IBNU HAJAR
Ibnu Hajar, dilahirkan di desa ambutun ( Kab. HSS ). Tidak ada kejelasan tahun berapa ibnu hajar dilahirkan, yang jelas ibnu hajar lahir pada masa penjajahan belanda. Orang tua ibnu hajar bapaknya asli orang ambutun, dan ibunya berasal dari suku dayak di pedalaman kalimantan tengah, tepatnya di puruk cahu. Ibnu hajar waktu kecil diberi nama “Angli” . Pada saat perjuangan melawan belanda, beliau mempunyai nama samaran, yaitu ibnu hajar. Nama samaran sering digunakan oleh para pejuang untuk mengelabui belanda, dan menyulitkan belanda dalam pelacakan. Banyak nama samaran pejuang yang sampai sekarang tetap melekat di hati masyarakat. Beberapa nama pejuang seperti H.Asmawati, Daeng Lajida, Hasnan Basuki, Danu Saputera, dan lain-lain masih harum di tengah-tengah masyarakat kalsel khususnya di kabupaten hulu sungai selatan.
Ibnu hajar waktu kecil dikenal oleh teman sebaya nya sebagai anak yang pemberani. Pada waktu kecil dia sehari-hari membantu orang tua nya bercocok tanam dan berburu ke hutan di kawasan ambutun dan telaga langsat. Oleh orang tuanya ibnu hajar juga dididik dengan keras dan disiplin, dan banyak di ajarkan ilmu keagamaan, dan konon juga ibnu hajar di ajarkan oleh ibunya ilmu dari kesaktian dari suku dayak. Ibnu hajar beranjak dewasa tumbuh menjadi anak yang alim dan pemberani.
Pada saat mulai dewasa itulah jiwa nasionalisme ibnu hajar tumbuh, dia ingin membaktikan dirinya untuk membela tanah airnya, “banua”nya dari penjajahan belanda. Akhirnya ibnu hajar bergabung dengan para pejuang, seperti hasan basry. Ibnu hajar dikenal sebagai seorang yang pintar, dia sangat menguasai taktik perang gerilya dan penguasaan medan. Dan juga dia dikenal sebagai seorang yang pemberani, selalu berada di barisan depan dalam peperangan. Hanya kekurangan beliau tidak bisa baca tulis, karena memang sejak kecil tidak diajarkan oleh kedua orang tuanya, dia hanya diajarkan ilmu keagamaan dengan tulisan dan kata arab/arab melayu.
Karena peran ibnu hajar ini sangat menyusahkan belanda, sehingga oleh pemerintah belanda pada saat itu dia termasuk tokoh pejuang yang sangat berbahaya. Karena prestasi beliau itulah maka ibnu hajar menjadi tokoh dan komandan pejuang bersama hasan basry sampai masa kemerdekaan. Banyak prestasi beliau pada saat masa perjuangan itu.
Beliau adalah seorang komandan Batalyon Mobile Divisi Tempur MPK ALRI atau disingkat "Yon Mobile". Pasukan Yon Mobile sendiri adalah batalyon tempur andalan Divisi IV ALRI dari sektor X-18 Amandit dengan wakil komandannya Samideri Dumam.
Di tahun 1949, tepatnya pada tanggal 16 Mei-17 Mei 1949, Ibnu Hajar sang komandan "Yon Mobile" menjamin perlindungan & keselamatan untuk para petinggi Divisi IV ALRI dalam proses perumusan naskah Proklamasi Pemerintahan Gubernur Tentara ALRI Divisi IV Pertahanan Kalimantan hingga teks proklamasi tersebut dideklarasikan di Ni'ih, Loksado.
Pada tanggal 2 September 1949, Ibnu Hajar beserta pasukannya turut bertugas menjamin keselamatan seluruh anggota perwakilan Divisi IV ALRI Pertahanan Kalimantan dalam pertemuan antara delegasi Republik Indonesia, pemerintahan militer Belanda dan pihak UNCI dari PBB terkait kesepakatan penghentian tembak menembak (ceasefire) antara Divisi IV ALRI dan pihak militer Belanda.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Admin;
Copyright @Catatan Edwan Ansari