Sabtu, Januari 10, 2015

produktivitas ternak itik

Tak seperti ayam petelur, produktivitas ternak itik masih jauh di bawah ayam petelur. Produktivitas bertelur itik adalah hasil perbandingan antara jumlah telur yang dihasilkan dengan populasi itik dalam satu kelompok. Misalnya, satu kandang koloni berisi 100 ekor itik masa produksi menghasilkan 60 butir telur per hari, maka dapat dihitung tingkat produktivitasnya adalah 60%. Dengan demikian, 40% di antaranya belum memasuki masa produksi atau sudah terlewat masa produktifnya. Itulah sebabnya, penting untuk mencari bibit itik yang seragam dari sumber yang sama. Adalah itik mojosari salah satu itik lokal yang direkomendasikan sebagai salah satu jenis itik lokal petelur unggul. Menurut catatan, itik ini mampu berproduksi sekitar 220-250 butir per tahun lebih tinggi sedikit dari itik lokal lainnya yang berproduksi sekitar 180-230 butir per tahun. Hasil tersebut diperoleh dengan pemberian pakan sebanyak 120-150 gram/ekor/hari. Pakan yang diberikan memiliki kandungan protein 21% dan energi metabolis sebesar 2.970 kkal/kg. Untuk lebih mengenal itik mojosari ini dapat melihat kembali artikel kami yang lainnya dengan judul “Profile Itik Mojosari”. Masalah timbul dalam pemeliharaan itik petelur adalah ketika itik sudah memasuki umur bertelur. Kebanyakan dari kita tidak sabar menanti itik yang diternakkannya bertelur. Bagaimana tidak kita telah mengeluarkan modal dan tenaga dari hari pertama pemeliharaan sampai sekitar 25 minggu lamanya. Sehingga upaya untuk membuat itik agar cepat bertelur pun diusahakan. Yang perlu diperhatikan adalah apabila kita salah dalam menerapkan manajemen pemeliharaan menjelang peneluran awal maka akan membawa resiko. Secara teori dan praktek, itik mojosari yang bertelur untuk kali pertama pada umur 25 minggu memiliki masa produksi lebih lama, bisa sampai 3 periode masa produktif (nama lain = rontok bulu, gugur bulu, moulting, dan ngurak). Puncak produksi dicapai ketika umur 7 bulan dan setelah melewati umur tersebut produksinya mulai stabil dan banyak. Dengan perawatan yang baik produksi per hari dapat mencapai rata-rata 70-80% dari seluruh populasi. Langkah atau manajemen apa yang sebaiknya diterapkan untuk menangani itik yang menjelang bertelur? Berikut sedikit trik dan tips yang mudah-mudahan bermanfaat bagi kita semua : 1. Jangan panik, hanya karena mendengar kabar berita baik secara langsung atau tidak langsung ada orang lain mengatakan itik kita kok belum bertelur juga padahal umurnya sudah semestinya bertelur. Kabar ini biasanya memancing reaksi dari kita untuk mencari jalan alternatif agar itik kita cepat bertelur. Menurut kami tindakan ini kurang tepat, tunggulah umur itik sampai umur 150-170 hari, kalau belum bertelur juga baru mengambil tindakan. 2. Jangan merubah manajemen pemeliharaan yang sudah ada, baik dengan mengganti pekerja kandang, berpindah kandang, merubah jadwal pemberian pakan, apalagi mengganti-ganti susunan ransum pakan yang diberikan dengan alasan kehabisan modal atau mencari bahan pakan dengan harga murah. 3. Tingkatkan porsi makan, porsi makan itik perlu ditingkatkan sedikit demi sedikit karena biasanya itik tidak langsung merespon pakan jenis baru. Mengapa? Itik sekarang sudah memasuki masa produksi sehingga pakan yang diberikan tidak hanya saja untuk kebutuhan hidup pokok akan tetapi juga untuk berproduksi sehingga mutlak mendapat jatah pakan lebih tinggi baik dari segi kuantitas maupun kualitas. 4. Agar itik cepat bertelur, yaitu dengan meningkatkan kandungan protein hewani dalam pakan. Bulu itik akan rontok menjelang masa peneluran yang pertama sehingga tidak diperkenankan ketika umur 4 bulanan itik diberi pakan dengan kandungan protein tinggi. Apabila umur peneluran pertama terlalu dini akan berakibat masa produksi akan lebih pendek. Contoh pakan yang diberikan sebagai berikut : umur sekitar 4 bulanan diberikan pakan dengan susunan ransum 1 bag konsentrat itik layer : 8 bag. dedak halus dengan jumlah pemberian 80-120gram/ekor/hari, kemudian ketika itik sudah bertelur sekitar 20-30% komposisi pakan diganti dengan 1 bag konsentrat itik layer : 4 bag. dedak halus dengan jumlah pemberian 120-150 gram/ekor/hari. 5. Jangan lupa berdo’a, agar Allah Yang Maha Pemberi Rizki memberi keberkahan pada usaha kita. Menyeimbangkan antara usaha dan tawakkal adalah lebih baik daripada kita hanya menggantungkan pada salah satunya. Itik yang tidak produktif Tak semuanya itik yang kita pelihara adalah itik yang produktif, sehingga memelihara itik non-produktif tentu sangat tidak menguntungkan walaupun itu hal itu tidak kita inginkan. Karena itu perlu untuk menerapkan program seleksi dan culling pada itik yang sedang bertelur. Populasi itik dengan produktivitas telur di bawah 50% perlu mendapatkan perhatian lebih. Mengapa? Karena kita hanya akan buang-buang pakan saja tiap harinya dan ini kadang tidak disadari oleh kebanyakan peternak apalagi peternak pemula. Teknik pemisahan bertahap dapat dilakukan untuk mengetahui itik yang produktif dan itik yang tidak produktif. Hasil seleksi adalah itik yang produktif dan tetap bisa kita pertahankan dan hasil culling adalah itik yang tidak produktif yang nantinya kita afkir dan dapat dijual sebagai itik afkir walaupun harganya sekitar 50-70% bibit itik siap bertelur (bayah). Semoga bisa menjadi pencerahan kepada kita semua dan tidak menutup kemungkinan artikel ini masih jauh dari harapan. Oleh karenanya kritik dan saran selalu kami harapkan kepada pembaca semua untuk kesempurnaan artikel ini sehingga nilai kemanfaatannya bertambah. Anda dapat mencopy isi artikel ini sebagian atau seluruhnya dengan menyebutkan sumbernya : www.sentralternak.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Admin;
Copyright @Catatan Edwan Ansari