Sebuah catatan kecil untuk sekedar dikenang dan orang tau bahwa aku pernah Hidup. Sebaik-baiknya manusia adalah yang paling bermanfaat bagi manusia!” semoga dengan catatan kecil ini dapat bermanfaat dan menebarkan kebaikan Apa yang dikatakan akan lenyap, apa yang ditulis akan abadi. Aku melintasi kehidupan Kuberanikan diri menulis catatan ini untuk mengabadikan momen hidup (Muhamad Edwan Ansari)
Rabu, November 27, 2013
POLA PEMBINAAN PENGELOLA LATIHAN HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM
POLA PEMBINAAN PENGELOLA LATIHAN
HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM
BAB I
PENDAHULUAN
A. Pengertian
HMI berfungsi sebagai organisasi perkaderan (pasal 8 AD HMI).
Dari fungsi tersebut dapat diketahui bahwa jantung organisasi adalah
perkaderan. Output perkaderan yang berkualitas dihasilkan oleh proses
perkaderan yang berkualitas pula. Untuk menghasilkan proses
perkaderan yang berkualitas diperlukan sistem yang dirancang
sedemikian rupa sesuai dengan kondisi organisasi dan kebutuhannya.
Selain sistem yang baik, dibutuhkan sumberdaya manusia yang handal
dalam mengimplementasikan sistem. Untuk mencetak kader-kader yang
handal dalam perkaderan perlu dibuat suatu pola pembinaan yang standar,
sebagai bentuk standarisasi pengelola latihan.
Pola Pembinaan Pengelola Latihan pada dasarnya merupakan acuan
yang digunakan untuk melaksanakan dan menerapkan secara proporsional
dan profesional aktifitas serta kreatifitas kader dengan pola pembinaan
terpadu.
Model pembinaan yang dikembangkan oleh Badan Pengelola Latihan
Himpunan Mahasiswa Islam (BPL HMI) disusun secara sadar,
berkesinambungan, sistematis, dan progresif dalam rangka penataan
diberbagai ruang lingkup kelembagaan.
Pola pembinaan diarahkan dengan tiga bentuk operasional yakni
model formal (pendidikan), informal (aktivitas) dan model non formal
(jaringan kerja / Net Work).
B. Maksud dan Tujuan
Maksud dan tujuan disusunnya Pola Pembinaan Pengelola Latihan
agar seluruh upaya yang dilakukan dalam pembinaan anggota BPL HMI
selalu dalam kerangka kesadaran ke-Illahian, sistematis,
berkesinambungan dan sarat akan pertanggungjawaban. Dalam upaya
pencapaian tujuan ini kondisi-kondisi yang diharapkan dapat terwujud
adalah peningkatan kualitas dan kuantitas anggota, sikap dan konsisten
terhadap perjuangan, tetap ada regenerasi kepemimpinan dan
kesinambungan aktifitas atas perjuangan serta profesionalisme komunal
(kelembagaan).
C. Fungsi
1. Pola Pembinaan Pengelola Latihan berfungsi sebagai penuntun dan
pegangan dalam melaksanakan seluruh kegiatan-kegiatan BPL HMI,
sehingga tetap mengarah kepada pencapaian tujuan.
2. Pola Pembinaan Pengelola Latihan juga berfungsi sebagai parameter
keberhasilan seluruh aktifitas.
BAB II
STRATEGI PEMBINAAN
Strategi pembinaan pengelola latihan pada dasarnya adalah
fungsionalisasi tugas dan peran BPL HMI dalam pembentukan perkaderan
yang berkualitas. Strategi ini sejalan dengan visi, misi, dan tujuan
organisatoris. Implementasi strategi pembinaan ini ditujukan untuk
meraih dan mempertahankan keunggulan kompetitif, dengan kata lain
strategi pembinaan merupakan suatu strategi kompetitif HMI dalam
menghadapi kebutuhan organisasional. Strategi ini diharapkan dapat
mendorong inovasi dan peningkatan kualitas perkaderan.
Strategi yang dilakukan meliputi :
1. Strategi rekrutmen dan seleksi
Strategi yang dilakukan adalah dengan pendekatan need assessment
dengan menggunakan analisis kebutuhan organisasional, analisis
kebutuhan personalia, dan analisis pekerjaan. Dalam melakukan
rekrutmen hal yang harus diperhatikan adalah pemerataan
sumberdaya. Rekrutmen dilakukan melalui proses pelatihan yang
dinamakan Pelatihan untuk Pelatih tingkat Dasar (Basic Training for
Trainer). Untuk mendapatkan bahan baku yang berkualitas, seleksi
merupakan suatu kemestian. Seleksi yang dilakukan meliputi tes
potensi akademik, tes skolastik, tes ke-HMI-an, dan tes ke-Islaman.
