Sebuah catatan kecil untuk sekedar dikenang dan orang tau bahwa aku pernah Hidup. Sebaik-baiknya manusia adalah yang paling bermanfaat bagi manusia!” semoga dengan catatan kecil ini dapat bermanfaat dan menebarkan kebaikan Apa yang dikatakan akan lenyap, apa yang ditulis akan abadi. Aku melintasi kehidupan Kuberanikan diri menulis catatan ini untuk mengabadikan momen hidup (Muhamad Edwan Ansari)
Kamis, Maret 28, 2019
Sejarah iqra
KENAL BELIAU ?
Bagi yg bisa membaca Al Qur’an dan berbagai kitab berbahasa Arab tentu tak bisa dilepaskan dengan metode #IQRO' saat baru belajar membaca Alquran di masa kanak. Mungkin kamu belajar bukan dengan metode Iain, tapi IQRO' benar-benar metode belajar yang paling masyhur di Asia Tenggara.
Siapa penemu metode legendaris ini? Sudah sepatutnya pula lah kita berterima kasih pada beliau. Tanpa beliau, apalah kita. Hanya butiran debu.
Karyanya yg sudah melegenda telah melahirkan generasi2 pendatang yg hebat di negeri ini. Bahkan karyanya jadi metode utama pembelajaran Alquran di berbagai negara ASEAN. Karyanya seolah kecil, tapi tanpa sesuatu yg kecil niscaya takkan ada sesuatu yg besar
Namanya Kyai Haji As'ad bin Humam lahir di Jogja pada tahun 1933 M/1352 H. Beliau mengalami cacat fisik sejak remaja. Beliau terkena penyakit pengapuran tulang belakang.
Penyakit inilah yang dikemudian hari membuat KH. As'ad Humam tak mampu bergerak secara leluasa sepanjang hidupnya. Hal ini dikarenakan sekujur mengejang dan sulit untuk dibungkukkan.
Dalam keseharian, sholatnya pun harus dilakukan dengan duduk lurus, tanpa bisa melakukan posisi ruku’ ataupun sujud. Bahkan untuk menengok pun harus membalikkan seluruh tubuhnya. Beliau juga bukan seorang akademisi atau kalangan terdidik lulusan Pesantren atau Sekolah Tinggi Islam, beliau hanya sekolah hingga Kelas 2 Madrasah Mu'alimin Muhammadiyah Yogyakarta (Setingkat SMP)
Beliau wafat pada tgl 2 Februari 1996. Dimakamkan di makam Selokraman Kotagede. Tepatnya kurang Iebih 100 meter barat masjid Baiturrahman (tempat beliau disholatkan) JI. Purbayan, Kotagede Yogyakarta.
Makam beliau hanya dikelilingi batu biasa, tanpa adanya kijing ataupun rumah layaknya orang² yg mempunyai jasa besar lainnya.
Beliaulah pahlawan tanpa tanda jasa yg benar² tanpa tanda jasa
Rahimahullah
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Admin;
Copyright @Catatan Edwan Ansari