1965 tanggal 4 Oktober 1965 ditanda tangani oleh DR. Sulastomo dan Mar’ie Muhammad masing-masing sebagai Ketua Umum dan Sekretaris Umum Pengurus Besar HMI pada masa itu. Dan atas inisiatif aktivis HMI kala itu Mar’ei Muhammad, memprakarsai mendirikan Kesatuan Aksi Mahasiswa Indonesia (KAMI) tanggal 25 Oktober 1965 yang kemudian disahkan oleh menteri PTIP Prof. Dr. Syarif Thayeb dengan tugas pertama, mengamankan Pancasila. Kedua, memperkuat bantuan kepada ABRI dalam menumpas Gestapu/PKI sampai keakar-akarnya. Masa aksi KAMI yang pertama berupa rapat umum, dilaksanakan tanggal 3 Novembrer 1965, dihalaman Fakultas Kedokteran UI Salemba Jakarta dimana barisan HMI menunjukkan Superioritasnya dengan massa yang terbesar. Langkah ini sangat strategis untuk membekukan kekuatan PKI.
Melihat kondisi perpolitikan di kota Barabai yang juga hampir dikuasai oleh PKI ketika pemerintahan Bupati HST yaitu H. Abdul Gani (1963-1968) dan Gubernur Kalimantan Selatan yaitu Bapak Aberani Sulaiman (1963-1968), maka para aktivis HMI Cabang Barabai yang sebelumnya menjadi incaran penembakan oleh PKI juga tak ambil diam, dengan diprakarsai oleh Bapak Mawardi Tarmum bersama-sama dengan para pelajar dan pemuda se-kabupaten HST pada tanggal 4 oktober 1965 membentuk organisasi kelaskaran yaitu KAPPAK (Kesatuan Aksi Pelajar dan Pemuda Anti Komunis) yang akan senantiasa membantu TNI menumpas PKI di Hulu Sungai Tengah. Berkat kerjasama dengan aktivis HMI inilah akhirnya TNI bisa memberantas, mengepung, dan menembak mati para tokoh PKI di Barabai pada saat itu.
C. Periode ke-3 (1967-1969)
1.  Ketua Umum       : Sahibul Basri
2.  Sekretaris             : Abdullah Siam Kari
3.  Bendahara           : Soraya B.A
4.  Anggota                : H. Ahmad Kusasi, Ustman, H. Rizani
Dari masa ke masa HMI Cabang Barabai selalu berkiprah eksis melakukan pengkaderan di kampus dan aktif mengkritisi Isu-isu pemerintahan khususnya di Kabupaen HST serta melakukan kegiatan-kegiatan yang mempunyai dampak positif baik di masyarakat, pelajar, maupun dikalangan mahasiswa itu sendiri.

sumber: 
wawancara Muhamnad Taupik Rahman dengan para senior ataupun Founder yang masih hidup, sebagai pelaku dan saksi sejarah, 

Alfatihah untuk pada kakanda dan yunda yang telah mendahului kita semua

di Tulis Ulang : Muhammad Edwan Ansari Kabib Pembinaan Anggota Himpunan Mahasiswa Islam Cabang Barabai periode 2009-2010

Presiden Badan Eksekutif Mahasiswa STAI Al Washliyah Barabai 2010-2011

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Admin;
Copyright @Catatan Edwan Ansari