Tes dilakukan secara tertulis dan wawancara. Soal dan kisi-kisinya
dibuat oleh BPL PB HMI.
2. Strategi perencanaan sumberdaya manusia
Strategi yang dilakukan adalah dengan maping kebutuhan meliputi
kebutuhan organisasi, kebutuhan kerja/aktivitas, dan kebutuhan
personalia. Untuk mendukung perencanaan sumberdaya manusia ini,
maka harus didukung oleh Sistem Informasi Sumberdaya Manusia
(SISDM) yang akurat, efektif, dan efisien. BPL PB HMI bertanggung
jawab atas tersusunnya rencana SDM ini, dan membangun SISDM yang
mampu diakses oleh seluruh elemen HMI. SISDM yang dibangun
berbasis Teknologi dan Informasi yang akurat, minimal memuat
informasi instruktur serta penilaian kuantitatif dan kualitatifnya.
3. Strategi pelatihan dan pengembangan
Pelatihan merupakan penciptaan suatu lingkungan dimana orang/anggota
dapat memperoleh atau mempelajari sikap, kemampuan, keahlian,
pengetahuan, dan perilaku yang spesifik yang berkaitan dengan tugas
organisasional. Ada perbedaan yang cukup mendasar antara pelatihan dan
pengembangan, jika pelatihan diarahkan untuk membantu orang untuk
melaksanakan tugas organisasi secara lebih baik, sedangkan pengembangan
lebih diarahkan pada investasi yang berorientasi ke masa depan dalam diri
masing-masing individu. Pelatihan adalah serangkaian aktivitas yang
dirancang untuk meningkatkan keahlian-keahlian, pengetahuan,
pengalaman, atau perubahan sikap seorang individu, sedangkan
pengembangan diartikan sebagai penyiapan individu untuk memikul
tanggung jawab yang berbeda atau yang lebih tinggi dalam organisasi.
Aktivitas pelatihan yang dilakukan guna memenuhi kebutuhan
organisasional yang menerapkan pola pelatihan berjenjang, sejalan
dengan kebijakan tersebut dalam pola pembinaan pengelola latihan pun
menggunakan pola yang berjenjang pula. Latihan yang dilakukan
meliputi :
a. Pelatihan untuk Pelatih tingkat Dasar
b. Pelatihan untuk Pelatih tingkat Menengah
c. Pelatihan untuk Pelatih tingkat Lanjut
d. Pelatihan untuk Pelatih Profesional
Selain aktivitas pelatihan, untuk meningkatkan kuliatas SDM instruktur
dilakukan pula aktivitas pengembangan meliputi follow up/up grading,
aktivitas, dan pembuatan karya.
4. Strategi penilaian aktivitas
Untuk melihat perkembangan kualitas instruktur dari masa ke masa,
maka diperlukan suatu sistem penilaian aktivitas yang accountable,
dimana penilaian yang dilakukan merupakan penilaian yang obyektif
dan terukur. Penilaian yang dilakukan meliputi seluruh aktivitas
pengembangan. Format instrumen evaluasi yang digunakan adalah
Graphic Rating Scale yang dipadukan dengan beban kredit tertentu.
5. Strategi Kompensasi
Motivasi pengelola latihan untuk terus berkiprah di BPL HMI dan
mengembangkan kualitasnya sangat tergantung pada kompensasi yang
diberikan kepada yang bersangkutan. Dengan pemikiran tersebut,
maka harus dirancang strategi reward and punishment sedemikian
rupa yang mampu memotivasinya. Penghargaan dan sanksi yang
dapat diberikan adalah hak untuk ikut pelatihan selanjutnya dan/atau
kegiatan yang sifatnya profit oriented, duduk di jabatan struktural
Badiklat HMI serta larangan untuk ikut. Pemberian kompensasi
didasarkan atas penilaian aktivitas terhadap yang bersangkutan.
BAB III
KUALIFIKASI PENGELOLA LATIHAN
Pengelola latihan terdiri dari 4 jenis yang didasarkan atas kualitas
dan jam terbang dengan ketentuan sebagai berikut :
1) Instruktur Muda
Instruktur muda adalah anggota HMI yang telah mengikuti Pelatihan
untuk Pelatih tingkat Dasar. Instruktur muda berhak menjadi SC, tim
rekam proses, dan asisten instruktur pada LK I.
2) Instruktur Madya
Instruktur madya adalah anggota BPL HMI yang telah mengikuti
Pelatihan untuk Pelatih tingkat Menengah. Instruktur madya memiliki
hak yang sama dengan instruktur muda, dan menjadi instruktur LK I,
SC, asisten instruktur pada LK II, MOT pada LK I.
