Sabtu, Januari 10, 2015

Usaha budidaya itik petelur

Usaha budidaya itik petelur sangat menjanjikan sebagai salah satu sektor ekonomi rakyat. Mengingat saat ini permintaan di masyarakat akan daging ataupun telur itik cukup tinggi, sedangkan kebutuhan telur itik saat ini belum dapat mencukupi permintaan pasar. Oleh karena itu, budidaya itik seharusnya bisa lebih dikembangkan lagi agar dapat memenuhi kebutuhan pasar. Dalam budidaya itik petelur terdapat hal-hal yang harus diperhatikan. Berikut panduan budidaya itik petelur: 1. Persiapan Sarana & Kandang Itik Petelur Secara umum, kandang yang baik bagi itik adalah memenuhi beberapa syarat berikut : • Letak lokasi kandang harus jauh dari keramaian/pemukiman penduduk. • Kandang sebaiknya mempunyai temperatur kurang lebih 39°C. • Kelembaban kandang berkisar antara 60-65%. • Penerangan memadai di tiap sudut kandang sehingga memudahkan kita dalam menata ulang kandang sewaktu – waktu. • Persiapkan kebutuhan seperti tempat makan dan minum. • Kondisi kandang tidak harus dari bahan yang mahal tetapi cukup sederhana asal tahan lama (kuat). • Kandang sebaiknya menghadap ke timur untuk mendapatkan sinar matahari yang cukup. • Tinggi kandang sebaiknya dibuat kurang dari 2 meter. Model kandang ada 3 (tiga) jenis yaitu: • Kandang untuk anak itik (DOD) pada masa starter bisa disebut juga kandang box, dengan ukuran 1 x 2 meter dan mampu menampung 50 ekor DOD • Kandang Brower (untuk itik remaja) disebut model kandang Ren/kandang kelompok dengan ukuran 16-100 ekor perkelompok. • kandang layar ( untuk itik masa bertelur) modelnya bisa berupa kandang baterei ( satu atau dua ekor dalam satu kotak) bisa juga berupa kandang lokasi ( kelompok) dengan ukuran setiap meter persegi 4-5 ekor itik dewasa ( masa bertelur atau untuk 30 ekor itik dewasa dengan ukuran kandang 3 x 2 meter). 2. Pembibitan Itik Petelur Pembibitan merupakan kunci sukses dalam ternak bebek petelur. Oleh karena itu, sangat disarankan untuk menggunakan bibit yang benar – benar unggul dan terbukti kualitasnya. Harga mahal itu relatif. Sesuaikan dengan kualitas. Karena jika bibit yang anda gunakan hanya berkualitas biasa, maka hasilnya juga tidak akan memuaskan. Carilah bibit tetas dari peternak terpercaya. Dalam mendapatkan bibit itik, ada beberapa cara yang dapat kita tempuh, diantaranya yaitu : • Membeli telur tetas dari induk itik yang dijamin keunggulannya. • Memelihara induk itik yaitu pejantan + betina itik unggul untuk mendapatkan telur tetas kemudian meletakannya pada mentok, ayam atau mesin tetas. • Membeli DOD (Day Old Duck) dari pembibitan yang sudah dikenal mutunya maupun yang telah mendapat rekomendasi dari dinas peternakan setempat. Ciri DOD yang baik adalah tidak cacat (tidak sakit) dengan warna bulu kuning mengkilap. 