Renungan Fajar : Jum'at, 14 Ramadhan 1443 H / 15 April 2022 M
السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ
اَلْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِيْ أَحْيَانَا بَعْدَ مَا أَمَاتَنَا وَإِلَيْه
النُّشُوْرِ
أَعُوْذُ بِاللهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيْمِ
بسْـــــــــــــــــــــمِ اللّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْم
اِلَّا مَنْ اَتَى اللّٰهَ بِقَلْبٍ سَلِيْمٍ
وَاُ زْلِفَتِ الْجَـنَّةُ لِلْمُتَّقِيْنَ
"kecuali orang-orang
yang menghadap Allah
dengan hati yang bersih,
dan surga didekatkan kepada
orang-orang yang bertakwa,"
(QS. Asy-Syu'ara' 26: 89-90)
Sahabat2 : RF
Bagi orang-orang yang
berusaha untuk menempuh
jalan kembali kepada Allah
dengan hati yang bersih.
Syaikh Abdurrahman bin
Hasan rahimahullah berkata,
"Ini adalah syarat yang
berat untuk bisa mendapatkan
janji itu yaitu curahan
ampunan, syaratnya adalah
harus bersih dari kesyirikan,
banyak maupun sedikit.
Sementara tidak ada yang bisa
selamat / bersih darinya
kecuali orang yang
diselamatkan oleh Allah ta’ala.
Itulah hati yang bersih.
Dari Anas bin Malik
raddhiyallahu 'anhu
Rasulullah shallallahu ‘alaihi
wa sallam bersabda:
"Wahai anak Adam!
Seandainya kamu datang
kepada-Ku dengan
membawa dosa hampir
sepenuh isi bumi lalu kamu
menemui-Ku dalam tidak
mempersekutukan-Ku
dengan sesuatu apapun,
niscaya Aku pun akan
mendatangimu dengan
ampunan sebesar itu pula.”
(HR. Tirmidzi).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Admin;
Copyright @Catatan Edwan Ansari