3) Instruktur
Instruktur adalah anggota BPL HMI yang telah mengikuti Pelatihan
untuk Pelatih tingkat Lanjut. Instruktur memiliki hak yang sama
dengan instruktur madya, dan menjadi instruktur/MOT LK II, serta
berhak mengelola/terlibat dalam training yang sifatnya profit oriented,
serta dipilih menjadi pengurus BPL HMI Cabang atau Korwil.
4) Instruktur Utama
Instruktur utama adalah instruktur yang telah mengikuti LK III dan
mendapatkan point ≥ 148, serta IP ≥ 3,00. Instruktur utama memiliki
hak yang sama dengan instruktur, menjadi instruktur/MOT LK III, dan
dipilih menjadi pengurus BPL PB HMI.
BAB IV
PELAKSANAAN
POLA PEMBINAAN
A. Formal
Model pembinaan yang dilakukan oleh BPL HMI adalah pelatihan yang
sifatnya memberikan pengetahuan dan keahlian pada para pengelola
latihan mengenai masalah pertrainingan. Seluruh pelatihan ini
dilaksanakan oleh BPL HMI secara mandiri sesuai dengan peruntukannya.
1. Pelatihan untuk Pelatih tingkat Dasar
Tujuan :
Terciptanya sumberdaya pengajar yang memiliki kualitas akademis,
dan kemampuan memberikan materi, serta mampu menjadikan diri
sebagai teladan yang baik.
Target :
- Mengetahui filosofi pendidikan/perkaderan
- Mengetahui teknik perencanaan materi
- Mengetahui metode-metode pengajaran
- Mengetahui teknik evaluasi peserta
Waktu :
72 Jam
Kurikulum :
1 Pendalaman NDP
1.1 Pengantar Filsafat dan Logika (Landasan Epistemologi)
1.2 Madzhab ideologi dunia
1.3 Teologi dan ideologi HMI
1.4 Kajian NDP
2. Pengantar Filsafat Pendidikan
2.1 Pengertian pendidikan
2.2 Tugas dan fungsi pendidikan
2.3 Manusia dan proses pendidikan
3. Pengantar Psikologi Pendidikan
4. Didaktik Metodik
4.1 Pengertian didaktik metodik
4.2 Bentuk, gaya, dan alat pengajaran
4.3 Metode pengajaran
5. Perencanaan Pengajaran
5.1 Pengertian pengajaran
5.2 Tujuan pengajaran
5.3 Penyusunan session design/teaching plan
6. Evaluasi
6.1 Pengertian, tujuan, dan fungsi evaluasi
6.2 Teknik, prosedur, dan alat evaluasi peserta
7. Praktek Pengajaran
Syarat :
- Telah lulus LK I
- Telah selesai mengikuti follow up/up grading pasca LK I
- Memiliki minat untuk menjadi pengelola latihan
- Lulus screening
2. Pelatihan untuk Pelatih tingkat Menengah
Tujuan :
Terciptanya sumberdaya pengelola Latihan Kader I yang memiliki
kemampuan mengelola LK I secara baik dan benar, serta mampu
menjadikan diri sebagai teladan yang baik.
Target :
- Mengetahui manajemen pengelolaan LK I
- Menguasai seluruh materi LK I
- Mengetahui teknik penilaian peserta
Waktu :
48 Jam
Kurikulum :
1. Pendalaman Materi LK I (Non NDP)
1.1 Sejarah Perjuangan HMI
1.2 Konstitusi HMI
1.3 Misi HMI
1.4 Kepemimpinan, Manajemen, dan Organisasi
2. Perencanaan Pelatihan
2.1 Pengertian pelatihan
2.2 Penilaian kebutuhan
2.3 Perencanaan kurikulum pelatihan
3. Teknik Pengelolaan Pelatihan
4. Teknik Penilaian Peserta
4.1 Pengertian penilaian
4.2 Teknik, prosesdur, dan alat penilaian peserta
5. Evaluasi Pelatihan
5.1 Pengertian, tujuan, dan fungsi evaluasi
5.2 Pelaporan dan evaluasi pelatihan
6. Praktek
Syarat :
- Instruktur Muda yang telah memiliki point ≥ 144 dan IPK ≥ 2,50
- Telah mengikuti LK II
- Lulus screening
3. Pelatihan untuk Pelatih tingkat Lanjut
Tujuan :
Terciptanya sumberdaya pengelola Latihan Kader II yang memiliki
kemampuan mengelola LK II secara baik dan benar, serta mampu
menjadikan diri sebagai teladan yang baik.