3. Perawatan bibit itik petelur unggul Bibit itik (DOD) yang baru saja tiba dari pembibitan, sebaiknya segera ditangani agar tidak salah rawat. Penanganannya mencakup hal – hal sebagai berikut: bibit diterima dan ditempatkan pada kandang brooder (indukan) yang telah dipersiapkan sebelumnya. Temperatur brooder diusahakan agar selalu hangat, tempat pakan dan tempat minum disesuaikan dengan itik fase starter. Selain itu berikan banyak vitamin dan mineral ke dalam air nya. 4. Perawatan calon induk itik Calon induk itik terdiri dari dua macam yaitu induk untuk produksi telur konsumsi dan induk untuk produksi telur tetas. Perawatan untuk keduanya sama, perbedaannya hanya pada induk untuk produksi telur tetas harus ada pejantan. Satu pejantan untuk 6 ekor betina. Untuk mendapatkan telur tetas yang subur dan terbuahi oleh pejantan, kita dapat mencapainya dengan pakan buatan maupun (hand mating) atau dengan perkawinan alami dengan itik betina. 5. Pemeliharaan & Pakan Itik Petelur Pemeliharaan merupakan yang paling utama diperhatikan dalam usaha budidaya itik petelur. Pemeliharaan terdiri dari: • Sanitasi kandang mutlak diperlukan dalam pemeliharaan itik dan tindakan preventif (pencegahan penyakit) perlu diperhatikan sejak dini untuk mewaspadai timbulnya penyakit. • Konsultasikan masalah dan penyakit yang timbul kepada dokter hewan dengan segera. Pemberian pakan itik. Bahan baku Ransum itik pada umumnya digolongkan menjadi dua, yaitu bahan baku nabati dan bahan baku hewani. Bahan Baku Nabati itu antara lain Dedak halus, Jagung kuning, Bungkil kedelai, ampas tahu, Tepung daun pepaya, Tepung daun Lamtoro, Tepung daun Turi. Sedangkan Bahan Baku Hewani antara lain : Keong, Bekicot, Cacing. Viterna Plus Mengandung berbagai nutrisi yang dibutuhkan itik / bebek petelur, yaitu : Asam-asam amino essensial, yaitu : Arginin, Hiistidin, aLeusin, Isoleusin dan lain-lain sebagai penyusun protein tubuh, pembentuk sel dan organ tubuh. Cara Penggunaan Viterna Plus + Hormonik + Poc Nasa adalah dengan mencampur pada komboran pakan konsentrat atau pakan lain dengan dosis : 1 tutup botol Viterna, poc nasa, dan hormonik untuk sekitar 5 kg pakan. Pemberian disarankan sejak itik berumur starter (1 minggu) sampai produksi atau menghasilkan telur. 6. Pemanenan Telur Itik Itik biasanya bertelur saat dini hari. Wadah untuk mengumpulkan telur dapat kita buat dari keranjang yang berbentuk cekung. Jangan terlalu lama membiarkan atau menyimpan telur itik terlalu lama karena mudah busuk. Sebaiknya diawetkan atau segera dipasarkan. 7. Pasca Panen Kegiatan pascapanen yang biasa dilakukan adalah pengawetan. Dengan pengawetan maka nilai ekonomis telur itik akan lebih lama dibanding jika tidak dilakukan pengawetan. Pengawetan dapat dilakukan dengan cara: • Pengawetan dengan air hangat. Dengan cara ini telur dapat bertahan selama 20 hari. • Pengawetan telur dengan daun jambu biji. Perendaman telur dengan daun jambu biji dapat mempertahankan mutu telur selama kurang lebih 1 bulan. • Pengawetan telur dengan minyak kelapa. Pengawetan ini merupakan pengawetan yang praktis. • Pengawetan telur dengan natrium silikat. Bahan pengawetan natrium silikat merupkan cairan kental, tidak berwarna, jernih, dan tidak berbau. Natirum silikat dapat menutupi pori kulit telur sehingga telur awet dan tahan lama hingga 1,5 bulan. Adapun caranya adalah dengan merendam telur dalam larutan natrium silikat10% selama satu bulan. • Pengawetan telur dengan garam dapur. Garam direndam dalam larutan garam