Target :
- Mengetahui manajemen pengelolaan LK II
- Menguasai seluruh materi LK II
Waktu :
36 Jam
Kurikulum :
1. Pendalaman Materi LK II
1.1 Pendalaman NDP
1.2 Pendalaman Misi HMI
1.3 Teori-teori tentang Perubahan Sosial
1.4 Ideopolitor Stratak
1.5 Kepemimpinan, Manajemen dan Organisasi
2. Manajemen Pengelolaan Pelatihan
3. Evaluasi Pelatihan
3.1 Pengertian, tujuan, dan fungsi evaluasi
3.2 Pelaporan dan evaluasi pelatihan
4. Praktek
Syarat :
- Instruktur Madya yang telah memiliki point ≥ 144 dan IPK ≥ 2,75
- Lulus screening
4. Pelatihan untuk Pelatih Profesional
Tujuan :
Terciptanya sumberdaya pengelola training profesional yang memiliki
kemampuan mengelola segala bentuk training secara baik dan benar,
serta mampu menjadikan diri sebagai teladan yang baik.
Target :
- Mengetahui manajemen training
- Menguasai seluruh pola pengelolaan training
Waktu :
60 Jam
Kurikulum :
1. Manajemen Pelatihan
1.1 Pengertian manajemen pelatihan
1.2 Perencanaan pelatihan
1.3 Pengelolaan pelatihan
1.4 Evaluasi pelatihan
2. Dasar-dasar Kurikulum
2.1 Pengertian kurikulum
2.2 Perencanaan kurikulum
2.3 Penyusunan kurikulum
3. Simulasi Pengelolaan Training
3.1 AMT/sejenis
3.2 Entrepreneurship Training
3.3 Leadership Training
3.4 Team Building Training
3.5 Problem Solving/Decision Making Training
3.6 Pelatihan Advokasi
3.7 Skill Training (Training untuk Keahlian Khusus)
Syarat :
- Instruktur yang telah memiliki point ≥ 148 dan IPK ≥ 3,00 dan
Instruktur Utama
- Lulus screening
Untuk pelaksanaan pembinaan formal pengelola latihan akan dijelaskan
dalam petunjuk pelaksanaan dan/atau modul pelatihan.
B. INFORMAL
Model pembinaan pengelola latihan yang dilakukan oleh BPL HMI
menggunakan pola peningkatan kualitas yang didasarkan pada aktivitas
pengelola pelatihan. Pembinaan informal ini secara praksis merupakan
proses untuk melakukan penilaian kinerja pengelola latihan.
Aktivitas yang dilakukan dalam rangka pembinaan terhadap pembinaan
pengelola latihan meliputi aktivitas pribadi dan aktivitas kelompok atau
organisasional, meliputi :
1) Follow up/up grading
2) Aktivitas pengajaran : menjadi unsur training, dll.
3) Aktivitas pembinaan kader : diskusi kader, dll.
4) Aktivitas intelektual : penulisan opini, dll.
C. NON FORMAL
Model pembinaan yang dilakukan adalah dengan memfasilitasi para
pengelola latihan yang dianggap potensial untuk melakukan aktivitas yang
berada di luar wilayah HMI, tetapi masih berkaitan dengan
profesionalisme pengelola latihan. Aktivitas yang mungkin bisa dilakukan
adalah magang di lembaga-lembaga pelatihan, ditugaskan untuk mengikuti
pelatihan-pelatihan di luar HMI yang hasilnya dapat diadopsi oleh HMI
dalam rangka peningkatan kualitas pengelolaan training dalam perkaderan
HMI.
BAB V
EVALUASI PELAKSANAAN
POLA PEMBINAAN
Untuk tercapainya keberhasilan pola pembinaan maka diperlukan suatu
evaluasi terhadap pelaksanaan pola pembinaan. Evaluasi ini dilakukan
untuk mengetahui perkembangan dan digunakan untuk merancang pola
pembinaan selanjutnya yang lebih baik.
Evaluasi yang dilakukan meliputi :
1) Evaluasi terhadap sistem manajemen SDM
2) Evaluasi terhadap pelaksanaan pola pembinaan
3) Evaluasi terhadap pelaksana
Evaluasi ini dapat dipergunakan juga untuk memberikan reward and
punishment terhadap para pengelola latihan.
BAB V
PENUTUP
Pembinaan Pengelola Latihan sebagai upaya untuk mencapai kader
kualified yang menjadi tujuan HMI, dan benar-benar akan terwujud
apabila terdapat kesadaran (amanah), keterlibatan aktif, dan sikap mental
yang teguh (militan) para pengawal perkaderan.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Admin;
Copyright @Catatan Edwan Ansari