dapur (NaCl) dengan konsentrasi 25-40% selama 3 minggu. eran atau kontribusi pakan terhadap keberhasilan usaha ternak atau budidaya bebek petelur memang hanya sekitar 30% saja. Namun demikian kesalahan dalam penerapan akan membawa dampak kerugian yang cukup besar pada budidaya itik tersebut. Untuk itu pengetahuan mengenai formulasi atau komposisi pakan ternak bebek atau ternak itik akan sangat bermanfaat. Berikut ini adalah komposisi pakan bebek masa grower (usia 2-5 bulan) : Jumlah pemberian pakan berkisar 88 – 120 gram per ekor/hari sesuai dengan tingkatan umur. Sebagai patokan adalah jumlah protein kasar sekitar 16-20%, dan energi metabolis 2900 Kkal/kg. 1. Jagung 20%, dedak 20%, menir 15%, kedelai 15%, bungkil kelapa 5%, tepung ikan 10%, tepung darah 10% dan tepung tulang 5% 2. Jagung atau dedak atau menir 50%, kacang tanah, bungkil kelapa atau kacang kedelai 15%, cacahan ikan teri atau bekicot 25%, mineral 5%, dan sisanya adalah campuran vit B12, premix dan daun singkong 3. Jagung giling 45%, bekatul 15%, bungkil kelapa 5%, kedelai 15%, tepung daun lamtoro 5%, tepung ikan 10% rumput kering 2%, tepung kerang 2%, tepung tulang 1% dan sedikir garam 4. Jagung 20%, konsentrat 10%, bekatul 60%, dan eceng gondok 10% Sedangkan komposisi pakan itik untuk layer (usia 5 bl ke atas) adalah sebagai berikut : Jumlah pemberian minimal 150 gram per ekor/hari. Di sini juga sangat dibutuhkan tambahan pakan berupa hijauan segar dan mineral yang cukup. Sebagai patokannya adalah jumlah protein kasar 15-18% dan energi metabolis 2900 Kkal/kg. 1. Bekatul 15%, beras merah 30%, jagung giling 10% kacang hijau giling 12%, tepung ikan 20%, kedelai giling 3%, bungkil kelapa 5% tepung tulang 4,5% dan garam 0,5% 2. Bekatul 6 kg, konsentrat itik layer 3 kg, dan jagung 6 kg 3. Bekatul 6 kg, konsentrat itik layer 1,5 kg, ketam cincang 1,5-2 kg, dan jagung giling 6 kg 4. Dedak kasar 25%, jagung giling 25%, kacang kedelai giling 15%, bekicot cincang 15%, tepung ikan 10%, garam 5% dan tepung daun singkong 5% 5. Bekatul 5 kg, nasi kering 7 kg, ece 1 kg, cacahan ikan pirik 15 kg 6. Bekatul 2,6 kg, bekatul 8,3 kg, dan ikan pirik giling 10,6 kg 7. Bekatul 6 kg, nasi kering 6 kg, konsentrat itik layer 4 kg, ikan kecil 12 kg 8. Bekatul 6 kg, menir 6 kg, ikan rucah 8 kg 9. Bekatul 4.8-5 kg, menir 4 kg, konsentrat itik layer 3 kg dan ikan rucah 2 kg 10. Bekatul/dedak dan konsentrat itik layer dengan perbandingan (6:1) 11. Nasi kering : jagung : konsentrat itik layer dengan perbandingan (4:1:1) 12. Bekatul : konsetrat itik layer dengan perbandingan (4:1) 13. Konsentrat itik layer : konsentrat ayam petelur : dedak dengan perbandingan (2:5:8) 14. Konsentrat itik layer 60%, jagung 15%, kremis 15%, dan eceng gondok 10% 15. Bekatul 60%, jagung 20%, dan konsentrat itik layer 20% 16. Bekatul 2.5 kg, konsetrat itik layer 1,5 kg, gandum 8 kg, dan hijauan 0.7-1 kg Perlu diketahui bersama bahwa kestabilan dan produktivitas itik sangat ditentukan oleh ketepatan dalam pemberian jumlah pakan yang meliputi kandungan nutrisi dan kualitas pakan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Admin;
Copyright @Catatan Edwan Ansari